webnovel

Taoist Abadi

Zhou Yan berpindah ke dunia lain yang dimana dunia itu berisi orang-orang yang mengejar keabadian. Zhou Yan, yang merupakan seorang transmigrator, merasa bahwa dirinya memang sudah ditakdirkan untuk berada disini. Demi mengejar keabadian sejati, Zhou Yan memulai langkahnya untuk meraih segalanya.

Ryans_1 · Eastern
Not enough ratings
3 Chs

Bagian Kedua Teknik Surga Keaguangan

Di atas langit, Zhou Yan sedang terbang dalam damai. Tiba-tiba, Li Yunxian mendekatinya.

"Senior Yan, menurutmu kapan bencana ini akan datang? Anda seharusnya dapat menebaknya, kan?" dia bertanya dengan rasa ingin tahu.

"Aku tidak dapat menyimpulkannya, tapi menurutku seharusnya bencana ini akan datang lebih cepat dari yang diramalkan." jawab Zhou Yan.

Mata Li Yunxian berbinar, ia kemudian bertanya. "Seberapa cepat itu?"

"Mungkin 1.000 atau 2.000 tahun lagi."

Sangat cepat?

Li Yunxian tidak bisa tidak panik. Bagi kultivator dengan bakat yang sangat hebat itu adalah waktu yang lambat, namun bagi kultivator dengan bakat yang hebat, itu mungkin masih cepat.

"Jangan khawatir dan jangan terlalu dipikirkan, apakah Anda mengerti?"

"Ya, saya mengerti."

Mereka kemudian mengobrol cukup lama. Dan setelah itu, Zhou Yan kembali ke puncak gunungnya. Ini adalah tempat tinggalnya.

"Bencana sialan ini akan membuatku mati jika aku tidak bisa melawan balik. Sebagai seorang pemain teratas sekaligus transmigrator, aku harus cepat menembus alam tahap jiwa yang baru lahir." gumamnya.

Dalam dunia ini, terdapat 9 alam kultivasi, diantaranya adalah;

•Pemurnian Qi

•Pembangunan Fondasi

•Formasi Inti

•Inti Emas

•Jiwa Yang Baru Lahir

•Pengembaraan Jiwa

•Penyatuan Jiwa dan Tubuh

•Ketiadaan

•Kenaikan

***

Saat ini, Zhou Yan telah melampaui 2 alam. Yakni alam Pemurian Qi dan Pembangunan Fondasi. Dan saat ini dia telah berada di tahap akhir dari ranah Formasi Inti, namun dia masih jauh dari alam inti emas.

"Sulit sekali untuk mencapai alam Inti Emas, berbeda dengan yang ada di dalam game. Dimana aku bisa dengan cepat mencapainya. Yah, sekarang dan sebelumnya berbeda. Jadi wajar saja." Ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.

Zhou Yan kemudian mengeluarkan buku tebal miliknya yang sebelumnya dia selipkan di dalam bajunya. Buku ini adalah manual yang membantunya dalam bertahan hidup.

Buku ini dinamakan Surga Keagungan, sebuah manual yang dia dapatkan setelah memasuki dunia ini. Ini adalah sesuatu yang sangat membingungkannya, karena nama manual ini seakan-akan terasa familiar dengannya.

"Bencana akan segera tiba, dan dunia akan dalam kekacauan. Aku harus cepat-cepat mencapai alam Jiwa Yang Baru Lahir untuk selamat." gumamnya.

Zhou Yan kemudian membuka manual itu dan membacanya, dia mencoba untuk memahaminya. Setelah beberapa saat, dia akhirnya dapat memahaminya dan segera berkultivasi.

Di sisi lain, di sebuah hutan yang luas. Terlihat Li Yunxian yang sedang berburu hewan magis, dia mengambil inti hewan magis itu dan menaruhnya di kantung spasial miliknya.

"...Apa yang sedang di lakukan oleh senior Yan saat ini? Apakah dia sedang melakukan sesuatu...?" dia bergumam dengan rasa penasaran.

"Mari lanjutkan, senior Yun."

"Mm."

Li Yunxian pun melanjutkan perburuannya, di ikuti oleh beberapa murid yang membelakanginya.

Hari kemudian dengan cepat berlalu, awan di atas langit menjadi terang dikarenakan matahari yang terbenam. Burung-burung melintasi pepohonan dan pegunungan sambil berkicau.

Para murid di bawah pohon yang sangat besar terlihat sedang diam berkultivasi dengan sunyi. Sementara para penatua sedang memikirkan sesuatu yang dalam di tempatnya masing-masing.

Saat ini.

Zhou Yan membuka matanya, dia merada tubuhnya semakin kuat.

Zhou Yan tersenyum dan bergumam. "Aku akhirnya mencapai bagian kedua dari teknik ini."

Dia kemudian menghela nafas lega. Ia melihat bahwa hari sudah sore, dia menyaksikan matahari yang terbenam itu.

"Sudah lama aku tidak menyaksikannya." gumamnya.

Ia teringat masa kecilnya saat masih berada di bumi, dimana dia sering menyaksikan matahari yang terbenam bersama kedua orang tuanya.

"...Memikirkan mereka membuatku ingin melihat wajah mereka lagi."

Dia merasa sedih dari lubuk hatinya.

Setelah menyaksikan matahari yang terbenam, Zhou Yan kemudian pergi kembali ke dalam rumahnya. Rumahnya terletak di atas puncak gunung, itu terlihat seperti sebuah rumah tradisional. Di dalam rumah itu terdapat kolam kecil yang berisikan ikan, di sebelahnya terdapat pohon persik yang akan menghasilkan buah setiap 2 tahun sekali.

Waktu kemudian berlalu dengan cepat, dan saat ini sudah malam hari. Di dalam sebuah ruangan yang cukup besar, ini adalah ruangan dimana Zhou Yan menyimpan herbal-herbalnya.

Di ruangan ini, terdapat rak-rak yang berisikan kotak-kotak kecil yang di dalamnya terdapat herbal. Di luar kotak itu terdapat plakat yang bertuliskan nama-nama herbal.

"Ini juga bukan... Ini juga bukan..." gumamnya sambil mengamati kotak-kotak kecil yang ada di dalam rak.

Setelah beberapa menit mencari, dia akhirnya menemukan herbalnya.

"Akhirnya aku menemukanya!" ucapnya sambil tertawa senang.

Dia mengambil kotak itu yang mempunyai plakat yang bertuliskan: Bunga Putih Mistis.

Dia kemudian mengambil beberapa bunga yang ada di dalam kotak itu dan menaruhnya ke kantung spasialnya. Zhou Yan kemudian menaruh kembali kotak itu ke tempatnya.

Setelah mengambil bunga putih mistis, Zhou Yan memutuskan untuk pergi menuju ke suatu tempat. Dia keluar dan terbang.

Setelah melewati beberapa bukit, Zhou Yan akhirnya sampai ke tempat yang dia cari. Ini adalah tempat dimana murid-murid dalam nama berada, ada juga beberapa murid luar.

Tampak beberapa menara yang dibangun menggunakan batu hitam dengan ukiran yang tidak biasa. Menara-menara itu tinggi dan juga besar, di bawah menara itu adalah pintu masuk kedalam menara. Menara-menara ini adalah tempat dimana para murid memurnikan pil, atau membuat pil.

Di samping menara-menara itu, di ujung tengah, terdapat sebuah bangunan yang mempunyai plakat yang bertuliskan.

Paviliun Herbal dan Pil.

Zhou Yan segera terbang melewati menara-menara itu dan menuju ke Paviliun Herbal dan Pil. Paviliun ini tampak megah, di dalamnya terdapat tangga menuju ke lantai atas. Di dalamnya juga terdapat beberapa rak berisikan formula-formula pil serta buku-buku panduan maupun manual.

Zhou Yan kemudian berjalan ke arah seorang pak tua yang sedang duduk diam.

Zhou Yan kemudian membungkuk dan menangkupkan tangannya, lalu berkata. "Salam, Tetua Zhao."

Pak tua yang di panggil sebagai Tetua Zhao kemudian melirik ke arahnya.

"Ada apa?" Tanya Tetua Zhao.

"Saya ingin menyewa salah satu menara." Jawab Zhou Yan sambil mengeluarkan kristal berwarna biru cerah.

"Menara nomor berapa yang ingin kau sewa?"

"Menara Nomor 1. Apakah boleh?"

Mendengar hal itu, Tetua Zhao kaget. Dia tidak percaya bahwa Zhou Yan akan memilih Menara Nomor 1.

Ada alasan mengapa Zhao terkejut, itu di karena kan Menara ini dijuluki sebagai Menara Ketakutan. Dimana setiap murid yang masuk dan ingin memurnikan pil di Menara ini akan kembali dengan rasa hampa dan berwajah gelap.

Itu senua karena tungku di dalam Menara itu mengandung Qi Mistis yang bahkan para tetua tidak dapat memahaminya. Qi Mistis ini jugalah yang membuat para murid menjadi tak berani untuk mendekat, takut tidak akan dapat memurnikan pil.

"Apakah kamu benar-benar yakin ingin memilih Menara ini?" dia bertanya dengan tatapan dingin.

"Tentu saja, tetua. Anda tidak perlu khawatir." Jawab Zhou Yan sambil tersenyum.

"Baik. Ambil ini dan pergilah."

Zhou Yan kemudian menerima sebuah plakat giok yang bertuliskan.

Menara Nomor 1.

"Terima kasih, tetua!"

Zhou Yan kemudian pergi.

"Sigh... Aku harap anak itu akan baik-baik saja."