webnovel

Enam

Tok tok tok......

"Sayang ayo keluar, udah sampai".Mama Sinta mengagetkan lamunan dua manusia yang baru saja resmi menjadi pasangan suami istri.

Mereka keluar dari dalam mobil, mereka berjalan masuk ke dalam hotel, semua mata tertuju kepada pasangan pengantin itu, yang terlihat begitu sempurna, terlihat begitu serasi menurut mereka.

Semua tamu undangan memang berasal dari Relasi dan rekan bisnis Roy dan Andre, mengingat pernikahan mereka itu adalah pernikahan antar dua negara, antara Indonesia dan Malaysia.

jadi wajar tamunya banyak yg datang dari negeri Jiran Malaysia.

Tapi jangan menganggap remeh tamu-tamu dari negeri kita sendiri, berhamburan tamu tamu lokal di acara ini. hehehe....

Waktu terus bergulir tak terasa, acara demi acara berlalu, sampai akhirnya satu persatu tamu tamu berpamitan untuk pulang, kini tinggal mereka sekeluarga disana.

"Sayang kalian mau nginap di sini atau di rumah"?

Tanya Tante Vera kepada pasangan pengantin itu.

"Rena pengen pulang Tan, Rena nggak mau disini"Kata Rena lesu, udah sehari semalam ia enggak pernah merebahkan punggungnya, ia benar benar lelah, capek, mau istirahat, pikirnya.

"Iya Ma, Ryan juga mau pulang udah ngantuk banget", seru Ryan menambahkan keluhan istrinya.

"Ya udah kita pulang aja, tapi Ren kamu jangan manggil mama dong paket Tante, panggil mama juga sayang", kata Tante Vera.

"Iya Tan, ehhh Ma," ucap Rena kikuk.

semua berjalan meninggalkan tempat itu menuju rumah, setelah menempuh perjalanan hampir setengah jam perjalanan mereka akhirnya sampai di rumah, lebih tepatnya Istana pertama keluarga itu. karena Rumah kedua mereka bertempat di Malaysia yang tak kalah megahnya, ya semua itu adalah hasil kerja keras Almarhum orang tua papa Roy, dan papa Andre. mereka berdua hanya melanjutkan usaha dan bisnis orang tuanya.

Pelayan pelayan berjejer di pintu gerbang sampai ke pintu rumah menyambut kedatangan mereka, mereka semua ikut berbahagia atas pernikahan anak anak majikannya.

Mereka disambut dengan suka cita oleh para pelayannya, karena setelah kepergian mereka ke hotel, para pelayan bekerja ekstra membersihkan serta membereskan sisa sisa acara tadi pagi.

"Ma...

Rena ke kamar dulu mau istirahat, capek banget", keluh Zerena sambil memijat tengkuknya yang terasa pegal-pegal,

"iya sayang selamat bobo dan selamat bersenang senang.

Langkah Zerena terhenti, dia berfikir seluruh badannya capek, sepertiga habis digebukin satu kampung.

tapi sang mama dan mama mertua malah mengatakan selamat bersenang senang, dari mana senangnya coba???

Ia melanjutkan langkah dalam kebingungan, tapi rasa capek dan pegalnya mengalahkan rasa penasarannya, dengan satu kali tarik kebaya bergaya modern yg menjuntai memanjang seperti kain gorden berhasil dia lepaskan dari tubuhnya.

Dia tak mau merepotkan orang lain, karena selama ini Zerena memang sudah terbiasa mandiri, tak pernah manja pada kedua orang tuanya,

Dia masuk ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya yang terasa lengket berpeluh. sementara di bawah Ryan pun pamit pada orang tua dan mertuanya ingin istirahat.

"Ma, pa, Ryan ke kamar dulu, mau istirahat dulu", dia berjalan tanpa menoleh kearah orang orang di belakangnya.

Tapi beberapa detik kemudian, Mama Sinta berteriak, " Yan pakaian dan barang barang kamu udah mama pindahin ke kamar Zerena".sambil tersenyum mesum.

yang diteriaki cuma berhenti melangkah dan kembali melanjutkan langkahnya.

"Dasar es balok" kata Mama Vera.

"Anak anak ayo semua istirahat ke kamar masing masing, ingat istirahat ya I S T I R A H A T" ujarnya sambil mengeja kalimatnya.

Sisil, Rezky,dan Raka hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan Mama Sinta dan Mama Vera, yah sesuai perjanjian saat di mobil menuju rumah, anak anak tidak boleh lagi memanggil Tante kepada Vera, semua harus panggil mama, kalau tidak mereka tidak akan mendapatkan uang jajan ke sekolah, dan paling penting, mereka akan berjalan kaki ke sekolah, kalo sampai kata Tante keluar dari mulut mereka.

Benar benar kedua wanita setengah baya itu, membuat anak anak itu merasakan pusing yang luar biasa, mereka yang biasanya selalu ribut dan heboh, kini seperti dalam mode off, tidak ada yang bicara, takut keceplosan ngomong Tante, kalau uang jajan, itu gampang mereka bisa minta kepada papa Roy atau papa Andre, tapi kalau berjalan ke sekolah dan pulang ke rumah, mereka tak sanggup membayangkan.

Jadi lebih baik diam daripada hal buruk terjadi, menurut anak anak itu.

Sementara di kamar Zerena, Ryan duduk di tepi ranjang, memainkan hpnya, sambil menunggu istrinya selesai mandi.

ceklek, suara pintu terbuka, Ryan menatap istrinya yg hanya memakai handuk sebatas dada, dan sepanjang tengah paha, sambil tangannya sibuk mengeringkan rambutnya memakai handuk kecil,

Air menetes di bahu Zerena menambah seksi penampilannya. dia tidak menyadari kehadiran suaminya, Sabil berdendang dia berjalan ke arah lemari, berjongkok mengambil stelan baju tidur kesukaannya.

"Apa sudah selesai, boleh aku memakai kamar mandinya?"

Zerena meloncat kaget mendengar suara bariton suaminya.

"kapan kamu disitu" ucapnya tergagap dengan wajah pucat pasi ketakutan.

"aku mau mandi", ucapnya tanpa menjawab pertanyaan Zerena.

Zerena merasa sangat kesal, pertanyaannya tak dijawab, bahkan dia diabaikan di kamarnya sendiri.

ia buru buru memakai pakaiannya, dan ritual Skincarenya, setelah itu dia merebahkan tubuhnya di ranjang kesayangannya, hanya beberapa menit kemudian terdengar napasnya yang beraturan menandakan dia sudah tidur.

Sementara di dalam kamar mandi sama, Ryan melamun menikmati air hangat seakan merelaksasi tubuhnya, tubuhnya terendam sempurna ke dalam bathtub yang berwarna pink, warna favorit pemiliknya.

"dasar gadis kecil, seleranya pun masih selera anak kecil", pikirnya menatap kamar mandi yang bernuansa serba pink.

Setelah dirasanya cukup, dia membersihkan badannya lalu mengambil handuknya dan keluar dari kamar mandi.

dia memperhatikan punggung wanita yang tengah tertidur pulas itu, perlahan didekatinya lalu perlahan dia menyelimuti gadis kecilnya itu, yahh dia memang selalu memanggil adik sepupunya itu dengan gadis kecil, gadis kecil yang sekarang menjadi istrinya.

Gadis kecil yang selalu manja dan menangis saat dia mengabaikannya, dia tidak percaya gadis kecilnya itu bakal menjadi istrinya.

Ya walaupun

Roy dan Andre menikah di waktu yang sama, tapi tentang anak mereka tidak bisa punya dalam waktu yang sama.

Roy harus menunggu tujuh tahun untuk mendapatkan Zerena.

sedangkan Andre hanya perlu menunggu kurang dari sepuluh bulan untuk melihat kelahiran Ryan.

tapi Allah memberikan kejutan kejutan berikutnya kepada Roy, karena setelah Zerena lahir, Sinta kemudian melahirkan tiga anak anak berikutnya.

sedangkan Vera sudah tidak bisa memiliki anak lagi, karena dokter memvonisnya, tak bisa memiliki anak lagi, karena kelainan pada kandungannya, akibat umur yang terlalu muda.