webnovel

Tidak tahu Malu

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Sedetik setelah Yu Dai berkata, Hua Feng memberikan sebotol air mineral yang telah dibuka pada Yu Dai. 

Dengan kecepatan seperti itu, apakah ada orang yang percaya jika ia adalah manusia? 

Setelah melihat Hua Feng yang tidak menunjukkan ekspresi apapun, Yu Dai mengambil airnya. Lalu dengan senyum yang dingin, ia pergi menuju ke kedua orang yang menemukan keberadaannya.

Sepatu baru itu mengeluarkan sedikit suara ketika ia berjalan. 

Sebelumnya, ia tidak merasakan apa-apa ketika ia keluar dari rumah dan mengenakan sandal di daerah perumahan. Tetapi ketika ia pergi ke rumah sakit, ia merasa tidak nyaman. 

Sebelum ia memasuki rumah sakit, ia mengenakan sepatu baru yang diberikan oleh Lan Qingling. 

Sepatunya sangat pas untuknya, dan juga terlihat sangat cantik. Sangat sempurna jika dikenakan pada kakinya yang indah. 

Ia mengenakan selendang yang panjang dan baju katun berwarna biru muda. Baju ini jelas terlihat segar, tetapi sepatu itu yang membuatnya terlihat sedikit seksi.

Penampilannya sesuai dengan tubuhnya, ia terlihat seperti malaikat yang turun ke dunia. 

Ia akan terlihat lebih sempurna jika ia tersenyum manis.

Namun ketika ia menghadapi dua orang yang berada di depannya, ia tetap tersenyum walaupun senyumnya terlihat dingin. 

"Dai Dai…" Lu Ziyan menatapnya dengan tatapan cemburu. Ketika ia melihat air yang berada di tangan Yu Dai, ia bergetar dan merasa ketakutan hingga memegang lengan Zhao Kexing dengan erat. 

Ia terlihat lemah dan tak berdaya.

Zhao Kexing melindungi Lu Ziyan. Gadis itu terkejut ketika ia melihat Yu Dai. Tetapi ia dengan segera berlindung di balik Zhao Kexing.

Lalu Zhao Kexing berkata dengan nada yang waspada. "Apa yang ingin kamu lakukan? Yu Dai, jangan bertindak sembarangan, di sini bukanlah tempat untuk menyiram orang sembarangan." 

Yu Dai belum melakukan apapun, tetapi ia bersiap-siap untuk menyiram mereka. 

Ia benar-benar heran bagaimana Zhao Kexing bisa mendapatkan julukan 'Pangeran Yang Anggun' ketika masih kuliah. 

Saat pria itu memiliki perasaan pada seseorang, ia akan bersikap rendah hati tanpa menunjukkan perasaannya sama sekali, dan tetap bersikap dingin sampai akhir. 

Ia bukannya bersikap kejam, ia hanya menaruh perasaan pada orang lain. 

Yu Dai dulu selalu menyukainya, dan perasaan tersebut menghilang kemarin. Jadi, perkataan Zhao Kexing tidak akan menyakitinya, paling-paling ia hanya merasa itu agak konyol saja.

Ia ternyata sudah tidak bisa menahan lagi perasaan semacam ini. 

Yu Dai merasa jijik ketika ia menatap mereka, ia merasa seperti menginjak kotoran.

"Aku adalah orang yang tahu aturan. Mana mungkin aku bisa menyiram kalian?" Ucap Yu Dai lalu tersenyum. Kemudian ia mengocok sedikit air yang berada di tangannya dan berkata dengan perlahan. "Aku hanya tidak menyukai pembohong." 

Dengan satu tangan terangkat, ia menyiramkan air mineral pada Zhao Kexing dan Lu Ziyan hingga mereka basah kuyup.

Seperti apa yang dikatakan oleh Yu Dai, ia adalah orang yang terlahir dari latar belakang yang baik, serta berperilaku anggun. Sekalipun ia tampak anggun, tetapi ia sebenarnya orang yang rendah hati.

Baik Zhao Kexing maupun Lu Ziyan, keduanya mengaku bahwa mereka mengenali Yu Dai. Jadi, bahkan jika mereka membela diri, mereka berpikir bahwa Yu Dai pasti hanya bersandiwara saja. 

Ketika ia menyerang untuk yang terakhir kalinya, pikirannya terjerumus pada kemarahan. 

Tetapi kali ini, ia tidak akan melakukannya.

Mereka terlalu lemah, sehingga tidak ada satupun yang lolos dari siraman air Yu Dai. 

Mereka linglung sejenak, rambut mereka basah dan mereka merasa konyol. 

Yu Dai berpikir, apakah mereka merasa bahwa dirinya bersikap terlalu lembut terhadap mereka? 

Ia pun melihat ke belakang, lalu Lu Ziyan menjerit. Suara teriakannya tidak begitu keras, tetapi penuh dengan rasa panik dan terdengar menyedihkan. 

Zhao Kexing menjadi marah terhadapnya, "Yu Dai! Apakah kamu gila?"

Wajahnya penuh dengan amarah dan ia berjalan beberapa langkah menuju ke arah Yu Dai, seakan ingin memukul seseorang. 

Yu Dai menatap ke samping, ia berdiri dan terdiam.

Zhao Kexing terlihat seperti ingin mengatakan, 'Beraninya kamu menyiramku!' Kelakuan Yu Dai sudah membuatnya marah.

Lu Ziyan menatap Zhao Kexing yang mendekati Yu Dai sambil menangis. Ia memperhatikan bahwa pria itu benar-benar marah dan mengepalkan tangannya. Kepalan tangannya pun sedikit bergetar.

Kepalan tangannya mengencang dan melonggar, lalu kepalan tangannya mengencang dan melonggar lagi. Zhao Kexing melakukannya secara tidak sadar.

Lu Ziyan mengetahui bahwa Zhao Kexing tidak akan melakukannya. Lalu ia menangis dan memeluk lengan Zhao Kexing. Kemudian ia berkata dengan suara yang lembut. "Ke Xing, jangan marah pada Dai Dai."

Zhao Kexing akhirnya menghela nafas lega. Meskipun ia marah, tetapi ia masih rasional dan tidak ingin memukul seorang wanita di tempat seperti ini.

Ia berpikir selama Yu Dai merasa sedikit sungkan, ia akan menghentikan tindakannya. Sayangnya, Yu Dai tidak merasa sungkan padanya, ia bahkan menatap Zhao Kexing dengan tatapan mengejek. Gadis itu berpikir bahwa Zhao Kexing tidak akan berani melakukannya. Hal itu membuat hati Zhao Kexing merasa geram, tetapi ia harus menahannya.

Dalam hati Zhao Kexing ia berkata, mengapa dulu ia bisa menyukai wanita itu? Ia benar-benar merasa buta. 

Untung masih ada Zi Yan yang perhatian padanya. 

Kemudian ia menepuk bahu Lu Ziyan untuk menenangkannya, lalu ia menatap Yu Dai dengan tatapan jijik. Setelah itu ia kembali berkata pada Lu Ziyan. "Sekalipun kamu bersikap lembut padanya, kamu masih perlu memperingatkannya jika ia memperlakukanmu seperti ini. Ia tidak menghargaimu sama sekali." 

"Yu Dai hanya marah padaku." Ucap Lu Ziyan lalu ia menatap Yu Dai yang hendak pergi. Kemudian ia berkata dengan perlahan. "Itu karena ia sangat menyukaimu…." 

Yu Dai bersiap-siap untuk pergi, ia tidak ingin mendengar perkataan terakhir Lu Ziyan yang membuatnya muak.

"Lu Ziyan, bisakah kamu berhenti berpura-pura?" Ia menatap Lu Ziyan dengan tatapan yang dingin. Ia masih merasa sedikit tidak nyaman karena pernah berteman dengannya. "Jangan membuatku merasa jijik!"

Lalu tatapan Lu Ziyan menunjukkan rasa kebencian terhadap Yu Dai.

Itulah alasan mengapa ia membenci Yu Dai.

Yu Dai jelas-jelas selalu mendapatkan yang terbaik, tetapi ia tidak pernah menghargainya.

Jelas-jelas ada orang baik yang menyukainya, tetapi Yu Dai selalu berkata, "Sebenarnya ia tidak menyukaiku, ia hanya ingin melakukannya untuk membuatku merasa nyaman." Perkataan itu terdengar menjengkelkan. 

Yu Dai selalu menikmati banyak hal baik, tetapi ia selalu merasa belum puas.

Sedangkan seseorang seperti Lu Ziyan tidak bisa mendapatkan hal tersebut. Ia perlu berusaha untuk mendapatkannya. Akhirnya rasa cemburu dan rasa benci terhadap Yu Dai timbul di dalam hati Lu Ziyan. Lalu ia memegang tangan Zhao Kexing secara tidak sadar.

Di sisi lain, Zhao Kexing tidak mempedulikan Yu Dai dan lebih merasa kasihan pada Lu Ziyan. "Zi Yan, jangan pedulikan perkataannya."

Kemudian ia menatap Yu Dai lagi dan berkata dengan nada yang dingin. "Yu Dai, ini yang terakhir kalinya aku tidak mempedulikan tindakanmu terhadap Zi Yan tadi. Tetapi lain kali, aku tidak akan pernah membiarkanmu melakukan apapun semaumu."

Siapa yang menghina siapa? Pria tersebut telah membohonginya selama dua tahun, tetapi mengapa ia tidak merasa bersalah? 

Yu Dai ingin memarahinya, tetapi ia merasa itu tidak ada gunanya. Hal itu hanya membuatnya marah saja.

Orang semacam itu sebaiknya menghilang saja. 

Saat Yu Dai hendak berbalik, ada orang yang berteriak padanya dengan ragu-ragu. "Yu Dai!" 

Kemudian ia menoleh dan melihat ada sepuluh mahasiswa yang sedang berkumpul di koridor. Ia hampir mengenal semuanya, baik yang pria maupun yang wanita. 

Mereka menatapnya dengan tatapan yang mengejek. Ada beberapa yang menertawakannya, dan ada beberapa juga yang iba terhadapnya.

Kebanyakan dari mereka memiliki hubungan yang baik dengan Zhao Kexing atau Lu Ziyan. 

Yu Dai tiba-tiba mengetahui bahwa ternyata mereka mengadakan reuni di sini.

"Ah!" Ada seorang gadis yang menutup mulutnya lalu berseru, "Zi Yan! Mengapa tubuhmu basah? Siapa yang menyirammu?"