webnovel

Aku Ingin Bertemu Dia

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Keesokan harinya, Billy Li membawa Shia Tang ke Villa yang berada di pinggir pantai. Ia membawa serta lima pelayan, untuk menjaga istrinya dan seorang suster. Billy Li meminta Dr. Smith dan juga dokter psikolog Shia Tang yaitu Ethan Gu untuk mengobati dan memberikan bimbingan kejiwaan pada Shia Tang. 

"Nyonya, saatnya minum obat." Amy seorang pelayan yang bertugas membawa obat, masuk ke dalam kamar Shia.

"Aku tidak sakit. Obat apa yang harus aku minum? Bawa itu pergi! Pergi!" Shia Tang duduk di dalam kamar menghadap papan lukis. Ia sedang melukis dengan mencoret asal-asalan, terlihat jika saat ini ia sedang dalam mood yang buruk.

"Nyonya, ini adalah suplemen nutrisi yang khusus dipesankan oleh suami anda untuk nyonya. Apakah anda tidak mau meminumnya?" Amy sudah merawat Shia Tang selama seminggu. Ia tahu bagaimana cara membuat Shia Tang agar mau minum obat dengan patuh, selama tuan Li tidak ada disini semua akan berjalan dengan lancar. 

"Oh baiklah." Shia Tang meletakkan alat melukisnya lalu membentangkan telapak tangan yang penuh dengan coretan cat. Shia Tang menggenggam obatnya, lalu mengambil gelas dan meminum sedikit air dalam gelas itu. Tiba-tiba, Shia Tang mengerutkan kening dan berkata, "Airnya terlalu manis."

"Saya akan segera menggantinya." Dengan cepat Amy membawa kembali gelas yang berisi air itu dan pergi menggantinya dengan air yang baru.

Wanita ini tidak bisa minum obat tanpa air. Jika airnya tidak manis wanita ini tidak mau meminumnya. Sedangkan, jika terlalu manis wanita ini juga tidak mau meminumnya, sungguh membuat pusing. Pikir Amy dalam hati.

Amy dengan cepat mengganti airnya. Ketika Amy kembali dan melihat Shia Tang masih dalam posisinya, Amy merasa lega dan dengan cepat menyerahkan air yang baru. "Nyonya, ini airnya."

Shia Tang tersenyum padanya lalu menelan banyak obat di telapak tangannya dengan air. Setelah selesai minum obat Shia Tang menyerahkan kembali gelas itu kepada Amy. "Oke, aku masih harus menggambar lagi. Jangan ganggu aku."

Amy nyaris terpikat oleh senyuman wanita ini. Pada awalnya ketika Amy terpilih untuk merawat seorang wanita gila, ia sama sekali tidak tahu bahwa pasien itu sangat cantik. Wanita ini mampu mengalahkan kesejukan dunia. Sayangnya, dia adalah orang gila.

"Nyonya, tunggu dulu jangan dilanjutkan. Tuan Gu telah tiba, beliau ingin anda menemaninya mengobrol!" Tuan Gu adalah Ethan Gu, dokter psikolog Shia Tang.

Menghadapi orang yang berpenyakit mental tidak boleh membuatnya tahu jika mentalnya ada masalah. Jadi, perawat hanya bisa mengubah cara bicaranya kepada Shia Tang. Cara seperti ini bisa membuat orang berpenyakit mental rileks dan membuatnya merasa, bahwa dia dibutuhkan oleh orang lain.

"Tuan Gu sangat menyedihkan. Baiklah, aku akan menemani dia mengobrol." Shia Tang yang sudah mengambil kuasnya lalu meletakkannya lagi. Ia berdiri, lalu keluar dari kamar dan langsung berjalan menuju balkon di mana Shia Tang biasa mengobrol dengan Ethan Gu.

Balkon menghadap langsung ke arah laut, membuat orang merasa bebas dan bahagia. Di kursi rotan ayunan, Shia Tang dalam suasana hati yang sangat bahagia. Ia terlihat sedang 'Mengobrol' dengan Ethan Gu.

Setelah mengobrol, Ethan Gu melakukan tes menggambar untuk melihat apakah keadaan Shia Tang mengalami kemajuan. Setiap detail interaksi mereka, terhubung langsung dengan layar laptop seseorang di seberang sana.

Di lain tempat, terlihat Billy Li sedang menatap layar laptopnya dan melihat wanita itu sedang tertawa terpingkal-pingkal. Melihat situasi yang seperti ini, siapa sangka jika wanita itu punya penyakit mental.

Steve mengetuk pintu, lalu melapor. "Bos, presdir Tang sedang berkunjung. Orangnya ada di lantai bawah." 

"Suruh dia keatas!" Billy Li sama sekali tidak mendongakkan kepalanya, ia terus menatap layar yang menampilkan kegiatan wanita itu.

Tak lama kemudian, Kris Tang membawa serta sekretarisnya masuk ke dalam ruangan kantor Billy Li. Lalu, Billy Li mengecilkan suara laptopnya sampai dalam mode sunyi.

"Billy Li, di mana Shia?" Begitu Kris Tang memasuki pintu, ia langsung menanyakan keberadaan Shia Tang.

"Baru sekarang kamu ingin menemui adikmu yang sudah kau perdaya? Oh, aku lupa kau tidak pernah menganggapnya sebagai adikmu, kalian keluarga Tang mungkin tidak pernah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga." Billy Li mencibir sambil bersandar pada kursinya.

 "Aku ingin menemuinya!" Kris Tang berkata sangat menuntut.

"Jika kamu ingin menemuinya, apa aku akan mengizinkanmu?" Billy Li menyeringai sambil mengeluarkan sebatang cerutu lalu menyalakannya. Ia menghisap cerutu itu perlahan, sambil menatap Kris Tang. 

Lalu, Billy Li berbicara dengan perlahan, "Adikmu sekarang mengalami gangguan mental...!"