webnovel

cinta yang bodoh

KAKU ,, Mas Ari terlihat syok mendengar ucapan ku ,, terlihat jelas bahwa dia tidak

terpikirkan kata itu yang aku inginkan "

dia kembali bersimpuh di kaki ku

memohon maaf atas tindakan bodohnya ,,

" maaf sayang maaf..

Mas tau salah ,, maaf sayang..

aku menggelengkan kepala "

andai dengan ucapan maafnya

bisa mengobati hati ku yang terlanjur

terluka hebat " maka akan ku minta dia teruss mengucapkannya..

namun sayangnya bukan meringankan

,bukan melupakan , bukan menyembuhkan

Aku malah semakin terluka ..

setiap kata maafnya bagai

cipratan air garam pada luka ku,,

semakin mengingatkan ku atas perilakunya.,

" punggungnya bergetar .. aku cukup kaget.

apa mas Ari menangis?

apa suamiku menangis??

" apa aku sudah keterlaluan?

aku menutup mataku.. sedikit mencoba menenangkan pikiran ku,

aku juga belum tau sejauh apa mereka berselingkuh ,,,

seberapa lama , dan

apa saja yang mereka lakukan..

apa aku perlu menanyakan

hal-hal seperti itu??

tapi aku takut jawabannya nanti semakin menyakitiku..

apa dengan memaafkannya

adalah keputusan terbaik?

" Aku mau istirahat dulu mas maaf ''

setelah mengatakannya aku memilih merebahkan diri di kasur

LELAH .. aku sangat lelah ,

harum masakkan membangunkan ku yang sempat terpejam

penasaran siapa yang sekiranya memasak'

" Sayang bangun yuch , makan !! ''

ajak mas Ari yang tiba-tiba muncul di depan pintu kamar...

Aku diam masih dengan kebisuan ku

'dalam hati aku bingung

tumben sekali dia memasak .."

selama ini bahkan air minum pun aku ambilkan ,

" sayang " ajaknya lagi yang

masih di depan pintu ,,

" Ya " aku menjawab dengan malas

melihatnya membuat ku ingat kembali perselingkuhannya..

mas Ari yang sudah menyiapkan makanan di meja makan ,, tersenyum saat melihat ku

keluar dari kamar ,

Makanan yang dia masak terlihat tidak buruk

'dari mana dia belajar memasak,

selama ini aku yang selalu memasak ,

Apa dia memasak di dapur orang lain..

apa ada orang lain yang pernah dia masakan?

' SIALAN ' otak penuh kecurigaan,,

" makan yang banyak love " mas Ari terus mengingatkanku untuk makan ,

mas Ari pun makan dengan tetap memperhatikan ku,

tak terasa air mataku mengalir lagi,

kenapa dia menduakan ku?

apa aku tidak cukup baik?

Selasa makan , aku kembali ke kamar

ponselku bergetar ,, panggilan masuk dari nomer tidak di kenal lagi

'' meski ragu ,aku tetap mengangkatnya

" assalamualaikum mba ini

saya temannya mas Ari " mba istrinya mas Ari kan ? aku kaget

mendengar suara wanita itu,

wanita itu ,, wanita yang sama ' aku cukup ingat betul suaranya ,

" Ya maaf ini siapa '' jawab ku pura - pura tidak mengenalinya

" saya temannya mas Ari di kota tolonglah mba kami ini cuma teman kenapa mba melarangnya berhubungan dengan saya? "

aku semakin di buat tidak bisa lagi berpikir ,

wanita macam apa dia ,

kesabaran ku makin hilang

namun aku harus bisa tetap tenang

menghadapinya

" Maaf mba saya tidak tau soal itu

tanyakan pada mas Ari saja " setelah mengucapkannya aku langsung

menutup panggilan darinya

berani sekali wanita itu, dari mana dia tau nomer ponsel ku ' apa mas Ari pernah memberikannya ? atas tujuan apa memberikannya

sejauh mana sebenarnya

hubungan antara mereka berdua?

aku perlu bicara dengan Mas Ari..

aku sudah cukup menahan diri

aku keluar kamar dan mencari mas Ari,

rupanya mas Ari sedang duduk di sofa sembari menonton tv ,

"hey sayang udah bangun? sini cantik duduk sama mas '' !!

aku pun duduk di sebelahnya..

" mas pacar mu menelfon ku "

sedikit ku tekan kata pacar

ingin tau reaksinya..

" bilang sama dia jangan menggangguku

jika kamu ingin bersamanya silahkan,

kita berpisah dulu '' ucap mu

Mas Ari terlihat marah , namun tidak menjawab apa pun,

mas Ari menatap wajah ku tatapannya sulit di artikan ,namun terlihat jelas dia marah

dia tiba-tiba memeluk ku, mencium bibirku kasar, mengusap bagian leher ku

membuat ku merinding ,

aku menolaknya namun

tenaganya jelas berbeda dengan ku,

" Mas lepas " tolak ku ' tapi tidak dia dengar

dia terus menciumi seluruh wajah ku , menghapus jarak kami , badannya yang cukup berisi merebahkan tubuh ku, berbaring di sofa ,dia kasar sangat kasar , ini bukan mas Ari yang selalu menyentuhku penuh kelembutan..

" apa kamu sanggup lepas dari aku sayang? "

bisik nya di telinga ku, lalu mencumbu telinga , leher dan tangannya yang aktif melepas kancing-kancing baju ku,

SIALAN.... Apa yang dia lakukan,

aku mendorong tubuhnya namun itu sia-sia saja .,, dia terlalu kuat

" kamu boleh minta apapun tapi jangan berpisah " ucapnya lagi

" kamu egois " jawab ku

dia tidak menggubris ku sama sekali..

dia melepaskan seluruh pakaiannya ,

ah sialan .. aku merasa bodoh ,

tidak bisa menolaknya ,

dia seperti orang lain , mas Ari ku tidak pernah

memaksakan kehendaknya

tapi sekarang dia bahkan tidak mendengarkan ku sama sekali ,

" jangan berpikir bisa pergi dari rumah "

ucapannya mengagetkan ku..

"aku diam kaget dengan jawabannya..

mas Ari mulai menyentuh mu lagi tapi kali ini tidak kasar ,mencium kening ku mengucapkan kalimat maaf di sela-sela ciumannya ..

air mata ku mengalir tanpa sengaja..

mas Ari menciumi mata ku seolah menghapus semua air mata

bodohnya aku masih saja mencintainya..

dia memang memberikan luka,

tapi kehilangannya juga pasti

aku sangat terluka ,

Ya bodoh memang ' tapi aku sangat mencintainya ..

'' logika ku kalah kali ini..

" sayang kamu miliki ku "ucap mas Ari

lalu memeluk tubuh ku

dan bagai sihir , aku mengangguk patuh,

tidur di pelukannya tetap menjadi bagian ternyaman ,dia mengelus rambut ku lembut

menghadirkan kantuk

bangun dari tidur ku..

aku melihat sekeliling , bukankah aku tidur di sofa tadi.. kenapa aku sekarang di kamar?

mas Ari pun masih di samping ku ,masih memeluk ku posesif ,,

aku meneliti Wajahnya , Egois , dia tidak mau kehilanganku namun menduakanku..

"anak rambutnya berantakan ,tangan ku terulur merapikannya , dia mengerutkan kening , mungkin dia sedikit terganggu

aku mengusap alis matanya yang tebal ,

menyentuh bibirnya..

kebencian ku akan perbuatannya

tidak mampu menghapus segala rasa ,

Ya aku tetap menyukainya ,

dia mulai membuka matanya,

tidurnya terganggu ,

" sayang " suara seraknya .. aku diam

aku tidak bisa menjawabnya

" sayang '' dia menggenggam tangan ku

mencium tangan ku ,

" sayang ayo bangun atau

kita ulang yang tadi? " ucapan mas Ari sambil tersenyum jahil ,, sialan sempat-sempatnya dia bercanda..

Aku tersenyum tipis,, dengan tingkatnya

" sayang lupain aja ya jangan bahas lagi " pintanya kini dengan wajahnya yang berubah serius ,

" Ya "

aku rasa wajar memberikannya maaf ,

lagi pula aku tidak ingin kehilangannya

sungguh aku tidak ingin

semuanya yang aku miliki rusak

" lalu sekarang apa kita harus bangun "?

mas Ari lagi - lagi bertanya

aku yang memahami maksudnya ,

menggeleng cepat,,

" sekali sayang sekali "