webnovel

-Stuck With You-

"Jika ada pertemuan, maka ada perpisahan. jika ada benci, maka ada cinta. jika ada kebahagiaan, maka ada kesedihan. semuanya dibatasi oleh tembok yang tipis, bahkan kita secara tidak sadar tidak bisa membedakan keduanya." -wdmkim05-

Wdmkim05 · Fantasy
Not enough ratings
4 Chs

1.Awalan

Tepat 10 tahun berlalu, dimana aku berada disuatu swalayan bersama ibuku. Disana aku disuruh untuk menunggu, karena ibuku akan pergi ketoilet, lalu 15 menit kemudian, aku menangis tersedu sedu pasalnya ibu tidak kunjung balik.

aku menangis, dan terus menangis. tiba tiba seorang laki laki menghampiriku dan berkata "Kenapa kamu nangis?" tanya nya, aku bingung karena aku tidak mengenalinya.

"Ibu, dia belum balik" balasku sambil menangis.

"Jangan nangis, aku akan menemanimu disini. jadi jangan menangis." dia begitu baik, tumbuhnya lebih tinggi dariku, aku pikir dia lebih tua dariku. dia mengelus rambutku, aku sedikit takut, karena aku tidak mengenalinya.

"Nanti kalo dicariin sama mamah kakak gimana?"

"Apa pentingnya itu sekarang, aku bahkan bisa pulang sendiri. dan, aku pikir umur kita sama jadi jangan panggil aku kakak"

"Kamu lebih tinggi dariku, pasti kamu juga lebih tua dariku" jawab aku dengan polos.

dia tertawa kecil, bahkan itu bisa menenangkanku. "Belum tentu orang yang lebih tinggi dari kamu dia lebih tua dari kamu. berapa umur kamu?"

"7 Tahun"

"Aku juga 7 tahun. Jadi jangan panggil aku kakak" aku kaget karena usia kita sama, tapi dia terlihat lebih dewasa dari anak seumurannya.

"Siapa nama kakak?" aku lagi lagi memanggilnya kakak.

"Udah aku bilang kan, jangan panggil aku kakak" aku menyengir. "Ahh aku lupa, bahkan kita belum berkenalan. Aku azka" ujarnya sambil menjulurkan tangannya.

aku memegang tangan itu tanpa ragu "Lita"

"Aku akan menamanimu sampai ibumu datang, jadi jangan menangis" secara tiba tiba aku tersenyum mendengar ucapan itu.

"Aku berharap, kalau kita udah besar, kita bisa bertemu lagi." dia mengangguk.

Setelah itu kita sedikit berbincang, dan pada akhirnya ibuku datang dengan terburu buru menghampiku. "lita maafin ibu ya, udah nunggu lama ditoilet rame jadi harus ngantri. ehh... ada?"

"Bu, dia azka. dia temenin aku disini" jelas aku.

"Makasih ya azka, udah nungguin anak tante disini"

"Gapapa tante, tadi aku liat lita nangis jadi aku samperin"

"Makasih ya nak azka, oh iya dimana mamah kamu? kamu gak sendiri kan kesini?" tanya ibu.

"Ada disana, yaudah saya pergi ya. dah" pamit azka, sebelum azka pergi ia melambaikan tangan ke lita dan pergi menemui ibunya.

aku begitu senang saat itu, aku bahkan terus menurus menceritaakan kepada ibuku tentang azka. Pertemuan sikat itu, menjadi curhatanku kepada ibuku bertahun tahun. entah dia bosan mendengar atau gimana, yang pasti waktu itu aku senang bertemu dengannya.

"Lita. Udah berangkat sekolah sana, kamu telat loh nanti" ujar wanita separuh baya itu, yang menghampiri kamar anak perempuan satusatunya itu.

"Iya bu ini mau barangkat." balas sang anak.

"Kamu nulis apa sih?" wanita itu menutup pulpen, dan menaruh buku diarynya didalam tasnya. kemudian ia menghampiri ibunya itu.

"Ada deh bu, kepo. Udah ah lita berangkat" ia berpamitan kepada ibunya, setelah itu pergi keluar rumah menyalakan motor miliknya, dan berangkat menuju sekolah.

Adira Talita Kirana, itu adalah namaku. terlahir dari keluarga yang terpecah belah, anak satu satunya ibuku dan ayahku, yang aku tidak memperdulikan dia lagi. bahkan dia pun sudah tidak memperdulikanaku. dan sudah 11 tahun juga aku tidak pernah melihatnya lagi, aku bahkan tidak tau sekarang dia dimana, aku harap dia masih sehat. Dia harus sehat, agar dia tau kalau aku bisa tumbuh tanpa seorang ayah.

Aku bahkan sejak saat itu, selalu trauma dengan laki laki dan juga mantan pacarku yang brengsek, sifatnya sama dengan ayahku. dari situ aku memilih untuk tidak berpacaran.

terlahir dari keluarga BrokenHome kalian tidak usah mengharapkan lebih dari aku. Akan aku ceritakan nanti, dan ini akan jadi rahasia aku dan kamu.

Sesampainya disekolah, aku memarkirkan motorku diparkiran dan segera menuju kelasku. menjalani koridor koridor sekolah dengan ditatap oleh murid murid yang sisini, aku sedikit terkenal disekolah, makanya aku risih.

Entah apa yang membuatku terkenal disini, aku tidak suka itu. ahh aku harus memberi tahu ini, sekolah ini cukup gila. peraturan sekolah yang mungkin gak bisa terima oleh seluruh murid adalah dilarang menggunakan Lo-Gue anehh bukan.

Ya namanya juga peraturan pasti ada yang melanggar, dan bagi kebanyakan murid disini, peraturan itu untuk dilanggar bukan untuk dipatuhi. aku setuju soal itu, bahkan bukan hanya Lo-Gue perkataan kasar pun dilarang.

Tepat setelah aku duduk bel sekolah berbunyi, haruskan aku memulai pelajaran dengan cepat?

"Lit, yang gue denger katany ada anak baru datang ke kelas ini, bener gak?" ini salah satunya, kita hanya berbicara sopan dideoan guru.

"Lah mana gue tau, siniin buku lo bel liat gue" Namanya tuh bella, karena temen aku tuh yang pinter bella doang, jadi tempat nyontek ya kebela. dengan baik hatinya dia ngasih.

"Buru, guru datang noh"

"Gue baru nuli!"

"Ketauwan nyontek nilai gua dipotonggggg"

"Santai, nantu gue bagi nilai gua ke lo, oke santai" Bella tersenyum paksa sambil menepuk nepuk jidatnya.

dengan kecepatan nulisnya, lita memcoba menyelesaikan dengan cepat. sebenernya tugasnya gampang jawabannya pendek pendek, cuma ya soalnya ajah yang ngejelasin sampe udah punya cucu. Gurunya masuk kekelasnya.

"Selamat pagi buu" ujar sang ketua kelas, diikuti oleh yang lain. lita masih sibuk dengan menulisnya.

"Pagi anak anak, sebelum belajar kalian ambil buku yang kurang dulu. Lita? kamu nulis apa?" aku kaget pas namanya dipanggil, saat melihat sekeliling mereka lagi ngeliatin aku. dan rasanya malu.

bella pun menepuk jidatnya. "Em. Lagi namain buku tulisbu, kemaren lupa namain, maklum pikun bu" lita tersenyum berharap gurunya percaya.

"Ohh yaudah kiraain lagi nyalin jawaban temen"

"Ahahaha, gak lah bu gak mungkin saya kan pinter" leganya pas tau klo gurunya percaya.

"Yaudah kalian ke perpus ngambil buku yang kurang, langsung balik inget!"

"Siap bu" jawab semuanya serempak.

semuany bergegas keperpustakaan, sebelum lita keluar kelas, namanya dipanggil oleh guru tersebut. membuatnya menjadi gugup lagi.

"Nanti ambilin satu satu buku barunya buat anak baru ya, nanti taro ke maja kosong disana" ujar guru itu sambil menunjuk ke kursi tidak berpenghuni tersebut.

"Iya bu sip" lita pun lanjut jalan bersama bella menuju perpus.

Sesampainya diperpustakaan, buku buku baru yang tersusun rapih diatas meja, memudahkan kita untuk mencari dan mengambil buku tersebut.

Setelah mengambil buku yang kurang miliknya, sekarang tinggal buku untuk si anak baru itu. ini akan sangat berat, dan bukunya lumayan tebal, kenapa dia harus cape cape pindah kesini yang padahal sebentarlagi tinggal lulus. pindah sekolah saat kelas 12 bulan pilihan yang bagus.

tangannya membawa banyak buku, bahkan bella hanya membawa 2 buku saja. ini beneran berat, bahkan tangannya bakal sakit.

"Be.. bel bantu bawa ke4 gitu. ini banyak banget! berat banget ini!" ujar lita yang ngeluh dengan buku buku yang ia bawa.

"Yaelah tinggal bentar lagi ono sampe" lita hanya bisa sabar.

setelah sampai dikelasnya lagi, lita menaruh buku buku itu kemeja kosong dan menulis di stikynotes 'Jadi anak baru udah nyusahin gue, lain kali ambil sendiri bukunya. kalo gak disuruh guru ogah gua, jangan lupa bilang makasih ke gua -lita' dan kemudian ditempelkan diatas buku tersebut.

setelah semua murid sudah masuk kelas, lita masih menyalin tugasnya yang belum selesai. guru itu kembali masuk kelas dengan membawa murid baru itu.

"Nah jadi anak anak ini ada anak murid baru dikelas ini, tolong perkenalkan diri" ujar sang guru, dan lita masih asik nulis gara gara ini tugas sebentar lagi bakal dikumpulin.

"Hai Aku azka salam kenal."

-TBC