webnovel

(36)

Siwon mengelap kening Mark yang sudah di penuhi keringat dingin secara perlahan, takut mengenai luka di keningnya.

Mark terus memejamkan matanya sambil memengang selimut yang di gunakannya dengan erat, sedangkan Jeno berusaha menahan tangisannya melihat kakaknya yang kesakitan lagi.

Dia jadi teringat saat di rumah yang hanya berdua waktu itu sampai kini membuat Jeno masih trauma dengan keadaan sang kakak.

"Sangat sakit sayang?"tanya Siwon sambil terus mencengah Mark mengingit bibir bawanya yang nantinya jika di biarkan bisa semakin terluka.

Mark mengangguk pelan tanpa membuka matanya.

Sakitnya terus menyerangnya sejak sore saat Jeno dan sahabat-sahabatnya makan, padahal tadi ia memilih tidur agar tidak sakit tapi ternyata sakitnya lebih menjadi-jadi.

Ini seperti saat sesudah ia di pukuli oleh Bon-Hwa dan teman-temannya.Sangat sakit sehingga untuk sekedar mengangkat tangannya saja ia tak mampu, benar-benar membuat tubuhnya melemas seketika.

Siwon terus memberi kata penenang tepat di samping telinga Mark walau Mark hanya diam saja.Dia masih bisa merespon Siwon walau tak bisa menjawabnya.

"Sebentar sayang.kak Jaehyun sedang kemari"tutur Siwon.

Jaehyun sedang ada di lantai satu jadi butuh waktu agak lama untuknya sampai ke lantai paling atas rumah sakit, dimana ruangan khusus Mark berada.

Krieet

Siwon bisa bernapas lega melihat ke datangan Jaehyun dengan membawa alat-alat medisnya.

Tak ada perawat bersamanya karna Mark khusus di rawatnya, hanya jika Jaehyun sedang sibuk saja, ada perawat yang datang ke kamar Mark untuk membuang isian selang kateternya dan terkadang mengantikan infusan Mark.

Jeno mundur beberapa langkah untuk memberi ruang pada Jaehyun yang akan memeriksa sang kakak, sedangkan ayahnya terus menangkup tangan Mark untuk menyalurkan kekuatannya.

Jaehyun membuka sebagian selimut yang menutupi tubuh Mark yang tak memakai pakaian.

Dia meraba pelan perut sebelah kanan Mark membuat Mark melenguh kesakitan bahkan dia sekarang membuka matanya sembari menangis.

Siwon dengan cepat menenangkannya dan mencoba membuat Mark agar tak melihat Jaehyun yang sedang memeriksanya.

Mata sipit Jeno menangis saat kakaknya menangis.Pertahanannya runtuh karna mendengar tangisan sang kakak.

Jeno memang paling tak bisa melihat kakaknya kesakitan dan menangis.Ingin mendekat tapi kakaknya masih di periksa jadi Jeno harus menunggu sampai Jaehyun selesai menanganinya.

"Tak apa yah Mark, jika kakak beri obat seperti waktu itu lagi"ujar Jaehyun sambil menyiapkan obat yang akan di masukkan ke dalam tubuh Mark lagi.

"Bisakah...yang tak...berefek muntah...kak.Aku...tak suka"ucap Mark terbata-bata.Dia sudah tak menangis lagi tapi air matanya masih mengalir di kedua pipinya.

"Tak bisa Mark.Itu memang efeknya"ujar Jaehyun lalu mulai menyuntikkan Mark obat.

Mark mencengkram tangan ayahnya yang menangkup tangannya yang tak terinfus walau begitu dia tak sengaja karna tak kuat menahan rasa sakitnya.

Mark menatap ayahnya meminta bantuan, ini membuat tangisannya pecah kembali"Hiks, sakit"lirih Mark yang terus menangis.

Sang ayah yang berada di sampingnya menghapus pelan air matanya yang terus mengalir di kedua matanya.

Jeno yang di beri ruang oleh Jaehyun untuk menghampiri sang kakak langsung mendekatinya sambil menatap mata sang kakak lembut walau begitu dia juga manangis.

"kakak kuat...Jeno dan ayah ada di samping kakak begitupun kak Jaehyun.Jangan menangis yah kak"pinta Jeno bahkan dia menahan isakkannya agar kakaknya tak menangis lagi.

Siwon mengahapus air mata Jeno sambil menatap bergantian mata kedua putranya.

"Maaf, kakak hiks...tak bisa menahan...sakitnya Jeno...ini...sakit sekali"

"Kakak!"

Jaehyun mengecek selang kateter Mark mumpung Mark tertidur karna obat jadi memundahkannya untuk mengeceknya juga nantinya kembali memeriksa Mark.

Siwon melirik Jeno yang tengah tertidur di sofa karna kelelahan menangis.Putra keduanya itu tampak sangat tidak nyaman tertidur jadi Siwon berjalan mendekat pada Jeno.

Ia membetulkan posisi Jeno tertidur agar jika bangun nanti, Jeno tak kesakitan.

Siwon menyelimuti tubuh Jeno lalu mencium kening putra keduanya setelahnya ia kembali duduk di samping tempat tidur Mark dan memperhatikan Jaehyun yang sedang berkutat menganti selang kateter Mark ke yang baru membuat Mark terkadang bergerak tak nyaman walau begitu Mark masih betah menutup matanya.

Siwon mencium kening Mark saat Jaehyun selesai memasangkan selang kateternya.Ia menutupi bagian bawah Mark dengan selimut tipis yang di berikan Jaehyun sedangkan Jaehyun memberesi barang-barangnya.

Siwon juga menaikkan selimut tebal Mark untuk menutupi tubuh kecil putra sulungnya yang masih tak berpakaian agar putranya tak kedinginan.

Jaehyun menatap Mark yang sekarang sudah kembali tertidur damai.Dia mengusap rambut coklat madu Mark pelan sambil tersenyum sedih.

"Stadiumnya memang tidak naik, tapi jika di biarkan terus...akan fatal bagi Mark...bahkan sakitnya bisa datang setiap harinya-

-Kita harus cepat melakukan operasi dan kemo pada Mark sebelum semuanya benar-benar terlambat paman"ujar Jaehyun tiba-tiba.

Dia harus memberikan informasi yang bisa di katakan tak baik pada Siwon yang juga tengah menatap Mark yang tertidur yang untungnya tak kesakitan lagi.

Siwon menghela napas pelan.Ia mengambil tangan Mark yang tak terinfus di balik selimutnya lalu mencium punggung tangan sang putra sulung saat mendengar penuturan Jaehyun.

Rasanya Siwon ingin menyalahkan dirinya tapi mengingat perkataan Dae Eun untuk tak menyalahkan siapa-siapa dan berlarut dalam kesedihannya, membuatnya sadar jika ini bukan waktunya terpuruk tapi dirinya harus mencari cara apapun untuk kesembuhan putra sulungnya agar putranya tak harus seperti ini dan tak menerima obat-obatan yang membuat putra sulungnya terkadang menangis diam-diam.

Siwon pernah tak sengaja melihat Mark menangis dalam diam saat dirinya meninggalkannya sebentar keluar.

Dia menangis karna obat yang di terimanya, ini membuat Siwon tak tega dengan keadannya.

Siwon tahu, Mark ingin kembali bersekolah seperti dulu dan bisa melakukan kembali aktivitasnya, tapi sekarang dia harus di kurung di ruangan rumah sakit yang untungnya di desain seperti kamar biasa.

"Jika Mark tak kunjung memberi jawabnya dalam 2 hari ini.Tak apa...paman menginjinkan Mark di operasi walau dia tak menerimanya.paman tak ingin kehilangannya Jae".