webnovel

(17)

Siwon membuka pintu ruangannya di ikuti Jeno dan Shindong selaku kepala sekolah milik Siwon serta Yoona yang memang wali kelas Mark.

Mereka di kumpulkan untuk mengadili murid-murid yang merundung Mark.

Siwon duduk di kursi kebesarannya di ikuti Jeno yang duduk di samping kursi ayahnya yang kosong, sedangkan Shindong serta Yoona duduk di hadapan Siwon.

"Siwon...Maafkan aku tentang ini.Aku benar-benar tidak tahu jika Mark di rundung.Aku benar-benar minta maaf"ujar Shindong sambil menundukkan kepalanya dalam.

Ia sudah di percayakan langsung oleh Siwon menjadi kepala sekolah di sekolah swasta terpandang di Seoul yang lebih tepatnya milik Siwon sendiri.Tapi ia tak tahu jika salah satu anak dari Siwon sampai di rundung di sekolah milik ayahnya sendiri.Benar-benar aneh bukan?

Siwon menghembuskan napas berat.Sebenarnya ini bukan salah semua sahabatnya.Salahnya ia yang tak mengenalkan Mark seperti Jeno yang menjadikan Jeno tak ada yang berani mengganggunya.

"Yah, aku mengerti"jawab Siwon singkat, kini ia berlarih pada Jeno yang hanya menatap lurus ke depan.Entah apa yang putra keduanya pikirkan tapi sepertinya Jeno sedang memikirkan kakaknya, hanya saja dia tak mau mengakuinya.

"Jen, ayah tau Jeno mengetahui tentang ini.Bisa jelaskan pada ayah sesuatu?"tutur Siwon.Ia punya firasat kuat jika Jeno tahu siapa yang merundung kakaknya.Entah kenapa Siwon sangat yakin jika sebenarnya Jeno memperhatikan Mark, hanya saja dia tak menunjukkannya seperti dulu.

"Teman-teman sekelasnya sendiri ayah"jawab Jeno seadanya.Ia terlalu malas bahkan enggan sekali menyebutkan nama-nama pelakunya.

Siwon mengangguk.Ia teringat percakapannya dengan Mark semalam.Kini ia beralih pada Yoona yang hanya menyimak pembahasan ketiganya tanpa ikut berkomentar.

"Apa bu Yoona tahu tentang ini?"tanya Siwon.

Yoona menggelengkan kepalanya karna ia baru beberapa bulan mengajar di sini walau begitu, ia rasa kelasnya tak ada yang salah"Maafkan aku...Aku juga tidak terlalu tahu karna aku baru saja mengajar disini 3 bulan...Tapi menurutku, anak murid ku tidak ada yang salah...hanya saja memang Mark suka sekali menyendiri di kelas...Itu mungkin yang membuatnya di cap anak dari kalangan bawah"jelas Yoona pada Siwon yang membuat Siwon mulai tahu akar permasalahannya.

"Baiklah...aku akan ke kelas Mark sekarang.Bisa di tunjukkan dimana?"tutur Siwon dan Yoona serta Shindong mengangguk setuju.

Mereka berdua bangun dari duduknya untuk ke kelas Mark yang berada di lantai dua.

Siwon menepuk pelan bahu Jeno karna Jeno hanya diam saja sedari tadi"Jeno ikut ayah yah"tuturnya lembut dan Jeno mengangguk setuju.Tak ada salahnya kan jika ia ikut dengan sang ayah ke kelas sang kakak karna baru kali ini ia akan mengunjungi kelas sang kakak walau kakaknya tak ada.

Setidaknya Jeno bisa tahu, dimana kakaknya duduk dan mengenali wajah teman-teman dari sang kakak, lebih tepatnya Jeno ingin melihat ayahnya memberi pelajaran untuk teman-teman sekelas sang kakak yang sangat tak pantas disebut teman.

Semua murid-murid kelas 8.2 menundukkan kepalanya takut saat Siwon, sang pemilik sekolah masuk ke dalam kelas 8.2 di ikuti Jeno, Yoona dan Shindong di belakangnya.

Semua murid-murid terlihat sekali sangat tengang di tempatnya karna benar-benar takut dengan tatapan yang di berikan Siwon di kelas putra sulungnya ini.

Mereka benar-benar menyesal telah merundung dan menjaili Mark karna benar-benar tak tahu jika Mark adalah anak dari pemilik sekolah swasta bergengsi di Seoul karna Mark bertingkah seperti berasal dari kalangan bawah.

Mark sama sekali tak menunjukkan jika dia punya kekuasaan besar pada mereka semua.

"Dimama Mark duduk?"tanya Siwon dingin, ini membuat semua siswi menundukkan kepalanya karna takut.

Yoona menunjuk kursi paling belakang dekat dengan jendela yang hari ini tak di tempati sang pemilik karna tengah sakit"disana".

Siwon mengangguk lalu mengedarkan pandangannya melihat satu-persatu murid kelas 8.2 yang sama sekali tak berani mengangkat kepalanya untuk menatapnya.

"Bon-Hwa".

Bon-Hwa semakin menengang di tempatnya setelah namanya di sebut oleh pemilik sekolah.Ia berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk menganggkat kepalanya lalu mengangkat tangannya ke atas"saya"ucapnya yang sudah gemeteran bahkan teman-temannya semakin panik di tempatnya karna pastinya, mereka semua akan mendapatkan hukuman langsung dari orang tua Mark yang mereka kira tak akan berani datang ke sekolah tapi naasnya, mereka sekarang akan berhadapan langsung oleh pemilik sekolah yang ternyata ayah dari Mark Lee.

Siwon menatap dingin Bon-Hwa "ikut ke ruangan saya juga suruh teman-temanmu yang memukuli putraku ikut".

Mark melihat pemandangan pagi lewat kaca bus yang sekarang ia tumpangi dengan terus tersenyum manis.

Hari ini kondisinya sudah lumayan membaik jadi Mark memutuskan untuk sekolah padahal ayahnya sudah melarangnya untuk tak pergi sekolah dulu karna kondisinya belum bisa di katakan pulih betul tapi Mark tetap ingin ke sekolah karna takut ketinggalan banyak pelajaran jadi sang ayah mengalah padanya dan memperbolehkannya sekolah dengan syarat, dirinya harus memakai jaket jadilah ia sekarang memakai jaket walau sudah ada almamater sekolahnya karna tubuh Mark masih hangat.

Mark terus tersenyum saat mengingat memon pagi ini yang di ajak sarapan bersama sang ayah setelah satu tahun tak pernah di ajak sarapan bersama.

Ayahnya bahkan menyuruh Mark untuk pergi bersama dengan Jeno dan Haechan tapi ia menolak karna tahu, Jeno masih tak terlalu menyukai kehadirannya jadi ia beralasan kalo ia sudah terlalu nyaman pergi ke sekolah dengan bus walau sejujurnya Mark ingin sekali pergi ke sekolah bersama dengan adiknya.

Ia berharap, Jeno bisa memaafkannya seperti ayahnya.

Ayahnya juga sudah memberikan semua fasilitas Mark kembali jadi Mark tak usah pusing-pusing lagi mengatur keuangannya.Tapi Mark tetap memutuskan untuk bekerja karna sudah terlalu nyaman dan tak mau berpisah dengan kakak-kakaknya yang sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri, apalagi Baekhyun.

Ia sudah berniat, uang hasil kerjanya akan ia kumpulkan untuk keperluannya yang lain atau sebagainya.Dan hari ini juga setelah sekolah berakhir lebih tepatnya setelah menemui adik perempuannya dulu, ia akan memperiksakan dirinya kembali ke rumah sakit karna obatnya habis.

Mark harus cepat membelinya, takut penyakitnya semakin parah dan berakhir di omeli oleh dokternya nanti.

Mark turun di halte bus dekat sekolah.Dengan semangat, ia berjalan menuju sekolahnya yang tak terlalu jauh lagi.

Mark menatap bingung pada semua murid-murid yang di temuinya saat ia sudah memasuki kawasan sekolah.

Semua murid-murid yang di temuinya pasti akan menundukkan kepalanya seakan-akan mereka takut pada Mark bahkan kakak-kakak kelas yang selalu merundung dan menjailinya pun juga menunduk pada Mark.Mark merasa ada yang tidak beres selama ia tak sekolah.

"Mark, kau sudah membaik?"seorang yang sangat Mark kenali menghampiri Mark yang hendak naik ke lantai dua menuju kelasnya.

Mark tersenyum dan mengangguk pada sang wali kelas yang menghampirinya.

Wali kelasnya lah yang sangat berjasa padanya bahkan dia membuat hubungannya dengan sang ayah membaik.

Yoona tersenyum sambil mengusap rambut Mark gemas.Mark nampak jauh lebih baik sekarang.Rona merah nya mulai terlihat lagi.Tidak seperti 4 hari yang lalu saat ia berkunjung ke rumahnya untuk melihat kondisinya.Wajah Mark benar-benar pucat saat itu dan Mark benar-benar kehilangan senyumannya tapi sekarang anak manis ini sudah kembali tersenyum manis padanya.

"Baguslah...nanti mau ke kantin bersama tidak dengan ibu?Hari ini ibu belum sarapan...jadi ibu mau istirahat pertama Mark menemani ibu makan...Mark mau tidak?"tanya Yoona.Ia berharap Mark mau menerima tawarannya.Ia ingin lebih dekat dengan Mark dan memastikannya baik-baik saja walau sekarang semua murid-murid sekolah ini tak kan berani mengganggunya lagi, apalagi setelah tahu kalo Mark adalah anak pemilik sekolah, sama dengan Jeno.

Mark nampak berpikir sebentar tapi setelahnya dia mengangguk mengiyakan.

Tak ada salahnya bukan, ia menemani gurunya yang selalu memperhatikannya.Apalagi Mark banyak berhutang budi dengan guru cantik yang ada di hadapannya ini.

Yoona tersenyum dan mengacak pelan surai coklat madu Mark lalu menyuruhnya untuk masuk ke kelasnya sebelum jam pertama di mulai."Terimakasih Mark.Nanti ibu menemui Mark di kelas, jangan kemana-mana yah.Sekarang Mark ke kelas ya, sebentar lagi bel masuk"tuturnya yang membuat Mark mengangguk mengerti.

Mark sedikit membungkukkan badannya sebelum naik ke lantai atas menuju kelasnya dengan senyuman manis yang terus menghiasi wajah tampannya walau masih terdapat sedikit lebam-lebam disana.Dia menaiki anak tangga menuju kelasnya.

Yoona mengenggelengkan kepalanya melihat punggung Mark yang semakin jauh dengannya.Entah kenapa jika berada di dekat Mark, ia jadi seperti dekat dengan seorang yang sekarang sedang jauh dengannya.

Mark masuk ke dalam kelasnya yang ramai tapi karna ke datangannya, tiba-tiba saja kelasnya menghening.Tentu saja ini membuatnya bingung kembali.Mark benar-benar merasakan jika sekolah bahkan kelasnya ini sedang tak beres terhadapnya.

Ia berjalan menuju bangkunya yang terletak di belakang paling pojok dekat jendela lalu mendudukkan dirinya disana.

Anak lelaki yang hari ini tengah berpakaian sedikit tebal itu hendak keluar untuk menunggu ke datangan adiknya tapi tak jadi karna tiba-tiba saja seluruh teman-teman sekelasnya menghampiri bangkunya dan mengerubunginya, ini membuat Mark tak bisa keluar.

"Mark...maafkan kami atas perlakuan kami yang buruk selama hampir satu tahun ini...Maafkan kami"tutur sang ketua kelas yang duduk di bangku kosong di samping Mark.Ia menatap Mark menyesal.

Teman-teman Mark mengangguk serentak sambil terus menundukkan kepalanya dalam, ini membuat Mark semakin tak mengerti walau jujur ia senang jika teman-temannya mulai sadar akan perlakuan mereka yang sangat buruk terhadapnya.

"Aku sudah memaafkan kalian sedari dulu.Tak apa, tak usah di bahas lagi...yang lalu biarlah berlalu"balas Mark sambil tersenyum membuatnya langsung di peluk oleh sang ketua kelas di ikuti teman-temannya yang lain yang turut ikut bergabung memeluk Mark.

"Teman-teman, aku tak bisa bernapas.Bisakah kalian melepaskan pelukannya?"aku Mark yang berusaha bernapas.

Teman-temannya terlalu banyak jadi membuat udara di sekitarnya menipis, belum lagi Mark kan tengah memakai jaket yang tebal jadi membuatnya semakin merasa sesak.

Sang ketua kelas menyuruh teman-temannya melepaskan pelukannya.Mereka semua memberikan Mark senyuman tulus mereka, ini menambah rasa bingung Mark semakin menjadi-jadi.

"Mark...ini catatan dan tugas selama kau tidak masuk.Kami semua membuatnya untukmu"salah satu teman Mark yang bernama Boni menyodorkan beberapa buku kepadanya yang langsung di terima oleh Mark dengan wajah bingungnya.

"Kita berteman yang baik yah Mark?Jika ada apa-apa, katakan pada kami semua.Kami akan membantumu...dan ini juga untukmu sebagai ucapan selamat datang kembali dari kami semua"ketua kelas kini menyodorkan sebuah kotak yang sudah di bungkus cantik di hadapan Mark.

Mark menerimanya dan membalas teman-temannya dengan senyuman manisnya walau tak bohong, ia masih saja bingung apa yang sebenarnya terjadi.

Beberapa siswi memekik kesenangan melihat Mark yang tersenyum manis pada mereka.

Mereka baru menyadari jika Mark itu tampan, apalagi dia ini anak orang penting di Korea hanya saja mereka telat mengetahuinya.

Mark menatap buku-buku dan hadiah dari teman-temannya dengan terus tersenyum manis.Teman-temannya benar-benar berubah kepadanya.Tak bohong jika Mark sangat senang jika semua teman-temannya sekarang mulai menerimanya walau Mark tak tahu jika identitasnya yang dia tutup rapat-rapat sudah terbuka 2 hari yang lalu oleh sang ayah sendiri.

"terimakasih teman-teman".