webnovel

(15)

"Ayah tak ke kantor?"tanya Jeno yang tengah sibuk mengolesi selai ke rotinya.

Haechan yang duduk di samping Jeno hanya mendengarkan saja obrolan Jeno dan ayahnya sambil terus mengoles selai ke rotinya juga.

Anak lelaki berkulit Tan manis ini memang akan sarapan bersama Jeno, baru keduanya pergi bersama ke sekolah.

Bukannya Haechan malu atau apa, hanya saja ia tahu kalo ayahnya Jeno sudah tahu apa yang terjadi dengan Mark, kakak Jeno.

Haechan akan mendengarkan dulu.Ia berniat juga untuk memberitahukan tentang ia yang melihat Mark saat ingin ke kamar mandi.

Siwon mengangguk sambil bilang 'tidak' lalu duduk di kursi makan yang biasanya ia duduki.Ia menoleh kearah Haechan, anak tetangganya yang masih sibuk memberi selai ke rotinya.

"Haechan...kau tau sesuatu?"tanya Siwon membuat Haechan yang masih sibuk menghias rotinya dengan selai menoleh cepat ke arah paman yang sangat baik padanya.

"Tau apa paman?"tanya Haechan balik.Ia sama sekali tak mengerti tentang apa yang baru saja di tanyakan oleh ayahnya Jeno.

"Tentang Mark dan sekolah?"tanya Siwon lagi sambil memberikan 2 gelas susu yang di buatnya untuk Haechan maupun Jeno.

Jeno memilih terdiam.Dia memilih memakan rotinya dan meminum susunya.Ia hanya akan mendengarkan Haechan yang pastinya akan bercerita banyak tentang kakaknya.Ia tahu kenapa sang ayah memilih bertanya pada Haechan, bukan padanya karna sang ayah tahu hubungan Jeno dan Mark memang tak baik walau sebenarnya Jeno juga tahu perihal kakaknya di sekolah hanya memang, Haechan yang lebih tahu semuanya tentang apa yang terjadi dengan kakaknya dan sekolahnya.

Haechan menatap lantai dua rumah Jeno.Ia menghembuskan napas pelan bersiap untuk bercerita dengan sebelumnya ia menoleh ke arah Jeno yang tengah memakan rotinya.Haechan meminta ijin kepada Jeno, apa dia boleh memberitahukan semuanya pada ayah Jeno atau tidak boleh? Haechan takutnya nanti Jeno marah padanya yang berakhir ia di di diami entah sampai kapan.

Baginya tanpa Jeno tak seru.Nanti dia kesepian walau ada Renjun dan Jaemin sebenarnya.

Jeno mengangguk pelan walau ia sama sekali tak memberikan ekspresi wajah apapun.Tapi untungnya Haechan melihat anggukannya.

Haechan menatap ayah sahabatnya yang masih menunggunya untuk bercerita, ini membuatnya jadi tak enak."1 hari yang lalu, saat aku ingin ke kamar mandi.Aku menemukan kak Mark yang berjalan terburu-buru dengan wajah dan tubuh yang lebam-lebam-

-aku menyuruhnya ke UKS, tapi kak Mark menolak-

-dia bilang, dia baik-baik saja, padahal aku bisa lihat sendiri kak Mark tengah menahan kesakitannya-

-Sebenarnya memang kali ini kak Mark sampai di pukuli habis-habis oleh teman-temannya atau murid yang lain-

- tapi kak Mark, pernah di kerjai oleh murid-murid kelas lain...sampai-sampai dia harus di hukum berlari mengitari lapangan, padahal itu bukan salahnya-

-banyak sekali yang merundung kak Mark, menjailinya ataupun menatapnya tak suka karna mereka menganggap....

Haechan mengingit bibir bawahnya.Bingung mau di lanjutkan atau tidaknya.

Ini masalah sensitif soalnya, apalagi menceritakan langsung tentang apa yang di bicarakan banyak murid-murid sekolah tentang Mark pada ayahnya sendiri.Takut nantinya akan membuat sekolah menjadi mencekam.

Siwon menaikkan alisnya, menunggu Haechan untuk melanjutkan ceritanya tentang apa yang terjadi pada Mark, putra sulungnya.

"menganggap apa Haechan?Bisakah Haechan lanjutkan lagi"pinta Siwon dengan masih menatap Haechan mengintimidasi membuat Haechan merasa menjadi penjahat yang tertangkap basah.

Ia melirik Jeno yang malah sibuk makan.Ingin rasanya Haechan memukulnya jika tidak ada ayah dari sahabatnya ini.

Bisa-bisanya sahabatnya malah makan sedangkan ia harus menahan rasa laparnya sekaligus ketakutannya pada ayah sang sahabat yang sebenarnya sama sekali tak melakukan apapun padanya, hanya menyuruhnya untuk bercerita tapi auranya memang terasa sangat berbeda sekarang, tak seperti paman Siwon yang Haechan kenal seperti biasanya.

Haechan menghembuskan napas pelan, berusaha menetralkan kecanggungan yang tak biasanya memenuhi dirinya.

Ayahnya sahabat nya ini memang punya aura yang berbeda di setiap keadaan walau kadang Jeno dan Mark pun sama, Haechan akui itu.

"Mereka menganggap kak Mark anak dari kalangan bawah yang mereka anggap tak pantas untuk bersekolah di sekolah SJ.Katanya, kak Mark bisa di sekolah SJ karna mendapatkan beasiwa...jadi itu mengapa kak Mark hampir setiap harinya selalu di rundung dan di jaili oleh mereka...karna merasa jika orang tuanya tak akan berani datang melawan mereka semua...seperti itu paman"jelas Haechan yang membuat Siwon mengeraskan rahangnya dan semakin membuat aura di meja makan sangat berbeda.

Bisa-bisanya ada yang mengatai keluarganya.Siwon tak kan bisa diam apalagi sampai membuat salah satu anaknya terluka.Siwon benar-benar akan memberinya pelajaran yang setimpal.

"Bahkan kak Mark pernah hampir terjatuh dari Rooftop jika Renjun dan Jaemin tak ke Rooftop.Saat itu Renjun dan Jaemin bilang, siswa yang bernama Mark Lee sudah bergelantungan di pembatas Rooftop dan hampir terjatuh jika saja mereka telat menolongnya...jadi Jaemin dan renjun berusaha membantunya naik"jelas Haechan lagi yang kali ini sukses membuat Jeno menghentikan kunyahannya dan langsung menatap Haechan bertanya.

Ia sama sekali tak mengetahui masalah yang satu ini.Masalah yang menurutnya sangat serius.

Kenapa Haechan tak memberitahukannya yang masalah ini, padahal jika ia tahu, ia akan langsung memberi pelajaran pada orang yang memainkan nyawa seseorang terlebih kakaknya.Jeno tak suka jika ada yang mencelakai kakaknya.

Siwon mengusap wajahnya kasar setelah mendengar penjelasan Haechan lagi.Ini ternyata yang di beritahukan Mark semalam jika katanya, dia hampir terbunuh oleh teman-temannya sendiri."Baiklah, hari ini ayah akan ikut mu Jen.Sekarang kalian cepat habiskan sarapan kalian, kita pergi bersama.Ayah sendiri yang mengantar kalian"jelas Siwon lalu bangun dari duduknya dan berjalan ke arah tangga untuk menemui Mark di kamarnya.

Haechan mengaruk rambutnya tak gatal.Ia merasa seperti salah berbicara tapi kan paman Siwon ingin tahu semua apa yang telah terjadi pada kak Mark, jadi tak salah kan dia?, pikirnya.

Haechan menoleh ke arah Jeno yang kembali sibuk memakan sarapannya dengan diam."Jen, aku salah berbicara ya?"tanya Haechan.

Jeno menggeleng pelan"tidak...habiskan sarapan mu Chan, atau aku dan ayahku akan meninggalkanmu pergi ke sekolah"ujar Jeno dingin dengan aura yang sudah berbeda dari yang tadi.

Haechan paling tak berani jika Jeno berada di tahap ini jadi ia langsung menurut dengan perkataan Jeno tanpa banyak bicara, lagipun ia sudah sangat lapar.

Siwon membuka pintu kamar Mark.Ia berjalan menghampiri tempat tidur Mark, dimana Mark sekarang masih tertidur damai setelah tadi dia sarapan dan meminum obatnya.

Siwon duduk di pinggiran ranjang sang putra sulung dengan perlahan, takut membangunkannya.Ia meraba kening Mark yang untungnya suhu tubuhnya sudah tak panas lagi walau wajah Mark masih sangat pucat.

Siwon membenarkan selimut tebal Mark dan mencium kening Mark lama.Sebisa mungkin ia menahan air matanya agar tak terjatuh mengenai wajah putranya yang tengah tertidur pulas.Takut nanti dia terbangun dan pastinya bertanya padanya dan berakhir Mark pasti akan menyalahkan dirinya karna Siwon menangis karnanya.

Siwon hapal betul sifat putra sulungnya.

Dia terlalu baik, tak seharusnya di berlakukan seperti apa yang di beritahukan Haechan barusan padanya.

"Maafkan ayah, maafkan ayah.Mark anak baik, tak seharusnya Mark di berlakukan buruk oleh orang-orang itu-

-tak ada yang boleh berurusan dengan keluarga Lee...apalagi sampai mengatakan yang tidak-tidak pada kita semua-

-ayah janji, hari ini ayah akan menuntaskan semuanya agar Mark bisa bersekolah dengan tenang...Ayah janji, bahkan ayah akan menunjukkan siapa Mark sebenarnya agar mereka semua tak berani menyentuhmu sayang-

-cepat sembuh Mark, ayah dan Jeno pergi dulu ya"tutur Siwon lalu kembali mencium kening dan mengecup bibir Mark yang pucat.

Mark sama sekali tak terganggu dengan acara tidurnya padahal Mark sangat sensitif dan akan cepat bangun jika ada yang menganggu tidurnya.

Mungkin dia memang butuh istirahat, apalagi tadi penyakitnya kembali kambuh dan Mark belum meminum obatnya sedari kemarin.

Siwon mengelus pipi Mark pelan lalu bangun dari duduknya dan pergi melenggang keluar kamar putra sulungnya.

Ia akan ke sekolah mengantar Jeno dan Haechan dan ia juga akan membereskan semuanya sekarang agar putra sulungnya bisa kembali nyaman berada di sekolah dan tak akan ada yang berani mengatainya maupun menyentuhnya lagi nantinya.

Siwon memarkirkan mobilnya di tempat khusus yang hanya di peruntukkan mobilnya jika datang berkunjung ke sekolah Junior High School SJ yang memang sekolah ini miliknya.

Jeno dan Haechan yang duduk di kursi belakang membuka pintu mobil sambil memakai tas punggung mereka.

Siwon berjalan mendekat pada Jeno dan Haechan yang masih menunggunya keluar dari mobil.Ketiganya berjalan memasuki sekolah.

Banyak sekali murid-murid yang datang berkumpul di koridor untuk melihat ayah Jeno yang notebatenya adalah pemilik sekolah yang masih sangat tampan.

Mereka akui, ketampanan Jeno menurun dari sang ayah ternyata jadi tak aneh jika Jeno banyak sekali pengangum setianya.

"fix Jen...Kita idol sekarang"bisik Haechan pada Jeno yang berjalan di sampingnya yang seperti biasanya memberikan ekspresi dinginnya pada semua orang bahkan ayahnya pun sama dengannya.Hanya Haechan yang seperti biasa tak henti-hentinya tersenyum untuk membalas sapaan murid-murid yang menyapanya, lebih tepatnya Jeno.Hanya saja dia tak melambaikan tangannya seperti biasa hanya tersenyum manis.Ia malu pada ayah Jeno soalnya.

Jeno memutar matanya malas tanpa menjawab bisikan Haechan.Sebenarnya ia paling malas jika berada di situasi seperti ini, apalagi sekarang semakin banyak murid-murid yang memperhatikannya karna ada sang ayah di sampingnya.

"Ayah, kami masuk ke kelas dulu"pamit Jeno saat kelasnya sudah hampir sampai.

Pastinya sang ayah akan keruangan guru atau ruangan pribadinya.Tak mungkin kan ayahnya masuk ke kelasnya karna ayahnya tak punya urusan disana.

Siwon mengangguk"baiklah...belajar yang rajin yah"tutur Siwon sambil mengusap rambut Jeno dan Haechan bergantian.

Haechan dan Jeno mengangguk bersamaan.Keduanya masuk kelas mereka dengan sebelumnya Haechan mengucapkan terimakasih pada ayah sahabatnya.

"Baik paman, terimakasih tumpangannya"ucap Haechan yang di balas anggukan dan senyuman tampan Siwon.

Haechan segera masuk ke kelasnya mengejar Jeno yang sudah lebih dulu masuk.Haechan berusaha masuk ke kelasnya karna teman-temannya sampai keluar kelas untuk melihat ayahnya Jeno.

Ia kesal sekali dengan Jeno, bisa-bisanya dia meninggalkannya sendirian sampai tak bisa masuk ke kelasnya sendiri padahal ini karna ulah sang sahabat yang membuat sekolah heboh di pagi hari.

Sedangkan Siwon, dengan aura dinginnya Siwon kembali berjalan menuju ruangannya.