webnovel

Sarapan Perjodohan

“Selamat pagi anak eomma paling ganteng...”

“Pagiii.. ini jam berapa? Kok Eomma sudah datang?” Saat itu pukul 8 pagi

“Yaa.. Eomma sampai jam 3 pagi.”

“Ouuh.. untung saja Emma sudah pindah kamar,” gumam Tae dalam hati

“Anak Eomma makin ganteng ajah....”

“Ada apa Eomma pulang cepat?”

“Memangnya kau tak kangen Eommamu? Hah.. anak nakal?” Ny.Kim menciumi Tae seperti anak balita

“Eommaaa.. aku sudah dewasaaa.. Ya aku kangenlah...”

“Apa Namjoon tak bilang aku ke sini untuk membicarakan pembukaan perusahaan kosmetik di Amerika?”

“Oh ya Namjoon bilang...”

“Untuk start awal dan pembukaan harus kau sendiri yang ke Amerika, jangan Namjoon.”

“Yaa.. tapi aku tak bisa terlalu lama... di sini juga banyak kerjaan.”

“Ya kau atur saja, yang penting semua berjalan lancar. Nanti kita sarapan bersama Daehyung ya...”

“Nah ini yang bikin aku gak kangen sama Eomma! Aku gak perlu dijodohin aku bisa cari sendiri!”

“Semenjak kau putus dengan Rose, beberapa tahun lalu kau tak sekalipun menggaet wanita. Eomma khawatir. Eomma ingin menimang cucu secepatnya!”

“Sabar ya Eommaku sayang...”

“Ya sudah cepat mandi dan sebentar lagi kita sarapan. Pakai baju tersexymu dan senyum manis selalu yaa.. jangan jutek!”

“Gak janji!”

“Dasar anak nakal! Plok!” Ny.Kim memukut booty Tae seakan Tae masih bayi kecilnya

“Eommaaa..”

“Kenapa kau cepat besar....”

“Noona G.. aku mau sarapan di pinggir danau...”

“Boleh...”

Emma sarapan dengan angsa di sekelilingnya. Emma menatap jauh ke seberang danau, ia melihat Tae dan Eommanya sarapan di teras luar.

“Noona G.. itu siapa?”

“Itu Ny.Kim”

“Dan perempuan cantik yang bersama mereka itu siapa?”

“Oh.. itu sepupu tuan Tae.”

“Oh.. sangat akrab yaa... tuh memeluk tuan Tae dan mencium pipinya..” Emma memandang cemburu.

“Nona Emma mau sarapan apa? Semua sudah lengkap. Ada roti dan telur, sosis dan ayam.”

“Aku mau sarapan di kamar saja, aku capek...” hari itu Emma mengurung diri di kamar lukisnya. Dan melukis di atas seprai yang di gelar di lantai. Seharian ia membenamkan murungnya dengan menggambar. Setelah lelah melukis di seprai ia pindah melukis lemari baju lalu dinding kamar.

“Nona Emma mau ice cream?”

“Mungkin... bolehlah...” jawab Emma malas, tertumen ia ogah-ogahan ditawarin ice cream

Malam ini Tae pulang sangat malam bahkan sudah pagi. Ini karena ia harus lembur karena pembukaan perusahaan kosmetik yang baru harus segera dilaksanakan di Amerika.

Emma menunggu Tae sampai tertidur. Ia mengharapkan Tae datang menyelimutinya dan mengucapkan selamat tidur.

“Pagi Nona Emma... mau sarapan apa hari ini?”

“Noona G.. apa tuan Tae datang malam tadi?”

“Oh datang tapi malam sekali.. nona Emma sudah tidur lelap,” terpaksa G berbohong.

“Seharusnya bangunkan saja aku.. Aku menunggu semalaman sampai ketiduran. Aku mau dibangunkan noonaaa..”

“Tuan Tae melarang... Kita sarapan di pinggir danau?” Gwen mwngalihkan pembicaraan

“Okey...”

Suasana hati Emma pagi ini sedikit cerah ceria. Bersama angsa ia berlarian di pinggir danau.

Sekali lagi ia melihat Tae kedatangan tamu perempuan cantik yang duduk semeja dengannya untuk menikmati sarapan.

“Noona G itu siapa lagi?”

“Hmmm.. sepertinya saudara jauh tuan Tae,” ujar G berbohong lagi

“Aku rasa bukan, mengapa mereka selalu mencium pipi dan berpelukan?”

“Karena mereka bersaudara, akrab... kita mandikan angsa yuuk pake selang?”

“Ayoo.. .yeeyy...” untungnya Emma mudah dibujuk.

“Halo Tae...” G menelepon Tae untuk memberi kabar Emma

“Ya ada apa Gwen? Aku sedang sarapan, apa Emma sudah makan?”

“Sudah, sekarang sedang bermain dengan angsa. Tae, kemarin Emma sedih melihatmu sarapan bersama wanita itu. Hingga malam ia murung dan menunggumu sampai ketiduran. Aku berbohong, aku katakan kau datang untuk menyelimutinya kemarin malam. Hari ini ia melihat lagi. Untung saja tidak langsung murung karena kualihkan bermain air bersama angsa.”

“Oh.. no.. my baby. Ia mengamatiku dari jauh rupanya. Lucunya! Nanti malam aku usahakan pulang cepat untuk menemuinya. Terima kasih Gwen, tetap hibur dan jaga Emma ya...”

“Kami tunggu..”

Malam sekali Tae datang ke paviliun untuk bertemu Emma.

“Hey... silly babe... ayo banguun... hihihi...” Tae mengganggu tidur Emma

“Ugh.. uuuh.. uhuuk... aku masih mengantuuuk.. uhuuk.. uuww..”

“Hey.. masa gitu aja menangis.. ayo bangun dulu buka matanya..”

“Uhh.. Tuan Tae...? Aku menunggumu... Boleh aku peluk?” Emma langsung tersenyum dan Tae langung memeluknya dikasur.

“Boleh... Ubbhhaah... hahha.. silly baby.. Kenapa badanmu dingin sekali? Apa penghangatnya tak jalan?” Tae merasakan tangan Emma dingin.

“Itu karena nona Emma tak mau memakai selimut,” lapor G.

“Mengapa begitu? Harus pakai selimut kalau tidur.”

“Kala aku sudah memakai selimut, bagaimana aku bisa tahu kalau tuan Tae datang menyelimutiku?”

“Aaahh... silly baby... haahha... Tetap pakai selimutmu sampai sini, kalau aku datang sebagai gantinya aku akan menggosok hidungmu yang dingin ini..” Tae menjawil hidung mungil Emma yang dingin.

“Hihihihi.. baiklah.. aku memang kedinginan..” rajuk Emma. Dan Tae menggosokkan tangannya agar tangan Emma hangat.

“Mengapa setiap pagi banyak sekali wanita yang mencium pipimu tuan Tae?”

“Oh itu... bukan apa-apa.. Mereka hanya menyapa.”

“Memelukk juga?”

“Iya orang dewasa kan seperti itu..”

“Oh aku ingin cepat dewasa dan banyak dipeluk!"

"No..tak boleh sembarangan dipeluk. Tak boleh dipeluk banyak orang. Hanya aku!"

"Baiklah..hihih. Apakah Eomma tuan galak? Sepertinya tidak.”

“Eomma baik, nanti akan aku perkenalkan, jangan sekarang yaa..”

“Okey...”

“Emma.. dengarkan baik-baik... besok aku harus ke Amerika mengurus pekerjaan. Jadi selama 7 hari aku tak akan ke sini.”

“7 hari itu seminggu... selama itu?”

“Tidak lama, gak kerasan. Kita bisa video call untuk menyapa.”

“Siapa yang menyelimuti aku tiap malam?”

“Setiap malam aku akan bilang selamat tidur dari ipad ya. Minta sama G ipad yang akan aku belikan. Jangan nakal ya. Kalau mau apa pun minta sama Noona G ya? Tapi tidak boleh meminta makhluk hidup lagi!”

“Hihihi... mengapa tuan selalu bisa membaca pikiranku? Aku baru saja ingin meminta kuda.”

“No! Tidak ada lagi binatang!”

“Apakah Amerika itu jauh?”

“Sangat jauh. Tolong jangan nakal yaa... Dan jangan sakit.”

“Baiklah... Apa tidak makan sayur itu nakal?”

“Itu nakal juga... heheh.. Sekarang tidur lagi aku akan menunggu sampai kau tidur.” Kali ini Tae memeluk Emma sampai tidur lalu meninggalkannya untuk 7 hari ke depan.

“Gwen, tolong jaga Emma, aku harus pergi ke Amerika selama 7 hari. Eomma tetap di sini. Mengurus pekerjaan dari sini. Kalau bisa lebih cepat aku akan pulang lebih cepat. Kabari aku apa pun yang terjadi. Laporkan padaku apa yang Emma kerjakan setiap 2 jam. Teleponku terbuka 24 jam, karena perbedaan waktu kita cukup jauh.”

“Kau tenang saja, semua akan beres.”

“Jaga jangan sampai sakit ya. Pastikan setiap saat aku bisa video call begitu juga juga kalo Emma menginginkan.”

“Yang pasti setiap malam kau mengucapkan selamat tidur, kalau tidak aku akan lelah menjawab semua pertanyaan yang aku tak tahu jawabnya.”

“Hahhahaa.. iyaaa... pasti.. lucunya my silly sugar baby.. belom apa-apa aku rindu..”

“Hahahha... baru sekali aku melihatmu seperti ini. Bahkan ketika bersama Rose kau tak seperti ini.”

“Tertawalah yang puas... aku sudah tak peduli lagi. Yang aku rasakan aku selalu rindu melihat wajah nakal dan bodohnya ini.”