webnovel

2. Bos baru

Hari ini adalah hari besar di tempat ku bekerja. Aku bekerja sebagai karyawati di sebuah dealer motor, cukup lama, hampir 7 tahun. Karena itu aku dan beberapa karyawan di sana sudah sangat cukup mengenal, baik buruknya sifat kami.

Memang sih ada yang keluar dan di gantikan dengan yang baru, tapi saat mulai mengenal satu dengan yang lain, pembatas antara pegawai lama dan pegawai baru sudah tidak dirasakan lagi.

Seperti kata ku, hari ini adalah hari besar bagi tempat ku bekerja, hari ini ada hari pergantian Owner, pemilik dealer ini. Menurut narasumber yang terpercaya, pemilik yang baru ini adalah milyader , punya 3 perusahaan besar, 5 mall terbesar yang ada di negara ini adalah kepunyaan nya. Wah.. apa rasanya ya punya uang banyak? hah.. aku cuma bisa menghela napas panjang.

Kuharap Bos yang baru ini, tidak galak dan baik seperti Pak Donni. Bisa di bilang Pak Donni itu orangnya baik ramah, dan murah senyum , hanya sayang beribu sayang dia terlilit hutang besar yang di akibatkan oleh judi. Bahkan saat dia menjual semua hartanya dari 2 rumah mewahnya yang dikawasan elit, 2 mobil sedan mewah terbaru,lalu 1 mobil yang bergaya sport bahkan seluruh perhiasan istrinya pun belum mampu menutup seluruh hutangnya, dan ujung-ujungnya tempat usaha pun melayang.

Memang kata orang tua jaman dulu, jangan berjudi dan berhutang, kalau tidak celana kolor pun ikut melayang.

Pukul 06:47 aku butuh tenaga ekstra kuat untuk berlari dari tempat parkir ke dalam kantor manager di lantai dua dimana dinding tempat finger print di tempelkan berada.

" Lomba lari jeng? " sapa manager ku Pak Rusdi, pria paruh baya berusia 54tahun, agak kurus dan pendek dengan rambut hitamnya yang banyak di dominasi oleh uban dan sudah menipis di bagian depan kepala.

" mumpung masih pagi pak". balas ku sedikit mengatur napas, dan tersenyum lega saat absen ku telah terdata.

" Pak, besok-besok taruh di atap sekalian, biar lepas sekalian kakinya naik ke lantai 3." kata ku seraya keluar dari ruangan pak rusdi.

" Saya tunggu kertas sarannya di kotak saran. " aku tertawa mendengar itu, dan melangkah ringan menuju Ruang admin yang ada di sebelah ruang manager.

"Pagi girls! " sapa ku keras kepada 5 orang gadis yang ada di ruangan tersebut.

" hey pagi Sam" balas Nuri si akuntan tangannya masih sibuk memoles wajahnya dengan bedak.

" Pagi! " balasan singkat begitu selalu di lakukan oleh Susi, gadis hitam manis dan berlesung pipi itu cuek tanpa memandang kearah ku sibuk mengunyah sarapan paginya. .

" Tumben sarapan di kantor? " aku berbasa-basi bertanya seraya melewati meja kerjanya.

"Hm, tidak sempat masak, kesiangan." Jawabnya. Susi sudah menikah selama hampir 2 tahun tapi belum mempunyai anak, tinggal di kos bersama suaminya.

Aku melambai kecil ke pada Arumi, bagian pengurusan barang kelengkapan motor dan surat menyurat kendaraan. Rambut keriting nya yang sebahu tampak mengembang seperti permen kapas, membingkai pas pada wajahnya yang agak membulat.

" Hey Sam, kenapa baru datang jam segini? " tanyanya.

memang setiap hari aku selalu datang setengah jam sebelum jam kantor. Tapi hari ini aku harus buat pengecualian.

" Ah biasa, banyak drama di jalan. " jawabku dengan tanganku ikut mengibaskan kecil dan Arumi menyambutnya dengan tertawa Receh.

"Hei Mar, ini barang pesanan mu! " Ucapku begitu sampai dimeja yang ada di sudut ruangan. Sebuah kantung plastik aku taruh di atas meja tersebut.

" Totalnya 130 ribu." kataku lagi. Kerja sambil Jualan barang kosmetik secara online itulah aku, berusaha menambah pundi-pundi uang.

Aku melirik kepada mahkluk pemilik meja ini yang sedari tadi masih tenggelam dalam HP nya, tidak menyadari kehadiranku rupanya. Aku cukup penasaran dengan apa yang diperhatikan nya di layar HP tersebut., yah.. tidak masalahkan aku sedikit mengintip.

Hm aku melihat banyak tulisan , dengan sedikit mendekatkan wajah ku dan memicingkan mata, aku dapat membaca sebaris kalimatnya.

' lalu mereka berciuman.. '

" Bacaan apa ini!? " kataku sedikit keras tepat di samping telinga yang punya HP

" Astaga Sammy, kau mengagetkan ku.Jangan mengendap seperti itu. " Hardiknya

" Siapa yang mengendap,? aku sudah komat kamit di depan mu dari tadi, tuh HP lebih keliatan dari pada aku. " aku balas menghardik nya.

Martha terdiam sejenak lalu cengengesan malu seraya merapikan kacamatanya yang melorot ke ujung hidungnya.

"130 ribu" kataku lagi dengan tangan yang ku sodorkan kearah dirinya.

" iya-iya sabar. " katanya sambil merogoh tasnya untuk mengambil dompet. Dengan jari tangannya yang kurus dan panjang, uang sebesar 130 ribu itu berpindah tangan, eh berpindah tempat ke Dompetku.

"Baca apa? serius banget. " tanyaku penasaran. aku bisa melihat wajah malu-malu kucing di wajah sahabat lengket ku ini. "ah sudah lah, aku ketempat ku, sudah waktunya buka bengkel. " lanjut ku melihat tidak ada tanda teman cerewet ku ini akan bicara.

" Eh mau kemana, asal cabut aja sih kamu. sini! " Teriaknya. aku segera merapat di sampingnya.

"Ayo ngomong. " Desak ku

" Ck. Aku sedang membaca novel. "

Novel apa? "

" Kisah Romantis fiksi. " jawabnya. " kisah tentang manusia serigala yang jatuh cinta dengan seorang peri." Lanjutnya. aku menatap matanya.

" Pokoknya romantis banget."

" Tumben bisa baca novel. " kata ku penasaran karena Martha adalah ibu tunggal dari seorang putri berusia 13 tahun yang lagi puber-pubernya , yang selalu dengan mottonya tidak ada waktu untuk bersantai, tapi sekarang.

membaca novel?.. sungguh..

Dia mendesah pelan

" Aku memergoki Rani beberapa hari lalu tertawa sendiri saat melihat Hp nya

saat ku tanya ternyata sedang membaca novel." Aku mengangguk paham, tapi tidak ada penjelasan dia juga ikut baca novel,

" Kau tahu... "

" Aku tidak tahu. " jawab ku cepat

" Karena itu aku beritahu, Rani yang memintaku untuk membaca novel, katanya aku perlu sedikit bersantai, bahkan dia yang mendownload kan aplikasinya." Seakan dia tahu apa yang ku pikirkan.

" Dan dari semua cerita kau memilih kisah manusia serigala." ucap ku.

" Hei, kisah manusia serigala itu sangat romantis , coba kau pikir kan mereka memang ada diantara kita, kisah cinta mereka memang terjadi, mate... "

"Mate? " Apalagi itu aku membatin

" itu seperti pasangan hidup yang sudah ditetapkan, saat bertemu kau tahu orang itu adalah jodoh mu."

" Astaga untung itu hanya mitos, cerita fiksi belaka. Mendengarnya saja rasanya membuat kepala pusing"

Ujar ku dan mendapat tamparan ringan di bahu ku.

" Tapi aku suka kau baca novel, seperti kata Rani kau memang perlu sedikit bersantai." kata ku sambil melangkahkan kaki ku keluar dari ruangan itu mengingat aku sudah terlalu lama di ruang atas

Segera Ku pastikan ruang kerjaku bersih dan rapi. Ruangan ku berada di depan bergabung dengan ruang penerimaan servis motor.

Ku tatap Yulia dan Arista rekan satu team ku di bagian depan servis motor tampaknya mereka sudah merapikan dan membersihkan meja kerja mereka.

Keduanya adalah team yang hebat.

Menurut info yang di sebar oleh pak dodi bagian kepala servis, Bos baru ini ingin melihat kesigapan kami dalam menjalankan tugas kami masing - masing.

Jam menunjukkan pukul 10:30 pagi, selagi melayani konsumen, menunggu kapan bos baru itu datang membuat jantung berdetak dengan kencang.

Aku menarik napas panjang, aneh, kenapa dada ku serasa sesak, sangat tidak nyaman, seperti ada batu yang mengganjal di dalam rongga dada ini.

Berulang kali aku harus menarik napas dan mengeluarkannya lagi. tarik... keluarkan .. tarik.. keluarkan.

" Kak Sam, sakit? " Teguran dari Arista menghentikan fokus ku dalam olah raga napas.

"y-ya, kenapa? " dalam hati aku berdecak kesal, karena bersuara gugup.

"Tidak, hanya ku lihat kau dari tadi seperti orang mau melahirkan, kau tahu tarik napas , buang napas. " kata Arista yang susah ku artikan sebagai perhatian atau justru hanya candaan, Dia, aku dan Martha kami hanya selisih satu tahun, aku lebih muda dari Martha, tapi dengan Arista aku lebih tua.

" Tidak apa-apa, hanya sedikit gugup. " jawab ku dengan senyum selebar mungkin.

" Makin yakin aku kalau kamu itu sakit." Arista memandang dengan tatapan curiga.

" Siapa yang sakit? ".

Aku cepat menoleh ke arah depan mendengar suara yang tidak ku kenal sama sekali.

' Astaga...ibu tolong aku ' pekik ku dalam hati. Seakan ada ribuan paku yang menancap di seluruh tubuh ku, Ngilu, merinding seperti ribuan semut yang sedang menjelajah di seluruh badan saat aku menatap matanya ' Astaga..' Kenapa badan ku tidak mau menurut saat aku ingin mengalihkan pandangan ku. Garis wajahnya tegas, matanya yang terlihat sayu namum tajam bila menatap, hidung besar dan mancung bersanding indah dengan bibir tipis di bawahnya menambah kesempurnaan wajah tersebut, rambut hitam legam yang tersisir kebelakang meninggalkan beberapa helai poni yang terjatuh di keningnya.

" Pak Alex? " Aku menelan ludah secara paksa dan ku hela napas ku yang tanpa sadar sudah ku tahan saat Pria itu berpaling menatap Pak Rusdi.

" Mari saya perkenalkan, " kata pak Rusdi " Ini Arista, dia bagian kasir. jadi setiap pembayaran servis dan sparepart akan masuk ke dia. kecuali untuk pembelian sparepart secara besar akan langsung ke kasir besar. "

" Oh si Martha tadi ya? "

" Betul Pak. " Jawab Pak Rusdi. " Yang ini namanya Yulia, tugasnya menerima orang yang mendaftar servis dan penyediaan sparepart jika mekanik membutuhkannya."

Aku melirik dari sudut mata ku melihat kalau pria itu mengangguk. Aduh.. kenapa perasaan ini semakin tidak enak, kenapa aku gugup seperti ini. detik-detik dimana pak Rusdi akan memperkenalkan ku seperti menunggu keputusan hidup dan mati. semoga aku tidak memalukan.

" Ini namanya Sammy , dia bagian sparepart. Tugasnya adalah mengambilkan sparepart dari gudang dan di berikan kepada Yulia, dan pengecekan stok" Aku berusaha untuk tersenyum dan mengangguk saat di perkenalkan.

" Ini pak Alexander, Owner baru bengkel ini. " sambung pak Rusdi.

" Senang bertemu dengan kalian. lanjutkan pekerjaan kalian maaf saya tidak bisa lama ada pertemuan penting yang harus saya hadiri. Pak Rusdi " Katanya mengangguk sedikit lalu pergi. kami menatap orang itu keluar dari dealer di ikuti oleh dua orang bodyguard nya dan masuki mobil dengan supir yang segera menjalankan mobilnya.

" Astaga pak, siapa itu? yakin itu bos baru kita? bukan artis yang menyamar gitu? " Yulia langsung memberondong pak Rusdi dengan pertanyaan aneh.

" Artis kepala mu, " Omel pak Rusdi

"Kirain pak. " gumam Yulia pelan

"Itu benar bos baru kita. Gimana Ganteng kan? " ucapan pak Rusdi itu langsung di setujui oleh Yulia dan Arista. " Masih 27 tahun lho, single lagi. " Goda pak Rusdi sambil melirik ke arah ku. oh... tatapan itu

" Maksudnya Bapak? " Tanya ku cepat Aku tahu kemana arah pembicaraan ini.

" Buat yang masih jomblo... "

"Nyindir! " ketus ku

" Ngerasa?!"Balasnya

"Hati-hati di jalan lho pak

" Kenapa, ngancam"

"Nggak, cuma nyumpahin." kataku. " semoga motor bapak mogok di jalan, jadi pulangnya dorong motor ribuan kilo"Yang hanya di sambut tawa oleh pak Rusdi.

"Kejam banget kamu Sam! " seloroh pak Rusdi.

" Biarin, bapak yang mulai. " ketus ku.

"kalau Kak Sam tidak mau, buat aku saja. " Aku cuma menatap Yulia, gadis 22 tahun yang baru putus dari pacarnya seminggu yang lalu. wow cepat sekali move on nya. Selama mengenalnya hampir selama 2 tahun, gadis sedikit bongsor dan berlesung pipit ini sudah berganti pacar sebanyak 3, itu yang aku tahu, bisa jadi sebelum dia bekerja disini, mungkin pacarnya sudah berganti berkali-kali

" Hm ambil untuk mu saja, dia terlalu muda." Aku sebenarnya malas untuk meladeni pembicaraan tak bermutu ini.

"Memang setua apa kamu? " tanya pak Rusdi. Aku pun mendelik, apa pak Rusdi ini pura-pura tidak tahu usia ku.

"Pak, 3 bulan lagi aku sudah 36 tahun. sudah ketuaan. "

" Berondong dong" Goda nya lagi di sambut tawa Kedua teman ku.

" Tapi kayaknya bos kita yang baru ini suka kamu deh, Sam. " Tiba-tiba pak Rusdi berbicara yang membuatku ingat tatapannya tadi.

" Ho, benar tuh, aku juga liat. Pak Bos tatap kamu lama banget Kak. " Arista membenarkan.

"Sudah ah kerja lagi, ngomong pada nggak jelas. " Sungut ku.

Aku segera berbalik kembali ke meja ku, malas melanjutkan pembicaraan tak jelas tujuannya. Aku hanya bisa kesal saat mereka tertawa karena godaan mereka kepada ku.

Ku tumpukan kepala ku di kedua tangan ku dan memijit pelan di kedua sisi pelipis, terasa sakit berdenyut. Ada apa? apa yang sebenarnya yang terjadi?!

Kenapa aku merasakan perasaan aneh saat bertatapan dengan nya, ada apa dengan ku. ku gosok pelan kedua tangan ku untuk menghilangkan aliran listrik yang terus kurasakan sejak bertemu dengan nya. Bahkan Wajah nya selalu terbayang, apa-apaan ini

" Kak Sam, mau pesan apa? " teriak Yulia menyaingi suara kerasnya knalpot motor. aku melirik jam yang ada di dinding. ya ampun Sudan jam 12 siang.

"Tidak usah, terimakasih,aku beli sendiri nanti." jawabku

"Ok" balasnya.

Aku Hanya bisa termangu, apa yang sebenarnya terjadi. Ah.. perasaan tidak nyaman ini sungguh menyiksa. Pria itu, Sudah ku putuskan jangan dekat-dekat dengan nya, walaupun dia adalah bos, jangan sampai sering bertemu. yah... begitu saja.

Setengah hari ini ku habis kan dengan pikiran yang berkelana di wajah dari bos baru ku dan ini mempengaruhi kerja ku. Aku tidak bisa berkonsentrasi sama sekali. Bahkan kaki terasa sangat berat untuk di bawa melangkah. Kenapa waktu lama sekali berputarnya Aku sudah tidak sabar untuk segera pulang, mandi air hangat dengan sabun aroma terapi, lalu duduk manis di depan TV nonton drama favorit sambil minum teh hangat dan sedikit biskuit, pasti semua beban yang di rasa langsung hilang.

Ya... pasti itu cara yang benar.

Begitu bengkel tutup di jam 5 sore, aku langsung angkat kaki bergegas menuju motor ku, dan tancap gas untuk secepatnya sampai di rumah agar rencana Relaxasi ku terwujud.