webnovel

Pekerjaan

Meski menjalani hidup tanpa gairah, aku tetap memiliki sebuah pekerjaan, aku tak tau apa alasan ku untuk bekerja, kalian bisa menyebut ini sebagai dasar insting manusia untuk bertahan hidup, meski aku sendiri tidak punya alasan yang kuat untuk terus hidup, setidaknya aku akan menganggap ketakutanku akan kematian sebagai alasan ku untuk terus berusaha hidup.

Aku bekerja di sebuah pabrik besi, ini adalah sebuah pekerjaan kasar dengan upah yang kurang layak, bukan maksud ku untuk merendahkan industri ini, namun pabrik tempat ku bekerja hanyalah pabrik kecil tanpa reputasi bagus. Tidak! Lebih tepatnya pabrik ini punya reputasi yang buruk, dalam setahun ada banyak sekali kecelakaan yang menimpa para pekerjanya, hasil olahan besi yang jelek, peralatan yang berkarat, bos yang memiliki catatan karir yang buruk dan berbagai hal buruk lainnya.

Namun aku tidak memiliki pilihan, untuk seseorang tanpa bakat atau kemampuan spesial seperti ku hanya bisa melakukan pekerjaan tanpa memilih-milih. Ya! Aku tahu! Bahkan pekerjaan di industri ini tetap membutuhkan keahlian yang mumpuni, karena itu aku hanya bisa menjadi seorang pekerja tanpa kontrak, pekerjaan ku sehari-harinya hanyalah memotong besi dan sisanya akan diserahkan pada senior yang lebih ahli dalam industri ini. Walau tanpa kontrak bos tempat ini belum pernah memberhentikanku selama 4 tahun aku bekerja disini, mungkin karena dia tidak bisa pilih pilih pekerja.

Tiap bulannya selalu saja ada pekerja yang berhenti karena tidak tahan dengan kondisi yang sangat buruk ini, namun tiap bulannya juga selalu ada pekerja baru yang berasal dari kalangan Imigran Gelap yang tidak mampu bekerja karena masuk ke negara ini secara tidak sah, bos lalu menipu mereka dengan tawaran gaji dengan jumlah yang jauh dibawah standar, namun dengan keahlian bos dalam negosiasi, dia mampu mengendalikan persepsi orang-orang baru agar menganggap bahwa gaji yang dia tawarkan sangat tinggi.

Aku sendiri hanya bisa pasrah menerima keadaan ini dan hanya bekerja bagai robot tanpa berkomentar apapun, tidak peduli jika bos memberikan perintah yang tidak masuk akal dan manusiawi, aku hanya bisa menelannya dan melaksanakannya bagai robot

Namun, ada 1 peristiwa yang membuat ku merasakan peristiwa baru. Bulan itu, sama seperti bulan bulan yang lalu, ada sekelompok orang yang pergi dan ada juga yang masuk. Dari kelompok orang baru yang masuk ke pabrik ini, ada 1 orang yang amat mencolok, namanya Rafli, berbeda dengan yang lainnya, dia memiliki tatapan mata yang cerah dan penuh harapan, seolah-olah pekerjaan ini adalah impiannya sejak lama

Tapi ada 1 hal dari dirinya yang sama denganku, dia juga tidak memiliki bakat khusus dalam industri ini, sehingga dia ditempatkan di tempat yang sama denganku. Melakukan pekerjaan yang sama di tempat yang sama, membuatku secara alami banyak berinteraksi dengannya, Rafli benar-benar berbeda dengan para pekerja di pabrik ini, dia orang yang sangat ceria dan positif. Dia mampu merubah suasana suram di pabrik ini menjadi lebih hidup

Awalnya hubungan ku dengannya tidak begitu dekat, sifat ku yang individualis membuat ku susah dekat dengannya, namun karena kami mengerjakan pekerjaan di tempat yang sama, mau tidak mau kami akan selalu bertemu.

Minggu pertama, aku benar-benar mengacuhkan Rafli, setiap kali dia menyapa ku hanya berjalan tanpa menyapa balik dia, karena aku tidak ingin menjalin interaksi dengan orang lain, aku berharap dengan terus mengacuhkannya, dia akan berhenti menyapa ku

Minggu ke-dua, aku mulai menyapanya, karena dia tidak pernah berhenti menyapa ku setiap hari ketika masuk dan pulang dari pabrik, aku menyapanya dengan harapan agar dia puas dan berhenti untuk terus menyapa ku

Minggu ke-Tiga, aku sudah terbiasa menyapanya setiap kali kami bertemu, itu membuatnya malah makin mencoba mendekati ku setiap harinya, ketika kami bekerja, dia akan selalu mengoceh panjang lebar, ketika sedang makan siang dia akan sengaja duduk bersama ku dan terus berbicara tanpa henti, aku hanya diam mendengarkannya berbicara

Minggu ke-Empat, aku mulai memberikan tanggapan-tanggapan pendek setiap kali dia berbicara, meskipun tanggapan ku hanyalah tanggapan pendek sebagai bentuk simpati kepadanya yang terus berbicara, karena itu tanggapan ku hanya "iya", "tidak", "mungkin saja", "kupikir begitu". Walau aku hanya menanggapinya dengan tidak niat, Rafli terus berusaha mengobrol padaku tanpa bosan

Minggu Ke-Lima, aku mulai menanggapi pembicaraan ku dengan Rafli secara serius, Rafli sering berbicara tentang masalahnya dalam tinggal di negara yang asing, aku mulai menjawabnya dengan memberitahu beberapa hal lumrah yang ada di negara ini. Walau aku hanya memberitahukan hal biasa yang tidak istimewa, Rafli selalu merasa kagum setiap kali aku memberitahunya hal yang kutahu

Minggu Ke-Enam, aku makin merasa terbiasa dengan Rafli, aku bahkan berubah menjadi pihak yang menyapa saat bertemu dengannya, aku tidak tahu apa alasan ku menyapa Rafli. Mungkin kau bisa menyebut ini yang dinamakan kebiasaan, para pekerja di kantor pun menjadi lebih hidup dan aktif hingga suasana di pabrik ini terasa menjadi lebih hidup dari biasanya.

Aku sendiri merasakan sebuah perasaan asing, perasaan ini berbeda dengan rasa takut, perasaan ini malah membuat ku merasa nyaman dan ringan setiap harinya, bahkan perasaan ini mendorongku untuk mencoba berinteraksi dengan orang lain, walau aku belum mencoba berinteraksi dengan orang lain lagi selain Rafli.

Minggu Ke-Tujuh, sudah hampir 2 bulan Rafli bekerja disini, suasana pabrik terasa lebih hidup berkatnya, para pekerja yang biasanya selalu memasang ekspresi muram menjadi mulai memasang senyum di wajah mereka, aku pun sepertinya ikut terpengaruh sedikit.

NAMUN....

TERJADI SEBUAH INSIDEN....

Hari itu adalah Minggu Ke-Delapan, sudah genap 2 bulan Rafli bekerja di Pabrik ini, dia sudah terbiasa dengan pabrik ini, para pekerja lama pun sudah terbiasa dengannya. Hari itu, seperti biasa, Rafli bekerja untuk memotong besi. Namun, saat dia sedang fokus bekerja, terjadi korsleting pada listrik mesin yang dia pakai, mesin itu langsung meledak tepat di wajahnya. Meski dia menggunakan pelindung wajah, ledakan itu cukup untuk membuatnya terhuyung kebelakang karena rasa sakit dan pusing akibat ledakan, dia terus terhuyung kebelakang hingga terjatuh kebelakang, kepalanya. Dia jatuh diantara tumpukan besi, dan sialnya, kepalanya mendarat tempat diatas tumpukan besi dengan sangat keras.

Aku melihat semuanya secara langsung namun aku hanya bisa mematung tanpa bisa berbuat apapun karena terkejut. 1 detik, semuanya hanya diam. 2 detik kemudian semua orang sadar apa yang telah terjadi dan langsung menolong Rafli.

Akibat kecekaan itu, Rafli mengalami gegar otak yang cukup serius, dan efek dari ledakannya memberikan luka bakar pada tangannya, bos hanya diam setelah diberitahu. dan beberapa minggu kemudian, bos mengumumkan bahwa Rafli telah berhenti dan dideportasi ke negara asalnya. Dan minggu berikutnya, pabrik kembali pada suasana lamanya. sunyi, hening tanpa ada suara obrolan, hanya terdengar bunyi mesin di pabrik ini. Aku pun telah kembali ke diriku yang lama

Berbulan-bulan kemudian, tidak ada lagi perubahan di pabrik ini, pabrik ini terus mengalami perubahan pekerja, hanya aku dan 10 orang saja yang tidak pernah berhenti selama bertahun-tahun, pabrik ini masih belum berkembang dan berubah sama sekali. Gaji yang kecil, jam kerja yang tidak manusiawi, hasil pekerjaan yang buruk, terus terjadi di pabrik ini. Yang berubah hanyalah jam tangan dan mobil mewah milik bos