webnovel

Rival rega

"Kira…"

Semmy dan kira beralih pandangan pada suara yang memanggil. Nampak disana posisi rega berdiri tak jauh ditengah mereka.

Rega menemukan kira sedang asyik mengobrol dengan seorang cowok yang tak asing matanya. Melihat tangan semmy yang berada dipundak kira. Rega merasa tak enak hati.

Pemuda itu menghampiri kekasihnya.

"Sudah selesai? Kenapa gak langsung balik? Gue kuatir"

"Ah…iya maaf", Kira jadi merasa bersalah, tatapan rega tak senang pada sosok semmy.

"Gue gak sengaja ketemu kak semmy, loe ingat dia yang waktu itu…"

Tanpa alasan rega menarik tangan kira kasar. "Aauu…sakit", rintih kira. "Apaan sih ga?!"

"Kita pergi sekarang", ajak rega menggeret tubuh kira.

Semmy tak berdiam diri hanya jadi seorang penonton, dia melerai tangan rega. "Loe bisa gak jangan bersikap kasar ama cewek", menahan tangan kanan rega untuk melepaskan kira.

"Singkirin tangan loe dari tangan gue", suruh rega.

Remasan jari-jari semmy semakin kuat, "Enggak", tolak semmy. "Kenapa gak loe yang lepasin dia"

Ditengah perdebatan mereka kira mulai resah. Kerutan alis rega nampak jelas kalau pemuda itu merasa sangat kesal dengan tindakan yang dilakukan semmy.

Rega menghela nafas panjang mengalah melepaskan tangan kira.

"Ga…kita pergi sekarang", ajak kira menghentikan perseteruan. Semmy memandang rega tak ada rasa takut sedikitpun diraut muka pemuda itu.

"Loe gak apa-apa?", tanya semmy pada kira. Kira mengangguk pelan.

"Jangan sok perhatian", tak bisa menahan kesabaran lagi, rega tiba-tiba mendorong kuat tubuh semmy dengan tangan kirinya.

"Rega?! jangan kelewatan". sambar kira menjauhkan rega dari posisi semmy, tanpa sadar balik mendorong tubuh rega. Kira merasa canggung.

"Maaf ya kak sem, dia agak khilaf"

Rega dibuat semakin cemburu dan kesal melihat tingkah manis kira yang ditujukan pada cowok lain selain dirinya. "Dia rega temanku, sebenarnya anaknya baik kok kak", kira tak sengaja berucap kalimat yang membuat rega semakin emosi. Kira menyebut dirinya teman pada semmy.

Rega semakin meradang. Pandangan mata semmy tak lepas dari rega.

Kira merasa tak enak. Tanpa pikir panjang tangan kira langsung ditarik rega lagi menjauh meninggalkan semmy.

Kira pasrah curi-curi pandang kebelakang memandangi semmy dari jauh. Tak mau ikut campur terlalu jauh semmy membiarkan kedua sejoli itu pergi.

"Rega lepasin…", kira menarik tangannya kuat. "Loe apaan sih?!"

Ditengah pertengkaran mereka arga datang menghampiri.

"Ada apa ga?" tanya arga melongo. Rega menarik-narik kira kasar masuk kedalam Gedung dengan muka kesal. "Loe ngapain Tarik-tarik cewek loe kayak gitu"

Rega hanya mendengus tak menjawab teguran. Kira membuang muka malu dihadapan arga.

"Loe ngapain disana berduaan sama si semmy", tanya rega berang.

"Gue gak ngapa-ngapain, orang dari toilet trus gak sengaja ketemu dia"

Rega tak puas dengan cerita kira dan ingin terus mempermasalahkan.

"Gak ngapa-ngapain pakai acara pegang Pundak segala, kenapa tadi pakai acara bilang gue temen loe, gue cowok loe"

"Please…jangan kayak anak kecil deh ga, gue Cuma gak enak sama kak sem karna kelakuan loe"

Arga menyesal mengeluarkan sebuah pertanyaan yang ujungnya hanya diacuhin pasangan kekasih itu malahan bertengkar hebat. arga menjadi pengganggu diantara mereka.

Acara hampir mulai diawali dengan sambutan dari pembawa acara diselang dengan deretan acara yang akan segera dilaksanakan.

"Oke guys…bisakah kita focus pada acaranya", sela arga. "Lagian apa kalian gak malu bertengkar ditengah banyak orang kayak gini", peringatkan arga lagi.

Kira melengos cemberut menahan diri mendengarkan usulan arga. Rega yang masih belum puas tubuhnya ditarik arga menenangkan agar lebih tenang.

"Reg coba loe lihat cowok yang disana", celetuk arga menunjuk jari pada seseorang yang mengenakan jaket berwarna hitam. Rega menoleh, kira pun ikut mengamati.

"Dia adalah calon ketua yang akan memimpin disini"

Kira terbengong melihat burung elang yang ada dibalik jaket hitam dituju arga. "jadi… dia ketua baru kita?", sontak rega kurang percaya.

Kira terbilang lebih senang dari pada reaksi rega. "Kak semmy?"

"Apa tak ada orang lain yang bisa dijadikan ketua?", dengus rega.

"Entahlah…"

Aura ketampanannya sangat mencolok berada diantara kerumunan banyak orang, ibarat permata dia salah satu yang paling berkilau diantara yang lain sehingga membuat dia jadi istimewa. Kira berandai-andai bagaimana bila kakaknya reisa bisa bergandeng dengan orang seperti semmy.

Rega menyadari kira terus menatap semmy dari jauh, memandang layaknya seorang gadis yang terpesona pada idolanya. Tubuh kira didekap erat dari samping oleh rega. Kira akhirnya terguga mendapati kekasihnya cemburu sebab ia sudah memandang semmy cukup lama.

"Kita dikumpulkan disini juga untuk penobatan dia sebagai ketua baru kita", tutur arga lagi.

"Sepertinya ada yang lebih senang dari kita saat dia menjabat sebagai pemimpin bela diri setiap perguruan"

Rega melirik sinis kira, sindiran keras rega membuat kira salting.

"Come on bro…apa loe lagi cemburu sama dia", olok arga menebak-nebak sikap rega.

"Cemburu? Loe becanda? Dia bukan level gue", rega membalas dengan sebuah lelucon. Arga tertawa ngakak menanggapi rasa iri rega. Jelas pemuda itu tersaingi akan semmy.

"Tapi…dia pantas dicemburui sih karena secara dia bukan orang sembarangan", tambah arga.

"Loe kenal dia?", tanya rega melotot pada temannya itu.

"Tentu saja, siapa yang gak kenal bos jalanan sekelas dia, terkenal dengan julukan sempawah, raja jalanan dan bos dari segala bos anak-anak orang kaya, terlebih dari itu tampangnya yang sangat menawan itu bisa membuat semua para gadis tergila-gila padanya, so perfect you know"

Rega makin geram dan iri mendengar cerita arga tentang posisi yang didapatkan semmy. pemuda itu bisa melawan citranya yang selama ini terbilang sempurna juga disekolahnya. Bedanya semmy jauh lebih dikenal diluar daripada dirinya.

"Sesempurna itu kah hidupnya?"

Kira ikut menanti jawaban dari arga.

"Loe masih kalah jauh bro… dia punya segalanya, kedudukan, posisi bahkan materi, beruntung banget kalau loe bisa kenal sama dia, apalagi bisa jadi temennya", kejujuran arga membuat panas rega. Selama ini rega belum pernah bertemu dengan orang yang bisa menyaingi dirinya dalam segala hal termasuk menarik hati para gadis.

"Benarkah?"

Arga tersenyuman licik mengiyakan perkataan rega.

Kira makin dibuat kagum oleh sosok semmy, timbul keraguan dan tak percaya orang sekelas semmy bisa bergaul dengan kakaknya, reisa. Seorang gadis kuper dan miskin yang mungkin ada begitu banyak wanita seperti kakaknya menjadi pengagum semmy.

Dalam hati kira beruntung sekali kak reisa.

"Selamat bro…loe udah resmi jadi pemimpin kita semua sekarang", girang abbay.

"Apaan sih bukan nya emang sem pemimpin kita", sambar dias sembari menoyor kepala abbay gemas.

"Pulang dari sini kita ditraktir dong sem", pinta alex dengan songongnya. Yoga Cuma tertawa senang mengikuti alur konyol teman-temannya.

"Gue ngikut aja, kalian yang cari tempatnya", balas semmy enteng. Si abbay paling seneng bila mencium bau-bau makanan. "Eh…ni anak kalo udah denger kata traktiran aja seneng banget"

Ganti kepala abbay ditoyor si satya.

"Apaan sih loe berisik aja", ketus abbay balik membalas kelakuan satya.

Ditengah keseruan mereka ada suara yang datang ikut gabung meramaikan keberhasilan semmy.

"Ada yang lagi seneng banget nih", suara seseorang ikut nimbrung diantara geng semmy.

Rega, kira dan arga terlihat mendekati mereka. "Gue harusnya bisa lebih bersikap sopan kalau tau loe yang akan jadi calon ketua beladiri, selamat buat posisi baru loe", ucap rega basa-basi. Kira sedikit cemas rega akan bikin ulah lagi pada semmy, tangan gadis itu tak dilepas dari rega.

"Makasih…", balas singkat semmy. Rega maju berhadap-hadapan dengan semmy sedangkan lainnya hanya terbengong melihat mereka saling berpandangan.

"Gue berharap kitab isa ketemu lagi" bisik rega. Selang beberapa detik cowok itu berucap "Oke…gue duluan…", rega pamit meninggalkan lirikan tajam pada semmy dan teman-temannya. Kira dari jauh tersenyum melambaikan tangan spontan mengakhiri penjumpaannya dengan semmy. pemuda iru membalasnya dengan senyuman.

"Gue kayak pernah lihat itu cowok sem", sambar yoga. Si satya dan yang lain ikut mengiyakan ucapan yoga.

Semmy hanya tersenyum kecut tak menanggapi respon teman-temannya akan rega.