webnovel

Malam Minggu

Telepon genggam itu terdengar bergetar mengeluarkan nada dering keras diatas meja belajar yang dipenuhi buku-buku berserakan disebelahnya.Tangan reisa memilah beberapa buku mencari-cari handphonenya yang tertindih oleh salah satu buku.

"Siapa kirim pesan malam-malam gini", gerutu reisa menatap layar smartphone nya. Harusnya gak kupertanyakan lagi siapa dalangnya, hanya dia satu-satunya nomer dikontak selain milik ayah, kira dan dosen pengajarku.

From : Shaki

Hey, apa besok kau ada waktu luang?

Kita weekend yukk…

Ya ampun nih bocah ! gak pagi ,sore, malem pun masih tetep digangguin, mesti jawab apa ya? Tiap hari ngajakin weekend, Kutimang-timang smartphoneku memikirkan alasan apalagi yang seharusnya ku jawab. Mulai kuketik pesanku.

To : Shaki

Mau kemana emangnya… ?

Aku sibuk dirumah ngerjain sesuatu

send

Ping..ping…,balasan mulai terdengar dari smartphone Shakira, mimik mukanya langsung cemberut, "Dia selalu punya banyak alasan untuk menolak ajakanku", gerutunya. Fine! kali ini gak akan kubiarin dia lolos gitu aja", tangan shakira mulai membalas pesan yang dikirim reisa.

To : Rei

Sibuk apa…? Tak ada alasan, pokoknya besok akan ku jemput kerumahmu titik.

Send

"aku tau bakal kek gini, tuh anak selalu seenaknya sendiri"

Reisa sedikit kesal tapi juga bahagia, selama ini dirinya begitu diperhatikan jika berada disisi teman dekatnya itu, meski hanya satu orang yang bisa memahami dirinya gadis itu merasa sangat bersyukur. Shakira bukan hanya sahabat bagi reisa lebih dari itu Ia menganggapnya seperti kakaknya sendiri. Menjaganya,melindunginya, memperhatikannya lebih dari seorang kawan. Apa jadinya aku tanpa dirinya…? Berharap selamanya tak akan berpisah meski kelak mereka memiliki keluarga masing-masing.

Reisa masuk keruang kerja ayahnya mengendap-ngendap mencari sosoknya.

Ardiansyah ayah reisa, laki-laki separuh baya, punya ekspresi tegas dengan wajah agak seram tapi memiliki kesabaran lebih dalam hatinya.

Reisa gugup saat berbicara pada ayahnya meminta izin pergi weekend dengan shakira.

"Yah…, ehmm...bolehkah aku keluar besok dengan temanku?"

Asyik duduk santai membaca koran sambil menikmati kopi yang sudah diletakkan reisa didepannya.

"Pergi kemana…? sama siapa…?"

Selama ini reisa tak pernah sekalipun membawa teman-temannya datang kerumah karena itulah ayahnya tak pernah tau apakah putrinya itu memilliki seorang teman.

"ehhm…aku…pergi sama shaki teman kampusku", jawabku pelan.

"Ayah harap tidak bersama laki-laki karena ayah gak suka itu"

"eeh...ti...tidak kok yah.., kami Cuma berdua saja, paling cuma pergi ketoko buku sebentar "

Ardiansyah menghela napas panjang sembari melihat putrinya itu, menimang-nimang permintaannya.

"ayah harap kau selalu ingat perkataan ayah untuk tidak sembarangan bergaul sama teman laki-laki, menjaga diri dan jangan mudah terpengaruh pergaulan bebas"

"iya…, reisa ingat semua pesan ayah kok"

"Bagus…,Kau boleh pergi besok tapi hanya 3 jam dan langsung pulang"

Senyuman manis terlihat dibibir reisa karena persetujuan ayahnya yang mengizinkannya pergi."Be...beneran ni yah..?! makasih…", reisa langsung memeluk tubuh ayahnya saking senangnya.

Malam minggu adalah malam para pemuda-pemudi keluar menikmati udara segar dan bersenang-senang, aku bahkan tak bisa merasakannya selama hidup sudah 20 tahun , bukan dilarang sih kekhawatiran ayah kadang berlebihan. Reisa selama ini terlalu dekat dan sangat menyayangi ayahnya dari pada almarhumah ibunya, Sebaliknya juga dengan ardiansyah ayah reisa, dia selalu bertindak apa yang terbaik buat reisa meskipun disana ia juga memiliki Kirasarah sebagai anak perempuannya. Aku merasakan apakah tindakan yang dilakukan ayah termasuk dibilang mengengkang atau bahkan OVERPROTECTIVE , yang jelas gadis itu bahkan tak pernah membuat kecewa ayahnya dengan tidak berkata tidak atas apa yang diperintahkan oleh beliau.

Tiin…tiin…tiin…, klakson mobilnya dibunyikan shakira sekeras mungkin agar reisa bisa cepat menemuinya diluar rumah.

"Kak rei mau kemana, tanya kira yang melihat kakaknya berpakaian rapi dengan hem berwarna pink muda dan mengikat rambut sebahunya.

"temen kakak ribut banget diluar, emang ayah udah ngizinin buat pergi ? ",tanya kira.

"Ayah sudah ngizinin kok, sahut reisa sambi berkaca merias wajah dan merapikan penampilannya.

"benarkah..?, kirasarah seolah tak percaya mendengar jawaban kakaknya.

Reisa mengangguk." Mau malmingan sama cowok mana nih..,goda adiknya. Hussh…jangan bicara sembarangan " perbicaraan kira mulai dilebihkan, kalau sampai ayahnya mendengar ucapan itu acara untuk jalan keluar pasti akan gagal.

Reisa berjalan ingin berpamitan pada ayahnya.

"tunggu reisa…", cegah ayahnya sebelum sampai pintu.

"kau tidak ingin memperkenalkan temenmu?

"ten..tentu saja yah"

Ardiansyah berpikir ingin mengetahui seperti apa teman yang selama ini diajak reisa bergaul diluar, dilihat sekilas bahwa temannya bukanlah orang sembarangan apalagi melihat mobil yang sudah daritadi terparkir didepan halaman rumahnya, kekhawatiran hati seorang ayah terhadap anak gadisnya. Reisa keluar rumah dan menyeret paksa tangan shakira masuk sebentar. "ayo…masuk bentar"

"yah…,kenalkan ini teman baikku shakira", tutur anaknya. Diruang tamu ardiansyah duduk santai menunggu.

"nama saya shakira om, shakira refleks mengarahkan tangan kanannya untuk berjabat tangan

pada ayah reisa. Ardiansyah hanya tersenyum dan membalas uluran tangannya. Menelisik penampilan gadis itu mencerminkan dari keluarga terpandang tapi entah dengan kehidupan dan pergaualannya.

"oke, bisakah kita pergi sekarang?!, celoteh shakira tanpa pikir panjang. Kuanggukkan kepalaku. Reisa langsung menggamit dan mencium tangan ayahnya, diikuti pula oleh shakira.

Mereka keluar rumah dan masuk kedalam mobil yang dibawa oleh shakira.

Kekhawatiran ardiansyah terhadap putri nya muncul berlipat ganda setelah mobil itu berlalu pergi menjauh dari halaman rumahnya. Keputusan memperbolehkan putrinya untuk pergi keluar apakah jadi hal yang bagus?

"Rei baru kali ini aku ketemu ayahmu dan sepertinya dia…agak galak, ujar shakira cengingisan.

"gak gitu kok malahan sebaliknya, kau aja yang belom kenal"

"ehm…gitu ya, oke lain kali aku akan nginap dirumahmu beberapa hari agar aku bisa kenal dekat sama keluargamu, oke?!

Lagi-lagi seenaknya! Menginap? Tuan putri ini bahkan pasti tidak akan pernah bisa tidur dikasurku yang keras. Aku tertawa membalasnya "kau gak perlu ngelakuin hal kayak gitu juga kali", tepisku.

"bilang aja kau gak ngizinin aku buat tidur dikamarmu, tangan kiri shakira mencubit pipi kanan reisa sedangkan tangan lainnya mngemudikan setir mobil, keduanya saling bercanda didalam mobil, "AAUU…hey sakit…, sembari mengelus-ngelus pipinya.

" pegang kemudi yang bener kalau gak kita bisa kecelakaan"

"baiklah…baiklah…", shakira menyetujuinya tanpa protes.

"ini kita mau kemana sih? tanyaku.

"udah deh..., ikut saja kujamin seneng rei, balas shakira.

Mobil ferrari itu lalu melaju kencang kearah barat dengan kecepatan tinggi melewati gedung-gedung besar dikota. Cewek satu ini ! Shakira bisa membunuhku sebelum sampai ditempat tujuan, gayanya yang kebut-kebutan bisa membuat pakpol melayangkan gugatan kecepatan berkendara yang berlebihan. Reisa duduk diam pasrah entah kawannya itu akan membawanya kemana, shakira bahkan tak memberi tau kemana arah tujuannya.