webnovel

Chapter 3 : Era Baru - Part 2

Dari kejauhan aku mencium bau sedap yang menggoda. Aku yakin itu daging yang lezat. Sudah kuduga. Memilih Caillou untuk pergi berburu adalah hal yang tepat.

Aku kembali menarik tali yang ada dalam genggamanku dan bergegas kembali ke kamp.

Sesaat aku melihat kebelakang, pak tua itu sangat kotor dengan tanah. Mirip seperti babi. Sejak awal aku menyeretnya. Karena basah kuyup, tanah menempel pada keseluruhan tubuhnya.

Aku kagum dengan tali ini. Aku membuatnya dari tumbuhan yang menjalar kemudian aku buat sedemikian rupa dan berakhir menjadi tali yang sangat kuat.

"Maaf membuat kalian menunggu"

Mereka berdua berpaling ke arahku.

"Anda datang tepat pada waktunya tuan."

***

"Huaa… aku kenyang, tadi itu enak sekali"

Itu adalah suara Belric tampaknya dia sangat bersyukur bisa makan makanan seenak ini.

"Kuhahaha… ini semua berkat Caillou dan kamu paman. Aku sangat bersyukur untuk ini."

Aku menyauti Belric.

"Aahh itu tidak seberapa dibandingkan usaha Caillou dengan tangkapannya."

"Ini juga berkat perapianmu yang rapih membuat daging yang dibakar sangat lezat."

"Tidak, tidak, ini semua berkatmu"

"Tidak…"

-----

Ada apa dengan mereka? Mereka terus saja begitu. Tak ada hentinya.

"Kita akhiri moment sanjung menyanjungnya."

Aku menghentikan percakapan tidak penting mereka.

"Benar juga"

Belric membalas perkataanku.

"Ahh… Imare, sejak tadi aku memikirkan sesuatu, aku khawatir dengan keluargaku di Sannia. Aku akan kembali ke Sannia untuk menemui keluargaku."

Aku mengerti dengan kekhawatirannya. Tapi aku tidak bisa membiarkan dirinya pergi begitu saja. Kita tidak tahu situasinya seperti apa di Sannia. Bisa saja Belric dan aku sudah masuk daftar buronan di Sannia.

"Tunggu sebentar paman, aku punya cara lain"

Sebenarnya cara itu belum ada sama sekali dalam kepalaku. Aku hanya ingin menahannya untuk pergi ke Sannia karena itu berbahaya. Ayo berfikir Imare Inbelrun!

"Cara apa? Aku sudah terlalu lama meninggalkan keluargaku. Aku khawatir dengan mereka."

Aku mengerti! Tapi aku tidak bisa membiarkanmu berada dalam bahaya. Jika saja… Jika saja aku punya cukup mana… itu dia!

"Tunggulah disini. Akan berbahaya bagimu kembali ke Sannia. Kamu mungkin sudah masuk dalam daftar buronan orang-orang berbaju putih itu. Aku yang akan—"

Sesaat aku melirik Caillou. Ada yang aneh dipikiranku saat melihatnya. Kenapa? Apa dia berkhianat? Tidak, itu tidak mungkin. Hei! Aku tahu.

"Paman, apa kau bisa membuat Sebuah Gerobak?"

Pandanganku tetap tidak lepas dari Caillou.

"Kenapa? Kenapa gerobak?"

Belric mungkin heran kenapa harus gerobak.

"Aku hanya bertanya, apa kamu bisa membuat gerobak. Jika kamu bisa butuh waktu berapa lama untuk membuat satu gerobak?"

"Yaa… aku bisa membuat sebuah gerobak sederhana yang alakadarnya. Untuk membuatnya hanya butuh satu hari penuh saja"

"Bagus! Kalau begitu. Kita jalankan rencananya! Semuanya perhatikan baik-baik"

Keduanya mengangguk setuju.

"Aku mengerti dengan kekhawatiranmu paman, tapi aku lebih khawatir padamu jika kamu kembali begitu saja ke Sannia. Itu sama saja masuk kembali ke kandang macan. Untuk itu aku sudah memikirkan dengan baik rencana yang akan kita lakukan"

Dengan permulaan seperti itu, kurasa akan mengerti dengan penjelasanku.

"Sebelum itu, aku ingin bertanya padamu apa kamu ingin ikut denganku ke Delusia?"

Aku yakin belric mengerti dengan situasinya saat ini. Sannia sudah tidak lagi ramah padanya setelah insiden itu.

Belric nampaknya memikirkannya dengan baik. Kemudian.

"Aku… Aku tidak yakin sebelum aku mendengar apa tujuanmu pergi ke Delusia."

Tujuanku? Dari awal kau tidak tahu tujuanku? Itu sudah jelaskan? Aku pergi kesana untuk mengambil alih wilayah Delusia.

"Itu sudah jelas. Aku akan mengambil alih Delusia."

Mata Belric Membesar. Aku yakin dia akan terkejut, yeah… wajar saja, baginya mungkin itu adalah hal yang tak akan pernah terpikirkan olehnya. Kemudian aku melanjutkan kalimatku.

"Aku mengerti perasaanmu pada Delusia. Karena itulah aku mengajakmu untuk mengubah situasi disana. Berdirilah dalam barisanku. Aku akan menjadikanmu pemimpin Delusia untuk mengubah situasi disana."

Wajahnya semakin absurd. Jika dia mempunyai penyakit jantung atau semacamnya mungkin dia akan mengalami sakit jantung karena mendengan ajakan ku ini.

"Ta—tapi… tapi bagaimana bisa aku seorang buruh pekerja bisa memimpin Delusia yang bahkan Katedral pun enggan mempunyai urusan dengan wilayah itu!"

"Aku tahu paman akan bertanya seperti itu. Bagaimana? Paman akan akan ikut dengan rencanaku dan mengubah Delusia menjadi 180o lebih baik ditangan paman? Atau hanya berdiam diri menunggu seseorang selain paman yang akan membuat Delusia membaik? Aku ini kuat lho!?

Sambil mengatakan kalimat itu. Aku sambil memegangi otot di bahuku.

Dalam dialog ini aku sengaja tidak melibatkan Caillou untuk berjaga-jaga jika Belric menolaknya, aku akan langsung menyuruh Caillou membuatnya pingsan.

Setelah beberapa lama dalam perenungannya. Kelihatannya Belric mulai membuka mulutnya.

"Aku… Aku ikut!"

.

.

.

Kuhahaaha… tidak kusangka! Orang ini tidak sepengecut apa yang aku pikirkan! Kuhahahaha!

Aku membuat senyuman padanya. Suasana ini… ini diluar dugaanku.

"Baiklah! Aku akan menjelaskan rencananya."

***

Matahari sudah mulai menenggelamkan dirinya itu pertanda hari akan berganti menjadi malam.

Belric masih berkutat dengan pembuatan gerobaknya. Tampaknya itu masih jauh dari kata selesai. Ini mungkin juga karena keterlambatanku saat mencari bahannya. Yeah kupikir akan bagus jika kita membuatnya dengan bahan berkualitas baik. Tapi ternyata itu malah menimbulkan keterlambatan seperti ini.

Maafkan aku Belric.

"Paman, sebaiknya kamu istirahat dulu, dan tolong buatkan perapian untuk kita makan nanti. Aku akan pergi berburu"

"Setelah menyelesaikan satu roda ini aku akan beristirahat dan membuat perapian. Kamu berhati-hatilah Imare"

Tentu saja.

"Aku pergi"

Belric mengangguk.

Aku segera menuju semak belukar untuk masuk lebih dalam.

Skill [[Night Vision]] milikku aktif dengan sendirinya.

Dengan persediaan mana yang cukup banyak aku tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Lagipula aku punya persedian core lebih berkat Caillou.

"Disana rupanya"

Aku menuju ke sebuah Gua dibawah tebing. Gua itu mengarah ke bawah tanah.

Terlihat beberapa jejak kaki. Mungkin saja itu jejak dari penghuni Gua ini.

Semakin dalam aku masuk jejaknya semakin berkurang, mereka berpencar kedalam setiap cabang di Gua ini. Tapi aku hanya mengikuti jejak yang paling besar saja.

Semakin lama jejak itu semakin terlihat jelas. Itu seperti jejak kaki hewan unggas. Mungkinkah burung raksasa?

Didepan sana aku melihat cahaya.

Aku berlari menuju cahaya didepanku.

Ehh??

Mustahil!

Ini sangat indah!

Tempat ini sangat megah. Apa ini sebuah dungeon yang baru terlahir? Berbeda dengan lorong Gua. Yang ini lebih besar dan megah. Maksudku jika aku perkirakan saja tingginya mungkin sekitar 30 Meter ke atas dan disetiap atapnya terdapat sebuah crystal yang bisa memancarkan cahaya. Luas keseluruhannya mungkin sekitar 100 m2

Sangat indah.

Tunggu… apa itu?

Aku menghampiri hamparan yang berkilauan emas.

"Bahkan ditempat seperti ini ada sebuah kolam yang berkilauan dengan emas."

Aku mencoba meraihnya dengan tanganku.

"Air ini bukan karena pantulan benda atau makhluk air. Tapi ini adalah emas murni yang cair."

Beberapa saat setelah aku menyentuh cairan emas itu, aku merasa jari jemari yang menyentuh cairan tersebut menjadi kaku dan mengeras.

"Cih sial!"

Jari-jemariku berubah menjadi emas sungguhan, dan itu merembet dengan cepat sampai pergelangan tangan. Aku lekas memotong tangan kananku. Aku tidak mau berakhir menjadi sebuah monumen yang akan di pajangkan sebagai karya seni hanya karena kegirangan melihat hal seperti ini.

Aku membuang cukup banyak mana untuk regenerasiku. Berbeda dengan menghisap darah, jika aku menggunakan mana untuk ber regenerasi. Biayanya akan lebih mahal.

Lupakan sejenak tentang kerugian…

Bagaimana bisa tempat se-istimewa ini tidak memiliki penghuni? Bukankah seharusnya ada yang menghuninya? Sebelum masuk ke ruangan ini aku mengikuti jejak kaki hewan unggas, tapi sesampainya disini aku tidak menemukan satupun makhluk hidup. Aku yakin dia sedang bersembunyi untuk sebuah serangan dadakan.

Aku akan memeriksa ruangan ini.

***

Tidak lama setelah Imare pergi dari base mereka Belric telah menyelesaikan salah satu roda dari gerobak yang sedang dibuat.

Roda adalah bagian tersulit untuk dibuat dari sebuah gerobak. Salah sedikit saja bisa menghambat pergerakan gerobak dan membuat beban yang dibawanya terasa berat. Jika begitu, tidak ada bedanya dengan menggusur barang bawaan. Apalagi barang bawaan kali ini cukup banyak. Itu pasti akan berat.

"Aku akan beristirahat"

Sambil bergumam, Belric mengumpulkan sisa sisa potongan kayu yang sudah tidak terpakai.

"Sepertinya untuk membuat perapian dengan kayu seperti ini akan sulit, tapi perapiannya akan awet"

Belric meletakan kayu-kayu yang sudah diambilnya hingga menjadi sebuah gundukan. Kemudian lanjut mengumpulkan ranting dan dedaun kering yang mudah terbakar.

"Hei! Hei kau!"

Ketika mengumpulkan ranting dan dedaunan, Belric mendengar seseorang yang sepertinya memanggil dirinya. Belric kemudian menengok ke arah suara itu berasal.

Suara itu berasal pria yang menjadi tawanan mereka. Pria yang dikenal sebagai ketua Guild Een Zwaard.

"Ya, hei kemarilah. Aku punya penawaran untukmu"

Belric tak menghiraukan pria itu, dia melanjutkan mengumpulkan ranting dan dedaunan. Suara perutnya mulai terdengar, karena itu dia harus segera membuat perapian, agar ketika Imare pulang membawa hasil buruannya bisa langsung dipanggang.

"Hei! Aku tidak ingin menyakitimu. Aku hanya ingin membuat penawaran denganmu"

Belric tetap tidak menghiraukan suara pria itu. Tapi ranting dan deadunan yang ia kumpulkan sudah cukup banyak, jadi dia kembali untuk membuat perapian.

"Bagus, mendekatlah!"

Terlihat sebuah harapan pada nada yang dikatakan pria itu.

Belric melanjutkan membuat perapiannya. Karena dirinya benar-benar lapar dan kelelahan.

"Kau tahu Een Zwaardkan? Guildku baru-baru ini sudah menjadi peringkat S dengan bergabungnya Karin The Nightblood bersama bawahannya. Jika kau menerima penawaranku, kau akan aku berikan 2 permintaan. Apapun itu"

Belric yang sedang membuat perapian sejenak berhenti dan melihat pria itu. Belric cukup tahu tentang Een Zwaard karena guild dengan peringkat A saja sudah sangat populer di kerajaan. Tapi dirinya belum mendengar kabar kalau Een Zwaard sudah menjadi Peringkat S. Jika benar itu peringkat S maka apapun yang dia mau akan dengan mudah terkabulkan. Dan lagi dirinya sangat beruntung ketika diberi 2 kesempatan untuk mengabulkan keinginannya.

"Apa yang kamu tawarkan. Tuan?"

***

Aku sudah mengelilingi beberapa kali ruangan ini tapi hasilnya nihil.

Ini aneh… kemana perginya makhluk-makhluk yang aku ikuti jejaknya tadi saat di lorong Gua? Apa mungkin ada sebuah jalan rahasia?

Aku tidak mungkin melewatkan satu bagian pun dari ruangan ini. Semuanya sudah kuperiksa. Ruangan ini— tidak. Gua ini tidak ada yang menghuni.

Saat ini aku akan kembali dulu ke kamp.

Saat keluar dari Gua aku menemukan monster dengan tanduknya yang seperti unicorn sedang bertarung dengan monster sejenisnya. Tampaknya ini adalah pertarungan untuk memperebutkan wilayah kekuasaan mereka.

Aku tidak ingin membuat Belric menunggu. Aku akan segera menghabisi pertangun mereka dengan satu kali serang

[[Dual Wind Cutter]]

Cukup dengan mengibaskan Detta ke udara kemudian udara terbelah membentuk sebuah sayatan di udara menuju ke arah leher kedua monster itu. Meskipun ini adalah kemampuan dasar, tapi bagiku saat ini cukup menguras banyak mana. Bagaimanapun juga itu tidak sia-sia lagipula akan segera terbayarkan dari core yang dijatuhkan oleh dua monster itu.

*SLASSHH*

Kedua monster yang sedang bertarung itu jatuh ketanah dengan leher mereka yang terpisah akibat sayatan dari kemampuanku.

Untuk berjaga-jaga dari serangan kejutan saat aku mengambil core dan daging mereka, aku mengambil 2 core dari kantong kulit dibagian belakang pinggulku. Aku tidak mau menghambur-hambur mana dengan menggunakan skill [[Inventory]] selama ada alternatif lain untuk bisa membuatku berhemat.

Semua sudah siap.

Aku menghampiri hasil buruanku, dan lekas membawanya ke kamp.

Setelah beberapa saat perjalanan tampaknya ada yang aneh dengan kamp kami. Api itu terlalu besar. Aku berlari menuju kamp kami. Aku harap itu hanya api besar biasa.

*BRUUK*

Aku melepaskan kedua daging buruanku ke tanah. Kemudian segera mencari keberadaan Belric

"Belric! Jawab Aku!"

Api yang besar itu berasal dari gerobak yang dibakar sengaja oleh seseorang.

Sial!! Aku beegitu ceroboh. Anak buah dari pak tua itu pasti datang menyerbu kamp.

Aku menemukan ceceran darah.

Tidak… tidak mungkin. Jika Belric terbunuh pastinya mereka akan meninggalkan jasadnya disini. Belric disandera. Masih ada kesempatan untukku menyelamatkannya.

Tanpa banyak berpikir lagi aku bergegas mengikuti jejak mereka. Darah itu masih terlihat segar. Itu artinya mereka belum lama meninggalkan kamp ini.

Aku kembali mengaktifkan [[Nightvision]] setelah sesaat di kamp tadi aku sempat mematikannya. Kemudian aku berlari secepat mungkin mengikuti jejak darah yang tertinggal.

Tidak mungkin. Aku mengikuti jejak ini sudah cukup lama dengan kecepatan yang cukup cepat menurutku. Tapi aku belum menemukan mereka.

Sambil memikirkan itu aku memperlambat lari ku.

Siapa sebenarnya lawanku ini?

Aku menghentikan langkah kaki ku.

Ehh??

Setelah beberapa saat aku berhenti berlari pandanganku mulai buram. Kesadaranku perlahan menghilang.

Sialan! Ini jebakan.

*****