webnovel

Search Vam—

Semua orang pergi meninggalkannya, keluarganya, temannya, kenalannya——bahkan hatinya telah melupakan kehangatan cinta. Ia bahkan pernah berpikir apa arti dari kehidupan hampanya. Padahal ia hanya seorang gadis yang kesepian, tapi kenapa dunia ini begitu kejam padanya. Apa karena nasib? takdir? hal seperti itu, akan ku hancurkan dengan tangan ku! Kali inipun aku bertarung di sisinya, hanya——berharap untuk sebuah senyuman di wajahnya.

REDINA · Fantasy
Not enough ratings
10 Chs

Intro— Akhir

19:00. Berbaur dengan gelapnya malam, mereka berlari menyusuri gang yang sempit.

"Hei apa kau menemukannya?"

Satu-satunya wanita dalam grup itu bertanya dengan nada memerintah.

"Tidak, di sini tidak ada, bos."

"Disini juga tidak ada, bos."

Para lelaki yang sepertinya anak buah dari wanita itu menjawab dengan kecewa, bagaikan mereka sangat tak berguna karena tak dapat memenuhi keinginan bos mereka.

"Cik! Cari dia sampai dapat!"

Wanita yang dipanggil bos itu merasa kesal. Lalu membentak bawahannya dengan kasar.

"Bagaimanapun caranya kita harus menemukannya..." Kalimatnya terhenti, pandangannya teralihkan ke sebuah foto lama di tangannya. "Penghianat itu...!" Mengepalkan tangannya dengan kesal ia sekali lagi menyatu dengan kegelapan dan menghilangkan keberadaannya.

Mengikuti jejaknya, member yang lainpun menghilang setelahnya.

*****

Berjalan dengan perut kelaparan aku berjalan menyusuri jalanan pasar untuk mencari beberapa makanan.

Walaupun sekarang malam hari, keadaan pasar malah sangat ramai. Tapi itu wajar, lagipula nama pasar ini adalah "pasar malam".

Terletak tak jauh dari sekolah ku, aku merasa di sini mungkin, tidak, tapi pasti! aku dapat menemukan banyak makanan.

Yah, walaupun aku baru menyadari keberadaan pasar ini setelah berputar kesana-kemari mencari makanan selama lebih dari dua jam.

Oleh karena itu aku sangat lapar.

Kryuuuuuuuu~~~~

"Uh~ ma-makanan…."

Seperti sebuah zombie yang kelaparan aku berjalan menuju salah satu kios makanan terdekat.

Makanan yang dijual di kios itu adalah makanan yang memiliki bentuk seperti sate tapi memiliki ukuran dan bahan yang berbeda, itu adalah cilok.

"Bang, tolong… dua bungkus..."

"Sip mas! Nih!"

"Uh… makasih."

Peracakapan singkat terjadi, tapi mungkin karena skill penjualanya yang tinggi ia langsung mengetahui apa yang ku maksud dan membawakannya dengan cepat. Seperti yang diduga dari pedagang pasar malam, mereka cepat.

—— Beberapa menit kemudian setelah itu.

Aku yang membawa banyak kantung plastik berisikan makanan dan minuman berjalan menuju salah satu bangku taman yang sedang sepi.

Ini adalah buah hasil ku dari berkeliling pasar malam.

Aku menaruh semua barang bawaan ku di sebelah kiri bangku taman, lalu menduduki sisi lainnya untuk bersantai.

—— Hari ini benar-benar hari yang melelahkan.

Menyandarkan punggung ku pada bangku taman aku menaggahkan kepalaku dan melihat kearah langit.

Walaupun gelap tanpa satupun bintang, langit itu terlihat indah.

Merilekskan tubuhku aku merasakan angin malam yang menerjang ku dengan kuat.

Itu terasa dingin, tapi dilain tempat tak terduga sangat nyaman.

"Hah~"

Menghela nafas penuh kelelahan aku membuang semua beban yang menumpuk di pundak ku hari ini.

"Benar-benar…. Satu hari yang sangat melelahkan...."

Memejamkan mata ku untuk sesaat, lalu membukanya lagi pada momen berikutnya. Aku membetulkan posisi duduk ku menjadi sikap sempurna, lalu mulai menggeladah pelastik-plastik makanan di sebelah kiri ku.

"Baiklah, yang pertama adalah… ini!"

Mencari makanan apa yang enaknya dimakan di awal sebagai hidangan pembuka, aku memilih cilok yang pertama ku beli sebagai pemenangnya.

Menusuk butiran bola bulat di dalam wadah yang terisi penuh oleh saus kacang, aku mengambil tiga pada tusuk sate itu lalu memakan ke-tiganya langsung dengan sekali gigit.

"Enak~!"

Aku tak tahu apa ini karena bumbunya atau memang karena aku yang hanya sedang lapar, tapi cilok ini terasa enak!

Bumbu kacang yang meresap kedalam butiran bola Aci sangat memanjakan lidah, lalu tekstur dari Aci yang kenyal dan empuk membuatnya mudah untuk di kunyah.

Skill serangan combo dari tekstur dan rasa membuat rasa lapar ku menjadi liar! Seperti yang diduga dari cilok, sangat cocok untuk menjadi hidangan pembuka.

"—— Sekarang, waktunya hidangan utama!"

Menghabiskan sekitar 12 bungkus cilok, saat ini aku beralih menuju hidangan utama. Tapi walaupun aku mengatakan itu, aku sebenarnya masih menggeledah pelastik-plastik makanan itu untuk mencarinya.

"Oh! Ini dia! Aku memilih mu!"

Seperti menemukan sebuah harta Karun di tumpukan sampah aku mengambil salah satu makanan yang menurut ku sangat menarik dan layak untuk di jadikan sebagai makanan utama.

Nama dari makanan itu adalah——Martabak telur!

Tapi bukan hanya itu, martabak ini bukan hanya martabak telur biasa, itu karena martabak telur ini adalah martabak telur + super!

Biar ku jelaskan. Martabak telur + super adalah martabak telur yang memiliki galaksi sendiri di dalamnya. Dikatakan bahwa galaksi yang terbuat dari empat telur ayam menjadi dasarnya, lalu beberapa bintang tercipta dari taburan daging ayam dan bumbu seperti bawang.

Adapun asteroid yang memiliki kekuatan dahsyat yang tercipta dari saus. Benar-benar, seperti sebuah galaksi rasa yang padat martabak + super memang pantas untuk dijuluki seperti itu! Walaupun, itu yang di katakan oleh teman ku.

Yah, apapun itu——

"Mmmm~"

Martabak ini memanglah terasa enak.

...…

...

Berjalan-jalan dengan membawa beberapa kantung plastik makanan di tangan kiri ku, aku pergi menuju arah sekolah.

——Mengapa kejadian ini bisa terjadi…? Dalam pikiran ku, aku terus mengulang kalimat itu.

Jika aku memikirkannya lagi, kalau tak salah aku mulai memikirkan hal ini sekitar "setelah menyantap hidangan utama" milik ku.

Yah. Saat itu aku yang sedang menikmati salah satu nikmat dunia mengingat kalau aku memiliki PR khusus yang diberikan Bu.Susi siang tadi.

Lalu, aku yang mulai mengingat hal itu dengan mudah mengabaikannya. Yah, saat itu kalau tak salah aku berpikir "mari kerjakan PR khusus itu setelah menyantap semua hidangan ini" dengan mata kelaparan.

Namun pada akhirnya setelah aku menyantap setengah dari plastik makanan yang ku bawa, perut ku telah mencapai batasnya, dan lebih dari itu aku merasa sangat mengantuk.

Rasa kantuk mengalahkan ku, kata PR khusus bahkan tak sampai ke pikiran ku. Saat itu hanya untuk sesaat aku tertidur.

Lalu——saat aku terbangun tanpa ku sadari sudah jam 08:00 malam.

Saat itu, aku mulai mengingat PR khusus yang Bu.Susi berikan dan mencarinya di dalam tas punggung ku.

Namun sialnya aku tak menemukannya. Saat aku mengingat dimana aku menaruh PR itu, yang ku dapatkan di pikiran ku hanyalah kata "sekolah".

Dan oleh karena itu aku saat ini berjalan secepat mungkin menuju sekolah.

Yah, pada awalnya aku ingin berlari agar cepat sampai di sekolah, tapi di tengah kerumunan pasar malam seperti ini, tak memungkinkan aku untuk berlari.

Dan tentang masalah beberapa kantung plastik yang ku bawa di tangan kiri ku, sebenarnya aku ingin membuangnya tapi saat itu aku merasa "sangat mubazir" untuk membuangnya. Dan oleh karena itu aku membawanya.

"Ah…. Ku harap aku di perbolehkan masuk ke area sekolah, kalau tidak...."

—— Memikirkan hukuman apa yang akan di berikan Bu.Susi pada ku saja sudah membuat ku merinding.

Kalau pikiran ku menjadi kenyataan——tidak. Tidak-tidak. Itu benar, pikiran itu tak akan pernah terjadi. Karena untuk itulah aku berada di sini!

Membuang pikiran tentang masa depan gelap dari kepala ku, aku terus berjalan. Tapi, saat itu langkah kaki ku terhenti.

Satu momen.

Hanya satu momen itu yang menghentikan langkah kaki ku.

Aku melihatnya. Kecantikan yang tak tertara. Namun disaat yang sama itu terlihat sangat rapuh.

akhir dari intro.

REDINAcreators' thoughts