webnovel

SAUDADE

"Hai, lama nggak ketemu." Kalimat singkat yang meluncur dari bibir gadis itu membuat tubuh Akala seketika membeku. Sudah lama, bahkan teramat lama. Rasanya suara itu tidak menyapanya lagi. Lalu apa yang membuatnya kembali ke sini? Ke tempat di mana awal mula kisah mereka dimulai. Akala yang terlihat seperti orang yang berbeda. Ya, orang yang berbeda. Karena apa yang dilihatnya 10 tahun lalu dari diri Akala tidak ada sama sekali pada saat ini

Getkeysx · Fantasy
Not enough ratings
17 Chs

Bab 9 kembalinya Fathur

Kali terakhir Binta bertemu dengan Fathur adalah beberapa minggu lalu. Tepat ketika ia tidak percaya dengan ucapan Binta. Setelah itu ia tidak bertemu dengannya bahkan berpapasan saja tidak pernah lagi.

Dan sekarang, Fathur berada disini, tidak tau apa maksudnya datang bertemu dengan Binta.

Padahal Binta sudah mempercepat langkahnya supaya ia tidak bertemu dengan Fathur untuk saat ini, karena ia tengah banyak pikiran. "Binta, maafin gue soal kemarin."

Tetapi, Binta mempercepat langkahnya, kerena ia sudah muak dengan permainan Fathur yang berpura-pura terlihat sangat manis di depan orangtuanya saat itu. "Ta, kasih gue waktu ngomong ke lo"

Binta memejamkan matanya bingung dengan apa yang akan dilakukan Fathur kepadanya. "Ikut gue," perintahnya.

Fathur mengikuti Binta dari belakang, tak peduli akan kemana arah wanita itu membawanya.

***

Sudah daritadi Fathur mengikuti Binta, dan pada akhirnya Binta memberhentikan langkahnya di taman belakang sekolah.

"Jadi, kenapa lo datang ke gue? Udah berapa minggu lo menghilang dan gak tau kemana," tanya Binta memecahkan keheningan saat itu.

"Gue hanya mau minta maaf sama lo Binta, maaf gue kemarin udah gak percaya ke lo."

Binta diam, tak mengerti permainan apa yang sedang dimainkan lelaki itu lagi. "Gue gak butuh dipercaya sama orang-orang, termasuk lo. Karna gue rasa gak perlu lo percaya ke gue, karna dengan cara lo kmaren juga udah buat gue gak bisa percaya sama diri gue."

"Bukan gitu Binta, gue emang pengen minta maaf. Udah buat lo kecewa sama gue."

"Gue udah maafin lo kok, dari jauh-jauh hari sebelum lo minta maaf ke gue," jawab Binta. "Sekarang udah kan? Gak ada yang perlu dibahas. Oiya satu lagi, tolong gak usah sok dekat sama orangtua gue, kalau lo masih mau dekat ke gue, jadi urusan kita berdua aja, bukan orangtua gue," Binta pergi meninggalkan Fathur yang duduk dikursi taman.

"Binta, mungkin saat ini lo belum ngerasain apa yang gue rasain Binta, hidup gue hancur karna nyokap lo" batin Fathur penuh emosi.

***

"Ta, lo abis darimana aja? Daritadi gue nyariin lo tau," tanya Gavina yang dari tadi mencarinya.

"Gue abis ketemu sama Fathur,"

"Trus? Gimana? Dia bilang apa aja ke lo?"

Sebenarnya Binta sudah lelah harus berbicara tentang Fathur. "Dia hanya minta maaf doang soal kemaren Vin," Binya menjawab singkat, tidak perlu ia jelaskan apa-apa lagi, karena inti dari semua percakapan mereka tadi hanya itu saja.

"Gue kira dia ngomong apa aja ke lo, tapi ya Ta lo harus hati-hati sama dia, selama gue sekolah disini dia gak pernah becus jadi anak sekolah. Udah berapa kali dia kena SPO Ta, dan gak pernah orangtuanya datang, kayaknya dia berasal dari keluarga broken home," jelas Gavina yang sudah lama berada disekolah ini dan begitu mengenal Fathur.

Binta diam saja, tidak perlu membahas apa yang dikatakan Gavina.

Binta juga sebenarnya sudah tau ada yang tidak baik dari sisi Fathur.

Gavina mengambik secarik kertas yang didapatnya tadi dari atas meja Binta. "Oiya Ta, ini ada surat dari meja lo tadi. Gue belum baca lo coba baca sendiri,"

Binta mulai membuka kertas tersebut "Jauhin Fathur, dia bahaya buat kamu," kalimat tersebut yang ada di dalam secarik kertas itu.

"Gimana Ta? Apa isinya?"

"Isi surat ini nyuruh gue buat jauhin Fathur,"

Binta sampai tidak tau siapa yang mengirim surat ini kepadanya, terakhir kali ia menerima surat seperti ini, beberapa minggu lalu. Tepat ketika ia sedang ada masalah dengan Fathur dan Gavina waktu itu. "Gue gak tau apa maksud surat ini Vin, apa sipenulis di surat ini tau tentang Fathur? Gue bener-bener jafi takut buat ketemu sama Fathur," Ucap Binta dengan raut wajah yang mulai takut dengan pernyatan-pernyataan yang ada.

"Ta, gue harap lo harus bener-beber jauhin Fathur deh, karna gue juga udah tau gimana kelakuan dia selama sekolah disini," nasihat Gavina kepada Binta.

Binta hening, antara ia ingin menjauhi Fathur dan memikirkan siapa yang berani mengirin surat seperti ini kepadanya.

"Ta, BTW lo udah tau belum tentang Akala?" tanya Gavina lagi.

"Enggak, gue gak tau dan gak pengen tau juga masalah dia," ucap Binta pura-pura tak peduli.

"Lo gak usah sok gak peduli deh Ta, gini deh gue kasih tau aja. Akala sama Bella resmi jadian Ta," Gavina terlihat antusias memberitahukan kepada Binta.

Binta seperti tidak terima jika Akala harus bersama Bella. "Udah gitu doang? Gak penting buat gue Vin."

***

Akhirnya, Binta meninggalkan Gavina berada dikelas, ia ingin sedikit menenangkan dirinya.

"Kok bisa mereka jadian? Perasaan kemarin Bella bilang kalau mereka gak ada apa-apa, dan kenyataannya apa sekarang?" Binta marah-marah didepan cermin toilet sekolahnya.

Semua orang tidak ada yang dapat dipercaya, Binta selalu saja menyalahkan dirinya yang sudah pergi waktu itu dari Jakarta. Sehingga ia tidam bisa kembali kepada Akala.

Tiba-tiba handphone Binta berdering, nomor tidak dikenal menelponnya.

"Ah, mungkin ada orang yang penting, gue angkat aja deh."

"Halo …," ucap Binta ragu akan siapa yang meneleponnya.

"Hai Ta, apa kabar? Ini Aku Bella masih inget kan?" tanya seseorang dari balik sana yang ternyata Bella.

"Oh, h..hallo Bel." baru saja kabar tentang hubungannya dengan Akala didengar, dia sudah berani menelepon Binta.

"Gini Ta, jadi lusa itu ulang tahun Akala, dan Aku mau ngundang lo buat ikut ke acara ulang tahun Akala," ucap Bella lagi.

"Oh, hmm gue usahain ya Bel," singkat Binta.

"Yaudah Ta, aku hanya mau bilang gitu doang sih, aku harap kamu datang."

"Iya Bel."

Benar-benar kali ini Binta tengah di berikan berbagai cobaan, ia tidak tau perasannya kali ini kacau. Hanya karena mendengar mereka pacaran.

Binta berharap sekali Akala kembali seperti Akala yang dulu dikenalnya.

Memang benar kata orang perkara waktu. Kita tidak tau akan apa yang terjadi setelah ini. Biasa saja satu detik setelah ini kita merasakan bahagia, kecewa, ..atau luka.

Kita tidak dapat menebak karena waktu adalah misteri. Tidak tau setelah ini kita akan bersama siapa? Atau mungkin akan kehilangan siapa?.

Sebaik apapun manusia merancang segala sesuatu, jika Tuhan tidak menghendaki hal tersebut pasti tidak akan terjadi.

Dan mungkin saja kita berencana akan menghabiskan waktu bersama siapa dan seperti apa tapi kita tidak bisa menjamin pasti melakukan hal tersebut dan berapa lama waktu kita tersisa untuk hidup. Karena kenyatannya hidup ini tidak bisa diatur manusia dengan setir apapun untuk melaju.

so, we have to prepare everything for what happens in the future.