webnovel

Sang Ratu Pengganti

Jang Shin Hye adalah putri yang memiliki segala kesempurnaan cantik, kuat dan pintar. Dia adalah putri Perdana Menteri Hwang, Putri Jang telah di persiapkan untuk menjadi istri pangeran kedua Dong Hwa, sejak mereka masih kecil. Namun ketika sang Ratu sakit keras demi menutupi gosip miring dan kegaduhan yang terjadi di lingkungan kerajaan Moon, Dewan kerajaan menunjuk Putri Jang untuk menikah dengan Raja Joon kakak dari pangeran Dong Hwa dan menggantikan tugas Ratu Ran. Tak ingin membahayakan nyawanya dan keluarga, Putri Jang pun terpaksa mau menikah dengan Raja Joon. Masalah demi masalah datang ketika Ratu Ran meninggal. 18+ (Harap bijak dalam membaca) Ig Shasadewa

Shasadewa · Fantasy
Not enough ratings
72 Chs

Permintaan Ibu Suri

Putri Jang angkat bicara ia mencoba menengahi situasi tersebut karena tak ingin ada yang terluka. "Ratu bagaimana jika Raja malam ini tetap tidur dikamar Ratu Ran namun setelah menemani saya sebentar."

Raja Joon menoleh tak percaya dengan apa yang Putri Jang usulkan, sementara Ratu Ran justru mengangguk kecil sembari tersenyum menanggapi saran dari Putri Jang.

"Baiklah kalau begitu hamba pamit undur diri Raja ... Ratu."

"Salam hormat dari hamba." Putri Jang tersenyum ramah sembari keluar ruangan tersebut membiarkan dua orang insan melepas rindu.

Ratu Ran tersenyum melihat punggung kecil yang berlalu pergi meninggalkan ruangannya. "Lihatlah betapa baiknya ia padaku Joon, ia bahkan menyarankan itu hanya karena tidak ingin membuatku terluka, meski aku tahu hatinya jauh terluka dari pada aku" Ratu Jung menoleh menatap wajah sang suami dengan senyuman kecil.

"Jadi berjanjilah pada ku Joon untuk tidak melukai hatinya berjanjilah kau akan adil pada kami berdua," ucap Ratu Ran sembari menggenggam erat tangan sang suami.

Raja Joon terperangah mendengar permintaan Ratu Ran yang menurutnya sangat mustahil ia lakukan, bagaimana bisa ia adil dengan dua wanita yang berstatus istrinya jika satu diantarnya tidak memiliki rasa padanya dan ia juga tidak bisa membagi cintanya. Bukankah nanti justru akan membuat satu diantara mereka tambah terluka.

***

Malam ini Putri Jang asik dengan buku bukunya ia bahkan lupa jika malam ini Raja Joon akan berkunjung keruangannya. Putri Jang membaca dengan antusias buku buku hasil tulisan tangannya, ia sesekali teesenyum kecil sembari membayangkan kejadian yang membuat inspirasi tulisannya tersebut.

"Yang Mulia Raja tiba," seru seorang kasim didepan kamar Putri Jang.

Sesaat kemudian pintu terbuka menampilkan seorang pria gagah nan tampan yang saat ini telah menjadi suami Putri Jang.

"Hormat hamba yang mulia."

"Hemmm."

Suasana kamar tiba tiba berubah menjadi mencekam, tak ada pembicaraan apapun antara mereka. Putri Jang memilih tetap membaca bukunya menghindari tatapan sang suami.

"Sampai kapan kau akan membaca buku? Tidurlah ini sudah larut malam," ucap Raja Joon kepada Putri Jang.

"Baik yang mulia." Putri Jang menutup bukunya dan bergerak menuju ranjang.

Tanpa berkata kata lagi Putri Jang langsung naik keatas ranjang, membaringkan tubuhnya dan menarik selimut untuk membungkus tubuhnya. Tak berani melirik kearah sang suami. Sementara Raja Joon hanya merebahkan tubuhnya saja tidak berniat menutup mata karena malam ini ia ingin tidur bersama RatuRan istri pertamanya.

Raja Joon pergi dari ruangan Putri Jang setelah beberapa jam menemani Putri Jang.

♡♡♡♡♡

Keesokan harinya Ibu suri datang dengan wajah cemasnya, Ia memasuki kamar Putri Jang kemudian memberitahukan tentang keadaan putranya Raja Joon yang sedang sakit demam. Ia meminta Putri Jang untuk merawat dan menjaganya dikarenakan kondisi Ratu Ran yang belum pulih benar.

"Yang mulia ibu Suri datang," seru seorang kasim penjaga.

Pintu ruangan putri Jang terbuka, Putri Jang segera memberi hormat dan menyapa Ibu suri.

"Hormat hamba yang mulia ibu suri," ucap Putri Jang sembari membungkukkan badan.

"Terimakasih... Jang bisakah kau menjaga dan merawat Joon? tubuhnya demam dan menggigil."

"Tentu saja yang mulia itu merupakan tugas hamba."

"Baiklah terimakasih Jang segeralah bertolak menuju ruangan Joon."

"Baik yang mulia."

Putri Jang segera bergegas setelah Ibu suri meninggalkan ruangannya, seperti biasa ia berjalan dengan anggun melempar senyum kepada siapa saja yang ia temui.

Sebuah daun pintu berukirkan naga berwarna emas terbuka, Putri Jang segera melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan tersebut bergerak mendekati ranjang sang suami dengan hati hati. Ia duduk dipinggiran ranjang mengulurkan tangannya memeriksa dahi Raja Joon yang ternyata masih panas, ia kemudian meminta pelayan membawakan baskom berisi air dan juga kain kecil untuk mengompres dahi sang raja.

"Kalau seperti ini kau sangat tampan sekali," batin Putri Jang.

Putri Jang mengompres dahi Raja Joon dan meminumkan beberapa ramuan khusus untuk mengobati demamnya yang selalu ia bawa kemana.

"Ran aku mencintaimu maafkan aku," rancau Raja Joon dalam tidurnya.

Setetes cairan bening turun membasahi pipi Putri Jang ia menjerit keras didalam hatinya melampiaskan kepedihannya saat ini mendengar rancauan sang suami.

"Kau tahu melihatmu berbaring lemah seperti ini membuat sesuatu dalam hatiku gelisah, aku sadar diri aku bukanlah orang yang ada didalam mimpimu... tapi bolehkah aku berharap sedikit saja padamu, meski bukan sebagai istri ku mohon perlakukan aku sebagai temanmu. Au tak akan mengambil ataupun menguasai hatimu, aku tak kan merebut sesuatu yang bukan untukku. Kau jangan khawatir akan hal itu, aku akan bertahan meski itu berat sampai kau sendiri yang memintaku pergi dari sisimu" ucap Putri Jang lirih namun masih dapat didengar.

Beberapa waktu berikutnya Raja Joon kembali mengigau "Jang maafkan aku."

Putri Jang membelalakan mata tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar tadi, Ya Raja juga memanggil namanya dalam alam bawah sadarnya membuat hati Putri Jang menghangat. Putri Jang mengambil tangan sang Raja lalu menggenggamnya erat.

"Bangunlah, Ratu pasti sangat mengkhawatirkanmu."

Putri Jang hendak melepas genggaman tangannya kepada tangan raja tapi Raja justru mengeratkannya lalu menariknya dengan kuat sehingga tubuh putri Jang terhuyung kedepan menimpa sebagian tubuh Raja Joon namun buru buru ia bangkit dan duduk, kali ini ia duduk dilantai didekat ranjang tanpa sadar Putri Jang tertidur pulas dengan sebelah tangan menggenggam erat tangan Raja Joon sebelah lengannya ia gunakan sebagai tumpuan tidurnya.

Raja Joon membuka matanya melihat seseorang menggenggam tangannya dengan erat dan betapa terkejutnya ia melihat Putri Jang tidur dilantai sembari menggenggam tangannya. Meski dalam keadaan tidur Raja Joon ingat betul apa saja yang telah dilakukan Putri Jang untuknya bahkan ia juga bisa mendengar dengan jelas ungkapan hati Putri Jang kepadanya. Raja Joon bangkit dari tidurnya mengangkat tubuh Putri Jang keatas ranjang dan menyelimuti tubuhnya, ia kemudian ikut membaringkan tubuhnya disamping sang istri karena masih larut malam.

Pagi hari Raja Joon terbangun sebelum Putri Jang bangun, ia kemudian memanggil seorang pelayan dan bertanya berapa lama dirinya tertidur sang pelayan menjawab bahwa sudah dua hari Raja Joon tertidur karena demam dan selama itu Putri Jang merawat dan menjaganya dengan setia. Hati Raja Joon menghangat mendengar penjelasan dari pelayan itu, ia menyunggingkan senyuman kala pelayan tersebut sudah pergi dari ruangannya. Ia melirik kebelakang melihat sang istri yang masih tertidur dengan pulas. Ia tiba tiba mengulurkan tangannya membelai wajah Putri Jang namun kemudian segera menariknya kembali setelah bayangan Ratu Ran terlintas.