webnovel

Sang Ratu Pengganti

Jang Shin Hye adalah putri yang memiliki segala kesempurnaan cantik, kuat dan pintar. Dia adalah putri Perdana Menteri Hwang, Putri Jang telah di persiapkan untuk menjadi istri pangeran kedua Dong Hwa, sejak mereka masih kecil. Namun ketika sang Ratu sakit keras demi menutupi gosip miring dan kegaduhan yang terjadi di lingkungan kerajaan Moon, Dewan kerajaan menunjuk Putri Jang untuk menikah dengan Raja Joon kakak dari pangeran Dong Hwa dan menggantikan tugas Ratu Ran. Tak ingin membahayakan nyawanya dan keluarga, Putri Jang pun terpaksa mau menikah dengan Raja Joon. Masalah demi masalah datang ketika Ratu Ran meninggal. 18+ (Harap bijak dalam membaca) Ig Shasadewa

Shasadewa · Fantasy
Not enough ratings
72 Chs

Kerajaan Timur Part 3

Malam ini Raja Joon mengajak Putri Jang berjalan jalan di sekitar kerajaan Timur. Mereka berjalan menyusuri lorong demi lorong hingga menuju halaman belakang istana. Raja Joon dan Putri Jang duduk di atas bangku kayu yang terletak di dekat kolam ikan. Tak lama kemudian sosok Pangeran Goun datang menghampiri mereka dan ikut bergabung dengan Raja Joon dan juga Putri Jang.

"Anda terlihat sangat anggun dan cantik sekali malam ini Putri," ucap Pangeran Goun tanpa tahu malu.

Putri Jang terkesiap mendengar pernyataan Pangeran Goun, ia tak berani menjawab ia hanya tersenyum samar kemudian menunduk.

Raja Joon mengepalkan tangannya di balik jubah kebesarannya kala mendengar Pengeran Goun dengan terang terangan memuji kecantikan Putri Jang dihadapannya.

"Apa apaan dia, berani sekali memuji Putri Jang di depanku huhh."

"Kurang ajar. Sial kenapa dia begitu berani, benar benar tidak tahu malu."

"Cihh Pangeran Mahkota macam apa dia," batin Raja Joon.

"Ehemmm, udara di luar semakin terasa dingin hamba dan Putri Jang pamit undur diri Pangeran." Raja Joon menggenggam tangan Putri Jang kemudian menuntunnya kembali ke ruangan mereka berdua.

Raja Joon segera melepas genggaman tangan Putri Jang lalu menuju ke ruang ganti sementara Putri Jang terdiam dengan pipi merah merona.

***

Pagi ini Raja Joon dan Putri Jang mempersiapkan diri kembali ke kerajaan Moon. Usai bersantap pagi Raja Joon dan Putri Jang menemui Raja Kwang di ruangannya untuk pamit.

"Hormat kami yang mulia." Raja Joon dan Putri Jang membungkuk hormat.

"Yang Mulia... Silahkan duduk Yang mulia," ucap Raja Kwang.

"Terimakasih yang mulia, hamba kemari hendak berpamitan kepada yang mulia karena pagi ini hamba dan seluruh rombongan akan bertolak kembali menuju kerajaan Moon."

"Pagi ini? mengapa cepat sekali? tidak bisakah tinggal sebentar lagi barang satu atau dua hari disini? kami bahkan belum mengajak kalian jalan jalan berkeliling di kerajaan kami."

"Terimakasih atas kebaikan yang mulia, tapi mohon maaf ada beberapa kunjungan dan tugas kerajaan yang harus segera kami kerjakan yang mulia."

"Baik, berhati hatilah di jalan semoga selamat sampai tujuan, sampaikan salam hamba untuk Yang mulia Raja Won."

"Terimakasih yang mulia, kami akan menyampaikannya nanti kalau begitu kami undur diri yang mulia," ucap Raja Joon sembari memberi hormat yang diikuti oleh Putri Jang.

Baru selangkah, Raja Kwang menahan Raja Joon dan meminta Putri Jang meninggalkan mereka berdua.

"Tunggu sebentar Yang Mulia. Mohon maaf Putri boleh kah saya berbicara empat mata dengan Raja Joon?" ucap Raja Kwang.

"Tentu Yang mulia, kalau begitu hamba pamit undur diri, hormat hamba yang mulia," ucap Putri Jang memberi hormat dan berlalu pergi.

Raja Kwang meminta waktu sebentar kepada Raja Joon. Ia memulai sebuah percakapan manis yang berujung sebuah permohonan kepada Raja Joon untuk melepaskan Putri Jang. Rahang Raja Joon mengeras mendengar permintaan Raja Kwang. Ia mengepalkan tangannya kuat kuat di balik jubah kebesarannya mencoba menetralkan emosinya sejenak membalikkan badan menghadap Raja Kwang kemudian menolak dengan halus permintaan Raja Kwang.

"Joon aku tahu kau sangat mencintai Ratu Ran dan aku tahu kau tidak bisa mencintai wanita lain selain Ran." Raja Kwang menjeda ucapannya menarik nafas dalam dalam sebelum ia melanjutkan ucapannya selanjutnya.

"Goun adalah Putraku satu satunya aku sudah tidak mempunyai siapa siapa lagi selain dia, maka kebahagiannya sangatlah penting untukku, tau kah kau? Goun begitu sangat menginginkan selirmu, bisakah kau melepaskannya untuk Goun? ku mohon, aku berjanji akan memberikan apa pun untukmu asal Goun bahagia," pinta Raja Kwang.

"Aku berjanji menjamin kehidupan Putri Jang di sini memberinya kebahagian dan menjadikan satu satunya Ratu untuk Goun di kerajaan Timur," lanjut Raja Kwang meyakinkan Raja Joon.

Raja Joon menghela nafas sejenak. "Ucapan anda memang benar yang mulia bahwa saya hanya mencintai satu wanita tapi itu dulu dan sekarang semua sudah berubah saya sudah jatuh cinta kepada Putri Jang sama seperti saya jatuh cinta dengan Ratu Ran dulu dan perasaan yang saya miliki untuk Putri Jang sama besarnya dengan perasaan saya untuk Ratu Ran mereka berdua adalah wanita yang sangat hamba cintai dan ingin selalu hamba jaga untuk itu hamba mohon maaf, hamba tidak bisa mengabulkan permintaan yang mulia Raja."

"Hamba tidak akan menukar keduanya dengan apapun di dunia ini yang mulia. Hamba mohon undur diri," ucap Raja Joon tegas sembari berlalu menuju ruangannya.

Dengan penuh amarah Raja Joon berjalan tergesa menuju ruangannya meminta kepada seluruh rombongan untuk segera bersiap melakukan perjalanan menuju kerajaan Moon.

Kereta kuda melaju meninggalkan kerajaan Timur menuju perjalanan ke kerajaan Moon. Di dalam kereta Putri Jang hanya menunduk takut untuk menatap Raja Joon yang seperti masih dalam keadaan marah. Hal ini menyisakan pertanyaan besar di hati Putri Jang mengapa Raja Joon sangat marah padahal sebelumnya baik baik saja.

"Apa yang sebenarnya terjadi? mengapa dia begitu marah?" tanya Putri Jang di dalam hati.

Lama saling berdiaman membuat Putri Jang tidak nyaman ia mencoba mencairkan suasana dengan bertanya hal hal yang tidak penting kepada Raja Joon.

"Kalau boleh tahu kita sekarang berada di daerah mana ini Joon?"

"Perbatasan wilayah kerajaan Timur."

"Hemmm... Sebentar lagi hari akan segera gelap apakah kita tidak mampir untuk beristirahat."

"Sebentar lagi di depan sana akan ada pemukiman."

"Ahh begitu rupanya."

"Jang apa kau akan meninggalkanku jika ada seseorang yang datang menawarkan cinta yang besar untukmu?" tanya Raja Joon tiba tiba yang membuat jantung Putri Jang berdegup tak karuan.

"Mana mungkin saya bisa pergi Joon, bukankah aturan kerajaan sangat mengikat."

"Seandainya tidak ada peraturan itu, apa kau akan pergi?"

"Meski saya ingin, saya tidak akan pergi karena saya tidak ingin mengecewakan dan melukai siapapun di dalamnya."

"Terimakasih Jang"

"Untuk apa Joon? bukankah itu kewajibanku?" tanya Putri Jang aneh.

"Apa pun itu aku tetap berterimakasih kepadamu."

Kereta berhenti di sebuah desa kecil para prajurit mencari tempat untuk menginap seluruh rombongan. Raja Joon dan Putri Jang turun mengikuti kemana langkah seorang prajurit yang mengantarkan kami ke tempat peristirahatan. Raja Joon dan Putri Jang menyapa ramah pemilik rumah dan berterimakasih sudah memberikan tumpangan untuk mereka.

Raja Joon membaringkan tubuhnya di sebuah ranjang kayu berukuran sedang, diikuti kemudian Putri Jang yang juga membaringkan tubuhnya di sana. Seperti biasa Raja Joon mendekap erat tubuh Putri Jang hingga Putri Jang terlelap tidur. Kali ini Raja Joon memberanikan diri untuk mengecup bibir Putri Jang singkat.

"Joon." ucap Putri Jang terkejut.

"Kau terlalu sempurna Jang, kau tahu? aku benar benar jatuh cinta padamu saat ini."

"Aku akan menjagamu sama seperti aku menjaga Ran, aku akan berusaha adil kepada kalian berdua."

"Selamat tidur istriku," ucap Raja Joon sembari mengecup mesra kening putri Jang.

Raja Joon menyusul Putri Jang kedalam mimpinya. Dayang Han tersenyum kala tanpa sengaja mendengar ucapan Raja Joon kepada Putri Jang tadi. Ia berharap Putri Jang memperoleh kebahagian yang sempurna setelah ini.

terimakasih sudah setia membaca cerita saya... jangan lupa tinggalkan jejak usai membaca.