webnovel

Penculikan 3

sekelompok pria berjas berdiri di tengah tengah taman hiburan, jumlah mereka kurang lebih dua puluh orang dan di pimpin oleh seorang pria muda yang mengenakan pakaian santai namun terlihat keren dan beribawa.

"Kalian cepat temukan Morgan, cari disetiap sudut tempat ini!" ucap pria muda itu.

"Baik tuan!" serentak seluruh bawahan menjawab.

Mereka terbagi menjadi empat team dan mulai menelusuri taman hiburan.

Afnan yang kini tinggal sendirian berdiri di tengah taman hiburan menerima sebuah telpon.

"Saya sudah mengerahkan beberapa orang untuk mencarinya, jangan khawatir kita akan segera menemukan Morgan!" ucap Afnan lalu menutup telponnya.

Afnan yang menerima informasi dari orang tuanya bahwa sepupu kecilnya menghilang di taman hiburan, saat bersama dengan pengawalnya. Dan di tambah lagi dengan informasi yang menyatakan seseorang tengah berencana untuk menculiknya membuatnya bergerak cepat.

Afnan merasa sangat khawatir dengan berita percobaan penculikan Morgan, sehingga dia mengerahkan beberapa orang untuk mencarinya secepat mungkin. Morgan yang dalam kondisi sendirian tanpa ada pengawalan akan memudahkan sang penculik untuk beraksi.

Di tempat lain Azra membawa Morgan ke bagian informasi secepat mungkin, dia khawatir jika mereka masih berlama-lama maka kedua preman yang mengejar akan menemukan mereka berdua.

Morgan terus memegang tangan Azra dengan kuat, dia merasa bersyukur Azra berada di sampingnya, jika tidak mungkin kedua preman tadi mungkin saja telah menculiknya. Morgan tau dengan pasti bahwa sasaran kedua preman itu adalah dirinya, dia sudah terbiasa dengan hal itu namun tanpa pengawalnya dia tidak bisa berbuat apa-apa, yang membuat dia begitu ketakutan.

mereka akhirnya sampai di bagian informasi dan dengan cepat Azra mengkonfirmasi hilangnya Morgan kepada pegawai yang bertugas.

"Di sampaikan kepada seluruh pengunjung bahwa seorang anak bernama Morgan berusia lima tahun sedang tersesat dan sekarang berada di bagian informasi!" Suara pengumuman terdengar di seluruh taman hiburan dan diulang sebanyak tiga kali.

"Ko... denger nggak tuh? Morgan nama anak yang kita cari itu kan?"

"Iya tang, cepat kita kesana sebelum keluarganya datang!"

Joko dan Tatang bergegas ke bagian Informasi untuk mencoba menculik morgan lagi. Begitu pula dengan Afnan dan para pria berjas mereka berlari ke arah bagian informasi.

kini Azra dan Morgan duduk di bangku menunggu kedatangan keluarga Morgan, dengan perasaan yang masih sedikit khawatir Azra mencoba menenangkan Morgan yang di balas dengan pelukan oleh Morgan. Dia memeluk Azra dengan cukup erat seakan tak ingin Azra pergi darinya.

"Kita akan baik-baik saja Morgan! tenang saja kakak akan melindungimu sampai keluargamu datang!" janji Azra kepada Morgan.

Dari arah belakang mereka kedua preman itu telah menemukan mereka yang sedang duduk berpelukan. Joko dan Tatang berlari dengan cepat ke arah mereka tanpa mengeluarkan suara sampai akhirnya.

"Nah ketangkap kalian sekarnag, tidak ada jalan keluar lagi untuk kalian!" Joko kini memegangi tangan Azra dengan sangat erat sementara Tatang merebut Morgan dari pelukan Azra.

"Tidak lepaskan aku, lepaskan!" rontah Morgan dalam gendongan Tatang.

"Siapa kalian? mengapa kalian mengejar kami berdua?" Azra mencoba melepaskan genggaman Joko dari tangannya, namun sulit.

"Diam kalian berdua kalau masih berani melawan tidak segan-segan aku akan merobek mulut kalian!" ancam Tatang sambil mengeluarkan sebilah pisau dari belakang kaosnya.

Pisau itu di arahkan ke bagian belakang Azra sehingga tak ada satupun orang di sekitar situ melihatnya. Orang-orang berfikir mereka merupakan penagih hutang yang mengejar-ngejar seorang gadis dan adiknya. Maka dari itu mereka tidak mau berurusan dengan preman-preman yang tampak menakutkan itu.

"Jangan coba berteriak atau kau akan menyesal!" Ancam Tatang kepada Azra dan morgan.

Azra hanya mampu mengepalkan kedua tangannya dengan marah, wajahnya berwarna merah padam karena amarahnya yang di luar kendali. Dia tidak bisa ceroboh saat ini, sejak kejadian dimana Azra memperlihatkan kekuatannya kepada Andhyra dan kedua kacungnya itu, membuat dia dan para pangeran berakhir di rumah sakit.

"Sekarang cepat ikuti kami, sekali lagi kalian mencoba lari maka kalian akan menanggung akibatnya!"