webnovel

Jebakan 3

Rhyan kini memutuskan untuk kembali mendekati Azra, dia tidak ingin kesalah pahaman yang terjadi antara Azra dan para sahabatnya itu akan membuat Azra benci pada dirinya. Tapi tadi pagi saat dia berada di kelas, dia bisa melihat perlakuan teman-teman dikelasnya kurang baik terhadap Azra.

Rhyan telah membaca setiap tulisan-tulisan yang berada di meja Azra. Itu semua karena kesalahannya yang berusaha mendekati Azra secara terang-terangan, Rhyan merasa bersalah atas kejadian itu.

Sekarang dia akan meminta maaf secara langsung kepada Azra dan akan meluruskan permasalahan antara Azra dan para pangeran kepada teman-teman dikelasnya.

Saat dia sudah mendekati X4, dia melihat Azra dan Andhyra keluar dari kelas dengan tergesa-gesa. Alis Rhyan berkerut. Apa yang dilakukan Azra dengan Andhyra, mungkinkah sesuatu sedang terjadi?

Rhyan pun mengikuti kedua orang itu, sampai mereka masuk kedalam mobil pribadi milik Andhyra. Rhyan masih terus mengikuti mereka, saat Rhyan melihat mobil Andhyra berhenti di depan gedung yang megah, dia pun terkejut dan segera mengeluarkan hp nya dari dalam saku. Setelah dia selesai mengirim pesan, dia mengambil jaket dan sebuah topi dari dalam tasnya dan segera masuk kedalam gedung itu, mengikuti Andhyra dan Azra secara diam-diam.

Rhyan melihat Azra dan Andhyra memasuki lift, dia dapat melihat mereka sedang menuju lantai sepuluh di gedung ini. dia pun mulai berlari ke arah lift dan dengan tidak sabar menunggu pintu lift untuk terbuka.

setelah beberapa menit lift pun terbuka dan Rhyan pun langsung masuk kedalam lift. Saat sampai di lantai sepuluh, dia berusaha mencari keberadaan Azra dan Andhyra. Tiba-tiba dia melihat Andhyra keluar dari lorong di sebelah kanan, Andhyra terlihat begitu senang dengan kunci di tangannya dan melangkah masuk kedalam lift.

Rhyan mulai berfikir sesuatu yang salah sedang terjadi disini, dia pun berlari ke arah dimana Andhyra muncul.

"Angel! kamu dimana?" Rhyan mulai berteriak panik sambil terus mencari.

Saat dia mulai merasa frustasi.

"Aaaaa..."

Akhirnya dia mendengar suara jeritan perempuan dan dengan segera mencari asal suara itu. Rhyan kini berada di depan pintu dimana asal suara itu berada, semakin lama semakin terdengar jelas suara jeritan yang di dengarnya. Dia berusaha membuka pintu itu namun pintunya terkunci, dia pun berusaha mendobraknya.

Pintu itu pun akhirnya terbuka, hal pertama yang di lihat Rhyan adalah Azra yang kini berjongkok menutupi telinganya. Rhyan dapat melihat jelas raut wajah Azra yang begitu kesakitan, sampai akhirnya Azra terjatuh dan spontan Rhyan berlari ke arah Azra.

Azra sempat melihat wajah Rhyan sebelum dia jatuh pingsan.

"Angel... bangun angel! Bertahanlah!" Rhyan menepuk-nepuk pipi Azra, berusaha untuk membangunkan nya. ketika mata Azra mulai sedikit terbuka, ia pun dengan segera menggendong Azra untuk membawanya pergi dari sana.

Namun ketika Rhyan mulai mengangkat Azra dia merasa tubuhnya terlempar jauh dan menabrak dinding dengan keras. Lampu di dalam ruangan tersebut kini menyala dengan normal. Seorang pria muncul dari pintu dan memberikan tatapan yang dingin pada Rhyan.

Tatapan pria itu pun berbalik pada Azra yang sedang terbaring lemah di lantai, tatapannya yang semula dingin perlahan berubah hangat ketika menatap Azra.

Pria itu kini berjalan mendekati posisi Azra berada. Dia berjongkok di samping Azra dan mulai mengangkat Azra dengan lembut. Rhyan yang melihat hal tersebut tidak berdiam diri.

"Berhenti! Lepaskan perempuan itu!" Rhyan pun berteriak. Dengan susah payah dia berusaha bangkit.

Pria itu pun berbalik dan kembali memperlihatkan aurah yang begitu dingin, suasana di dalam ruangan itu seakan membeku.

"Siapa kamu? mengapa kamu menyakiti angel?"

"Menyakiti?" Pria itu kini bersuara.

"Kamu yang menyebabkan Angel terluka seperti itu kan? cepat lepaskan dia!" Perintah Rhyan.

Pria itu mematap wajah Azra yang lemah dan berbalik melihat Rhyan.

"Pergilah! kamu jangan ikut campur dari sekarang! jika kamu masih mencintai nyawamu!" perintah pria itu dan mulai berbalik.

"Tidak! lepaskan Angel sekarang atau kamu akan menyesal!" Rhyan berlari menuju arah pria itu, ia mencoba untuk menyerangnya. Namun sekali lagi tubuhnya terlempar kesamping dan kembali membentur dinding.

Rhyan mulai terbatuk dan mengeluarkan darah dari dalam mulutnya.

"Kamu bukan tandinganku! pergilah selagi aku berbaik hati padamu!"

*

Marchel yang berada di dalam kelas menerima sebuah pesan, dan pada saat ia melihatnya ternyata itu dari Rhyan. Dengan segera dia menghubungi Afnan dan Jhon.

Di dalam sebuah mobil sport mewah, tiga pangeran sedang menuju ke salah satu perushaan besar, perusahaan itu merupakan saingan bisnis dari keluarga Afnan.

"Buat apa sih kita melakukan hal ini? perempuan gila itu mungkin memiliki urusan di perusahaan itu!" Jhon kini berbicara dengan nada ketus.

"Lebih baik kita menyelidikinya terlebih dahulu! Bisa saja sekarang mereka dalam bahaya!" Ucap Afnan.

"Benar Jhon. Saya sangat tau dengan sifat seseorang seperti Andhyra, bisa melakukan hal-hal yang mampu melukai orang lain!" Marchel menambahkan.

Hal yang sebenarnya membuat Afnan begitu khawatir adalah perusahaan Linggar Jaya yang sedang di datangi oleh Azra dan Rhyan, merupakan perusahaan besar yang terkenal dengan kekejamannya. Afnan tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa kedua orang itu.