webnovel

RICIE & PROMISES

Cindy Anastasya Adnerson, seorang gadis blasteran Indonesia-London yang memiliki sifat dingin. Namun semua itu berubah saat ia mengenal seseorang lelaki yang berstatus sebagai Ketos disekolahnya. Gabriel Mahardika Filer. Lelaki yang membuat hidup Cindy berwarna. Dikarenakan keinginan mereka untuk melanjutkan studi di university impian mereka. Akhirnya perpisahan pun terjadi. Awal LDR, semuanya berjalan baik, hingga suatu saat Ariel mulai menghilang entah karena apa. Lalu, Kedua orang tua Cindy mengatakan bahwa mereka telah menjodohkan Cindy dengan anak dari rekan bisnis ayahnya. Keluarga Nedson. Ethan William Nedson. Seorang CEO perusahaan yang akan menjadi suaminya. Tanpa Cindy tahu, bahwa perjodohannya dengan Ethan-lah yang menjadi penyebab hilangnya Ariel. Saat semua itu terungkap, Cindy bingung. Akankah ia mempertahankan pernikahannya dengan Ethan, yang menjadi alasan Ariel pergi. Atau ia akan memilih kembali kepada Ariel, cinta pertamanya.

khansa_jalilah · Fantasy
Not enough ratings
11 Chs

PART 5

"Cindy coba ini, aaa," ucap Lala pada sambil menyuapi Cindy. Dan Cindy dengan senang hati menerimanya dan berkata bahwa makanan milik Lala rasanya sangat enak.

Saat ini adalah jam istirahat, mereka berdua berada di kantin sekolah. Mulanya Cindy enggan menuju kantin, tapi lagi-lagi karena Lala orangnya tidak bisa dibantah, maka Cindy dengan pasrah mengikuti Lala.

Tiba-tiba 3 orang laki-laki menuju ke arah mereka, tentu saja, siapa lagi kalau bukan Rafael, Gempar, dan tentunya si ketos Ariel.

"Hai Cindy," sapa Gempar dengan riang. Sementara yang disapa malah acuh dan tetap pada kegiatan awalnya.

"Lala, ikut kami ke ruangan OSIS. Ada yang harus kita bicarakan," ucap Rafael dengan ketus. Lantas Lala mengikuti Rafael dan gempar karena sekarang Lala adalah anggota OSIS juga. Berbeda dengan Cindy yang malas bergabung dalam organisasi OSIS karena memilih fokus pada pembelajaran, tapi Lala malah sangat bersemangat untuk bergabung menjadi anggota OSIS, karena saat ini Lala juga sedang jatuh cinta pada salah satu OSIS. Rafael.

Tersisa Ariel dan Cindy.....

"Boleh duduk?" tanya Ariel yang memang sudah duduk di samping Cindy. Cindy hanya diam dan tetap pada aktivitas awalnya. Karena diacuhkan, akhirnya Ariel mengambi lmakanan milik Cindy dan langsung memakannya dengan lahap.

"Balikin kak," pinta Cindy dengan nada kesal.

"Pantas saja kau mengacuhkanku, ternyata makanan ini rasanya memang lezat," ucap Ariel sambil memandang wajah kesal Cindy yang terlihat sangat menggemaskan dimata Ariel.

Tiba-tiba Ariel mendekat dan menatap lekat Cindy yang juga sedang menatapnya.

"Jika kita sedang berdua, panggil aku Ariel saja, ok!" pinta Ariel dengan nada lembut.

"Tidak mau!, aku akan tetap memanggilmu seperti itu," jawab Cindy lalu memalingkan wajah cantiknya.

"Baiklah, terserah kau saja. Tapi kenapa tadi malam kau memblokirku?" tanya Ariel dengan dramatis seakan sudah disakiti oleh seseorang.

"Lebay," ucap Cindy membatin.

"Itu nomor kakak?" tanya Cindy balik sambil tetap memalingkan wajahnya.

"Mmmm,"

"Pinjam ponselmu," ucap Ariel tiba-tiba.

"Untuk apa?" tanya Cindy heran.

"Aku ingin menelefon seseorang, tapi aku sedang tidak memiliki pulsa," jawab Ariel berbohong. Cindy lalu memberikan ponselnya pada Ariel. Tentunya dengan malas.

Karena ponsel Cindy tidak menggunakan kunci, Ariel-pundengan leluasa menggunakannya. Dia membuka blokir nomornya di ponsel Cindy. Dan kemudian melelefon nomornya.

Drttt...drttt...drtt...drttt..

Bunyi ponsel Ariel yang terletak di samping Cindy. Cindy melirik ke arah ponsel itu, penasaran. Cindy mengernyit bingung, karena melihat namanya yang tertera di ponsel itu.

"Kakak, katanya kau akan menelfon seseorang, kenapa kau menelefon nomormu sendiri?" tanya Cindy heran.

"Tapi aku ini kan orang, bukan hantu," jawab Ariel sambil menaikkan sebelah alisnya. Lalu mengembalikan ponsel itu pada pemiliknya.

Cindy segera mengambil ponselnya, dan mengecek apa yang sudah dilakukan oleh Ariel. Seketika, Cindy merasa kesal ketika tahu Ariel membuka blokir nomornya sendiri.

"Dasar kakak pembohong!" ujar Cindy dengan nada kesal serta raut wajah cemberut. Ariel tersenyum geli di dalam hatinya.

"Aku tidak berbohong," bela Ariel.

"Dan apa? Tadi kau memanggilku kakak pembohong?" tanya Ariel tidak terima dengan panggilan Cindy kepadanya.

"Iyaa," jawab Cindy dengan ketus.

"Baiklah tidak masalah," ucap Ariel dengan seringai khas-nya. Yang menurut Cindy seringaian itu tampak mengerikan.

" Cindy, sepertinya itu Lala. Apa yang sedang dia lakukan di sana?" tanya Ariel tiba-tiba dengan raut wajah kebingungan sambil terus menatap ke belakang Cindy. Lantas Cindy mengikuti arah tatapan Ariel.

"Mana?" tanya Cindy balik.

Cup.

Ketika Cindy menghadap ke depan lagi, tiba-tiba satu kecupan hangat mendarat di pipinya.

Deg.

Jantung Cindy seketika berpacu dengan cepat. Bisa Ariel rasakan Cindy menegang saat mendapat kecupan darinya. Singkat, hangat dan cepat. Itu yang Cindy rasakan saat ini. Kesadaran Cindy seakan hilang. Cindy hanya terpaku pada posisinya. Sampai sebuah suara membawa kesadarannya kembali.

"Dasar bodoh!"

"Kau menyebutku kakak pembohong, tapi kau mempercayai perkataanku, bodoh!" ledek Ariel kepada Cindy. Kemudian bangkit dari tempat duduknya. Sebelum pergi, Ariel sempat mengatakan sesuatu.

"Oh yaa, kau terlihat semakin cantik ketika memerah begini," ucap Ariel sambil memperhatikan wajah Cindy yang rona merahnya terlihat semakin jelas. Melihat itu, Ariel tersenyum geli di dalam hatinya. Lalu bertanya pada dirinya sendiri.

"Apa aku jatuh cinta dengannya?" batin Ariel.