webnovel

ReBirth48

ReBirth 48 Tang Shin, seorang Saint tingkat tertinggi yang mati dengan tenang dan cukup bahagia karena melihat kedua anaknya sudah menjadi orang besar. Ia tdak memiliki penyesalan apapun lagi di dalam hidupnya karena semuanya sudah selesai. Ia pun berfikir setelah ini ia akan pergi ke surga. Namun, dugaannya salah. Jiwa Tang Shin kembali di lahiran di dalam tubuh seorang mahasiswa kuliahan biasa. Setelah seminggu beradaptasi dengan ingatan dari kedua kehidupannya. Tang Shin pun memutuskan dengan sangatlah yakin. Bahwa di kehidupan ini ia harus hidup aman, tentram, dan yang paling penting adalah kehidupan yang santai. Namun, apakah akan semudah itu untuk mendapatkan kehidupan Tang Shin yang santai? ~Higashi

HigashiSasaki · Fantasy
Not enough ratings
52 Chs

Chapter 30.2 : Perang dimulai

ReBirth 48

Chapter 30.2 : Perang dimulai

Suara helikopter serta pesawat terus berdatangan ke atas deipork. Saat ini sudah ada ratusan pesawat serta puluhan helikopter tempur yang siap perang.

Namun, saat pasukan terakhir manusia sampai. Di zona aman Deipork tak ada satupun orang.

"Cih, katanya akan ada bantuan. Mana?" decit sang Hero Biru, seorang lelaki yang membawa kapak.

"Hey Lian, bukankah sudah ku bilang kita tak bisa berharap pada mereka?" jawab sang Hero putih, seorang perempuan yang menyerang dari jarak jauh serta memberikan buff ke semua orang.

"Era benar. Kita hanya bisa bergantung pada diri sendiri untuk menang," timpa Hero hijau yang membawa panah. Lelaki ini kemudian melihat ke Aria. Sang Hero kuning.

"Jangab menatapku Gery, aku tak akan memberikan kata-kata apapun," respon Aria yang membawa pedangnya pergi dari situ.

"Ck, dia selalu saja seperti itu." Lein mengerutkan dahinya sambil menatap Aria. Kedua Hero lainnya hanya menghela nafas.

Tak lama setelah itu, para petinggi langsung mengadakan rapat dan menentukan strategi mereka. Menurut pesawat pengintai ada ratusan ribu monster serta ribuan monster yang terbang.

"Bagaimana jika kita menggunakan pancingan dari depan lalu membom mereka semua dari atas?"

"Tidak, jika tak bergerak bersama-sama itu hanya akan menjadi sebuah pengorbanan. Karena mereka juga memiliki 2 tipe pasukan, udara dan darat."

"Yah, kalau begitu kita harus membuat para Hero bisa menahan para monster sampai pesawat tiba?"

"Mungkin saja."

Semua orang yang masih berdiskusi melirik ke pemimpin 7 orang itu, kenapa dia hanya diam?

"Pemimpin? Ada apa?" tanya salah satu bawahannya.

"Ah, tidak lupakan. Lanjutkan saja."

Rupanya sang pemimpin saat ini sedang memperhatikan situasi untuk mencari setidaknya bukti kecil lagi bahwa mereka sebenarnya pengkhianat.

Saat itu terjadi, baru mereka bisa leluasa membuat rencana tanpa di ketahui musuh.

Diskusi terus berlanjut selama 30 menit, hingga akhirnya mereka semua mencapai 1 ketetapan dalam rencananya.

"Hah, orang-orang bodoh! Sekarang raja iblis sudah mengetahui rencana kalian. Berisaplah untuk mati karena pasukan sudah berada di depan mata!" teriak seorang laki-laki sambil menggebrak meja.

Namun, saat beberapa orang lainnya mulai berdiri dengan wajah menyebalkan. Semua pengkhianat dan penyusup yang ada langsung di tembaki oleh sang pemimpin.

Padahal, ada peraturan di larang membawa senjata karena itulah para pengkhianat itu dengan pedenya bangun dari kursi.

**

Semua orang tercengang, mereka terdiam menatap ke arah pemimpin.

"Ba-bagaimana bisa anda tau ada pengkhianat?" tanya bawahannya.

Pemimpin tersebut tersenyum, namun. Baru saja ia mau menjawab seseorang masuk dengan buru-buru kedalam ruangan.

"Lapor! Tampaknya ada yang sudah memulai perang sebelum kita!"

Semua orang kaget. Dengan buru-buru mereka langsung keluar dari ruangan bawah tanah dan berlari menuju keluar gerbang.

Semua orang melihat terjadi banyak sekali ledakan, semburan api, petir dan yang lainnya.

"Semuanya! Langsung masuk ke dalam pesawat kita akan maju dengan rencana Formasi seperti yang sudah di tentukan!" teriak pemimpin tersebut dengan sangat lantang.

"Baik!"

Semua orang langsung sibuk, dan puluhan ribu orang yang ada di garis depan langsung lari maju.

Sedangkan itu, di sisi lain Shin yang sedang berperang memberi perintah sambil terbang dan menyerang dari udara.

"Lena! Buat sebuah dinding di sekitar agar mereka tak bisa kabur!" teriak shin dengan kuat.

"Baik!" respon Lena yang dengan sangat cepat memunculkan dinding tanag setinggi 4m yang menutup jalan mundur para monster di depan Shin.

"Kevi!" sorak Shin lagi.

"Baik!" Kevi yang saat itu berada di atas dinding buatan dari tanah milik Lena. Mulai berlari maju dan Lena terus membuat pijakan milik Kevi yang berlari ke manapun.

Kevi berlari sambil terus menembaki para monster dan Ibma yang membuat mereka langsung mati.

Melihat para monster terbang yang mencoba menyerang Veila disaat ia sedang sibuk menyembuhkan anggota Silance Sistem yang terluka. Shin langsung membidik panahnya ke para monster terbang tersebut dan setiap panah Shin terbelah menjadi 3 sebelum meledak saat mengenainya.

"Terima kasih Master!" seru Veila yang langsung mengeluarkan naga airnya lalu dibawa terbang menjauh dari zona bahaya.

Disisi lain, Ella yang terus menembaki para monster dengan panahnya mengeluarkan clone miliknya di kiri dan kanan. Mereka bertiga lalu berpencar dan terus menembaki para monster dengan panah api yang dapat menembus kekuatan pertahanan.

"Ella awas!" teriak Shin yang membuat Ella melihat kebelakangnya.

Ada bola api besar serta tembakan bebatuan yang mengarah padanya. Reflek Ella langsung berteleportasi ke salah satu anak panahnya dan menembaki monster yang menyerangnya.

"Bagus," ucap Shin yang tersenyum senang.

Namun, tiba-tiba saja ia melihat Kevi terpental ke atas dengan cepat. Shin reflek menangkapnya.

"Ah, terima kasih master," ucap Kevi dengan menatap Shin.

Namun. Tak lama setelah itu Shin harus menghindar dari puluhan bebatuan yang terbang ke arahnya.

"Wah, wah. Tak buruk juga," ucap salah satu jendral raja iblis.

Tak lama setelah itu, di belakang jendral itu langsung muncul jendral-jendral lainnya.

"Apa? Hanya segini?" ucap salah seorang jendral dengan kecewa.

Tak lama setelah ia mengucapkan itu, muncul banyak sekali pesawat tempur serta helikopter di belakang Shin yang langsung menembaki para Ibma.

Bersamaan dengan para pasukan darat manusia dengan kekuatan kebangkitan mereka.

"Nah, ini baru menarik!" ucap salah seorang jendralnya.

Mereka berlima langsung lari maju, bersamaan dengan para pesawat pihak manusia yang menembakan banyak sekali rudal.

Prajurit pihak manusia langsung mengeluarkan kekuatan mereka masing-masing untuk melawan para monster yang ada di darat.

Dan yang di udara sedang mencoba di tangani oleh para helikopter yang mengisi daerah udara.

"Cih, ayo!" seru Shin yang langsung melepaskan perubahan panahnya dan menggantinya menjadi katana.

Namun, saat Shin masih jatuh. Salah satu jendral iblis yang menguasai pshikokinesis langsung melontarkan sebuah bongkahan batu yang sudah di perkuat dan berapi.

Shin langsung menghindar ke kiri dengan tipis mengenainya. Shin lalu menjadikan bebatuan di sana sebagai pijakan dan bergerak dengan sangat cepat menuju kelima jendral raja iblis itu.

Jduaarrr!

Rupanya iblis yang menyerangnya juga bisa menciptakan perisai.

"Cih!" decit Shin kesal.

Tak lama setelah itu, muncul salah seorang jendral iblis lainnya di belakang Shin yang mencoba menebas kepalanya.

Namun, reflek Lena menciptakan sebuah dinding bebatuan di belakang Shin untuk melindunginya.

Jduaarrr!

Shin langsung berbalik dan menembus dinding bebatuan itu untuk menyerang jendral iblis yang tadu. Namun ia sudah terlebih dahulu mundur. Ella langsung membantu dengan menembakkan banyak sekali panah.

Disisi lain, Pedra dan Kevi saling melindungi untuk melawan 1 jendral raja iblis.

"Awas!" teriak Pedra yang menciptakan monster bayangan untuk melindungi Kevi.

Kevi langsung maju dan menembaki para musuhnya dengan 2 senjata api di tangannya.

Tak lama setelah itu, muncul 1 lagi jedral raja iblis di samping Ella, beruntung Ella langsung teleportasi menjauh.

3 Silance sistem dan 3 jendral raja iblis menyiapkan diri mereka dan maju untuk menyerang masing-masing.

Disisi lain, di depan pihak manusia ada satu jendral iblis yang tersisa. Pihak manusia mencoba mengalahkannya namun mereka terlalu kuat.

Veila yang berada di barisan belakang langsung menyembuhkan orang yang terluka.

***

Tak lama setelah perang berlangsung. 4 orang loncat dari atas peswat mengarah ke perang 3 lawan 3 itu.

"Yo, kita bertemu lagi," ucap Aria dengan canggung.

Shin memasang wajah serius, ia tak menjawab dan langsung maju. Bersamaan dengan itu bebatuan serta anak panah terbang ke arah mereka berempat.

Mereka berempat bereaksi cepat bersamaan menghindari bayangan yang menjalar untuk menangkap mereka.

Shin terus beradu dengan para jendral raja iblis, akhirnya kelima Five Prefix dan ke 4 Hero bergabung untuk melawan 4 jendral raja iblis.

Sedangkan Shin yang mendengar bahwa di barisan belakang membutuhkan bantuan langsung mundur.

Betapa kagetnya Shin saat yang ia lihat di barisan belakang bukanlah sebuah pertempuran. Tapi pembantaian oleh para Ibma dan monster.

"Ba-bagaimana ini master? Jika begini maka akan banyak sekali korbannya," ucap Veila dengan panik.

Shin menggigit bibirnya, "Nyalakan kekuatanmu, tapi jangan memaksakan diri," perintah Shin.

"Baik!"

Tiba-tiba saja langit mendung, semua orang langsung melirik ke atas. Petir menggelegar tak lama setelah itu turun hujan yang cukup deras.

Five Prefix dan ke empat Hero yang mulai kelelahan langsung di pulihian ke kondisi maximal.

"Terimakasih ya, Veila," ucap Shin sambil tersenyum.

Shin saat itu juga mengangkat tangannya ke atas. Tak lama kemudian muncul pedang cambuknya yang kemudian muncul 1 senjata lagi yaitu tombak.

Shin menyatukan kedua senjata itu kedalam dirinya, dan menggunakan form armor yang di kedua tangannya memiliki pedang kristal. Tak lama setelah itu .....

Ia dengan paksa memunculkan 3 naga Golem yang kuat dan dapat memporak-porandakan pertempuran.

Melihat hal itu, Lena langsung menciptakan sebuah penghalang dari tanah ke semua pihak manusia yang sangat tebal. Reflek Pedra yang panik langsung menarik semua Five Prefix ke dalam bayangannya dan menjauh.

>>Bersambung<<

~Higashi