webnovel

ReBirth48

ReBirth 48 Tang Shin, seorang Saint tingkat tertinggi yang mati dengan tenang dan cukup bahagia karena melihat kedua anaknya sudah menjadi orang besar. Ia tdak memiliki penyesalan apapun lagi di dalam hidupnya karena semuanya sudah selesai. Ia pun berfikir setelah ini ia akan pergi ke surga. Namun, dugaannya salah. Jiwa Tang Shin kembali di lahiran di dalam tubuh seorang mahasiswa kuliahan biasa. Setelah seminggu beradaptasi dengan ingatan dari kedua kehidupannya. Tang Shin pun memutuskan dengan sangatlah yakin. Bahwa di kehidupan ini ia harus hidup aman, tentram, dan yang paling penting adalah kehidupan yang santai. Namun, apakah akan semudah itu untuk mendapatkan kehidupan Tang Shin yang santai? ~Higashi

HigashiSasaki · Fantasy
Not enough ratings
52 Chs

[Arc 2] Chapter 7.3-(38.3) : Wanita? Dan tujuan lain dari event (selesai)

ReBirth 48

[Arc 2] Chapter 7.3-(38.3) : Wanita? Dan tujuan dari event (Selesai)

Shin dan wanita itu terus berjalan semakin masuk ke dalam hutan, di perjalanan. Secara perlahan Fela mulai mengeluarkan suaranya meski dengan ragu.

"U-untuk setiap monster tingkat D yang tuan bunuh, akan mendapat 1 poin. Tingkat C 10 poin. Tingkat B 40 poin dan tingkat A 100 poin. Se-setiap 200 poin dapat mengurangi masa tahanan selama 1 tahun. O-orang yang masuk ke dalam top 3 besar poin terbanyak akan mendapatkan sejumlah keuntungan spesial," jelas Fela dengan terpaksa sambil menggigil ketakutan.

Tiba-tiba saja, Shin berhenti berjalan. Fela ikut berhenti dan mengambil nafas dalam, mempersiapkan dirinya. Tak lama kemudian ia Shin mengeluarkan kedua pisaunya.

"Jangan bergerak dari tempatmu," perintah Shin ke Fela.

Bersamaan dengan itu, banyak sekali monster rank D muncul. Shin berlari ke arah mereka dan membunuh mereka semua hanya dengan satu tebasan mulus. Shin terus membunuh semua monster itu yang menurut dia akan menganggu.

Fela yang melihat Shin bergerak begitu cepat bahkan dalam saat bersama bisa membunuh 2 monster sekaligus, menggenggam erat tablet miliknya. Ia lalu mengambil nafas dalam, dan fokus menatap Shin. Ia mencatat semua monster yang dibunuh oleh Shin.

Satu jam kemudian~

Shin berjalan kembali ke tempat tadi, mendapati Fela yang sedang sibuk mencatat dan menjumlahkan.

"Selesai?" tanya Shin dengan santai berjalan menuju Fela sambil menyimpan senjatanya.

"Ah, iya selesai tuan. Setalah menjumlah semua Totalnya, anda membunuh sekitar 210 Monster rank D dah sekitar 47 monster rank C. Jika di jumlahkan maka anda memiliki poin sekitar 680 poin," lapor Fela. Setelah membaca data yang ia catat sendiri, ia kaget sendiri.

"Ba-banyaknya! Bahkan belum 2 jam kita keluar, tapi sudah bisa memotong masa tahanan sekitar 3 tahun?" gumam Fela di dalam hati dengan perasaan kagum namun ia juga merasa ada ayang janggal.

Melihat ekspresi Fela yang sedang berfikir apa yang aneh, Shin sedikit tersenyum dan melihat sekitar.

"Ya, kau benar. Bagaimana bisa monster sebanyak itu menyerang kita? Bukankah kita belum bertemu monster rank A yang bisa memerintahkan monster untuk berkumpul dan menyerang secara berkelompok?" Mendengar kata-kata Shin, ia langsung ingat bahwa ... Tubuh ini, sewaktu masih di penjara pembunuh wanita. Melihat banyak sekali benda-benda menakjubkan di masukkan ke dalam scroll. Salah satunya adalah peluit penarik perhatian monster, atau parfum penarik perhatian monster.

Dengan kata lain, Shin saat ini menjadi incaran oleh para tahanan lainnya.

"Tuan! Sebaiknya kita segera pergi ke ujung pulau lainnya. Bertempur di dalam hutan dengan melawan banyak orang adalah kerugian bagi kita," ucap Fela reflek menatap ke arah Shin.

"Tak perlu kau beritahu," gumam Shin yang saat itu juga menempatkan banyak skill buff di tubuhnya.

Tak lama kemudian, tiba-tiba saja seseorang muncul. Orang itu menggunakan sarung tinju yang sangat canggih dan besar, wanitanya yang juga ikut muncul menggunakan sepatu yang sangat canggih.

"Shiin! Saatnya membunuhmu!" teriak di tahanan tersebut.

Shin melirik ke orang itu dan loncat ke atas untuk menghindarinya. Baru saja loncat wanita tahanan itu maju dan berniat menendang kepala Shin dari kiri, Shin menangkis tendangan tersebut dengan tangan kirinya. Namun tendangan bertubi-tubi lainnya datang, Shin menangkis semua tendangan itu dan langsung loncat mundur.

Begitu juga dengan wanita itu loncat mundur dan berdiri di belakang tahanan berbadan besar dan menggunakan sarung tinju canggih itu.

"Cih, padahal aku berniat menghemat energi sebelum melawan boss terakhir. Tapi Jika begini mau bagaimana lagi," gerutu Shin kesal.

"The frost body blasts," gumam Shin singkat.

Tiba-tiba saja aura langsung muncul di sekitar Shin, matanya membiru dan tempat Shin memijak mulai membeku.

Shin menghilang dan langsung maju menggunakan kedua pisau favoritnya.

Duaarrr!

Pisau Shin dan tinju besi orang itu beradu. Secara perlahan tinju besi itu mulai membeku, namun tahanan tersebut tak panik. Sarung tangan besinya tiba-tiba saja memanas dan berniat menembakkan sebuah leser ke arah Shin.

Sebelum leser itu menembak, Shin reflek menunduk dan menendang tangannya ke atas sehingga membuat lesernya menembak ke arah langit.

Namun, tiba-tiba saja wanitanya muncul di belakang Shin dan menendang dari kiri Shin dengan sangat kuat. Shin terlempar dan langsung salto untuk memasang posisi mendarat yang tepat.

"Sial, tendangannya terlalu kuat. Pasti efek dari sepatu besi yang canggih itu," gumam Shin di dalam tubuhnya.

"Hey Fela, tunjukan padaku bahwa kau berguna," ucap Shin yang langsung menatap ke arahnya dengan tatapan penuh hawa membunuh.

"Baik!" serunya yang tiba-tiba saja kedua telapak tangannya menbeku, ia lalu mengambil nafas panjang dan maju menyerang wanita itu.

Shin berdiri sedikit meregangkan tubuhnya, lalu "The Fire Body Blast."

Seketika aura api berputar di sekelilingnya. Shin dengan sangat handal memutar kedua pisaunya lalu memasang kuda-kuda.

"Heh," kekeh tahanan itu yang langsung maju bersamaan sarung tangan besinya memberikan tenaga pukulan tambahan.

Shin dengan pedenya maju, saat serangan mereka berdua hampir berhadapan. Shin reflek menendang ke atas salah satu tinjunya dan berniat menusuk dada tahanan tersebut. Namun tahanan itu menggunakan tangannya yang lainnya untuk menahan serangan Shin.

Zabs!

Mereka beradu serangan dengan sangat cepat dan kuat. Tahanan senior 11 tahun itu menyeringai dengan gembira. Shin yang agak kesal langsung menggunakan banyak sekali skill dalam tiap serangannya.

Disisi lain, Fela dan wanita itu juga beradu serangan. Bedanya adalah wanita itu bertarung menggunakan tendangannya sedangkan Fela adalah tinjunya. Mereka bertarung dengan sengit dan saling melukai satu sama lain.

10 menit kemudian~

Zaps! Kedua tangan tahanan itu terbang ke udara.

"Haha, aku kalah ya? Setidaknya aku sangat bersenang-senang," gumamnya masih memasang senyuman menyebalkan itu. Shin langsung menebas kepalanya dan berjalan kembali ke Fela.

Ia melihat Fela sudah menghancurkan kepala milik wanita itu dengan mudah setelah susah payah ia bekukan.

Melihat itu, Shin berbalik dan langsung loncat pergi terlebih dahulu menuju ujung pulau lainnya.

"Tunggu! Jika aku mati itu sama saja semua poin yang telah kau kumpulkan di rebut dan kau tidak bisa mengumpulkan poin lagi!" teriak Fela yang panik jika dirinya akan di tinggalkan.

Shin berhenti, "CK."

Shin berbalik dan berlari ke arah Fela, ia reflek menggendongnya dan mengangkatnya seperti tanpa merasakan beban tambahan.

Shin masih menggunakan peningkatan tubuh apinya dan skill lari. Ia terus lari dengan sangat cepat, khawatir jika para senior di atas 8 tahun lainnya. Jika mereka mendapatkan mesin-mesin seperti itu, lalu bergabung bersama. Sudah di pastikan Shin akan mati.

Membayangkan hal tersebut, hanya membuat Shin merasa semakin kesal karena dirinya masih terlalu lemah. Bahkan kekuatannya saat ini tak sampai 10% saat Shin memiliki senjata jiwa.

Karena kesal, Shin hanya menatap ke depan dengan dingin. Ia bahkan lupa saat ini jika sedang menggendong Fela di depannya.

Baru saja berlari sekitar 20 menit, dan seharusnya ujung pulau sudah dekat. Tiba-tiba saja muncul beberapa monster tingkat B di depan Shin. 2 monster pohon, 1 Golem, dan 5 tengkorak raksasa.

Shin berhenti dan menurunkan Fela. Shin lalu memikirkan skill-skill area yang ia miliki.

"Duri tajam," seru Shin yang tiba-tiba saja dari dalam tanah muncul duri-duri yang sangat tajam. Duri yang sangat besar itu di tembakan dari dalam tanah menuju para monster Tingkat B. Namun, mereka hanya terluka dan terjatuh, tak cukup untuk membunuhnya.

"Cih, Frost Steph!" gumam Shin sambil menyentuh tanah. Tiba-tiba saja kaki semua monster itu membeku dan tak bisa melangkah lebih jauh. Mereka langsung memberontak dan menggunakan segala skill yang mereka punya, langkah beku hanya bertahan sekitar 10 detik.

Namun, itu lebih dari cukup!

"Duri tajam!" Zaabs! Dari dalam tanah duri-duri tajam yang sangat besar di tembakkan ke arah beberapa monster rank b itu. Bersamaan dengan itu, Shin langsung menggunakan skill lainya.

"Fire ball!" teriaknya yang langsung menciptakan 3 bola api besar di atasnya.

Duri tajam dan 3 bola api itu langsung di tembakkan.

Dan duuaarrr!

Monster-monster itu pun hancur, Shin terengah-engah sambil mengusap keringatnya. Ia lalu dengan cepat menggunakan heal ke tubuhnya, tapi itu tak bisa memulihkan staminanya.

"Pengisian stamina!" seru Fela sambil menyentuh tanah. Tiba-tiba di bawah mereka berdua tercipta Rune sihir berwarna hijau. Rune tersebut dengan sangat cepat memulihkan stamina Shin.

"Hah, kau rupanya lebih berguna daripada yang kuduga," puji Shin sambil melirik kebelakang. Shin langsung duduk di tempat dan menutup matanya.

15 menit kemudian~

Shin yang sudah pulih langsung berdiri, ia lalu melihat ke Fela yang sedang merencanakan sesuatu.

"Angka di atas kepalanya -47? Ada yang tak beres," gumam Shin di dalam hatinya yang langsung bergerak ke depan Fela.

Shin lalu mencekiknya dan mengangkatnya ke atas.

"Kau, merencanakan sesuatu lagi kan?" tanya Shin dengan tatapan tajam.

"Ba-bagaimana bisa? Hah, dugaanku benar. Kau memiliki skill yang bisa mendeteksi niat membunuh bukan?"

"Jika hal tersebut di ketahui orang-orang, bisa gawat," jawab Shin di dalam hati.

Shin lalu menyeringai, ia lalu menurunkannya agar ia bisa menapak di tanah. Tapi masih tetap mencekiknya. Shun secara perlahan mendekat ke arah telinga kanannya.

"Mengkhianatiku bukan pilihan bijak tahu," bisik Shin dengan pede.

Shin lalu kembali menatap ke arah Fela, Fela yang masih merasakan perasaan takut, benci, dan kesal. Tiba-tiba saja Shin langsung mencium bibirnya, semua perasaan negatif itu langsung menghilang.

Tanpa pikir panjang, Shin langsung menggunakan, "Coruption, Coruption, Coruption, Coruption, Coruption."

Shin menggunakan skill tersebut bertubi-tubi sebanyak 5x. Padahal menggunakan sekali saja bisa menguras sekitar 10% mana dalam tubuhnya.

Shin kemudian melepaskan ciumannya, Fela menatap kosong ke depan. Ia lalu menggerakkan bola matanya untuk menatap Shin, dan secara perlahan menggerakkan tangannya untuk memegang pipi shin. Shin lalu melepaskan cekekannya. Fela reflek tertunduk di tanah, kepalanya terasa seperti akan meledak. Sesuatu yang benar-benar aneh terjadi di padanya.

Shin kemudian menunduk, lalu memegang dagunya. Shin mengangkatnya agar mata mereka berdua bertatapan. Mata Fela saat itu masih kosong dan masih bimbang dengan apa yang terjadi. Shin menyeringai.

"Hei, bukankah saat aku menggendongmu tadi kau terpesona denganku. Kan? Kenapa kau tidak kau menurutiku saja? Tinggalkan saja tuanmu yang lama dan jadilah budakku," ucap Shin yang saat itu menekankan perasaan tersebut.

"Me-menjadi budak?"

"Ya, itu benar. Jika kau menjadi budakku maka kau boleh meminta apapun padaku x

"A-apapun?"

"Ya, apapun."

"Ka-kalau begitu. Bisakah kau menciumku lagi?"

Shin mengangkat salah satu ujung bibirnya, lalu ia tersenyum dengan sangat lembut. Shin memegang pipi Fela lalu mengusapnya.

"Tentu," balas Shin yang langsung menciumnya.

Terlihat ekspresi wajah Fela saat mereka berdua berciuman seperti merasa sangat bahagia. Mereka berciuman kali ini lebih lama daripada yang sebelumnya. Setelah selesai, nafas Fela begitu berat. Wajahnya juga memerah, namun. Daripada Fela meminta sesuatu yang lebih dari ini, Shin langsung memeluknya erat.

"Sebenarnya ... Sebenarnya perasaan senang apa ini? Aku belum pernah merasakan rasa bahagia yang seperti ini. Perasaan yang luar biasa, a-aku ingin lagi," gumam Fela di dalam hatinya.

"A-aku ...." Shin seketika melepaskan pelukannya dan menahan bibirnya menggunakan jarinya.

"Jadi, apa jawabanmu?" tanya Shin.

Saat itu juga, Shin langsung menggunakan Coruption sebanyak 4x yang membuat poinnya menjadi melambung sangat tinggi.

"Ya, aku mau. Asalkan kau memeluk dan menciumku. Aku akan melakukan apapun untukmu."

Shin sekali lagi menciumnya, lalu memeluknya untuk yang terakhir kali.

Fela tersenyum sangat senang, ia tidak pernah merasakan sesuatu seperti ini sebelumnya. Sedangkan disisi lain, Shin mengangkat salah satu ujung bibirnya dan memasang tatapan sangat licik sambil mengusap-usap kepala Fela.

"Mari kita lihat, siapa yang sebenarnya menargetkanku. Akan ku gunakan bawahanmu sendiri untuk membuat kerugian yang besar, lihat saja," gumam Shin di dalam hatinya.

⟨Bersambung⟩

»Higashi«