webnovel

ReBirth48

ReBirth 48 Tang Shin, seorang Saint tingkat tertinggi yang mati dengan tenang dan cukup bahagia karena melihat kedua anaknya sudah menjadi orang besar. Ia tdak memiliki penyesalan apapun lagi di dalam hidupnya karena semuanya sudah selesai. Ia pun berfikir setelah ini ia akan pergi ke surga. Namun, dugaannya salah. Jiwa Tang Shin kembali di lahiran di dalam tubuh seorang mahasiswa kuliahan biasa. Setelah seminggu beradaptasi dengan ingatan dari kedua kehidupannya. Tang Shin pun memutuskan dengan sangatlah yakin. Bahwa di kehidupan ini ia harus hidup aman, tentram, dan yang paling penting adalah kehidupan yang santai. Namun, apakah akan semudah itu untuk mendapatkan kehidupan Tang Shin yang santai? ~Higashi

HigashiSasaki · Fantasy
Not enough ratings
52 Chs

[Arc 2] Chapter 7.2-(38.2) : Wanita? Dan tujuan lain dari event

ReBirth 48

[Arc 2] Chapter 7.2-(38.2) : Wanita? Dan tujuan dari event

Di suatu tempat yang lain~

Jduuaarrrr!

Terdengar sambaran petir yang sangat kuat menyambar beberapa Monster yang sedang berkumpul.

Rie, yang saat ini sedang berdiri di depan tumpukan mayat monster sambil membawa senjatanya. Mulai mengusap keringatnya dan memberikan senjata di tangannya pada pelayan di sebelahnya. Dia Secara perlahan melangkah mundur dan berbalik, ia lalu di sambut oleh pelayan lain yang memberikannya sebuah jaket.

"Selamat telah menyelesaikan event kekaisaran akademi tingkat menengah. Nona telah mendapatkan posisi pertama dan memecahkan rekor dalam sejarah membunuh monster terbanyak," ucap seorang pelayan laki-laki sambil menundukkan badannya setelah memberikan jaket tersebut ke Rie.

Rie tak menjawab, ia terus berjalan sampai suatu portal teleportasi muncul di depannya. Seseorang yang terlihat sangat tampan keluar dari portal tersebut.

"Selamat Rie, seperti yang sudah semua orang duga. Kau akan membuat sejarah terbaru di akademi ini, dengan hampir semua orang menyaksikan siaran event ini dan pemenangnya adalah dirimu juga dengan hasil sempurna. Kau akan semakin di kenal oleh semua orang, bahkan mungkin kau akan seterkenal diriku," ucap laki-laki tersebut dengan tersenyum memberikan selamat.

"Ah, anda terlalu menyanjung saya .... Pangeran pertama," balas Rie dengan menundukkan badan.

"Haha, tentu saja tidak. Aku mengucapkan kata-kata tersebut karena memang sesuai dengan pencapaianmu. Karena itu, aku secara pribadi mengundangmu untuk minum teh denganku, apakah kau tertarik?" balas pangeran pertama lagi sambil mengulurkan tangan.

"Kalau begitu izinkan saya mengucapkan terima kasih, pangeran pertama. Dan juga, saya mohon maaf karena saya tidak bisa menerima ajakan tersebut." Rie tersenyum lembut dengan kecantikannya yang terlihat semakin sempurna.

"Eh? Kenapa?" tanya pangeran tersebut.

"Maafkan saya, saya terlalu lelah dan mungkin memerlukan istirahat selama beberapa hari," jawab Rie sambil masih memasang senyuman tersebut.

"Yah, jika memang alasannya karena hal itu. Sepertinya aku sudah tak bisa memaksa lagi."

"Baiklah kalau begitu, nikmati harimu pangeran. Saya izin undur diri dulu." Rie membungkukkan badannya sekali lalu berjalan melewati pangeran dan menembus portal teleportasi itu. Para pelayannya juga melakukan hal yang sama.

Saat keluar, Rie yang keluar dan berdiri di tengah-tengah arena. Langsung di soraki dan di teriakkan selamat oleh ribuan orang. Orang-orang itu benar-benar mengidolakan Rie dengan akut, terlebih lagi setelah kejadian ini. Orang-orang yang mengidolakan Rie pasti menjadi lebih banyak.

Rie melambaikan tangan ke semua orang sambil tersenyum, ia lalu di berjalan mendekati tahta sang raja. Dan secara pribadi menerima hadiah dari sang raja sambil menunduk. Lagi-lagi semua orang bersorak gembira atas pencapaian Rie, hari itu benar-benar menjadi hari yang berisik.

2 jam kemudian~

Rie berjalan turun dari mobilnya dan berjalan menuju rumah pribadi miliknya. Rumah tersebut adalah hadiah dari keluarganya atas pencapaian Rie yang selalu luar biasa

Rie yang baru saja turun meregangkan leher dan memasang tatapan kesal.

"Ugh, sialan. Mereka semua benar-benar merepotkan dan juga berisik, akhirnya aku bisa pulang dan keluar dari kebisingan yang menyebalkan itu," gerutu Rie yang memasang tatapan sangat berbeda dari dirinya yang terlihat polos dan anggun di depan banyak orang.

"Cih, apalagi pangeran pertama. Dia benar-benar menyebalkan. Tak peduli berapa kali aku menolaknya dia terus mengajakku kencan, aku harap mulutnya tersegel," tambah Rie lagi.

Tak lama kemudian, seorang pelayan di sebelah Rie mengeluarkan tablet.

"Nona, anda saat ini sudah masuk di kelas paling atas Akademi tingkat akhir. Anda memiliki waktu 7 hari sebelum acara penerimaan siswa baru akademi tingkat akhir atau AKT dilaksanakan."

"Ya, ya, ya. Kau siapkan saja materinya nanti sehari setelah upacara penerimaan aku akan menghapal semuanya," balas Rie dengan cuek.

"Baik nona."

Setalah itu para pelayan langsung mundur dan membiarkan Rie berjalan sendirian menuju kamarnya.

Tak lama kemudian, saat Rie sampai di depan kamarnya. Ia dengan bersemangat membukanya sambil berteriak.

"Aku pulang!"

Rie pun melangkah masuk, dan pintu besar dan mewah itu otomatis tertutup. Saat pintu tertutup, lampu otomatis hidup dan terlihatlah bahwa semua dinding di dalam ruangan ini di tempel oleh foto-foto milik Shin. Bahkan lantai dan sprei kasurnya juga merupakan foto dari Shin.

Selain itu, foto-foto yang ada 80% nya adalah foto-foto saat Shin berada di Penjara! Foto-foto dimana Shin memasang tatapan kejam dan datar. Foto-foto dimana ia terlihat begitu tampan dan foto-foto dimana Shin membunuh, dan foto-foto miliknya yang menampilkan berbagai ekspresi. Ruangan itu begitu besar jadi akan sangat lama menghitung berapa jumlah foto yang ada di ruangan tersebut.

"Akhirnya, aaaahh!" Rie dengan semangat menjatuhkan badannya ke atas kasur. Ia lalu memeluk guling yang beragambar Shin dalam full body.

"Shin, kapan kau keluar dari penjara! Aku sudah tak dapat menahan perasaan ini lagi. Aku ingin melihat secara langsung kau yang semakin keren dan juga ganas ini. Aku juga ingin menghancurkanmu lagi hingga kau menunjukan ekspresi tunduk padaku seperti hewan peliharaan yang tak dapat melanggar perintah tuannya. Shin, Shin, Shin, Shin!" seru Rie sambil berguling-guling di atas kasurnya. Ia terlihat begitu senang setiap membayangkan tentang Shin.

***

Di hutan dekat pesisir pantai~

Tiba-tiba saja Shin bersih, ia langsung menggosok-gosok hidungnya.

"Sial, masa iya aku demam?" gumam Shin di dalam hati dengan bingung.

Tak lama kemudian, suara leader kembali menggema.

"Ingat! Kalian tak boleh menggunakan skill apapun selama memilih wanita. Yang melanggar akan langsung di kirim pulang ke penjara utama. Apa kalian siap?" seru si Leader dengan semangat mengangkat tangannya.

"Pastinya!"

"Kalau begitu, mari kita mulai."

Secara perlahan gerbang besar itu terbuka. Semua orang langsung berlarian masuk dengan cepat. Rupanya para wanita di sana tidak berbaris, mereka semua tersebar di berbagai tempat. Mereka juga membawa kertas scroll masing-masing dan diam di posisi mereka.

Disaat semua orang berlarian masuk dan saling berebut wanita. Shin dengan santai masih berjalan seperti biasa. Ia menatap semua tahanan itu yang tampaknya tak bisa menahan libido mereka lagi. Shin lalu melirik ke kanan atas. Di atap sebuah bangunan terdapat seorang wanita berambut biru sedang duduk menatap semua orang.

"Insight," ucap Shin singkat

Ia menatap scroll wanita itu yang mengeluarkan cahaya warna ungu. Namun kebanyakan wanita lainnya berwarna hijau dan biru. Tanpa pikir panjang Shin loncat lalu menjadikan kepala salah seorang tahanan sebagai pijakan dan mendatangi wanita tersebut dari arah kirinya.

"Apa kau yang akan menjadi tuanku?" tanyanya dengan datar, lalu secara perlahan melirik ke arah seseorang yang berjalan mendekatinya.

"Jika iya?" Shin menyeringai.

Saat wanita itu sadar siapa yang mendekatinya, ia langsung tersentak.

"Si-sial! Kenapa seseorang yang menjadi tuanku harus dia sih! Setelah melaporkan kematian satu-satunya anak dari penguasa dunia bawah sudah pasti dia akan di incar kan, ah aku menyesal telah mengambil alih tubuh gadis ini," deru wanita itu di dalam hati dengan panik.

Shin mengerutkan dahinya, ia menatap tajam ke arahnya.

"-40? Mari kita lihat apa rencananya," gumam Shin di dalam hati yang melihat angka di atas kepala wanita itu.

Zabs!

Shin langsung mencekik wanita itu dan mengangkatnya ke atas.

"Katakan, apa tujuanmu sebenarnya. Siapa kau ini," tanya Shin yang langsung mengeluarkan hawa membunuh begitu mengerikan.

"A-apa maksudmu tuan? Sa-saya tidak mengertil," jawab wanita itu secara terbata-bata.

Shin dengan acuh langsung menuangnya ke bawah. Wanita itu langsung membenarkan posisinya dan mendarat.

Saat ia baru saja selesai mendarat dan baru mau melihat ke atas. Shin langsung jatuh di depannya.

Semua tahanan yang melihat bahwa Shin sudah memilih wanitanya, mereka sudah tidak takut lagi ingin memilih wanita yang mana! Semua tahanan menjadi lebih bersemangat memilih wanita mereka meski saling adu pukul.

Para tahanan yang ada disekitar langsung menjauh dari situ. Shin melangkah dengan pelan mendekati wanita itu.

"Katakan, apa tujuanmu sebenarnya?" tanya Shin lagi yang mengeluarkan hawa membunuh yang lebih mengerikan dan hanya di tujukan ke wanita itu saja.

"Ughk! A-apa ini. Kenapa dia bisa tau rencanaku yang baru saja kupikirkan. Apakah ia memiliki semacam skill pendeteksi niat membunuh? Sial, aku harus mengganti rencanaku! Tubuh ini juga terlalu lemah. Bahkan tak dapat bergerak hanya karena niat membunuh," seru wanita itu di dalam hatinya yang terus semakin panik.

Shin melihat bahwa angka di atas kepalanya turun drastis.

"Hah? -8? Kenapa turunnya sangat jauh sekali? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Shin di dalam hatinya.

Ia lalu menghentikan hawa membunuh itu.

"Haaah, haaaah, haaah," desah wanita itu dengan lega dan berkeringat.

"Ikuti aku," ucap Shin singkat yang berjalan menuju pintu gerbang lainnya.

"Yo, apakah kau sudah memutuskannya?" tanya leader yang bersama seorang sekretaris di belakangnya menyambut orang-orang yang pergi.

"Iya," balas Shin cuek yang terus berjalan tanpa melirik si leader.

"Heh, kau cuek seperti biasanya ya. Tapi kali ini bisakah kau memandang kesini?" tambah leader dengan sedikit nada bercanda.

"Huh? Memangnya ada apa?" tanya Shin yang sudah melihat ke si leader.

Si leader mengangkat kedua bahunya lalu berjalan mendekati Shin.

"Karena aku tidak ingin tahanan yang sangat mengagumkan sepertimu mati sia-sia. Aku akan memberitahumu."

Si leader lalu membisiki Shin.

"Pemimpin bawah tanah yaitu Baren cart telah mengincar nyawamu. Dia juga telah menambahkan bounty besar untuk kepalamu. Jadi setelah keluar dari sini kau harus berhati-hati," bisik leader dengan cepat.

"Sudah, itu saja. Semoga kau tidak mati," tambahnya yang langsung menepuk pundak Shin dan berjalan melewatinya. Sekertaris leader itu juga langsung berjalan mengikuti langkah leader.

Tak lama setelah mereka berdua pergi, wanita berambut biru itu kini berdiri di belakang Shin.

"A-ada apa, tuan?" tanyanya dengan ragu dan ada perasaan takut.

Shin yang tadi menunduk mengangkat kepalanya, "Tidak ada."

Shin lalu lanjut melangkahkan kakinya, namun setelah bebrapa langkah dia berhenti lagi.

"Siapa namamu?"

"Ne-Nea Tuan."

"Aku maksud nama aslimu," tekan Shin yang melirik ke belakang.

"Fela! Namaku Fela!" jawabnya dengan reflek karena perasan takut.

"A-aaah! Bodohnya aku! Kenapa aku menyebut nama asliku!" seru Fela di dalam hati dengan panik.

"Baiklah, Fela. Ayo ikut aku, aku akan menyiapkan sesuatu untukmu," ucap Shin sambil menyeringai.

Fela langsung merinding, "Ba-baik."

***

Disisi lain~

"Leader, bukankah akan percuma memperingatkannya jika dia saja di kirim ke misi kematian? Aku bahkan tidak yakin bahwa 2000 tahanan ini dapat mengalahkan raja laut," ucap sekertaris perempuan yang sedikit mengeluh pada leader.

"Siapa yang bilang tujuanku mengirim mereka adalah mengalahkan raja laut? Mereka hanya pion bagiku agar melemahkan raja laut. Saat ia sudah benar-benar lemah. Aku akan muncul dan mengalahkannya, maka aku lah yang akan mendapatkan penghargaan oleh kerajaan bukan?" jawab si leader dengan menyeringai senang.

"Tapi, apakah tak masalah mengirimkan semua tahanan untuk misi bunuh diri?"

"Untuk apa kita pikirkan? Bukankan kebanyakan tujuan mereka di kirim ke sini untuk mati?"

Sang sekertaris hanya menghela nafas panjang, ia lalu melirik ke arah parah tahanan dan hanya berharap bahwa masih banyak yang akan kembali.

[Bersambung]

≥Higashi