webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

98.) Rinko chan

Servis dari Sang Ace Date Ko.

Boom!

Pukulan keras, namun Nishinoya mampu mengcovernya.

"Kegayama cover" teriak Nishinoya

"Un"

Kageyama melakukan toss pada Asahi yang di depan, toss tinggi dan agak jauh dari net.

Asahi melompat, Aone dan blocker lainnya juga ikut melompat.

Blar!

Bola di pukul sekaligus di block, bola jatuh ke area kami.

Prittt!!

Peluit wasit menghentikan pertandingan.

Kami menunggu keputusan wasit tentang apa yang terjadi.

Pelanggaran untuk tim Date ko, tangan Aone melebihi batas net.

"Yosh!" teriak kami

"Sial aku masih belum bisa menembusnya" ucap Asahi

"Tenanglah Asahi san, permainan masih panjang" ucap Nishinoya

"Umm, Kageyama tolong berikan aku toss lagi"

"Baik Asahi san"

"Aku juga Kageyama" ucap Hinata

"Iya iya kamu sabar"

.

Serv dari Hinata.

Jump serv namun bisa di halau dengan baik oleh libero musuh.

.

Boom

Aone melakukan spike.

Blar

Asahi berhasil memblokir dengan sempurna, bola jatuh dengan cepat di area musuh.

"Bagimana? Enak rasanya di blokir huh!" ucap Asahi dengan tampang mengejak

"Tch" suara mendecih dari Aone

.

Pertandingan berjalan 17 menit, Aone perlahan menyusul sebab spike pemain tim Karasuno banyak yang di blokir, Haruka yang berada di belakang enggan untuk melakukan spike 3m.

Kami yang semulanya agresif menyerang kini, malah sangat tertekan oleh pertahanan musuh yang sangat solid.

21 - 16

Kami masih unggul, pada set ini aku sengaja tidak melakukan spike keras, aku lebih mengunggulkan tugas ku sebagai middle block dan wing spiker.

"Hinata!" teriak Kageyama saat memberikan toss padaku

Hinata melompat sebagai tipuan.

Boom!

Spike biasa ku masuk tanpa adanya blocker.

Note : Haruka Hinata melakukan minus tempo, Aone dan bloker lainnya memilih lebih fokus pada Hinata, sebab aku lebih pasif saat di didepan sebelumnya, berbeda dengan Hinata yang melompat terus menerus.

"Huh bisa bisa kita kalah jika seperti ini" ucap Libero

"Tenang dan fokus, mari berusaha lebih keras" motivasi dari kapten mereka

"Yosh mari balas poin ini!" teriak Kapten mereka sambil menepuk tangan

"Baik!"

.

7 menit berselang akhirnya set pertama berakhir, kemenangan untuk kami, dengan skor 25 - 21, banyak spike dari tim Karasuno ter counter oleh Aone, spike Haruka pun kadang ter blokir oleh tangan besar itu.

"Sensei akan ubah strateginya di set ke dua ini, Haruka kamu gunakan quick mu, jangan terlalu memaksakan spike keras ketika berhadapan dengan Aone, Asahi pun juga, tipe read blocker ternyata sangat menyusahkan, sungguh di luar ekspetasi ku" ucap Ukai sensei

"Baik sensei" ucap kami

"Kalian tetap fokus, sensei usahakan membuat celah, agar di set nanti kita tidak kehilangannya dan bisa langsung menuju babak 8 besar"

"Baik"

"Haruka, jika kamu masih loyo seperti tadi sebelum menit ke 5 terlewati aku akan menarik mu keluar!" marah sensei padaku

"Maaf sensei, aku akan mencoba aktif"

.

Set ke dua di mulai.

Di awali oleh servis dari ku.

Boom!

Jump serv keras menghantam kepala libero dengan keras dan cepat.

"Astaga jadi killer servis?" pikir Ukai sensei

"Astaga kenapa libero mereka melamun" pikir ku

Libro musuh langsung pingsan di tempat, hidungnya langsung mimisan juga.

Pritt!

Peluit wasit berbunyi untuk menghentikan pertandingan.

Tim medis tim Date ko langsung turun tangan.

Setelah di tandu keluar, pemain lain menggantikan, pengawas juga menyatakan tidak ada kesengajaan dalam servis, artinya kemurnian kesalahan libero SMA Date ko sendiri.

1 - 0

Aku sebelum servis mendapat sorakan keras dan ejekan dari pendukung SMA Date ko, mereka mengira aku dengan sengaja melukai libero.

"Bangsat kalau gak bisa servis jangan main!"

"Sengaja melukai, wasit telah di suap!"

"Nomor 27 killer man!"

.

Pendukung ku pun tak mau kalah.

"Libro tolol, melamun saat pertandingan!"

"Wasit adil!"

"Libro tolol!"

.

Prittt!

Peluit kembali di bunyikan oleh wasit kerana penonton yang semakin ricuh, Kapten kedua tim di panggil.

"Kalian urus pendukung masing masing, atau aku akan mendiskualifikasi kalian berdua"

"Baik" balas Daichi dan kapten tim Date ko

.

Daichi mengjak kami bersama untuk mendapap penonton dulu.

"Mohon ketenanganya, agar pertandingan bisa berlangsung kembali" teriak kami

Penonton tim Karasuno lantas langsung diam, Yachi dan Saeko juga berusaha menenangkan dari bangku penonton.

"Woy tenang, mereka bisa di diskulaifikasi karena kalian!" teriak Saeko

"Mohon berhenti bersorak" ucap Yachi lalu di ikuti pendukung yang sadar ketertiban

Setelah 2 menit berlalu akhirnya penonton bisa diam kembali.

Pertandingan di lanjutkan.

Servis keras terus ku lakukan, memanfaatkan keadaan tanpa libero utama.

Strategi quick pun juga berjalan sangat baik, Aone terkadang gagal memblok spike, lalu di belakang ada Nishinoya yang selalu siap sedia jika spike terblokir dan memantul kembali ke area kami.

Aone semakin tertekan dan kehilangan fokus pertandingan, momentum poin terus kami dapatkan.

19 menit berselang akhirnya kami bisa memenangkan pertandingan set ke dua ini, 25 - 11

Penonton Date ko kembali menyoraki tim Karasuno, terutama diriku, mereka menyoraki kata kata kotor padaku.

Note : penonton Date ko ada siswa dan para alumni.

Aku yang mendengar tidak memperdulikan mereka, aku bermain sesuai dengan gaya ku, jadi aku tidak salah di sini.

Kedua tim berbaris untuk memberikan penghormatan.

"Terima kasih atas pertandingannya" teriak kedua tim

Kami menghadap penonton lalu memberikan penghormatan sebab karena dukungan mereka kami tidak kehilangan mental saat di soraki penonton musuh.

"Terima kasih atas dukungannya" teriak kami bersama

Tepuk tangan dari penonton untuk kami.

"Selamat melaju ke babak 16 besar kak!" teriak Ami chan

"Semangat!" teriak Chinatsu

"Fire!" teriak Yoshiko

Note : Yoshio bolos sekolah, A kun sedang mencarinya sekarang.

.

"Terima kasih atas dukungannya" teriak pemain SMA Date ko sambil menangis, terutama Aone dan libero mereka

"Huh sangat di sayangkan, kurasa mereka bisa memenangkan di set kedua ini jika libero mereka tidak tumbang tadi" ucap salah seorang alumi

"Sudahlah, pengawas juga mengatakan tidak ada kesengajaan, murni kelalaian adik kelas kita"

"Tapi tetap di sayangkan, aku berharap banyak pada mereka tahun ini!"

"Ya sabar saja, mari kita bantu mereka lagi di seleksi inter high"

Kedua tim berjalan keluar lapangan, kami bahagia akan kemenangan sementara tim Date ko sembab kantung matanya sebab habis menangis.

Sebelum kami kembali ke mobil aku izin dulu sebentar.

Aku mendatangi libero musuh untuk mengatakan aku memang tidak sengaja waktu servis tadi.

.

"Maafkan aku, tapi jujur itu bukan kesengajaan" ucap ku

"Tidak apa, waktu itu aku yang melamun, jadi tidak perlu minta maaf"

"Tidak tidak, aku bahkan membuat mu pingsan, begini saja ini buat mu" ucap ku memberikan satu minuman kaleng sebagai permintaan maaf

"Tidak usah"

"Aku memaksa"

"Baiklah, akan ku terima kalau begitu"

.

Aone yang melihat ku mengatakan pada rekan se tim nya.

"Mari rebut di inter high bulan januari nanti"

"Tentu, mari berlatih lebih keras, anak kelas satu juga harus berlatih lebib keras ya!" ucap kapten

"Baik kapten!"

.

Aku kembali ke tim ku, lalu kembali bersama ke penginapan.

Di mobil.

"Huh pertandingan yang seru, kalian jangan mental down hanya karena sorakan seperti tadi dan Haruka, kamu bagus sekali bisa memanfaatkan kelengahan libero musuh" ucap Ukai sensei

"Hahaha aku pun juga kegat bisa bisanya libero bernasib sama dengan Hinata waktu latihan" ucap Nishinoya

"Hei tidak sama!" teriak Hinata

"Sama sama melamun bukan?" tanya Tanaka

"Jika itu benar, tapi aku kan tidak pingsan"

"Tapi sensei aku malah belum tau sebelumnya jika libero musuh malah melamun, ku lihat dari mukanya dia malah fokus" ucap ku

"Ya memang seperti itu, jika fokus terlalu berlebihan dan banyak data di otak malah membuat respon melambat" ucap Takeda sensei

"Nah itu benar, jika data di otak terlalu banyak maka respon akan melambat sebab terlalu bingung memilih gerakan yang dirasa baik" ucap Ukai sensei

"Nah aku seperti itu juga!" teriak Hianta

"Kalian jika di tempatkan dalam kondisi seperti itu, lebih baik rilekskan pikiran, gunakan insting jangan otak, jika sudah rileks barulah mainkan bola dengan baik" ucap Ukai sensei menasihati kami

"Baik sensei" balas kami

.

Jam 3.20 siang

Kami tiba di penginapan, di sana pemain voli wanita juga sudah ada.

"Selamat untuk kalian" ucap Yui

"Terima kasih" balas kami

"Kamu juga keren, berhasil melaju ke babak 8 besar duluan" ucap Daichi

"Terima kasih kembali"

.

Kami bebas sampai jam 6, atau sebelum makan malam.

Rekan se tim ku rata rata malah bermain bola voli di halaman.

"Hmm, sudah di Sendai kok malah bermain lagi setelah pertandingan" ucap ku

Aku mendatangi sensei untuk izin pergi keluar.

"Sensei aku izin mau ke mini market"

"Baik, silahkan tapi kembali sebelum jam 6 ya"

"Baik sensei"

.

Aku sendirian berjalan menuju mini market terdekat.

Di dalam mini market aku membeli KitKat untuk merilekskan pikiran.

Setelah ku beli aku keluar mini market, ku lihat sekitar ada penjulan bento, namun lebih tepatnya yang ku lihat adalah anak perempuan yang lusuh yang melihat toko itu sambil memegangi perutnya.

Ku hampiri saja dia.

"Halo nona kecil, kamu lapar?" tanya ku

Dia diam tidak menjawab namun menatap mataku.

"Apa dia bisu?" pikir ku

"Kamu tidak bisa bicara?" tanya ku

Dia mengangguk.

"Kamu lapar?" tanya ku

Dia menangguk lagi

"Tunggu sebentar, kamu tolong duduk di bangku sebelah mesin minuman itu" suruh ku

"?" dia kebingungan

"Duduk saja, nanti kuberikan makanan"

Dia menjadi senang lalu menangguk setuju.

.

Aku berdiri di depan toko bento itu, membeli makanan kotak sedang, namun ku berikan banyak lauk.

"Totalnya 2300 yen tuan"

"Ini uangnya" serah ku

.

Aku kembali ke tempatnya duduk, ku lihat dia sedang di marahi pemilik mesin minuman, dia membentakinya mengatakan hal hal kotor, gadis kecil itu menahan tangis

"Hey hey tuan, apa yang kami lakukan?" tanya ku

"Dia ini hanya pemulung kotor, dia akan mengganggu bisnis ku di sini"

"Kamu beranggapan pemulung itu kotor?" tanya ku dengan nada menindas

"Eh bukan seperti itu maksud ku"

"Lalu katamu tadi?"

"Ah sudahlah peduli apa kamu memangnya huh!"

"Pergi atau ku lapor polisi atas tuduhan pelecehan anak kecil"

Dia terdiam karena kaget dan tidak bisa melawan, dia pun pergi menjauh.

Aku jongkok untuk menghapus air mata gadis kecil itu.

"Tidak perlu menangis, hidup itu adil, jika kamu sedang di bawah sekarang tapi mungkin saja kamu bisa di atas nantinya" ucap ku

"Uwaa" dia tambah menangis

"Peluk saja jika kamu mau" ucap ku

Dia memluku sambil menangis, ku gendong dia lalu ku bawa ke taman dekat situ, sebelum menuju ke sana ku beli jus dua kaleng.

Ku turunkan dia setelah tiba di kursi taman.

"Sudah jangan menangis lagi" ucap ku

Gadis itu jadi diam.

"Ini makanan mu, makan saja dulu dan ini minumnya" ucap ku

Dia melihat ku seakan akan bertanya kenapa memberiku.

"Tenang saja, aku hanya berniat baik untuk kamu dan ini gratis" ucap ku

"Terima kasih" ucapnya seperti Shouko yang tidak jelas

"Sama sama"

Gadis itu makan dengan lahap, sampai sampai tersedak.

"Hmm ini munum dulu" serah ku padanya minuman kaleng

"Kamu jangan terburu buru, aku akan menunggu mu tenang saja"

Aku menunggu sambil chatan dengan Saki, ya sebagai pelepas rindu saja.

.

20 menit berlalu akhirnya makannya habis.

Dia memasang pose berterima kasih pada tuhan atas makanan.

"Sudah?" tanya ku

Dia mengangguk

"Namamu siapa?"

Dia bingung mau menyebutkan seperti apa.

"Bisa kamu tuliskan?"

Dibalas dengan gelengan

"Ucapkan saja perlahan lahan" ucap ku

Rin

Ko

En

Mi

"Rinko Enmi?"

"Umm"

"Kamu ada orang tua?" tanya ku

Dia menggeleng

"Ada kerabat?"

Menggeleng lagi

"Umur mu?"

Dia menghitung di jari, dia menujukan 5 jari.

"Huh kurasa dia sudah 6/7 tahun jika melihat tubuh kecilnya"

.

Ku telepon Saki sebentar

"Saki chan nenek kakek mu menerima adopsi cucu tidak?" tanya ku

"Kamu aneh aneh saja Haruka kun, dimana mana adopsi anak itu di lakukan orang tua untuk jadi anaknya"

"Ya tapi ini kasusnya berbeda"

"Haruka kun katakan sekarang apa kamu menemukan anak lagi?"

"Ya hampir sama"

"Hmmmzz kamu ini!"

"Ya dia gadis cantik kurasa dia hanya kurang beruntung di hidupnya"

"Tunggu sebentar, biar ku tanya ibuku saja solusinya, kamu kirimkan fotonya tolong"

"Baik baik"

.

Ku foto dia lalu ku kirim ke Saki.

"Namanya Rinko Enmi, dia punya masalah berbicara, kurasa bukan permanen, melainkan dia jarang berbicara yang membuatnya kesulitan berbicara sekarang" tulis ku di bawah foto

.

"Ibu Haruka menemukan anak lagi" ucap Saki

"Eh, anak apa?" tanya ibu

"Ini" tujuk Saki pada fotonya Rinko

"Astaga kawai, mau di apakan dia?"

"Kata Haruka sih, saranya mau di adopsikan sebagai cucunya kekek nenek, jujur aku saja bingung dengan itu"

"Eh ya tidak bisa, biar ibu saja yang adopsi"

"Ibu yakin dia juga ada kesulitan berbicara loh?" tanya Saki

"Ya tidak apa, dia imut bahkan lebih imut dari kamu, biarkan ibu yang adopsi saja"

"Mouu" ucap Saki sambil menggembungkan pipinya

"Ya daripada di kirim ke panti, lebih baik di rawat oleh ibu, ibu juga butuh teman ketika di rumah"

"Ibu tidak akan mengirimkan ke panti kan jika sudah jenuh"

"Kamu ini ada ada saja, sejenuh jenuhnya orang tua pada anak dia hanya diam, tidak sampai mengirimkannya ke panti"

"Ya mungkin saja bukan"

"Coba suruh Haruka tanya saja dulu apa dia mau ibu adopsi"

"Baik ibu"

.

Saki memberitahu ku bahwa ibunyalah yang malah ingin mengadopsi Rinko chan, aku kaget, namun tidak terlalu mempermasalahkan juga sih.

.

"Rinko chan, kamu mau pergi bersama kakak?, eh benar juga aku belum perkenalan, perkenalkan nama ku Haruka, jadi apa kamu mau ikut bersama ku, ku pastikan kamu akan hidup lebih baik"

Dia menggelang, Rinko berpikiran di bawa itu berarti penculikan

"Bukan penculikan maksud ku kamu akan di adopsi oleh orang tua kakak"

Rinko tidak tau apa itu adopsi.

"Cara mudahnya sih kamu akan jadi adik kakak"

Dia diam sebab ini pertanyaan yang sangat tiba tiba.

"Jika kamu mau, aku pastikan hidup mu akan berubah, kamu mungkin akan bisa bicara kembali, lalu bersekolah, lulus sekolah, lalu kerja, dan akhirnya punya pasangan sendiri di masa depan apa kamu tidak tertarik?"

Dia menatap ku dengan penuh tanda tanya.

"Kenapa tanya ku?"

"Aku bisa memepercayai kamu kak?" tanyanya dengan tidak jelas namun aku masih paham

"Tentu saja bisa, jika kamu mau sekarang juga kita berangkat ke rumah orang tua ku, dia baik kok"

Dia ragu namun akhirnya mengangguk.

Dia ku ajak berjalan mengikuti ku menuju toko pakaian dulu sekaligus salon.

"Permisi tuan, pemulung jangan di bawa masuk" ucap salah seorang pelayan

"Tenang, kami hanya bikin habis bikin konten youtube, dia sekarang mau ku dandani di sini, tolong mandikan dan berikan dia pakaian yang bagus bisa?" tanya ku

"Oh, anda youtuber?"

"Benar, cari saja channel Haruka Saki" ucap ku

Pelayan tadi mengeceknya lalu melihat apa muka ku sama dengan di salah satu video.

"Baik tuan akan kami urus gadis kecil itu"

"Terima kasih, Rinko chan kamu ikut mereka untuk ganti pakian"

Dia malah memegangi celana ku.

"Hmm antarkan aku ke kamar mandinya dulu" ucap ku

"Sebentar anda mau pelayanan yang premium atau reguler tuan"

"Premium, ini tolong gesek"

"Astaga kartu hitam" pikir pelayannya

.

Di kamar mandi ku bersihkan dia sendiri, setelah selesai ku lalu ku handuki, dan ku bawa keluar.

Kukenakan dia kaus dan rok normal.

"Mana pilihan bajunya?" ucap ku

"Ini tuan sudah kami sediakan"

"Kamu pilih yang mana Rinko chan"

.

"Pilih saja" ucap ku saat melihat dia ragu memilih

Dia menunjuk pakian kasual kaos dan rok bermotif Disney.

"Pilih lagi" ucap ku

"Sudah" balasnya

"Hmm baik baik" balas ku

Aku memilihkan yang sekiranya cocok, ku pilih sekitar 5 stel baju atasan dan bawahan, pakaian dalam untung saja ada juga di sini.

.

Setelah 30 menit kami akhirnya keluar dari slaon plus toko tersebut.

Uang yang ku keluarkan totalnya 50 rb yen.

Ku gandeng tangan nya, sementara tangan satuku membawa tas belanjaan, aku mungkin saat di lihat seperti papa muda, sebab yang ku gandeng anak tingginya hanya 105 cm, sementara diriku saja 185 cm.

Ku hentikan taksi.

"Mari masuk Rinko chan" ucap ku

"Umm"

.

"Pak ku antarkan ke stasiun?" ucap ku

"Baik tuan"

.

Ku pesan tiket menuju langsung ke stasiun rekat SMA Shiratorizawa, ku pilih yang kelas pertama, aku kurang suka di kelas reguler.

Jam 4.30 kami mulai berangkat.

"Kamu baru pertama kali naik kereta Rinko chan?" tanya ku

"Um" dia mengangguk

"Rinko chan bilang saja, jangan menggunakan anggukan atau gelengan, tapi bicara saja perlahan agar aku bisa paham"

"Baik"

Baru 10 menit perjalanan, Rinko sudah tertidur.

Dia ku tiduran di kursi penumpang nya, kepalanya ku pangku di aras paha ku.

.

Jam 5.10 kami tiba.

"Rinko chan bangun"

"Ugh"

"Bangun sudah sampai" ucap ku

"Mm baik"

Karena kelamaan bangun juga akhirnya ku gendong dia, Rinko malah kembali tidur dalam gendongan ku.

"Hmm begini kah rasanya punya anak" pikir ku

Aku duduk sebentar di bangku tunggu stasiun untuk menelepon antek ibuku.

"Tolong jemput aku di stasiun"

"Baik Haruka sama"

Dia pun menjemput ku, dia kaget saat melihat anak yang ku gendong, namun tidak bernai bertanya.

"Tenang saja, ini bukan fetishis ku, dia akan di adopsi oleh ibunya Saki"

"Oh, maaf sudah membuat muka yang penuh kebingungan Haruka sama"

"Tidak apa, aku tau kok kamu harus melaporkan pada ibu nantinya jadi ku permudah laporan mu"

"Terima kasih Haruka sama"

Dia mengantar kami berdua ke rumah ku.

.

Jam 5.35 kami tiba, ku telpon Saki untuk membukakan gerbangnya.

Mobil masuk, lalu aku dan Rinko keluar mobil.

"Nona kamu tunggu aku di sini, kamu antar aku kembali ke Sendai"

"Baik Haruka sama" balas antek

.

Rinko ku serahkan pada Saki dan Ibunya, aku sendiri mau mandi dulu.

Jam 6.

"Rinko chan, mau di adopsi oleh ibu Haruka kun" ucap Ibu Nihara

"Baguslah, ku lihat dia ragu sebelumnya ibu, tolong juga ajari Rinko chan bicara perlahan, serta periksakan dia di psikiater" ucap ku

"Tentu"

Rinko sekarang sedang bermain dengan Hachan dan Saki

"Kamu dimana menemukannya Haruka kun?" tanya ibu

"Di dekat penginapan ku, saat ku temukan dia sedang kelaparan, jadi ku tawari dia makan, karena dia imut ku sarankan Saki apa kakek dan nenek mau mengadopsi nya, tapi ibu malah mau ya itu malah lebih baik"

"Ya lebih baik memang seperti itu, kakek nenek sudah tidak kuat, lagipula Rinko chan bisa jadi teman ibu saat di apartemen"

"Ibu akan menjamin pendidikan dan hidupnya bukan?"

"Tentu saja, ibu walaupun sudah kelihatan tua umur ibu masih 35 loh, masih muda untuk sekelas ibu ibu"

"Eh, ibuku saja sudah 38"

"Berarti ibumu melahirkan kamu ketika umur 22 - 23?"

"Benar"

"Oh beda sedikit dengan ibu yang melahirkan Saki, waktu itu umur ibu hanya 20 tahun, Rinko chan berumur berapa Haruka?" tanya ibu

"Katanya sih berumur 5 tahun, tapi kurasa 6 atau 7 tahun jika ku lihat dari tingginya"

"Hmm kamu salah Haruka kun, wanita itu lebih cepat tinggi saat kecil sebelum remaja, jadi kurasa memiliki 5 tahun"

"Eh, benarkah?"

"Iya benar, nanti kita tanya saja sendiri pada Rinko"

"Baik"

.

Jam 6.10 kami makan bersama, ku ajak antek ibuku ikut makan juga.

Note : anteknya wanita.

Ringgg!

Ponsel ku berbunyi.

"Ukai sensei"

"Aduh gawat ini" pikir ku

"Siapa Haruka kun?" tanya Saki

"Pelatih ku, sebenernya aku di suruh kembali sebelum jam 6"

"Eh ya sudah angkat dulu itu teleponnya" ucap Ibu

"Baik bu, aku ke belakang dulu" ucap ku

.

Di telepon

"Haruka kamu di mana?" tanya Ukai sensei belum emosi

"Aku kembali pulang sensei"

"Di penginapan kamu tidak ada Haruka"

"Pulang ke Osaki maksudnya"

Diam sesaat

Akhirnya emosi Ukai sensei meluap luap.

"Pokoknya kamu segera kembali, aku tidak ingin punya pemain urakan seperti kamu sebenarnya, tapi karena kamu bilang mengantar adiknya Saki pulang aku memaafkan kamu, jam 9 batas maksimal"

"Baik sensei" balas ku

.

Jam 6.30 aku kemarin ke sendai.

"Rinko chan, baik baik di sini ya anggap saja rumah mu"

"Baik kak" ucapnya walaupun belum jelas

"Sayang aku pergi dulu" ucap ku lalu mencium bibirnya

"Umm, hati hati di jalan"

"Ara ara, yang muda kelihatan mesra sekali" ucap ibu

"No komen ibu" kata Saki

"Iya iya, ibu sudah ada Rinko chan kok yang mau mencium ibu, kan Rinko chan"

"Umm" balasnya

"Sudah ya, ibu, Rinko, Saki aku pergi"

"Baik"

.

Setelah kepergian ku, Saki menutup gerbang, lalu masuk ke dalam bersama.

"Rinko chan, kamu main dulu dengan Hachan dan kak Saki ya, ibu mau mengerjakan pekerja sebentar"

"Umm"

Saki mengerjakan tugas sambil bermain dengan Rinko.

"Rinko chan, jika mau snack ambil saja di meja itu"

"Baik kak Saki"

"Waaa kawai, kamu juga harus membiasakan memanggil ibu dengan sebutan Ibu ya(Oka san)"

"Umm" jawabnya dengan muka serius

.

Rinko mendekati Saki yang mengerjakan tugasnya.

"Kamu juga mau belajar Rinko chan?"

"Iya"

"Sudah tau huruf hiragana dan katagana"

Rinko menggeleng.

"Oh belum ya, sebentar sebentar akan ku ambilkan sesuatu"

Saki mengambil laptopnya, lalu mengunduh aplikasi huruf tentang cara menulis dan cara mengucap.

"Lihat ini Rinko chan, kamu tinggal tekan yang ini" ucap Saki tapi Rinko malah fokus pada tampilan di layar

"Tidak tidak Rinko chan, lihat kakak dulu, lihat jari kakak ini"

"Eh, maaf kak"

"Tidak apa, sekarang lihat ini, kamu bermain dulu dengan ini, tinggal tekan tombol kanan atau kiri ini, nanti huruf akan berubah, aku mau menyelesaikan tugas ku dulu, kamu biasakan dulu ya"

"Um umm"

Rinko menekan tombol kanan huruf pertama muncul, video animasi cara menulis dan suaranya di mulai, dengan tampang menggemaskan Rinko chan melihat dengan fokus.

"Hus hus" usir Rinko pada Hachan yang ingin ikut melihat

"Meow"

"Hussss"

Hachan malah nekat dan memencet tombol tombol di laptop yang menyebabkan aplikasi malah keluar.

Rinko yang melihat kebingungan, sementara ibu dan Saki yang mengamatinya malah tertawa akan tingkahnya.

Next....

Rinko Enmi akan jadi Rinko Yoshida.

Rinko Yoshida