webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

91.) Mimpi Besar

Jam 1 siang di rumah.

Sedang duduk berdua di sofa ruang tamu.

"Haruka kun kumis mu terlihat sudah tumbuh"

"Apa iya" ku lihat kumis ku dari layar ponsel ku

"Lihat benar kan" ucap Saki

"Kamu benar, tapi ini membuat ku terlihat lebih manis bukan" ucap ku lalu bergaya

"Bukan tapi lebih keren, sini biar ku coba menyentuhnya"

"No no no"

"Ayolah sebentar saja Haruka kun"

"Ini biasa saja rasanya, lagipun ini masih pendek"

"Pokoknya sini bar ku sentuh dulu" ucap Saki dengan menarik baju ku

"Iya iya jangan di tarik lagi bajuku"

Aku mendekatkan muka ku pada Saki, lalu di sentuhlah kumis tipis itu.

"Ini geli, kamu langsung memotongnya atau tidak?" tanya Saki

"Belum siap potong, nanti malah lebih cepat tumbuh, jadi ku pertahankan saja sampai kurasa sudah mengganggu"

"Biarkan aku yang mencukur jika sudah waktunya"

"Iya iya" balas ku

.

Kami tidur siang bersama, entah kerasukan apa Saki dan Aku ingin tidur siang.

Jam 3 sore sebelum klub voli datang.

"Haruka kun bangun"

"Hoammm, sudah jam 3 ya"

Aku lalu duduk di kasur.

"Iya, segera mandi lalu ikut klub mu sana"

"Kamu tidak mandi?"

"Aku nanti saja"

"Baiklah" ucap ku lalu masuk ke kamar mandi

.

Jam 3.30 member voli datang dan akupun sudah mandi.

"Pertandingan tinggal 3 hari lagi, sementara kita latihan hanya tinggal 2 kali, hari ini dan senin 29, selasa 30 kita berangkat ke Sendai untuk adaptasi tempat, rabu tanggal 1 juli kita latihan ringan kamisnya kita akan bertanding, sensei Harap kalian bisa memanfaatkan peluang dan bawa piala kejuaraan prefectur Miyagi, baiklah mulai latihan individu!"teriak Sensei

"Baik sensei!"

Karena hanya satu lapangan kami menggunakan secara bergantian, yang lain boleh juga latihan di halaman samping rumah ku yang luas.

Latihan pertama adalah penerimaan servis keras lalu spike keras.

Suara dentuman bola yang di pukul terdengar silih berganti.

Boom

Boom

"Ayo Tanaka apa kamu lakukan itu sebagai pukulam terbaik mu!" teriak Ukai sensei

"Maaf sensei akan ju ulangi!"

.

"Raiki gunakan insting mu, bola jatuh di mana itu harus kamu perkirakan, jangan hanya membelokan tangan mu, ingatlah penerima servis itu lebih baik memposisikan tubuhnya juga dengan tepat!"

"Baik sensei!"

.

"Hinata kerja bagus!" (Hinata melakukan quick combo Kageyama Hianta)

"Terima kasih Sensei!"

.

Di luar lapangan.

"Apa benar seperti ini sensei?" tanya Yachi

"Ya ini namanya pressing, paling hanya hari ini dan senin, gunanya ya untuk meneguhkan mental pemain" balas Takeda sensei

"Jika kamu ikut organisasi sekolah pasti kamu juga akan mengalami seperti ini Yachi, tapi mungkin saja lebih keras sebab yang membentak tidak hanya satu orang" ucap Kiyoko

"Nah benar itu, tapi Ukai sensei membentak ada maksud dan tujuanya jadi sensei rasa itu malah membangun bukan menjatuhkan mental murid"

.

Takeda sensi menunggalkan para wanita menyusul Ukai sensei yang teriak teriak.

Tinggallah hanya Saki Yachi dan Kiyoko

"Saki chan apa Haruka saat di rumah itu normal?" tanya Yachi

"Dia normal, ya dia bertanggung jawab akan tugasnya sebagai suami maksudku"

"Kamu bahagia Saki chan?" tanya Kiyoko

"Ya sangat bahagia malah, Haruka itu tipe orang yang mudah untuk di suruh, orang yang telaten, jika aku susah dia membantuku, orangnya humoris juga, tapi yang terpenting dia pintar cari uang"

"Ah ku dengar Haruka itu juga seorang investor sukses, apa benar?"

"Benar, dia sudah berinvetasi lebih dari 100 miliar yen mungkin"

"Itu uangnya sendiri?" tanya Kiyoko

"Tentu saja, tapi kuharap kalian jangan mengatakan jika tidak ada yang bertanya, sebab keamanan ku juga di pertaruhkan di sini"

"Tentu"

"Apa Kiyoko san juga akan langsung menikah setelah lulus SMA?" tanya Saki

"Eh tentu saja tidak, aku belum siap jadi istri, aku punya tujuan dulu menjadi wanita karir"

"Mau kuliah?" tanya Yachi

"Entahlah, jika aku mendapat pekerjaan yang lebih baik daripada pegawai pabrik tentunya aku memilih bekerja"

"Coba saja melamar di restoran kami, gaji pelayanan full time dengan 40 jam kerja seminggu dengan lembur kudengar bisa mendapat gaji 320 rb yen, tentunya itu nilai yang lebih tinggi daripada karyawan pabrik bukan" ucap Saki

"Wow itu gaji yang sangat tinggi untuk pegawai restoran, kurasa boleh saja aku melamar pekerjaan di situ setelah aku lulus SMA sekaligus menunggu laki laki yang melamar ku tentunya" ucap Kiyoko

"Kamu tidak berminat Yachi chan?" tanya Saki

"Tidak, aku ini suka dalam bidang teknologi, jadi mungkin aku akan bekerja di bidang it di masa depan, target ku ikut perusahaan It Miyagi News Corp, bidang pembuatan game"

"Oh itu perusahaan cabang milik ibunya Haruka juga"

"Eh bukannya pemiliknya namanya Ohara Hime? Nama keluarga Haruka bukannya Shinomiya? " tanya Yachi

"Kan ku bilang cabang perusahaan, kata Haruka sih perusahaan it itu yang bertanggung jawab langsung dalam penerbitan berita digital MN daily, nah perusahaan berita itu yang menjadi perusahaan utama milik Ibunya Haruka, Kiyoko Shinomiya"

"Wah namanya sama dengan mu senpai" ucap Yachi pada Kiyoko san

"Kebetulan sekali ya" ucap Kiyoko san

"Tapi aku tidak menyangka loh, ternyata perusahaan itu juga di urus oleh keluarga Shinomiya" ucap Yachi

"Ya aku pun juga baru tau baru baru ini, ibunya Haruka itu orang yang jenius dalam bisnis, Haruka saja kalah telak jika di bandingkan ibunya"

"Semoga saja aku bisa mendapatkan suami masa depan yang baik seperti Haruka" ucap Yachi dan Kiyoko

"Susah, yang seperti Haruka itu makhluk langka, aku bisa bertemu denganya saja suatu kebetulan"

"Boleh kamu ceritakan bagimana pertemuan mu?" tanya Yachi

"Sekalian cara kalian menikah, jika ku ingat hari kamis belum menikah tapi hari senin langsung menikah kan?"

"Hahaha itu benar, mari ku ceritakan"

"Awalnya aku itu kan anak SMA biasa, yang culun, berkaca mata dan tidak tau fashion, namun aku berkeinginan berubah waktu SMA, jadi ku rombak total penampilan ku, namun naasnya diriku, aku pernah terpikat oleh mantan pacar yang bahkan belum ku kenal dalamnya, langsung saja ku terima saat dia menyatakan cintanya padaku"

"Kamu punya pacar sebelum menikah dengan Haruka?"

"Ada, makanya ku bilang naas bukan, aku pikir pacaran itu awal mula hidup sebagai remaja normal, tapi aku salah, ketika aku di ajak kencan oleh mantan ku itu, aku akan di perkosa olehnya"

"Jadi di perkosa!" teriak Yachi namun tidak sampai terdengar yang lain

"Tentu saja tidak, jika aku di perkosa dulu mungkin hubungan ku sudah kandas oleh orang tuanya Haruka, sebelum di perkosa itu aku di selamatkan oleh Haruka, dia menghajar mantan ku dengan sekali pukul dan mantan ku langsung pingsan"

.

"Kamu kan belum kenal dengan Haruka, tentunya sikap mu kaget kan Saki chan?" tanya Kiyoko

"Benar, bahkan saat itu aku berniat menelepon polisi atas tindakan Haruka yang semena mena, tapi untungnya dia dapat membuktikan padaku bahwa dia tidak bersalah secara langsung, artinya dia hanya berniat menyelamatkan ku"

"Lalu cara mu menikah?"

"Sebentar, ku lanjutkan dulu, saat itulah aku merasa bertemu dengan pengeran hidup ku"

"Maksudmu cinta pada pandangan pertama Saki chan?" tanya Yachi dan Kiyoko

"Bukan, tapi ini lebih dari itu, aku seperti melihat suatu mainan yang indah dan aku sangat berniat memilikinya tanpa memikirkan harganya, Haruka itu sudah seperti pelindung ku, aku sangat sangat menyukainya"

"Ihh jadi iri, aku jatuh di tangga saja di biarkan oleh orang yang lewat" ucap Yachi

"Sabar Yachi, aku pun sama kok" balas Kiyoko

"Lanjutkan ke proses mendapatkan Harukanya" ucap Yachi

"Ya prosesnya kurasa aku tidak ingin terlalu bercerita, tapi intinya aku menggunakan teori janji dulu baru menikah"

"Maksudnya?" tanya mereka berdua

"Ya jika kalian ingat aku kan tinggal se apartemen dengan Haruka setelah aku dirawat di rumah sakit, nah di waktu itu aku bertindak sebagai wanita murahan yang rela memberikan tubuhnya"

.

"Kamu yang memancing Haruka bertindak?" tanya Kiyoko kaget

"Ya memang begitulah aslinya, walaupun agak tidak terhormat, tapi itulah tunjukku dalam mengucapkan rasa terima kasih atas Haruka yang telah menolong ku, sebelumnya aku pun tidak berani berpikiran seperti itu apalagi bertindak, tapi tetangga ku bilang 'Lakukan saja Haruka itu orangnya bertanggung jawab sayang, jika dia di rebut oleh wanita lain', ya sebab perkataan itu lah aku berani bertindak"

"Kamu di perkosa Haruka?" tanya Yachi cepat

"Tidak, Haruka hanya mencium ku kurasa, namun dia berani beraninya tidur seranjang dengan ku, ya ku tau itu salah ku, tapi sungguh itu pengalaman yang sangat membuat jantung ku berdebar debar"

"Ah aku paham sekarang, sebab hanya tidur seranjang itu kamu meminta Haruka menikahi mu Saki chan?" tanya Kiyoko

"Ting benar sekali, untung saja Haruka mau, tapi jujur saja sebelumnya aku bahkan tidak tau latar belakangnya, yang ku tau dia hanya bekerja sebagai asisten mangaka, jadi aku ingin menikahinya bukan karena harta tapi murni karena rasa suka ku pada sifatnya yang bertanggung jawab dan tentunya keren, walaupun saat pertama penampilannya sangat gendut sih"

.

Yachi dan Kiyoko diam sejenak

"Kamu benar Saki chan, Haruka itu makhluk yang sangat langka Saki chan, membantu orang yang tidak ia kenal tanpa pamrih kan sebelumnya serta rela menikah, ku pikir kalian membuang masa depan karena sudah menikah"

"Kalian salah, menikah muda itu menurut ku punya kesenangan tersendiri, mulai dari pacaran yang sudah tidak usah malu malu lagi, hidup mandiri tapi tidak boleh terlalu egois memikirkan diri sendiri, serta banyak pengalaman lain, tapi saranku jika ada di antara kalian yang ingin menikah muda, pastikan kalian sudah dewasa secara mental"

"Jangan membuat kami iri Saki chan" ucap Kiyoko

"Ya bukan membuat iri tapi itulah pengalaman ku"

.

"Tuhan datangkan pangeran untuk ku juga" doa Yachi

"Bukannya Hinata ada" ucap Saki

"Dia itu monyet yang hanya tau melompat Saki chan, lagipula aku juga ingin suami yang kaya"

"Tapi Haruka kata, Hinata itu berpotensi jadi pemain voli profesional, mungkin langkahnya berat tapi Hinata juga punya tekat sendiri yang lebih kuat, kurasa masa depan mu bisa terjamin " ucap Saki menirukan perkataan Haruka

"Kurasa kami tidak bisa cocok, dia itu terlalu hiper aktif, aku kurang suka, aku lebih memilih fimale lead, daripada male lead" ucap Yachi tanpa pikir panjang dan di dengar oleh para pemain yang sudah selesai latihan

"Astaga Yachi chan liar juga ya" ucap Kinoshita

"Benar, tak ku sangka Yachi yang imut ini lebih memilih wanita yang memimpin" ucap Tanaka

"Saki chan kenapa tidak bilang mereka sudah selesai!" teriak Yachi

"Ya kamu tidak menengoknya, kita kan berhadapan dengan mereka juga Yachi chan" ucap Kiyoki

Yachi memerah karena malu.

.

"Tenang Yachi san, itu bukan hal yang memalukan kok" ucap Hianta

"Ciee Hinata apa kamu naksir dengan Yachi" sorak kami

"Eh tidak, bukan begitu maksudnya, aku hanya membela mereka yang sendiri sebab kalian soraki juga" bela Hianta

"Tidak apa bro, Yachi manis juga, kurasa cocok dengan mu" ucap Nishinoya

"Tidak aku tidak mau" ucap Yachi yang membuat perasaan Hianta terpukul keras

Hinata jatuh lebay.

"Eh Hianta?" ucap Yachi

"Dunia ku hancur" ucap Hinata pelan

"Jangan lebay, cuma tertolak pertama kali sudah begitu, lihat ini" ucap Nishinoya

Nishinoya berjalan ke depan Kiyoko san yang sedang duduk.

"Kiyoko san jadilah pacar ku" teriak Nishinoya sambil menundukkan badannya

Kami yang melihat tertawa sebab cara menembak pacar yang sangat kuno, bukan dengan bunga ataupun coklat, tapi seperti orang hormat.

"Boleh saja, syaratnya kamu harus memenangkan juara nasional" balas Kiyoko

"Ehhhhh" teriak kami tidak percaya akan jawaban Kiyoko san

Nishinoya melihat ke arah Kiyoko dengan tampang kemenangan.

"Oraaaaa lihat itu Tanaka hubungan ku di restui, teman teman mari raih juara pertama nasional!" teriak Nishinoya lalu berbalik ke arah kami

"Sialan, Kiyoko san aku juga ingin mendapat restumu!" teriak Tanaka

"Boleh saja, kalo kamu bisa buktikan kamu jadi mvp pertandingan di final prefektur aku mau jadi pacar mu Tanaka kun!" goda Kiyoko san

Tanaka berbalik sambil mengangkat tangan kanannya.

"Oraaaa, lihat itu Nishinoya, janjinya lebih cepat terwujud darimu, jadi jika aku jadi pacarnya pertama aku janjinya dengan mu akan gugur"

"Sialan mau ngajak gelud kamu!" teriak Nishinoya

"Tenanglah kalian, jika saran dariku sih lebih baik mantapkan hidup kalian, pacaran itu hanya status yang di buat atas dasar omongan saja, jadi baiknya sih langsung nikahi dia, sebab dengan menikah janji yang di buat bukan hanya omong kosong belaka, tapi tercatat di sipil dan di catat oleh tuhan kalian masing masing" ucap ku

Member karasuno bertepuk tangan atas omongan ku, sebab kenyataannya memang seperti yang ku bilang.

"Dengarkan pengalaman dari lord Haruka itu, pacaran hanya status, lebih baik menikah daripada pacaran, kalian berdua dengar tidak!" ucap Ennoshita

"Benar perkataan Haruka, aku pun tidak berniat pacaran, jika aku punya kesempatan untuk melamar setelah lulus SMA, tentunya aku langsung melamar pujaan hatiku" ucap Daichi

"Aku juga, lebih baik gunakan waktu untuk berproses menjadi mapan daripada berproses tapi hasilnya habis saat pacaran" ucap Asahi

"Pacaran menurut ku boleh, tapi lebih baik ya menikah saja" ucap Suga

"Aku pun sependapat, Aku berniat jadi pemain voli profesional agar bisa membuat hidup ku mapan, jadi ku lupakan sejenak soal pacaran" ucap Raiki

Tanaka san Nishinoya jadi tergerak hatinya saat mendengar kata kata teman mereka.

Nishinoya maju lagi ke depan Kiyoko san, Tanaka ikut juga.

"Kiyoko san, mohon tarik kembali janjimu, aku akan berproses dahulu, jika di masa depan kita masih berjodoh tolong jangan kamu tolak cintaku lagi" teriak Nishinoya dengan tangis karena melepas kesempatan berpacaran dengan Kiyoko

"Tentu" balas Kiyoko

"Maaf Kiyoko san aku hanya bercanda soal cintaku padamu, sebenarnya aku sudah ada orang yang ku suka" teriak Tanaka

"Yehh ni bangsat sudah ada yang di cinta masih lirik lainya" teriak kami

"Hey jangan salah, aku berniat punya dua istri kalau bisa!" teriak Tanaka

"Dasar otak sangean" teriak kami

.

Jam 6 sore latihan berhenti, dengan hasil kemenangan 5 set untuk tim inti.

Set pertama 25 - 15

Set ke dua 25 - 19

Set ke tiga 25 - 21

Set ke empat 25 - 12

Set ke lima 25 - 23

.

Kami memasukan bola ke keranjang lalu di angkut ke mobil Takeda sensei, hari ini tidak ada menginap sebab, besok tidak ada latihan juga, jadi member Karasuno pulang kerumah masing masing.

"Sampai jumpa kalian" teriak ku

"Bye, lain kali kami akan menginap lagi Haruka kun!" teriak Tanaka

"Jangan datang lagi bye!" balas ku

.

Selepas itu aku dan Saki langsung mandi.

Berendam di kolam, kamar mandi dalam kamar kami.

"Hah melelahkan juga" ucap ku

"Haruka kun besok tidak ada acara?" tanya Saki

"Tidak ada, jika ada paling ke restoran"

"Ayo besok liburan ke Disney land Sendai"

"Aduh beratnya" pikir ku

"Jika kamu tidak mau ya sudah aku tidak memaksa"

Note : jangan salahkan Saki, sebab dia ada hak menuntut juga sebagai istri, jika di prioritaskan kesalahan yang paling besar jawabannya ada di Haruka yang terlalu banyak kegiatan.

"Waduh, sudah memainkan teori tidak memaksa" pikir ku

Note : wanita mengatak tidak maka dia sebenarnya ingin mengatakan ya, jadi jika Saki mengatakan tidak memaksa sebenarnya dia sangat ingin memaksa.

"Baiklah, tapi kita berangkat ke Disneynya pagi jam 6 ya, biar sampai sana tidak terlalu panas"

"Yey kamu beneran?" tanya Saki

"Iya, tapi kita naik Kereta saja ya, aku terlalu lelah untuk perjalanan naik mobil"

"Ya mana bisa jalan jalan jika begitu jika sampai sana"

"Bisa kok, kita pesan saja travel perjalanan liburan selama 4 jam, nanti bisa jalan jalan ke semua tujuan wisata"

"Segera pesan kalau begitu"

"Iya iya, nanti setelah mandi"

.

Setelah mandi ku pesan perjalanan travel.

"Saki chan yang paket reguler habis"

"Ya beli yang vip, jika bisa yang jemput dari rumah"

"Harganya gak masuk akal loh, sampai 40 rb yen asal kamu tau"

"Berapa jam?" tanya Saki

"12 jam, pilihan 4 jam tidak ada"

"12 jam itu terhitung dari berangkat atau saat mulai dari sana?"

"Terhitung mulai dari sana, perjalanan pulang tidak termasuk"

"Ya jika begitu pilih saja itu, nanti kita dapat sarapan makan siang dan makan malam bukan?" tanya Saki

"Iya sih, tapi kok rasanya gatal ya kantong ku"

"Hmm, sini biar ku bayar jika kamu tidak mau"

"Bukan begitu, tapi gimana ya kok rasanya sayang gitu uang 60 rb yen untuk sekali jalan jalan hanya ke Sendai"

"Sudah jangan banyak bicara lagi, langsung pesan saja"

"Huh, baiklah baik, akan ku pesan sekarang" balas ku

Perjalanan VIP Kelas 1, tour 12 jam di Sendai, mulai jam 9 pagi, pulang jam 9 malam, perjalanan tidak termasuk waktu 12 jam, sudah di bayarkan.

Aku langsung di kontak oleh pihak travelnya lewat pesan, mereka meminta cara berhubungan yang lebih mudah, aku memilih menggunakan line.

Awal pesan di line.

"Pesanan atas nama Haruka Shinomiya sudah terbayarkan"

"Perkenalkan nama saya Yasumi Yasuga, saya akan menjadi pemandu tour anda tuan, bisa anda share lokasi penjemputan"

Ku share lokasi rumah ku.

"Baiklah, kami akan datang jam 7 pagi, sesuai dengan perjanjian di aplikasi, jadwalnya sebagai berikut"

Jam 9 kita langsung ke restoran untuk sarapan pagi

Jam 10 tiba di kastil Sendai

Jam 11 tiba di Osaki Hachimangu

Jam 12 makan siang di Gyutan "Aji no Gyutan Kisuke"

Jam 1 siang menikmati onsen

Jam 2 siang di Shopping Arcade

Jam 4 ke wisata utama Disney Miyagi

Jam 6 petang di Jozenji dori

Jam 7-9 belanja oleh oleh khas Sendai, jam 9 tepat perjalanan pulang.

Note : jika jalan ke perjalanan macet, pihak tour harus mengganti tempat persetujuan atas izin pelanggan, agar pelanggan tidak merasa jenuh di perjalanan.

"Jadi saya harap anda sudah bersiap sebelum jam 7 agar perjalanan tidak molor"

"Baiklah"

"Jika ada yang perlu di tanyakan langsung kirim pesan saja Shinomiya san, saya melayani pesan 24 jam"

Note : sebab vip jadinya ramah

.

"Ayo segera tidur Haruka kun"

"Masih jam 7 Saki chan, lagipun kita belum makan"

"Eh benar juga, ayo makan dulu saja"

"Kamu tidak mau buat makan malam saja?"

"Tidak, ayo makan di luar saja, aku yang traktir"

"Mau kemana?" tanya ku

"Terserah kamu saja asal jangan yakiniku"

"Ya sudah ayo ke minimarket saja"

"Kenapa ke mini market?" tanya Saki

"Aku mau beli Takoyaki saja, serta onigiri"

"Lah jika kamu mau itu malah akan ku buatkan saja"

"Katanya kamu tidak mau memasak"

"Ya ku kira kamu ingin lauk yang enak, jika onigiri akan ku buatkan paling hanya 10 menit lalu Takoyaki, kita tidak ada gurita, mau di ganti ayam saja?"

"Boleh saja alas enak"

"Tentu saja enak, sebentar ku masakan dulu nasinya, untuk Takoyakinya nanti masak bersama"

"Oke"

.

Ringg

Ponsel ku berbunyi

"Oi anak durhaka, kenapa kamu tidak mau ikut liburan dengan kami huh!" teriak ibuku

"Jangan marah marah ibu, aku ada alasannya, hari ini tadi di rumah ku ada tamu klub voli ku, jadi tidak bisa ku biarkan tamuku tidak ku jamu bukan"

"Tapi acaranya kan minggu, ini kami mau berangkat, kamu yakin tidak mau ikut?"

"Tunggu, kalian liburan ke mana?" tanya ku

"Ke Sendai"

"Jackpot kematian" pikir ku

"Jika mau ikut ayo katakan sekarang, jam 8 malam nanti kami berangkat" ucap Ibu lagi

"Pulangnya jam berapa?" tanya ku

"Jam 9 malam, Hari minggu"

"Ini mengerikan" pikir ku

"Daripada cari mati mending cari senang kan?" pikir ku

"Aku sebenarnya ada travel juga ibu besok pagi, kebetulan juga ke Sendai"

"Batalkan saja dan ikut kami, travel yang ibu pesan itu limited edition"

"Naik apa kesananya?" tanya ku

"Tentu saja jemputan dari pihak travel"

"Boleh ku tolak?" tanya ku

"Tidak, jika travel mu tujuannya Sendai juga"

"Ada Disney land juga pilihanya?" tanya ku

"Ada, jam 8 pagi"

"Sebentar akan ku tanya pada Saki"

"Baik, kabari ibu sebelum jam 7.30 ya"

"Oke bu"

.

Aku langsung ke dapur.

"Saki ada masalah, kita di suruh ibu ikut liburan ke Sendai"

"Bukannya kita sudah pesan, jadi ya tolak saja Haruka kun"

"Kamu katakan sendiri tolong jika menolaknya"

"Eh aku tidak berani"

"Aku juga Saki chan"

"Memangnya berangkatnya kapan?"

"Malam ini jam 8"

"Hmm ini menyusahkan juga, kita ikut mereka saja Haruka kun, aku takut ibumu marah"

"Jadi travel kita batalkan?"

"Iya batalkan saja"

"Um baiklah, kamu tolong siapkan pakaian, kita akan menginap soalnya" jawab ku

"Baik, lalu masakanya?" tanya Saki

"Tidak usah, nanti kita akan makan malam juga mungkin, jika tidak kita masih bisa makan sendiri di hotel"

"Oke"

.

Ku kirim pesan pada ibuku bahwa aku dan Saki bisa, lalu ku kontak penanggung jawab travel kami.

Dia merespon dengan baik juga, uang kami di kembalikan sebanyak 70% sebab sisanya adalah biaya yang sudah di belikan tiket masuk wisata jadi tidak bisa di kembalikan ke kami.

.

Jam 8.30 mobil jemputan datang ke rumah kami, mobil mewah dengan kursi banyak seperti minibus tapi mewah dan nyaman.

Di dalamnya sudah ada keluarga besar ku dan Ibunya Saki ikut juga ternyata.

"Malam ibu" ucap ku

"Malam"

Aku dan Saki duduk berdua di kursi belakang bersama dengan Hiyori dan ibunya Saki.

"Kalian sudah makan belum?" tanya pemandu yang di depan?"

"Belum pak" jawab ku

"Silahkan ambil snack ini kalau begitu, malam ini kita langsung ke hotel dan makan malam di sana, jadi mohon tunda dulu laparnya"

"Terima kasih" ucap ku dan Saki

.

"Hey Haruka"

"Apa ayah?" tanya ku

"Kamu investasi tidak di perusahaan ayah, ada lagi orang yang menjual aset saham tipe a nya"

"Berapa persen kali ini?" tanya ku

"12%"

"Ayah yakin? Dengan penguasaan saham di keluarga kita bukankah bisa membuat tidak percaya pada pemegang saham lain?" tanya ku

"Tidak masalah kok, ayah rasa sudah waktunya saham ayah tarik kembali dari tangan investor, ayah rasa sih perusahaan honda bisa berjuang tanpa mereka lagi"

"Pasti saran dari ibu ya" ucap ku

"Tidak, ibu tidak menyarankanya" ucap Ibuku

"Ayah yang punya ide ini, sebab jika perusahaan naik daun, harga saham pun juga naik, contohnya semejak perusahaan honda ayah bekerja sama dengan koin kripto, saham honda malah naik, ayah berniat membuat hentakan perubahan"

"Maksudnya?" tanya ku

"Ayah mau membuat projek Honda kargo"

"Ayah serius?" tanya ku tidak percaya

"Ya asal ada dana project pesawat kargo itu bukan lagi jadi mimpi, tapi bisa di wujudkan"

"Bukannya Honda sudah ada pesawat yah?" tanya Saki

"Benar, tapi itu jenis jet ringat, ayah ingin menyaingi Antonov"

"Jangan main main ayah, pesawat kargo bukan tipe perusahaan ayah, terlalu banyak percobaan jika tetap di jalankan projeknya"

"Beritau ayahmu yang dungu itu Haruka kun, ibu sudah kata itu mustahil juga, tapi tetap saja ayah mu bersikukuh membuat project itu"

"Hey itu tidak mustahil"

"Itu mustahil ayah, perusahaan saja tidak ada disain ataupun prototype pesawat kargo, terlalu besar biaya penelitiannya" ucap ku

"Tapi ayah ingin"

"Jika ingin lebih baik pesawat komersil saja, aku juga bisa berinvestasi untuk projek itu"

"Ibu sependapat juga" ucap Ibuku

"Kalian ini bagaimana, ayah kan projectnya adalah pesawat kargo"

"Lupakan mimpi itu sekarang yah, buat saja dulu penelitian tentang pesawat komersial, yang pasti untungnya, sebab pesawat kargo itu penjualanya tidak sebanyak pesawat komersial juga" ucap ku

"Hmm biar ayah pikirkan"

.

Perjalanan terus berlanjut hingga sampai Hotel jam 9.30 malam.

Berikan saya ide bro and sis

U_ardicreators' thoughts