webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

9.) Ingat?

Saat streaming game

Aku hanya bermain game survival yang bisa dimainkan 2 orang dengan Saki, Sebenarnya aku pro dalam game solo namun buat apa bermain game solo jika kamu di temani srorang teman di samping mu.

Streaming berjalan selama 2 jam, beragam komentar datang mulai dari bertanya siapa nama ku, siapa nama saki, sebut nama komentator, dll

Sampai akhir streaming donasi yang ku kumpulkan masih lumayan sedikit hanya sekitar 7000 yen(setelah di potong pajak 10% dari pihak website donasi), tapi itu jumlah yang wajar mengingat aku baru pertama membuat channel dan mulai streaming.

Jam pukul 5 sore

"Haruka kun tadi sangat menyenangkan, tadi kamu seharusnya bisa menghindari monster itu" ucap Saki

"Eh itu salah mu kenapa meninggalkan ku saat aku terjebak di lumpur"

"Kamu terjebak itu salah mu sendiri lagi"

"Jahat" ucap ku padanya

Kulihat dia tertawa senang karena permainan kita tadi bukan di buat buat untuk para penonton.

"Haruka kun mungkin aku akan memasak untuk makan malam tapi sebelum itu aku akan mandi dulu"

"Eh kita tidak akan makan malam dirumah apa kamu belum tau?"

"Belum kamu beritahu"

"Maaf maaf aku lupa mengatakannya, kemarin aku mengajak Nasa dan Tsukasa san untuk makan malam bersama di restoran"

"Owh baiklah" balas Saki.

"Sekarang kamu mandi lah dulu baru aku nanti"

"Oke Haruka Kun"

Saat Saki mandi terdengar bel dari depan kupikir itu mungkin pesanan kasur sebelumnya.

Saat ku buka pintunya ternyata benar, pihak dari toko bertanya apa benar ini alamat ku, kujawab iya dan kusuruh mereka meletakknya langsung di ruangan gudang.

Walapun gudang disitu hanya tersimpan buku komik lama jadi masih muat jika kasur masuk tanpa di tata dulu.

Mereka pamit dan meminta tanda tangan ku.

Selesai Saki mandi.

"Haruka Kun kudengar kasurnya sudah datang apa itu benar?"

"Benar itu sudah ada di ruangannya, sekarang kamu bisa menempatinya namun aku sarankan untuk bersih bersih dulu"

"Baiklah kamu bantu aku" ucap Saki

"Oke"

Kami membersihkan buku komik bersama namun aku lengah

"Kyaa, Haruka kun tak kusangka kamu punya majalah dewasa disini" ucap Saki

"Eh mana lihat" ucap ku.

"Ini " tunjuk Saki padaku.

"Sial maafkan aku itu dulu sekali aku membelinya dan hanya ku baca sekali"

"Oh sekali ya" ucap Saki.

"Umm sekali.." ucap ku agak tidak enak.

"Lalu apa ini, ini,ini, dan ini" lempar Saki satu persatu keluar dari dalam salah satu box

"Modar gua ketahuan semua" pikir ku

"Eh aku tidak ingat pernah memiliki itu" alasan ku

"Tidak ingat? Apa kamu yakin Haruka kun?" Tanya Saki dengan wajah yang seram.

"Sial aku tidak bisa menghindarinya lagi" pikir ku

"Baiklah baiklah itu memang aku beli dulu tapi aku tidak pernah nut nut ataupun yang aneh aneh dengan majalah itu"

"Benarkah? Apa kamu yakin?"

"Sumpah demi Tuhan ku Saki Chan aku tidak pernah"

"Baiklah mari lanjutkan dan barang ini akan ku simpan, mungkin akan ku bakar nanti"

Aku langsung menoleh kearah Saki diapun menoleh pada ku.

"Apa kamu mau protes Haruka Kun?" Tanya Saki

"Tidak Saki Chan silahkan bakar saja aku ikhlas"

"Tentu kamu harus Ikhlas" teriak Saki.

Saat aku beres beres kembali aku membuka kardus kardus di dalam lemari.

Kubelakan mataku melihat keajaiban dunia itu.

Kutemukan 2 kotak kardus penuh dengan majalah erotis dan manga doujin, aku lantas langsung menutup kardusnya dengan cepat.

"Saki Chan mungkin aku akan membuang ini dulu" teriak ku sambil membawa 2 kardus itu

"Oh tentu Haruka kun, apa kamu sudah memilahnya ?" Jawab Saki.

"Sudah" aku lega dia sepertinya tidak tau.

Saat aku sebelum keluar ruangan Saki menghadang di depan ku.

"Haruka kun boleh kulihat isi kotak ini dulu"

"Eh untuk apa, ini sudah ku pilah jadi tidak mengapa untuk di buang"

"Kamu ketahuan berbohong Haruka kun, kamu berkata tadi buku ini akan kamu kilokan dan sekarang kamu mau buang?"

"Mak deg"

"Kubuang maksud nya ku buang ke kiloan"

"Kamu tau Haruka kun, kamu kelihatan mencurigakan" ucao Saki

"Tidak tidak, sekarang biarkan aku lewat Saki chan"

"Tidak kamu harus membuka kotak ini duku biarkan aku melihat isinya"

"Jangan, tidak perlu Saki"

"Jangan membantah"

Saki mengambil kardus di atas dan menurunkanya lalu membukanya.

"Pasti ini majalah dewasa lainya" tebak Saki di pikiranya

Saat di buka Saki tampak kaget mengetahui bahwa isinya hanya manga bekas biasa.

"Sudah ku katakan bukan itu sudah ku pilah jadi untuk apa kamu mengeceknya ulang"

"Maaf Haruka kun ku kira kamu berbohong"

"Tidak mungkin lah"

"Syukurlah dia tidak membuka lebih dalam lagi, aku untungnya menumpuk manga biasa di atasnya dan manga erotis agak di bawah jadi tidak terlihat jika melihatnya sekilas dari atas" pikir ku

Aku mengambil kembali kardus itu lalu aku keluar ruangan untuk mengeksekusi buku laknat itu ke tempat sampah.

Aku kembali ke apartemen.

Setalah 20 menit pekerjaan bersih bersih selesai dan kamar itu sudah ku pasang gorden baru agar terlihat lebih indah.

Pakaian Saki juga sudah dipindahkan di lemari Pakaian, pokoknya semua perlengkapan nya sudah di pindahkan.

"Sudah selesai Saki Chan aku akan mandi dulu baru jam 7 nanti kita berangkat makan malam"

"Oke" balasnya.

Aku masuk di dalam kamar mandi dan kulihat air di bak mandi belum di buang.

"Eh apa ini bekas Saki chan mandi?"

Junior ku bangun membayangkan Saki yang sedang mandi di bak itu.

"Sial gawat seperti ini, aku tidak ingin menjadi bajingan"

Aku dengan kerennya membuka pembuangan air di dasar bak.

"Huh dasar Saki bisa bisanya dia seperti itu"

Aku membasuk badan ku dengan shower lalu menggunakan sabun dan gosok gigi seterusnya.

Setelah itu aku berendam di air baru yang telah ku tambahkan sabun busa di dalamnya.

Setelah 10 menit berendam aku selesai dan mengenakan handuk untuk kembali ke kamar ku.

Saat aku keluar kamar aku berjumpa dengan Saki dia berteriak.

"Oy tenanglah kenapa kamu teriak" tanya ku

"Mengapa kamu tidak mengenakan baju Haruka Kun"

"Aku lupa membawanya ke kamar mandi jadi aku harus ganti di kamar"

"Eh dan tunggu apa perut buncit ini Haruka kun" ucap Saki

"Jangan menghina ku Saki Chan, aku sedang diet kali ini, lihat saja seminggu kedepan saya akan datar"

"Baik baik terserah kamu, sekarang cepatlah pakai bajumu sana"

"Kamu mau ikut?"

"Tidak Haruka bodoh"

"Hehe siapa tau mau"

Setelah berganti pakaian.

"Sekarang masih jam 6 Saki Chan masih ada 1 jam sebelum acara mau apa kita?" Tanyaku pada Saki yang menonton tv

"Bagaimana jika kita mengarang lagu Haruka kun?"

"Setelah aku bernyanyi tadi aku sempat terpikirkan lagu yang melintas di otak ku" sambungnya

"Eh boleh saja, memang lagu yang kamu pikirkan bagimana?" Tanya ku

"Nadanya semangat na na na na...nanana na nana"

"Hah apa itu bisa kamu tuliskan dalam not angka agar aku agak tau bagimana"

Saki mengambil kertas dan membuat nada not angka, terdengar sederhana namun aku bisa mengetahui bahwa itu adalah nada lagu "Your namae" dari ending anime "The reasing Hero Shield"

"Astaga, Kamu Jenius Saki Chan" ucap ku

"Eh tapi ini masih nada dasar dan belum ada liriknya"

"Emmm benar juga" ucap ku

"Tolong bantu aku lanjutkan nada yang baru sedikit ini"

"Baiklah tapi sebelum itu biarkan aku ambil keyboard ku dulu agar kamu merasa jelas dengan jelas bayangan nadanya"

"Oke" ucap Saki

Aku sudah menyiapkan keyboard di posisinya, ku nyalakan dan ku mainkan sesuai nada yang Saki tulis.

"Mungkin seperti ini kan?" Tanya ku.

"Iya benar Haruka kun"

"Baiklah aku akan membuat kelanjutan nadanya dengan ideku namun kamu pikir kan lirik terbaik yang ada ya"

"Oke baiklah"

Tak sampai 15 menit aku sudah selesai dengan tugas ku yaitu menbuat nada dasar.

"Saki apa kamu sudah Selesai?"

"Hampir, aku masih agak bingung menentukan Reff lagu ini, menurut mu bagus yang ini atau yang ini"

Aku gak terkejut juga melihat tulisan tangan tentang liriknya hampir sama persis dengan lagu aslinya.

"Kurasa akan lebih cocok dengan yang ini"

Aku memilih yang

Hora kimi no koe ga

Boku wo sukuu yo

Nandomo yobisamasu yo

Kimi ga oshiete kureta omoi

Sou nando datte

Kimi no namae wo sakebu yo

Tsuyoku sono te wo nigitte

Mou hanasanai kesshite

Donna mirai mo

Kimi to nara nigenai

Sama dengan aslinya karena itu adalah lagu yang keren menurut saya.

"Ok akun juga berpikiran sama Haruka kun"

"Sudah kamu tulis ulang dibawah not?"

"Sudah silahkan kamu lihat Haruka kun"

Kulihat sudah bagus dan sudah rapi, saatnya eksekusi.

"Bagus namun kita belum bisa menyanyikan ini sekarang, mungkin nanti setelah makan malam, juga kita tidak bisa membuatnya di sini, aku tidak punya piano, bass, drum ataupun gitar, kurasa jika nada nya kita buat dari software di pc akan agak sulit dan kurang bagus"

"Jadi dimana kita bisa membuat instrumennya?" Tanya Saki.

"Tentu saja di Studio Rekaman asli" jawab ku.

"Apa kamu yakin Studio Rekaman? Apa tidak cukup dengan Software yang kamu katakan tafi Haruka kun?"

"Yakin Studio rekaman, kamu tidak perlu minder aku yakin lagu ini akan booming"

"Jika kamu berkata seperti itu aku akan mengikutinya" jawab Saki.

Jam sudah menunjukkan pukul 6.45

Aku dan Saki bergegas turun ke lantai bawah dan kulihat Nasa dan Tsukasa san sudah bersiap di dalam mobil.

Aku dan Saki diminta untuk masuk kedalam mobil karena kan restonya sama.

"Aku jadi tidak enak Nasa san, aku yang mengundang tapi aku malah yang menumpang"

"Don't mind, ruang mobil masih tersisa banyak jadi jangan di pikirkan"

"Oke Nasa San"

"Saki Chan bagaimana perkembangan hubungan mu dengan Haruka kun?" Tanya Tsukasa san tanpa rem.

"Eh perkembangan apa Tsukasa San, aku belum kok" ucap Saki agak panik.

"Eh eh eh Kalian berdua sudah ada hubungan?" Tanya Nasa

"Belum" jawab ku cepat

"Ara ara kamu dengar itu Saki Chan, Haruka berkata belum jadi kedepannya mungkin akan jadi, tapi tetap berhati-hati dengan dia, kamu tinggal bersamanya, ingat laki laki adalah serigala buas dan kamu adalah domba segar yang siap di mangsa" ucap Tsukasa

"Hey aku bukan Serigala" bantah ku

"Lihat Serigala tidak mungkin mengaku" goda Tsukasa lagi

"Haruka kun, tenang lah kamu jika berdebat dengan istriku pasti akan kalah, jadi lebih baik mengalah" ucap Nasa

"Tidak Nasa san saya bukan lah Serigala pokoknya" keteguhan ku

"Ara ara tidak mau mengaku, jadi mari kita lihat bukti ya, Saki Chan jika kamu tau fakta kamu katakan ya ok?" Ucap Tsukasa.

"Ok Tsukasa san"

"Pertama apa dia punya Majalah dewasa"

"Dia punya" balas Saki

"Kedua apa dia pernah membayangkan hal mesum dengan mu"

"Tidak pernah..." Bela ku

"Dia pernah" ucap Saki

"Eh kapan Saki san" tanya ku

"Saat aku memeluk mu, wajah mu berubah jadi wajah mesum Haruka kun"

Duggg, heart shoot

"Ara ara Haruka sangat mesum rupanya seperti sayang ku"

"Eh aku tidak Tsukasa Chan"

"Kamu iya Sayang" balas Tsukasa

"Baiklah aku iya" ucap Nasa yang tau akan jadi apa akhirnya maka akan mengalah

"Ketiga Saki chan apa Haruka pernah menggoda mu tentang hal hal mesum, mungkin mengajak mandi bersama atau ganti baju bersama?"

"Dia pernah" balas Saki

"Lihat Haruka kun, kamu serigalanya kan"

Uhhhhhhhhh

"Aku mengaku aku serigala Tsukasa san, kamu yang menang"

Mereka bertiga yang mendengar tertawa bersama karena mendengar pengakuan kekalahan ku.

Aku mengutuk diriku di pojokan mobil.

"Ayolah Haruka kun, kamu tidak perlu depresi seperti itu" ucap Saki

"Tidak Saki chan aku tidak bisa tidak depresi, aku serigala aku pantas dilahap bumi ini"

"Eh tidak perlu seperti itu juga Haruka kun, masalah kamu serigala atau bukan aku tetap menerima mu kok"

Cahaya langsung menghampiri otak ku

"Huh lihat itu Tsukasa san, Saki tetap menerima ku hahahah"

"Ara apa kamu yakin Haruka kun?" Tanya Tsukasa

"Tentu saja benarkan Saki chan?"

"Eh aku menerima mu tapi kuharap kamu buang perilaku buruknya" balas Saki.

Aku langsung depresi lagi di pojokan mobil.

Candaan kami berhenti setelah sampai di Restonya, cukup besar dan lumayan ramai namun masih longgar di dalamnya.

"Selamat Malam tuan dan Nyonya untuk berapa orang?"

"Untuk 4 orang" balas ku.

"Baik untuk 4 orang, tunggu dulu pelayan akan datang dan mengantar kalian"

Pelayan lain datang lalu mengantarkan kami ke meja kami.

"Silahkan pesan apapun Nasa san dan Tsu ka Sa San" ucap ku agak tidak senang

"Tentu Haruka kun" balas Tsukasa tidak peduli padaku

"Anjrit nih ibu ibu" pikir ku

Setelah Nasa dan Tsukasa memesan giliranku dan Saki memesan.

"Kamu pilih mana Saki chan?"

"Kurasa aku akan memilih Sushi ini dan tempura udang, tambahkan juga Nasi putih semangkuk"

"Baik masing masing satu porsi, sedangkan aku mungkin akan makan nasi buryani dengan tambahan daging asap dan toping karage" ucap ku

"Minumnya?"

"jus jeruk dan air putih" balas Saki.

"Ok masing masing dua untuk ku juga"

Setelah semua selesai tak sampai 4 menit pesanan pertama datang yaitu air putih.

Selanjutnya di susul dengan karage tempura serta nasi putih.

Yang terakhir barulah Sushi dan nasi Buryani milik ku.

"Nasa san, persyaratan minimal untuk gabung di perusahaan milikmu lulusan apa?" Tanya ku.

"Minimal sma dengan pengalaman 2 tahun kerja, atau tidak s1 fresh graduate" balas Nasa.

"Apa kamu ingin bekerja Haruka Kun?" Tanya Tsukasa

"Tidak aku hanya sekedar bertanya karena kulihat perusahaan Nasa san sudah hampir go internasional sudah beberapa negara yang kamu pasok dengan barang mu kan Nasa san?" Tanya ku

"Kamu benar pasar perusahaan ku sudah hampir ke seluruh dunia, namun ada beberapa yang masih enggan memberikan izin dagang contohnya saja China dan Amerika" ucap Nasa

"Apa susah mendapatkan persetujuan barang masuk?"

"Sangat susah Haruka Kun, aku tidak punya channel di sana jadi aku kesulitan membuat dokumen lancar jalan"

"Sayang sekali ya padahal 2 negara itu menjadi pusat ekonomi dunia" ucap ku

"Benar sekali, sangat di sayangkan namun aku yakin di masa depan aku akan memperolah izinnya" ucap Nasa

"Baik baik jangan bicara masalah pekerjaan kalian lagi dan mari makan" ucap Tsukasa yang menyela

"Baik Tsukasa Chan" balas Nasa.

Kulihat Tsukasa yang main suap suapan dengan Nasa san.

"Hufft" aku mengehela napas

"Apa kamu cemburu Haruka kun?" Tanya Nasa.

"Ah tidak aku hanya merasa sudah di kalahkan oleh kaum yang lebih tua saja" balas ku

"Haruka kun buka mulut mu" suara Saki di sampingku

Aku menatapnya dan kulihat sushi di sumpit miliknya.

Aku membuka mulutku dan sushi masuk kedalamnya.

"Bagaimana?"

"Enak Saki chan"

Tsukasa dan Nasa yang memandang pasangan muda itu tersenyum karena tingkah mereka yang malu malu, ingat waktu awal mereka dulu juga sama malu malu.

Selesai makan tagihan di antarkan ke meja kami, sebanyak 15rb yen karena kami menambah dan menambah pesan terus menerus.

Setelah Membayar aku dan Saki pamit untuk tidak pulang bersama dengan Nasa dan Tsukasa

"Oke Haruka Kun tapi jangan bawa Saki Chan ke hotel cinta loh ya" goda Tsukasa.

"Tidak akan" teriak ku

"Ara ara apa kamu tidak melihat wajah Saki yang tidak senang saat kamu mengatakan tidak akan"

"Eh eh apa kamu mau Saki san?"

"Tentu tidak bodoh" balas Saki

"Uhhh berhentilah menggoda ku" teriak ku

Kami pamit menuju ke studio rekaman yang buka 24 jam, kami datang di studio pukul 8.30 malam aku menyewanya sampai jam 12 malam.

Harga yang ku bayar sebanyak 5000 yen dan tambahan 2000 yen untuk kaset serta editing dari ahlinya.

Kami mulai masuk ke studionya.

Aku mulai mengambil rekaman dari setiap instrumen yang di butuhkan mulai dari piano, bass, drum, dan gitar

Saki tidak bisa memainkan semua peralatan itu jadi aku yang gerak akhirnya, setelah ei edit dan di satuan oleh editor lagu instrumen pengiring musik sudah jadi dan waktu baru menunjukan pukul 11.30 malam.

"Saki apa kamu yakin akan take vocal sekarang? Mungkin sudah larut dan menyebabkan suaramu tidak dalam kondisi prima"

"Mungkin kamu benar Haruka Kun, aku juga merasa suaraku sudah agak berat waktu ini" balas Saki

Kami pun tidak melanjutkan jam 11.30 kami balik pulang, ku minta kaset berisi instrumen pengiring, dan bukan hanya kaset tapi juga bentuk file yang dapat di putar di hp juga di berikan oleh editor itu.

"Terima kasih dan sampai jumpa" ucap ku

"Tidak Masalah datang kembali jika kamu mau" ucapnya

Keluar dari studio rekaman

"Saki Chan tunggu sebentar aku akan memasan Taksi online untuk kita pulang"

"Baik Haruka kun"

Setelah menunggu 5 menit jemputan kami datang, aku menyuruh Saki masuk dan aku masuk juga.

"Malam tuan, sesuai map ya"

"Malam pak, iya sesuai map saja" balas ku

"Oke semoga kamu menikmati perjalanan"

Saki yang sudah mengantuk menjadikan lengan ku sebagai bantalan tidur.

Tidak sampai 20 menit kami telah sampai di depan apartemen milik Nasa san, aku segera membangunkan Saki namun tidak kunjung bangun.

"600 yen kan pak, ini uangnya" ucap ku sambil menyerahkan uang 1000 yen

"Nak ini kembaliannya"

"Ambil saja sebagai tip pak"

"Oh terima kasih kalau begitu"

Aku keluar dari mobil dulu lalu ku buka pintu kiri saki dan ku keluarkan dia dengan cara menggendongnya.

Supir taksi tersebut pamit dan menjalankan mobilnya menjauh.

Aku untung saja kuat secata fisik, aku mengendong Saki hingga ke kasurnya lalu ku buka sepatunya dan kuselimuti dirinya.

"Selamat malam Saki Chan" ucap ku lalunku kecup bibirnya dan ku pastikan dia tidak bangun kali ini.

.

.

.

.

.

.