webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

89.) More Stronger

Jumat 26 juni, pukul 5.30 pagi

Pagi ini aku bangun lebih dulu daripada istriku, ku singkirkan badannya dari ku agar aku bisa turun dari kasur.

"Baik, aman Saki tidak bangun" ucap ku saat berhasil memindahkan kepalanya Saki tanpa membuatnya terbangun

Aku lantas langsung mandi lalu memanasi kare yang di buat Saki kemarin.

Jam 6.15 aku kembali ke kamar untuk membangunkan dia.

"Sayang bangun tsunami datang dari timur!" teriak ku

Saki langsung terbangun, lalu dia sadar akan kebodohannya

"Ihh kita kan jauh dari laut Haruka kun!"

"Hahahaha, bisa bisanya kamu tertipu"

"Huuu" ucap Saki lalu kembali tidur

"Jangan tidur, ini sudah jam 6.15 loh, langsung mandi sana"

Saki diam

Ku dekatkan kepala ku padanya, ku cium kelopak matanya, lalu turun ke bawah.

"Hentikan itu Haruka kun"

"Bangun dan mandi makannya"

"Iya iya aku akan mandi" Saki bangun lalu menuju ke kamar mandi

"Haruka kun, kamu habiskan sampo ku ya" teriak Saki dari dalam kamar mandi

"Tadi ku pakai tapi tinggal sedikit"

"Oh, bolehkah minta tolong ambilkan samponya di lemari samping kasur"

"Oke"

Ku bawa sampo itu masuk ke dalam kamar mandi tanpa permisi.

"Saki chan"

"Apa?" tanya Saki

"Kulitmu putih juga ternyata ya"

"Aku memang putih Haruka kun"

"Tidak, kurasa kamu lebih putih tapi putihnya segar untuk di makan"

"-_- kamu membicarakan kulit manusia atau apa?" tanya Saki

"Hehe maksudnya bukan di makan yang konsumsi tapi makan yang di nikmati"

"Keluar sana hus hus, nanti pakaian mu basah"

"Baiklah, ku tunggu di meja makan ya"

"Oke"

Si meja makan ku buka ponsel.

Ku lihat di website toko pakaian ku, sudah banyak paket yang di terima, artinya uang sudah resmi masuk ke akun rekening toko.

"8,7 Miliar yen" uang yang sudah menjadi milik toko, rating produk pun sudah ada, rata rata bintang 5, namun ada juga yang bintang 4,8.

Lalu uang yang belum sah ada sekitar 7,8 miliar yen, komplain paling hanya masalah waktu penerimaan paket, sebab ada yang pagi ada yang siang maupun malam.

Ku cek postingan ku mengenai toko ku, ku lihat satu persatu komentar yang masuk.

"Bajunya keren, walaupun hanya kaos ini melebihi ekspetasi, ibuku yang punya butik pun, memuji kaos ini, disainya unik, gambar di kaos juga tidak mudah hilang, kain pun sejuk, kurasa aku malah untung dengan harga 6800 yen bisa mendapatkan kaos ini"

"Ah aku juga ingin, tapi sudah kehabisan kemarin, ku harap tokomu segera re stock Haruka kun!"

"Aku sudah menerima sepatu dari tokomu, ratingnya ku beri 5 bintang, harga sesuai dengan barang, kurasa ini bisa jadi investasi mengingat versi yang ku beli adalah limited edition"

"Jeket pun tak kalah keren lah, pihak promosi kurasa juga berhasil, mereka menyarankan warna sesuai dengan tubuh dan warna kulit kita, sebenarnya aku kurang suka, tapi saat ku coba dan ku tunjukan pada ibuku, katanya kegantengan ku meningkat 150%, jadi terima kasih banyak untuk tim promosi"

"Akkhhh aku ingin beli tapi belum ada uang, semoga saja give awaynya menang!"

Langsung ku balas komentar itu.

"Berdoalah, give away ku ubah hadiahnya, nanti ku berikan kredit 10rb yen kalian bisa menjualnya atau membelanjakanya di website toko ku, bukan lagi baju ataupun sepatu"

Ada akun yang langsung membalasnya.

"Berapa total penerima give awaynya kak?"

"100 orang yang beruntung, jika aku ada berkah lagi pasti akan ku tambahkan"

"Astaga itu banyak, peluang dapatnya juga lebih besar ini" balas Akun lain

"Tentu, pengumuman pemenang juga bersamaan jadi 100 kredit untuk sekali give away, jadi nantikan tanggal 6 selepas uplod baru singelnya Saki chan"

"Tentu aku tunggu!"

"Aku jadi kepo, walaupun isinya berbahasa Inggris, tapi kurasa seru, mengingat lagumu yang death bed yang terending selama 2 minggu Haruka san"

"Bukan aku yang membuat, ini pure Saki yang membuat, aransemennya pun Saki yang memikirkan, aku hanya menjalankan" balas ku

"Nah sebab ada berkata seperti itu, akhirnya aku bisa menang taruhan dari teman ku, terima kasih Haruka kun!"

"Eh, kalian taruhan apa ini?" tanya ku

"Hanya uang"

.

Saki datang

"Karenya sudah kamu panaskan ya Haruka kun?"

"Sudah, baru saja"

"Kenapa tidak sekalian kamu siapkan di piring?"

"Ya itu tugas mu, sekarang sajikan aku kare porsi sedang untuk sarapan"

"Kamu sudah masak nasi memangnya?" tanya Saki

"Nasi kemarin masih, jadi gunakan itu saja"

"Baiklah, akan ku ambilkan kalau begitu"

"Banyakin dagingnya" ucap ku

"Oke"

.

Saat makan.

"Haruka kun kita nanti latihan di sekolah atau di sini untuk persiapan pertunjukan?"

"Latihan di sini, di kelas pun tidak ada alatnya"

"Bukankah di sini nanti ada klub voli?"

"Mereka latihan di belakang, kita latihan di dalam jadi aman"

"Oh baiklah"

Jam 7 tiba di sekolah.

Jam 8 siswa baru mulai gotong royong memperindah kelas dan ada oula yang sudah latihan pertunjukan.

"Laki laki membersihkan luar kelas, pawa wanita bersihkan dalam kelas, kelas kita akan mengusung tema, all world in one class, jadi apa kalian sudah membawa perlengkapannya!" teriak Tadano

"Asataga aku lupa beli canvas" teriak ku

"Oh aku sudah menduga itu Haruka kun, jadi kami para laki laki kemarin meminta di klub seni atas izin guru, dan hasilnya kita mendapat 4 canvas ukuran besar, tapi syaratnya kamu harus melukis dengan baik" ucap Ayumu

"Hey mana bisa melukis dengan baik, paling banyak hanya 2 canvas yang bisa ku lukis"

"Tenang saja, setelah urusan ku selesai aku akan membantumu" ucap Yoshi

"Baiklah tapi jangan lebih dari jam 11 ya membantunya"

"Oke"

Note : dunia yang akan ada sesuai tema kelas.

Seni, sastra, penyanyi, absurd(4 gemblung yang menyarankan), koto (sebab mereka hanya tampil jadi tidak ada pameran), karate, bisnis, ilmu pengetahuan, fotografi, intinya setiap bidang di isi 2-3 murid, minus milik Haruka hanya satu murid.

Pertama para murid membersihkan kelas, setelah bersih lalu mulai menyekat kelas me jadi beberapa bagian dengan kain, beda dunia beda warna, yang paling unik tentu saja milik Haruka, kainnya all color dengan dasar putih, bagi bukan yang tau seni mungkin ini tidak ada arti, tapi bagi yang tau seni menganggap ini seni abstrak yang unik dan bermakna dalam.

Aku mulai melukis satu cavas, sebab hanya untuk pameran ku buat lukisan yang tidak terlalu mendetail, kurasa tema manusia akan ku masukan kembali dalam karya ku ini.

Ku lukis 4 orang, 3 anak dan 1 ibu, mereka sedang berlarian di hamparan bungan yang luas, setelah lukisan bawah selesai ku buat lukisan atas, yaitu bulan yang menandakan bahwa ini sudah malam. Terakhir ku lukisan satu orang lagi yang melihat dari langit, jika tidak di lihat dengan jelas pasti akan terlewat sebab gambar orang ke 5 ini tidak ku buat jelas, hampir menyatu dengan gelapnya langit.

Akhirnya selama 1 jam lukisan ku selesai, ku beri judul "Family without Father"

Canvas ke dua ku lukis dengan tema dunia modern, berlatar gedung gedung perkantoran yang megah dan mewah, namun keunikan lukisan ini, setengah bagian ku buat lukisan yang mengenasakan, aku membuat kritikan pada pengusaha tamak yang hanya memikirkan uang tanpa memikirkan karyawannya, jadi setengah tampak indah namun setengahnya ku buat pemerasan tenaga kerja.

Jam 10.30 lukisan ku selesai, ku beri judul Different world in one way.

Aku rehat sebentar, untuk melihat dunia yang lain.

Di Penyanyi Saki yang memimpin sedang memasang, foto foto penyanyi yang sedang tren, di Karate sudah selesai, mereka memasang baju karate di patung pakianan, serta menunjukan foto foto atlet karate dan foto pertandingan.

Semua tampak bagus tapi ada satu yang sangat mengganggu di mataku yaitu ada cd dan bra di dunia absrud.

"Apa apaan kalian ini, ini pornografi" ucap ku

"Sudah berapa kali ku bilang barang seperti bra ini adalah armor dada, lalu cd itu adalah tas, dan yang terakhir em kurasa itu memang didlo" ucap Hidenori

"Tolol kenapa kamu bawa didlo ke sekolah!" teriak Tadakuni pada Yoshitake

"Kita mengusung dunia absrud, jadi ku gunakan didlo ini untuk fungsi yang lain, yaitu sebagai tempat manaruh tas" ucapnya lalu menempelkan didlo di dinding, terkahir ia gantungkan tasnya

"Oh nilai seni baru" ucap Tadakuni dan Hidenori

"Sumpah tololnya gak ketolong" pikir ku

"Kalian ambil itu semua dari mana?" tanya ku

"Dari adik ku"

"Dari adiknya Tadakuni"

"Entahlah aku menemukanya di sungai"

"Huek" Tadakuni dan Hidenori manahan muntah

.

"Kamu tidak menemukan dalam keadaan bersih?" tanya ku

"Bersih, tapi di sela selanya masih ada lendir lendir sedikit"

Tadakuni dan Hidenori langsung berlari keluar kelas.

"Kalian ini kenapa oy!" teriak Yoshitake

"Yoshitake apa kamu lupa didlo itu di gunakan untuk apa?" tanya ku

"Tentu saja untuk mainankan, namanya juga sex toys"

"Lalu kamu tau fungsinya?"

"Tidak, lihat saja baru kali ini"

"Sini ku bisiki, tapi jangan setuh aku" ucap ku

"Umm"

.

Setelah ku bisiki dia seakan mau muntah lalu mau menggosokan tangannya ke kain.

"Jangan di gosokan ke situ, nanti kotor!"

"Kamu kejam Haruka kun, kenapa baru bilang sekarang!"

"Ya kamu aneh aneh saja bawa didlo, segara singkirkan atau kelas kita akan di diskualifikasi dari lomba"

"Pakai tangan?"

"Ya terserah kamu, kamu yang bawa juga"

.

Jam 11.00

Ku lanjutkan satu canvas, sementara canvas terakhir di bawa oleh anak laki laki lain.

Jam 12.30 lukisan ku selesai dengan judul your life more than what your thinking.

Laki laki pkk juga sudah selesai, mereka melukis gunung dan hamparan sawah seperti anak sd.

"Huh terserahlah yang penting sudah jadi" pikir ku

Terkahir tinggal latihan menyanyi untukku dan Saki.

Ku telepon Sakura sensei selaku pembina klub musik ku.

"Sensei auditorium atau ruang musik bisa ku pakai berlatih?"

"Sayang sekali, kamu terlambat, kedua ruangan itu sudah di pakai kelas lain"

"Lah lalu gunanya kamu sebagai pembina musik ku untuk apa!"

"Hey itu kesalahan mu juga yang tidak boking jauh jauh hari, auditorium dan ruang musik milik sekolah, jadi siapa cepat dia dapat, ku kira kami hanya akan berlatih di rumah"

"Hmmz, sekarang tanggung jawab, carikan aku tempat berlatih atau aku dan Saki tidak akan tampil"

"Kamu merepotkan ku"

"Salah siapa coba"

"Baik baik, di rumah mu harusnya ada alat menyanyi bukan?"

"Ada Sensei"

"Akan ku buatkan surat dispensasi mulai jam 1 nanti, jadi kamu bisa berlatih di rumah, nanti kamu atau Saki ambil di ruang guru"

"Nah aku baru suka rencana itu sensei"

"Hu alasan, awas saja jika penampilanmu mengecewakan ku sebagai pembina klub musik"

"Tenang tenang, semuanya akan aman"

.

Aku mendatangi Saki yang duduk di luar kelas.

"Saki chan, kamu di suruh Sakura sensei untuk ambil surat dispensasi untuk kita"

"Baiklah, ayo Maki chan ku ajak sebentar" ucap Saki

"Baik" balas Maki

(Mission passed)

.

Jam 1 siang kami balik duluan kembali ke rumah untuk latihan menyanyi.

Tapi sebelum itu kita mampir dulu ke restoran untuk rapat menu baru minggu depan.

Di restoran, tapatnya di ruang manager.

Perwakilan staf karyawan di gantikan oleh Izumi dan koki di ganti oleh Dino.

"Katakan sebagai koki baru, kamu punya saran menu apa!" teriak Kyouko

"Tolong jangan terlalu keras manager" ucap Izumi

"Dia ini masokis sejati jadi dia malah senang jika di sakiti, lihat saja"

Kami melihat Dino yang malah senang.

"Ada saja ya orang seperti itu" ucap Saki

"Ya sudah terbiasa main normal akhirnya jadi liar" balas ku

"Apa benar seperti itu?" tanya Dino

"Ya menurut mu bagaimana kamu bisa sampai ke tingkat ini" balas ku

"Sudah jangan malah bahas porno, sekarang bahas menu barunya, menu kemarin karage dengan kulit crepes termasuk menguntungkan, jika ku beri peringkat dia masih di atas bakso namun di bawah surabi dan rendang, posisi pertama masih di pegang rendang"

"Bagimana dengan kare?" tanya Dino

"Itu terlalu biasa, kita pun membuatnya di menu sabtu dan minggu asal kamu tau"

"Maafkan, aku tidak tau"

"Keluarkan idemu sayang" bisik ku pada Saki

"Aku minta saran dulu, maunya untuk dissert atau makanan utama?" tanya Saki

"Aku minta makanan utama" balas ku

"Aku keduanya" ucap Kyouko

"Aku keduanya juga" balas Dino

"Bagimana jika menu utama kita buat tom yom goong asal Thailand lalu untuk makanan penutupnya kita buat ice cream berlapis mochi, untuk ice creamnya kurasa kita bisa menyuruh pembuat mochi yang membuatkan"

"Kamu bisa buat?" tanya Kyouko

"Tidak, malah belum pernah, tapi kurasa itu akan jadi menu populer, mengingat menu itu merupakan makanan salah satu makanan terbaik di dunia"

"Kurasa jika bubunya sama dengan menu tom yum biasa aku bisa membuatnya" ucap Dino

"Bisa enak?" tanya ku

"Kata pelanggan ku dulu sih biasa saja, jujur aku belum tau bumbu yang bisa meningkatkan rasanya"

"Kamu bisa meningkatkan rasanya Saki?" tanya Kyouko

"Aku perlu merasakan dulu baru bisa ku putuskan perlu di tambah apa bumbu di dalamnya"

"Baiklah sudah di putuskan kita akan membuat tom yum goong" ucap Kyouko mengakhiri rapat

.

Di dapur Dino di bantu dengan koki lain membuat kuah tom yum, sebab cita rasa utama ada di kuahnya, untuk isian bisa menyusul.

30 menit akhirnya kuah sudah siap di cicipi.

Aku Kyouko dan Saki menjadi penilai.

"Kita hanya makan kuah ini?" tanya ku

"Kita hanya perasa saja"

.

Ku makan satu sendok kuahnya.

"Pedas!!! Berikan aku air" teriak ku

.

"Kamu terlalu menekan rasa di pedas, kamu beneran bilang saat pelanggan mu mengatakan ini biasa saja?" tanya Saki

"Benar kok"

"Ini tidak bisa di lakukan, aku dan Haruka akan pergi dulu untuk mengecek rasa asli tom yum itu seperti apa"

"Kalian mau survey?" tanya Kyouko

"Iya, aku tidak bisa merasakan bumbu asli jika terlalu pedas seperti ini"

"Baiklah, carilah yang banyak lalu bungkuskan untuk ku"

.

Jam 2 siang aku dan Saki tiba di restoran Thailand yang menjual tom yum.

Saat mencicipi, kurasa kuahnya gurih walaupun warnanya sama sama merah dengan yang tadi.

"Ini enak Saki chan"

"Belum, ini masih biasa saja, kurasa masih bisa di tingkatkan" balas Saki

"Kamu sudah tau bumbunya?" tanya ku

"Sudah kurasa, ayo kembali ke restoran"

"Eh tapi ini belum habis, sayang, 500 yen loh perporsinya"

"Jangan di buat kenyang dulu, nanti kamu tidak bisa makan lagi"

"Aku sebagai pencicip lagi?"

"Tentu saja"

"Tunggu kalau begitu, mari bungkus ini, kurasa Shindou mau"

"Kamu beneran ngasi bekas kita?"

"Ya kan kita hanya mencicipi kuah dan berapa isinya saja, lagipun ini masih banyak"

"Baiklah jika kamu berkata seperti itu"

Ku bungkuskan 1 untuk Kyouko dan satu lagi bekas ku dan Saki untuk Shindou.

Jam 2.20 kami tiba di restoran.

Di dalam restoran.

"Shindou mau makanan tom yum bekas ku, ini masih banyak"

"Mau Haruka san, terima kasih"

"Kamu langsung menerima tapi apa tau apa itu tom yum?" tanya Izumi

"Tidak, yang penting pasti yang di beli Haruka san itu enak"

"Eh aku juga mau coba" ucap Si moo lalu di susul yang lain

"Baiklah baiklah jangan rebutan" teriak Shindou

Saki ke dapur untuk mulai masak, sementara aku ke ruang manager untuk memberikan titipannya Kyouko san.

"Terima kasih, ini gratis kan?"

"Iya gratis, anggap saja bonus gaji rapat tadi"

"Oke"

.

Kami menunggu selama 30 menit, akhirnya kuah merah yang sama selesai di buat.

Aku dan Kyouko mencicipinya, para karyawan lain pun ikut.

Para koki juga ikut mencicipi.

"Mmmm, rasanya sangatlah berbeda dengan yang baru kamu beli tadi Haruka san, ini lebih dalam dan gurih, pedas manis nya pun bikin ketagihan" ucap Izumi

"Siapa dulu dong yang buat" ucap Dino

"Yang buat istriku woy" balas ku

"Maksud ku juga begitu Haruka san"

Saki menyerahkan resep pada para koki untuk mencobanya, lalu beberapa bahan tambahan untuk isian tom yum kepada Kyouko untuk memesanya di langganan supermarket restoran ini.

Saki juga berkata pada koki jika mau ber eksperimen silahkan, tapi gunakan porsi sedikit agar hemat biaya.

.

Jam 3 kami kembali ke rumah.

Aku dan Saki langsung mempersiapkan studio untuk berlatih vokal.

Jam 3.30 member voli datang, ku bukakan gerbang agar mobil Takeda sensei bisa masuk.

"Lurus ke belakang sensei, nanti parkir di parkiran yang menghadap ke lapangan voli"

"Baiklah"

Aku menghampiri mereka di belakang.

"Untuk tiang dan net ambil di garasi ya" ucap ku pada mereka

"Untuk kran di mana?" tanya Yachi

"Ambil saja air minum di dalam, aku dan Saki mau latihan vokal sebentar lagi untuk pertunjukan kelas"

"Bukannya tadi jam 1 sudah izin"

"Ya ini belun selesai"

"Baiklah"

Bel kembali berbunyi kurasa itu adalah teman teman yang lain yang bawa sepeda.

Ku buka gerbang lagi dan ku suruh masuk ke belakang.

Jam 4 latihan vokal ku dan Saki sudah selesai, aku langsung gabung di tempat latihan.

"Haruka kun makanan yang kami pesan akan siap jam berapa?" tanya Yachi

"Jam 5.30 nanti"

"Oh baiklah"

Saki ikut menonton, latihan kami dari luar area voli.

Di lapangan voli.

"Kalian akan ku bagi jadi 2 tim seperti biasanya, namun kali ini tim inti melawan tim cadangan, aku tidak berharap tim cadangan bisa menang, tapi tolong buktikan padaku bila kalian sudah berubah paling tidak jika kalah jangan terlalu memalukan"

"Baik sensei" ucap kami

Aku di tim utama hanya bermain di spesialis servis, namun jika ada situasi mendesak aku pasti akan di mainian bersama dengan Asahi se lapangan.

Note : Lawan terkuat se prefektur Miyagi adalah Aoba Johsei Shiratorizawa dan Date ko.

Tim inti vs tim cadangan

Kedua tim kurasa bisa berbalas serangan, namun serang yang di buat lebih tajam tim inti, pertahannya pun lebih kuat tim inti, namun Ennoshita sebagai ace tidak ingin menyerah, lalu Raiki yang sebagai libero juga tetap bertahan dari spike keras Asahi dan Tanaka.

Skor sekarang adalah 19-15 keunggulan bagi tim inti, sekarang aku mulai di masukan.

Ku bersiap melakukan jump serv.

Ku lempar bolanya tinggi.

.

Boom!

Bola ku pukul dengan keras, sekarang terbang ke arah Raiki.

Bless

Bola di terima namun memantul liar lalu jatuh di luar lapangan.

"Sepertinya Raiki masih belum bisa menerima servis dari Haruka" ucap Takeda sensei

"Semoga saja kartu as kita bisa membuat kuta juara nasional sensei" ucap Ukai

"Kuharapkan juga begitu"

.

Servis kedua oleh ku juga masuk lagi, ke tiga sama, akhirnya set pertama tim inti menang dengan skor 21-15.

Lanjut ke set ke dua, dengan komposisi yang sama, tim cadangan mati matian untuk menyerang dan bertahan, sebab mereka sekarang bagai di gunakan seperti samsak tinju, mereka harus kuat dengan keadaan sekarang dan memperebutkan posisi inti untuk inter high desember nanti.

"Yosha" teriak Ennoshita setiap pukulannya masuk

Tanaka tidak mau kalah, dia berteriak lebih keras ketika memasukkan poin.

"Kalian ini sedang stres atau gila?" tanya Suga

"Hehe maaf maaf akan ku buktikan inter high bulan desember posisi wing spiker ku rebut dari Tanaka, benarkan Tanaka?" tanya Ennoshita

Perempatan muncul di kepala Tanaka, dia sangat kesal karena jujur saja Ennoshita lebih bersinar sebab dialah sebagai ace tim musuh.

"Jangan tanya aku sialan, lagipun aku tidak akan memberikan itu!" balas teriaknya

"Hahaha santai saja" ucap Nishinoya

"Nishinoya, kamu juga harus waspada loh, Raiki mungkin kalah teknik sekarang, tapi dalam hal postur tubuh dan tinggi Raiki lebih baik darimu, apalagi dia bisa jump serv juga" sorak ku

"Diam Raiki tidak mungkin akan merebut posisi libero" teriak Nishinoya lalu melihat Raiki

"Itu mungkin saja" ucap Raiki

"Sialan , ayo buat aliansi Tanaka!"

"Ayo!"

.

Pertandingan berlanjut sekarang Ennoshita yang serv, dia mencoba jump serv pendek, yang artinya butuh lompatan tinggi serta pukulan yang keras.

Boom!

Bola terdengar sangat keras mengarah pada Tanaka.

Bless

Tanaka mampu menahan namun pantulan bola langsung mangarah ke tim musuh, yang artinya menjadi change ball.

Bola di terima Raiki lalu Suga melakukan serangan sikron.

Semua pemain maju ke depan kelas kecuali Raiki dan Kinoshita.

.

Bola di toss kan pada Ennoshita.

Boom!

Spike 3 meter di lakukan oleh Ennoshita, aku pun takjub dengan hal itu, sebab itu sungguh mengejutkan, lebih mengejutkan quick dari Tanaka yang dulu.

Tapi sayangnya bola mengarah ke Daichi, dia bisa menerima.

Bless

Bola mamantul ke atas, Kageyama mengejar, lalu mengoper cepat ke Hinata.

Boom!

Spike cepat Hinata mengubah momentum musuh, poin untuk tim inti.

"Yoshaaa" teriak Hinata

Set ke di menangkan oleh tim inti dengan poin 25 - 22, di set ini aku tidak di mainkan.

"Huh ini membuat ku kesusahan, kalian hebat teman teman ku" ucap Asahi

"Benar lah, pukulan 3 meter Ennoshita pun mengejutkan diriku" balas Daichi

"Sial aku akui itu keren bung, tapi akan ku buktikan aku lebih baik!" ucap Tanaka

"Baik baik, kalian kumpul ke sini dulu, untuk istirahat sekaligus kuberikan pengarahan dulu" ucap Sensei

"Baik sensei"

.

Kami duduk di depan Ukai sensei yang sedang berbicara.

"Minunlah" ucap Saki sambil memberikan ku botol minum

"Terima kasih"

"Sama sama"

"Ah Nishinoya kun, minumlah" ucap Tanaka

"Terima kasih sayang" balas Nishinoya

Sungguh teman tidak ada akhlak, mereka membuli ku hanya karena yang memberikan minum ku adalah istri ku sendiri, keadaan tidak baik jika ku balas perbuatanya sebab Saki tidak menyukai itu, jadi ya ku abaikan saja.

"Tanaka Nishinoya, lakukan hukuman sweeping lapangan 1 putaran sekarang" ucap Ukai sensei

"Ehhh" ucap mereka berdua

"Baiklah tambah 1 putaran"

"Baik sensei tolong jangan di tambah lagi!"

Mereka berdua melakukan sweeping lapangan, selama 5 menit.

"Kalian sudah tambah kuat, apalagi tim cadangan kita, kuberikan kata mvp ku padamu Ennoshita kun, kamu paling banyak berjuang, kurasa jika Tanaka tidak berkembang juga kamu bisa mengambil posisinya"

"Terima kasih sensei!" teriak Ennoshita senang

"Kita lanjutkan latihan, namun sebelum itu mari dengarkan perkataan Yachi dan Kiyoko tentang plus minus setiap member dalam 2 set ini"

"Baik sensei!" teriak kami

Komentar kalian jelek tapi bisa membangun saya, ya buat pembaca sadar diri sedikit lah sebagai pembaca yang budiman, berikanlah saya komentar yang membangun

U_ardicreators' thoughts