webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

86.) Beli Baru

Jam 6.40 aku masuk ke mobil.

"Mau mampir?" tanya ku

.

"Kenapa diam Saki chan"

.

"Baik kita langsung pulang ya?"

Saki tetap diam.

"Salah apa lagi coba" pikir ku

Di perjalanan.

"Jika aku salah aku minta maaf" ucap ku mengawali pembicaraan

"Baguslah jika kamu tau, jadi katakan padaku apa kesalahan mu" ucap Saki

"Aku berbohong padamu soal minuman tadi, sebenarnya aku minum cola"

"Lalu"

"Aku minum tanpa sepengetauan dari mu"

"Lalu"

"Ayolah Saki chan, minuman berkarbonat itu tidak akan langsung membuat ku gemuk lagi jika aku minum hanya 300 mili"

"Oh baiklah mending aku sekarang buat makanan junk food saja ya sekali makan aman juga sepertinya, lalu setiap hari di ulang terus" tantang Saki

"Eh ya bukan begitu teorinya, ingat minggu ini aku hanya minum sekali tadi, itupun hanya sedikit"

"Terserah padamu lah Haruka kun aku bad mood"

"Waduh, sudah memasuki mode terserah" pikir ku

Note : tingkatan mode Saki mulai dari baik ke jelek.

Perhatian - perhatian tapi ada maunya - perhatian dalam hal tertentu - biasa - manja - cuek - ngambek - terserah.

Lalu ada mode di kanan terserah contohnya marah, liar dan lain lain.

"Kamu mau coklat?" tanya ku

"Mana?"

"Ambillah di balik penghalang sinar atas mu"

Saki membukanya dan jatuhlah coklat silver queen ukuran sedang.

"Makanlah, jika mau lagi ku sembunyikan di bawah tempat duduk mu, buka saja bagian tengahnya dengan tombol disamping"

Saki membuka sela tempat dudu itu, sekarang ada coklat dairy milk.

"Masih ada lagi?" tanya Saki yang mulai tertarik

"Masih, di kantung belakang tepat duduk"

Saki mengambilnya, sekarang adalah coklat herseys.

"Masih?" tanya Saki lagi

"Di dashbor depan mu"

Sekarang coklat Wonka

"Katakan semuanya ada di mana" ucap Saki

"Sudah habis, hanya itu saja, tapi jika mau aku masih menyimpan satu di dalam celana ku"

"Hentai mesum!" ucap Saki

"Apa maksudmu? Aku bilang ada di dalam celana saku maksudnya"

"Oh"

Saki mencoba mengambilnya dan di dapatilah coklat terakhir yaitu kitkat.

"Terima kasih" ucap Saki

"Sudah tidak marah bukan?"

"Tidak, tapi jangan berbohong lah Haruka kun"

"Ya berbohong untuk kebaikan itu sebenarnya ada bagusnya juga"

"Menghindari kegiatan yang akhirnya akan membuat kamu berbohong malah lebih bagus"

"Iya iya" balas ku

"Mission success" pikir ku

.

Jam 6.50 kami tiba di rumah.

Aku cek makanan Hachan di mesin pemberi makan otomatis.

"Oke sudah habis" ucap ku

Saki masuk pertama ke kamar lalu ku susul.

"Aaa Saki kamu telanjang" teriak ku

"Namanya juga mau mandi"

"Aku ikut" ucap ku cepat

"Ikut saja, tapi jangan menyerang ku"

"Aku tidak akan memukul mu"

"Menyerang dalam artian lain Haruka kun"

"Hehe iya iya aku paham"

.

"Hey Haruka kun tangan mu main ke mana!"

"Main ke bukit"

Plak

Tangan ku di tampar oleh Saki.

"Sakitlah Saki chan"

"Jangan nakal makanya"

"Hehe"

.

Jam 7 malam di ruang keluarga.

Aku sedang mengedit mv terbaru Saki di laptop lalu ada Saki sedang makan cokelat yang ku berikan tadi.

"Minta" ucap ku

"Minta ya mana?"

"Yang kitkat tadi"

"Sudah ku habiskan yang pertama"

"Hmmmz"

"Ini ku bagi yang silver queen"

"Tidak, aku tidak terlalu suka kacang mete"

"Lah, jika kamu tidak suka ngapain di beli, apa ini khusus buat ku?"

"Tidak juga, itu aku salah ambil sebenarnya"

"Kamu beli coklat lalu kamu sembunyikan?"

"Ya tidak, aku beli tapi langsung ku makan di tempat, coklat yang khusus untuk kamu ya selain kitkat dan silver queen sebenarnya"

"Oh ku kira kamu lupa aku"

"Ya tidak lupa, cuma hanya ku tahan membiarkannya saja"

"Lalu mau yang dairy milk?"

"Tidak, tidak usah aku tidak suka coklat selain kitkat dan silver queen"

"Baiklah jika tidak mau"

.

"Hey Haruka kun bukankah lebih baik ini di buat retro?"

"Kurang cocok ku rasa dengan lagumu yang ceria, lebih baik sih pakai warna normal lalu di cerahkan dan di condongkan ke warna pink sedikit"

"Kenapa tiada cocok?"

"Ya warna retro itu untuk suasana tenang dan hangat, jadi lagu mu kurang cocok"

"Oh aku paham"

.

Saki beranjak dari tempat duduknya.

"Mau ke mana?" tanya ku

"Ke dapur ambil minum"

"Buatkan aku sekalian snack kering"

"Sandwich mau?"

"Boleh, tapi buatlah porsi dua kali gigit saja"

"Oke"

.

Setelah beberapa menit ku tunggu Saki membawakan sandwich kering yang di bakar di alat wafer sepertinya.

"Terima kasih"

"Iya"

Saki duduk di samping ku lagi.

"Sudah sampai mana?" tanya Saki

"Sudah ku input semua videonya, tinggal editing gerak efek visualnya saja"

"Ini nanti di buat lirik di video?" tanya Saki

"Tidak, lirik akan di berikan di fitur tambahan saja, untuk mv aku rasa lebih baik original"

"Lalu apa ada kesalahan dalam gerakan ku?"

"Ada satu, kamu terlambat menengok ke drone saat bait ke 3"

"Tapi bisa kamu perbaiki?"

"Bisa untungnya"

"Mana ku lihat" ucap Saki

Saat di lihatnya video asli.

"Ini hanya telat 1 detik lebih sedikit, apa benar ini mengganggu" ucap Saki

"Ya menganggu jika menurut ku, sebab kita mengincar kesempurnaan video bukan"

"Ya benar juga sih"

.

Jam 8 aku selesai mengedit.

"Melelahkan juga" ucap ku

"Mau ku pijat pundak mu?" tawar Saki

"Kamu pijat saja yang di bawah"

"Tidak jadi"

"Eh, baiklah hanya pundak" ucap ku

"Kamu itu jangan buat candaan dewasa Haruka kun, itu tidak lucu, aku malah risih"

"Iya iya maaf"

.

"Sayang aku boleh mencium bibir mu?" tanya ku

"Tidak sekarang"

"Sakali saja"

"Jangan membuat ku malu Haruka kun, kamu boleh tapi nanti saja sebelum tidur"

"Woke sekarang saja kita ke kamar untuk tidur"

"Mesum!"

"Ya di sini juga sudah selesai kerjaan mau apa lagi memangnya?" tanya ku

"Kerjakan pr sejarah untuk liburan musim panas!"

"Ah yang halaman 24 - 60 itu ya"

"Iya"

"Aku sudah setengahnya, ku kerjakan waktu pelajaran seni dan prakarya tadi"

Note : Guru sejarah itu dua tipe, tipe pertama yang mewajibkan murid menulis secara lengkap jawab lalu tipe ke dua adalah guru yang hanya mementingkan ada kata kunci di jawaban siswa, Hajime sensei termasuk orang yang hanya mementingkan adanya ada jata kunci, jadi jawaban bisa di persingkat, dengan diskusi jawaban bisa lebih pendek lagi.

"Kamu kepikiran mengerjakan padahal tidak ada mapel sejarah tadi?"

"Ya anggota grub PKK ku punya rencana mengerjakan bersama jika di pelajaran seni atau prakarya ada jam kosongnya, jadi jangan heran jika aku kepikiran mengerjakan"

"Pinjam punya mu" ucap Saki

"Cium aku dulu baru ku berikan"

"Hanya di pipi ya"

"Ya tidak bisa lah, harus di bibir"

Saki berdiri di depan ku lalu naik ke pangkuan ku.

"Kamu hanya ku minta cium tapi kenapa posenya agak absud begini Saki chan"

"Diam"

Aku diam, Saki mencium ku secara lembut namun cepat cepat di sudahi.

"Sudah kan, sekarang berikan buku tugas mu"

"Hmmmm kurang sebenarnya, tapi ya ambil saja di tas ku itu"

"Oke terima kasih sayang"

Saki mengerjakan aku pun mengerjakan juga, tapi aku mengerjakan di kertas terpisah (lose leaf)

"Haruka kun apa kamu yakin jawabannya ini?" tunjuk Saki pada salah satu jawaban

"Kata Tadano jawaban itu, sumbernya dari salah satu website sejarah kok"

"Oh aku malah baru tau"

"Ya aku juga"

Jam 9 tepat kami istirahat sebentar karena tangan lelah menulis.

"Saki chan ambilkan aku minum"

"Baik, mau minum apa?"

"Coklat hangat"

"Bubuk coklatnya habis"

"Siapa yang menghabiskan?" tanya ku

"Ya kita berdua, kan di bawa buat bekal minum ke sekolah"

"Oh benar juga ya, minum jus jeruk saja"

"Baiklah"

.

"Hachan sudah mengantuk?" tanya ku saat melihat dia sudah tertidur

"Meow"

"Oh belum ya oke oke"

.

Jam 10 kami hentikan kegiatan mengerjakan pr, bersiap untuk tidur.

Di dalam kamar.

"Mmmm"

.

Kamis, jam 6 pagi

"Bangun Haruka kun"

"Sebentar lagi"

"Aku akan kembali dalam 15 menit, aku harap kamu sudah bersiap sarapan ya"

"Hmm"

.

15 menit kemudian.

"Haruka!"

"Ini lagi mandi" jawab ku dari kamar mandi

"Cepatlah"

"Iya iya"

Jam 6.25 aku duduk di meja makan, Saki masih fokus dengan ponselnya.

"Main apa Saki chan?" tanya ku sambil makan

"Ini, lihat email, siapa saja yang ingin iklannya di promosikan oleh ku"

"Ada berapa banyak?"

"27 iklan, ya ini berkat kamu yang memposting gambar promosi lagu terbaru kita yang akan rilis"

"Aku ada?"

"Tidak, hanya Aku"

"Kenapa coba hanya kamu, aku kan juga ganteng dan bisa acting"

"Ya namanya juga berkah tuhan itu ada jalannya masing masing"

"Ya benar juga, aku sudah banyak uang juga sih, aku mau tanya uang mu sekarang sisa berapa Saki chan?"

"4 triliun kurang sedikit"

"Bukannya sudah tembus 5, kan baru ku beri minggu lalu"

"Mana ada 5, sebelumnya aku hanya pegang 3,7 lalu kamu tambah 0,5"

"Lalu kemana yang 0,2 nya?" tanya ku

"Aku investasikan"

"Kemana kamu investasikan?"

"Saham perusahaan ayahmu, katanya ayah salah satu penting ada yang menjual saham tipe A, jadi ku beli saja"

"Berapa?"

"Di jual 15% dengan harga hanya 350 miliar yen"

"Kenapa bisa murah?" tanya ku

"Ayah kata sih proses pencairan uang jika dari perusahaan lama cair khusus yang saham tipe A, sementara teman ayah butuh uang cepat, jadi lebih baik berpindah tangan dengan cara aku membelinya lewat perantara ayah"

"Oh aku paham aku paham"

Note : Perusahaan ayah Haruka sebenarnya juga menjual saham secara lembaran, namun ku buat persen saja agar lebih mudah. (Khusus perusahaan Ayah) Bagi yang belum tau, harganya adalah 25 miliar yen untuk 1 persennya.

"Lain kali jika kamu mau gunakan uang dalam jumlah banyak jangan lupa diskusikan dengan ku, bukannya membatasi kamu, tapi ya aku yang cari uangnya jadi aku berhak tau juga"

"Maaf sebelumnya tidak memberi tau mu Haruka kun"

"Ku maafkan, lalu jika semua iklan kamu ambil kamu bisa dapat berapa?"

"Kira kira 20 juta yen"

"Hmm lumayan lumayan"

"Ya itu sudah banyak, bukan lumayan lagi Haruka kun, rata rata gaji karyawan saja cuma 200-400 rb yen perbulan"

"Ya maksud ku lumayan jika ku bandingkan dengan penghasilku"

"Penghasilmu tidak masuk akal lah Haruka kun coba bayangkan, mana ada orang yang mendapat 12 triliun yen dalam 1 bulan kurang"

"Ya namanya juga teori prediksi, jadi ya wajar jika uang ku langsung banyak lewat kripto"

"Itu tetap tidak wajar menurut ku, lalu pendapatmu di restoran berapa?"

"Belum untung, kemarin ku cek saldo masih di angka 75 juta yen bersihnya, belum bisa menutupi modal ku"

"Kapan kira kira modal tertutup?" tanya Saki

"Satu tahun lebih 18 hari jika pendapatan perbulan sampai 100 juta yen, tapi kita buat amannya ya kira kira jadi 14 bulan"

"Selama itu ya rupanya"

"Yah memang lama, modal banyak ku buang di beli gedung"

"Baiklah sudahi bicaranya mari kita langsung berangkat sekolah, kamu sudah selesai makan kan?"

"Sudah, sini biar ku bantu bereskan"

"Baik"

.

Di sekolah.

"Sensei memiliki dua pilihan kalian pilih yang mana" tanya Yuki Sensei sambil menggenggam sesuatu di tangannya

"Apa itu sensei?" tanya Yoshitake

"Pilih dulu, sensei beri waktu 1 menit"

"Pilih kanan?" tanya Tadakuni di grub pkk

"Aku sih merasa lebih baik kanan" balas Ayumu

"Aku sih kiri lebih baik" balas Hinata

"Ketua kamu pilih yang mana? @Haruka" tanya Chiks

"Kurasa kanan"

"Baik aku kanan" balas Hinata lalu di susul yang lain

.

"Waktu habis, kalian angkat tangan ya sesuai dengan pilihan kalian"

"Sekarang siapa yang pilih kiri" ucap sensei

Semua wanita memilih kiri.

"Baiklah karena 17 orang memilih kiri otomatis tim kanan kalah ya"

"Itu tidak adil sensei, wanita berkomplotan agar menang di pilihannya" teriak Tadakuni

"Tapi laki laki juga tidak ada yang memilih kiri Tada san kalian pasti berkomplotan pilih kanan" ucap Hozuki

"Itu hanya kebetulan" hindar Tadakuni

"Sudah sudah, keputusan sudah mutlak di kiri, Komi san, maju ke depan untuk melihat isinya" ucap Yuki sensei

"Baik sensei" Komi san maju ke depan

Sensei membuka tangan kiri, dilihatlah oleh Komi san sebuah catatan.

"Apa ini sensei?"

"Baca saja langsung dengan keras"

Komi san membukanya lalu membacanya dengan keras.

Pengumuman

Hari jumat besok libur sekolah (kami senang saat itu), tapi (Kami langsung menjadi waspada) hari ini tidak akan ada pelajaran murid di persilahkan untuk mengurus persiapan festival ulang tahun sekolah (Kami berteriak senang), namun semua itu hanyalah bohongan. (kami langsung berwajah suram)

..

.

.

"Prank, selamat kalian semua terkena prank sensei hahahahaha" sensei tertawa di atas kesenangan kami yang telah di hancurkannya tadi

"Itu tidak lucu sensei" ucap Tadakuni

"Tapi lihatlah muka kalian yang merasa kesal itu hahaha"

"Dasar sensei tidak ada akhlak!" pikir ku

.

"Maaf maaf, tapi sensei ada info penting untuk kalian, ini bacakan Komi san" ucap Sensei sambil memberikan catatan di tangan kanannya

"Pemberitahuan besok jumat, pelajaran di tiadakan agar siswa bisa mempersiapkan festival ulang tahun sekolah seninnya"

Kelas kembali bersorak gaduh.

"Sudah jangan berisik, karena besok bebas jadi kita akan ulangan selama 30 menit"

"Sensei merusak suasana lagi" ucap Tadakuni

"Benar lah sensei, hari ini harusnya tanpa ujian" teriak Hidenori

"Jangan membantah, segera siapkan kertas dan kita akan ujian"

"Baik sensei" jawab kami dengan nada tidak senang

.

Ujian selesai dengan buruk sebab kami semua belum belajar sama sekali.

"Terima kasih sensei" teriak kami menyudahi pelajaran dari Yuki sensei

.

Pelajaran berlanjut ke olahraga, pelajaran paling favorit anak laki laki.

"Kalian pemanasan dulu di gedung olahraga, kali ini kita akan olahraga voli hanya sebagai permainan mengisi pelajaran, sensei rasa nilai sudah cukup"

"Baik sensei"

"Yoshaa" Teriak ku dan Hinata

"Sial, semoga aku se tim dengan Haruka" ucap Tadano

"Kenapa memangnya?" tanya Momata

"Dia itu monster, kata Hinata"

"Masa?" tanya Hidenori

"Benarlah, apa kalian lupa videonya Saki" ucap Mimasaka

"Wah parah jika begini" ucap Tadakuni

.

Di gedung olahraga sehabis pemanasan.

"Kalian bermainlah sesuka kalian, gunakan 2 lapangan volinya, satu laki laki satunya perempuan, sensei akan tinggalkan kalian, tapi nanti akan kembali jam 10, sebelum itu gedunh harus bersih"

"Baik sensei" balas Kami

.

7 vs 7

"Haruka servis mu pelankan, sangat pelan jangan keras keras" teriak Tadakuni

"Baik" balas ku

Aku mencoba servis bawah.

Boom

Bola tinggi mengarah ke tim musuh.

"Hinata terima itu" teriak Hidenori

"Eh, itu mengarah padamu" balas Hinata

"Kita tuker tempat"

"Okkke"

.

Permainan voli hanya untuk hiburan tapi tetap saja aku yang menang, dengan skor 25-23, set pertama di tutup.

"Sudah mainya, kita lanjut mengerjakan tugas sejarah dan Matematika saja" saran dari Ayumu

"Aku setuju, ini tidak terlalu menyenangkan" balas Hidenori

"Kalian duluan saja, aku masih mau main" ucap ku

"Aku juga" balas Hinata

"Baiklah, tapi kalian ya membersihkan lapangan"

"Tenang saja, akan kami urus nanti" balas Hinata

.

"Join di lapangan putri?" tanya ku

"Jangan, kita main pasing saja"

"Baiklah"

.

"Spike mu kurang keras Haruka kun" teriak Hinata

"Kamu yakin?" tanya ku

"Iya"

"Baiklah"

Ku tunggu bola melambung ke atas lagi.

Boom!

Walaupun tanpa lompatan spike itu masih keras mengerahkan ke Hinata.

Para wanita melihat ke arah suara yang keras itu.

"Gila, apa tidak sakit itu tangannya ya" ucap Hozuki

"Kamu tidak usah khawatir, tangannya sehat kok" balas Saki

"Eh eh eh, Saki chan"

"Kenapa memangnya?" tanya Saki

"Tangannya sehat pasti kamu manjakan ya"

"Jangan mesum ya kalian" ucap Yachi

"Sudah sudah jangan ngobrol dengan topik dewasa, itu tidak baik, jika kalian mau kan kalian bisa cari suami juga" ucap Saki dengan nada menggoda

"Sial, aku iri padamu Saki chan, pacarku saja tidak bisa apa apa, sementara Haruka sudah bisa buat 2 toko" ucap Yukana

"Makanya cari pacar sekaligus untuk suami itu yang pintar cari uang, tar kehebatannya bakal turun juga ke kalian, contohnya saja aku"

"Kamu memang berbakat lah Saki chan, suara mu punya tone unik, merdu juga" ucap Hozuki

"Ibumu juga sukses lagi" Ucap Tamari (Karyawan di Nihara Hand Art)

(Mereka belum tau masa lalu Saki)

"Ibuku sukses juga sebab Haruka asal kamu tau Tamari chan"

"Haruka membantu dalam hal apa?" tanya Tamari

"Mencarikan pekerjaan sebelumnya tapi ibuku ingin usaha, Haruka membantu penuh dalam hal modal dan kepercayaan memulai usaha"

"Gaji mu berapa Tamari chan?" tanya Asami

"1600 yen perjam, dengan 30 jam seminggu, jika aku bisa mencapai target aku akan di beri bonus"

"Astaga gajiku sebagai kasir minimarket saja hanya 1200 yen per jam, kadang ada tambahan jam kerja yang tidak di bayar juga"

"Ya ganti saja kerjanya, ibu Nihara kurasa masih menerima pegawai baru" balas Tamari

"Kurasa aku akan mencobanya"

"Iya coba saja, atau jika mau restoran juga sedang membuka lowongan pelayan" ucap Saki

"Tubuh kecil boleh juga melamar?" tanya Maika sakuranomiya (Blend S)

"Boleh saja asal kamu kuat mengangkat nampanya"

"Sampai kapan di buka lamarannya?" tanya Kaho Hinata (Blend s)

"Terkahir Hari ini sampai jam 5" balas Saki

Sementara itu aku dan Hinata yang merasa jadi bahan pembicaraan menjadi grogi.

"Kita tidak bisa di sini mending kumpul saja bersama grub PKK"

"Oke Hinata"

.

Aku dan Hinata beres beres net dulu, lalu mengepel lantai, lalu kembali ke kelas.

Di kelas.

"Woy murid murid yang kembali duluan di suruh Yamato sensei menemuinya di rumah guru" teriak ku saat membuka pintu

"Ehhh kamu beneran?" tanya Tadano

"Kamu jujur?" tanya Tadakuni

"Jangan main main Haruka kun!" teriak Yoshitake

"Aku tidak main main, tanya saja Hinata"

"Benar apa kata Haruka, tadi sensei mengecek jam 9 sebelum istirahat tapi dia tidak menemukan kalian, akhirnya Yamato sensei menyuruh kami untuk memberi tau kalian pesan darinya"

"Kita di suruh ngapain?" tanya Chika

"Ya tanya saja sana" ucap ku

Para wanita datang ke kelas.

"Kalian ini wanita apa laki laki, olahraga kok malah bolos" sorak Hozuki

"Sukurin kalian di panggil Yamato sensei kan" ucap Yukana

"Astaga mereka benar tidak bohong" ucap Takaoka

"Ayolah kita ke sana lalu salahkan Ayumu yang mengajak kita" teriak Hidenori

"Ehh kalian kejam, kalian juga salah yang mau" bela Ayumu

"Maaf teman, kita tidak jadi teman lagi saat ini" ucap Tadakuni

"Kejam!!!"

"Aku akan menemanimu" ucap Akihisa Yoshi (Baka and test) (dah lengkap anggota laki laki kelasnya)

"Kamu kawanku Yoshi kun"

"Tentu saja kita kan kawan"

"Aku juga" ucap pkk lain lalu Hidenori juga ikutan

"Nikmati hukumnya ya" ucap ku pada mereka

"Sialan kok rasanya ingin ku hajar ya jika Haruka sombong begitu" ucap Yoshi

"Kamu berani?" tanya Satoshi

"Ya tidak juga"

"Ya sudah diam saja oke"

"Tidak ada yang mendukung ku?" tanya Yoshi

"Aku merasa Haruka kun baik" ucap Ayumu

"Aku juga" ucap Takaoka dan Chika

"Aku pun, dia memberiku job" ucap Mimasaka

"Aku pun terbantu" ucap Momata

"Kami juga" ucap trio gemblung

"Kamu Satoshi dan Oreki juga?" tanya Yoshi

"Tentu saja, dia membantu klub sastra juga minggu lalu ketika kami bingung mau mengadakan apa untuk klub sastra di festival"

"Dia menyarankan apa?"

"Haruka menyarankan menjawab soal misteri festival yang akan kami berikan, jika berhasil kami akan memberikan sebuah karya sastra yang di karang oleh Chitanda eru dan Oreki ini, Haruka pun mengecek hasil keja Oreki, dia kata karya sastranya bagus dan menarik, dia juga kata karyanya bisa tembus ke lomba sastra nasional"

"Sudah di terbitkan?" tanya Tadano

"Tidak di terbitkan, ini hanya karya pendek jadi tidak bisa di terbitkan sebagai buku, hanya untuk lomba saja" balas Oreki

"Jadi hanya tinggal kamu Tadano kun" ucap Yoshi

"Aku tidak terbantu olehnya secara langsung, tapi jika kamu liat videonya ketika Haruka bernyanyi untuk ibunya Saki secara tidak langsung Haruka membuka mataku untuk tidak bertengkar dengan ibuku"

"Eh, jadi hanya aku yang belum di bantunya?"

"Apa kamu lupa kejadian minggu kemarin dimana kamu jatuh saat lari dan lutut mu luka siapa yang membawa kamu ke uks" tanya Ayumu

"Haruka kun" jawab Yoshi

"Lalu siapa yang membantu mu mengerjakan soal sejarah kemarin"

"Haruka, dialah yang paling banyak menjawab, aku hanya tinggal menyalin"

"Maka dari itu jangan memusuhi Haruka" ucap mereka semua

"Um maafkan aku lord Haruka, aku salah" ucap Yoshi dengan pose seperti orang berdoa

.

Yamato sensei sudah menunggu di depan ruang guru.

Mereka ber 12 segera berjejer.

"Tau kesalahan kalian?"

"Tau sensei"

"Baguslah, kalian ingin nilai D, buat makalah 3 macam dengan minimal 25 halaman, atau membersihkan kolam renang"

"Kami pilih membersihkan kolam sensei"

"Baguslah, jam 3.15 kalian bersihkan, jam 4 saat ku datang harus sudah bersih"

"Baik sensei"

"Ya sudah, jangan di ulangi dan kembalilah ke kelas"

"Terima kasih sensei"

.

Jam 3 sore.

"Haruka kun langsung ke klub voli?" tanya Saki

"Iya, memangnya ada apa?" tanya ku

"Antarkan aku ke rumah sakit aku mau beli obat kontrasepsi" bisik Saki

"Beli di apotik tidak bisa?" tanya ku

"Harus dengan resep dokter, obat ku yang lalu, aku rasa tidak cocok untukku, kadang aku malah pusing jika meminumnya" (obat hanya cadangan jika kondom bocor)

"Wah ya gawat kalau begitu, oke akan ku antarkan"

"Umm"

Aku mengetik di grub mengatakan mau izin untuk mengantar Saki ke rumah sakit.

"Baiklah, jangan terlalu terburu buru ke klub, istrimu lebih utama" balas Ukai sensei

"Terima kasih atas pengertiannya sensei"

"Tentu"

.

Di Restoran aku dan Saki bertemu dengan dua orang wanita.

.

.