webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

81.) Lupa Sesuatu

"Halo Saki chan ada apa?" tanya ku lewat telepon

"Kamu tidak makan siang di rumah?"

"Tidak, aku akan makan siang bersama para karyawan di restoran"

"Oh baiklah jika kamu mau makan di luar"

"Ibu ayah masih di rumah?"

"Masih, katanya mereka akan kembali jam 3 nanti"

"Baiklah aku akan kembali jam 3 nanti"

"Eh, mau ku bilangkan ke ibu sekalian?"

"Jangan, cukup bilang saja ke ibu aku ada urusan pekerjaan"

"Baiklah, akan ku sampaikan sayang"

"Terima kasih"

"Oke"

.

Jam 1 siang

Para karyawan kembali ke toko sementara aku tetap di restoran wagnaria, di ruang manager.

"Berapa total biayanya Kyouko san?" tanya ku

"200 ribu yen"

"Baiklah itu masih aman, selama 3 minggu ini pendapatan resto apa naik?" tanya ku

"Naik ke angka 4,5 juta yen"

"Sungguhan?" tanya ku

"Iya sungguh, aku kadang merasa kesal pada kepopuleran mu, seharusnya manager restoran itu kerjanya sedikit, tapi kamu membuat ku kerja keras setiap hari" ucap Kyouko

"Ya jika kebanyakan pesanan mending beberapa di cancel"

"Tidak bisa, inilah pendapat tambahan ku juga, mana bisa aku cancel"

"Ya sudah jika kamu berkata seperti itu, tapi kalain sudah mengkosongkan pesanan untuk agustus tanggal 14-16 kan?" tanya ku

"Belum ada yang bertanya pada tanggal itu juga, jadi masih kosong dan tidak akan ku ambil sebab itulah golden week ku"

Note : Festival Obon 13-16 Agustus, jujur saya tidak tau apa itu libur atau tidak, tapi mari kita anggap itu libur saja.

"Bukanya aku malah memberi kesan liburan yang baru bukan, untuk kalian" ucap ku

"Iya, aku jarang jarang ke Tokyo apalagi menginap di resortnya"

"Memangnya kamu pernah ke Tokyo? Lalu menginap di mana?"

"Jangan tanya itu pengalaman yang memalukan untuk ku"

"Love hotel?"

"Tidak tidak, pokoknya jangan tanya"

"Oke oke" balas ku

.

"Manager, pelanggan membludak lagi" teriak Takanashi saat membuka pintu ruangan manager

"Eh apa sudah banyak lagi?" tanya ku

"Banyak Haruka san, jika datangnya langsung bersamaan kami terlalu kelelahan" balss Takanashi

"Baik baik akan ku telepon Shindou lagi dan Akira, dua cukup?" tanya Kyouko san

"Tambah lagi untuk kokinya"

"Baik akan ku telepon Satou juga, sekarang kamu kembali kerja saja sana"

"Baik Kyouko san"

.

"Ini sekarang tanggung jawab mu tuan Haruka san untuk merekrut karyawan lagi, kami kekurangan staf lagi!" ucap Kyouko padaku

"Ya tinggal cari lagi bukan?" balas ku

"Boleh?"

"Boleh saja"

"4 pelayanan dan 2 koki tidak masalah?"

"Tidak masalah"

"Baiklah nanti akan ku buka lowongan dulu"

"Tentu" balas ku

.

Hingga jam 2 siang aku tetap di restoran hanya mainan ponsel.

Lalu aku mendapatkan telepon lagi dari Saki.

"Halo Haruka kun"

"Ada apa sayang?"

"Ibu sudah pulang ini, kamu tetep mau pulang jam 3 nanti?"

"Kenapa lebih cepat?"

"Katanya Hiyori harus menghadiri sesi latihan jam 3 nanti, lagipun kamu tidak ada jadinya mereka balik lah"

"Emm oke aku akan kembali, kamu mau titip sesuatu?" tanya ku

"Belikan aku buah di supermarket"

"Buah apa?"

"Yang masam pokoknya"

"Kamu ngidam?"

"Tidak, hamil saja tidak kok, aku hanya lagi pengen makan saja Haruka kun"

"Oh, lalu buah jeruk atau anggur mau?"

"Mau, sama buah mangga jika ada"

"Oke"

Telepon ku matikam lalu aku pamit kembali kepada Kyouko dan pelayan lain.

Jam 2.15 aku tiba di Supermarket.

Ku berjalan menuju rak buah buahan, semuanya lengkap, bahkan buah musiman juga masih ada.

Ku ambil keranjang dorong, ku beli lah mangga anggur dan jeruk.

Harga termasuk mahal disini, sebab buah yang ada di sini itu sortiran, dan itu membuat ku jadi teringat kata kata Saki akan buah yang masam.

"Pelayan, aku mau tanya apa ada mangga muda?"

"Ada tuan, pilihan buah yang masih muda ada di pojok kiri" ucapnya sambil menujuk tempatnya

"Baiklah terima kasih"

"Sama sama tuan"

Ku kembalikan mangga yang pertama ku ambil lalu ku ambil mangga muda yang baru.

.

"Semuanya 4500 yen tuan" ucap kasir

"Oh oke, ini 10 rb yen" ucap ku

"Baiklah uang 10rb yen, ini kembalian dan struk anda" ucapnya

"Terima kasih"

"Terima kasih kembali"

.

Broomm

Jam 2.35 aku tiba di rumah, Saki sudah menununggu ku di teras.

Kuberhentikan mobil dulu agar ia bisa mengambil barang pesanannya.

"Ini belanjaannya, 4500yen" ucap ku

"Terima kasih" lalu dia masuk ke dalam

"Hey! 4500 yen"

"Harus ku ganti?" tanya Saki

"Ya tidak juga sih"

"Ya sudah" balas Saki

"Hmmm" (4500 yen itu senilai 580 rupiah, jika di indo pasti langsung di perdebatkan)

.

Setelah mobil ku parkirkan, aku tidak langsung masuk rumah melainkan membersihkan kolam renang dulu karena kelihatan keruh. (Bukan di kuras melainkan di bersihkan kotorannya, lalu diberi klorin, setelah itu diberi kaporit)

Saki yang melihat ku membersihkan kolam renang berinisiatif memberikan aku rujak buah yang baru di beli tadi.

"Ini makan sayang"

"Ini apa?" tanya ku karena yang ku lihat seperti bubur berwana kecoklatan

"Ini rujak buah"

"Enak?"

"Ya menurut ku sih segar dinikmati di cuaca panas seperti ini"

"Tidak kamu masukan mangga yang masam tadi kan?"

"Ya ku masukan lah, di dalamnya juga ada semangka dan mentimun" balas Saki

"Tidak mau, masam pastinya"

"Tidak kok, ini lebih dominan di rasa manis dan pedas"

"Kamu tidak menipuku lagi kan, seperti saat makan tomat dulu"

"Beneran tidak bohong ini"

"Coba suapi aku sesendok" ucap ku

Saki menyuapiki dengan sesendok penuh.

"Kurangi Saki chan, ini hanya percobaan ingat"

"Hmmm baik baik" balas Saki

.

Mmmnn

"Bagimana rasanya?" tanya Saki

"Ini manis dan pedas hanya sedikit masam saja" balas ku

"Enak?" tanya Saki

"Ya boleh lah, meningkatkan rasa dari buahnya dan memang cocok di makan panas panas begini, buatkan aku satu tapi pakai es"

"Oke"

Sementara Saki membuat yang baru aku lanjutkan membersihkan kolam, sekarang pemberian klorin, tinggal tunggu besok hingga kotoran mengendap lalu di bersihkan kotorannya, terakhir di beri penjernih air.

"Ini Haruka kun"

"Kenapa kamu buat banyak"

"Ya badan mu besar jadi segini porsi yang cocok"

"Kebanyakan, kamu ambil setengah nanti aku subur lemak jika ku makan semuanya"

"Punya ku juga sudah banyak ini" tunjuk piring satunya

"Hmmm, jika tidak habis akan ku masukan kulkas saja"

"Oke tidak masalah"

.

Kami duduk berdua di sofa ruang keluarga.

"Meow" ucap Hachan

"Kamu mau?" tanya ku

"Jangan di kasih Haruka kun"

"Kucing boleh makan buah kok" balas ku

"Eh apa iya?"

"Iya, tapi untuk rujak ini mungkin mereka tidak suka karena pedas"

"Oh, lalu buah apa yang boleh mereka makan?"

"Seingatku sih, apel, pisang, brokoli, wortel, pisang tapi jangan beri makan mereka anggur"

"Kenapa anggur tidak boleh?"

"Entahlah tapi jika kamu tanya bahaya yang di sebabkan, maka jawabannya adalah gagal ginjal"

"Eh, jadi termasuk semua olahan dari anggur juga di larang?"

"Iya di larang, kismis pun juga tidak boleh, jika kamu ada pisang berikan saja padanya satu potong kecil pada Hachan" ucap ku

"Oke akan ku ambilkan"

.

Saki datang dengan membawa pisang, lalu di berikan sepotong kecil pada Hachan.

Pertamanya dia mencium dulu baunya lalu mencoba mengendus lebih lama, lalu di jilat, dan di makan.

"Boleh ku berikan lagi?" tanya Saki

"Tidak usah, pisang itu hanya sedikit kashiatnya yang mampu kucing serap, jadi beri buah hanya selingan" balas ku

"Oh, lalu pisang ini kamu yang makan ya"

"-_-"

"Sudah jangan ngambek, pasti muat kok perut mu" ucap Saki

.

Pisang ku makan dulu, sementara rujaknya tersisa setengah ku simpan di dalam kulkas.

.

"Ayo jalan jalan Haruka kun"

"Ke Zoo?" tanya ku

"Bisakah kamu lupakan soal kebun binatang"

"Ya kan, siapa tau mau" balas ku

"Tidak mau, ayo kita ke tempat main golf saja"

"Kamu bisa main?" tanya ku

"Tidak, tapi aku mau mencobanya"

"Yang asli atau bohongan?"

"Maksudnya?" tanya Saki

"Ya yang asli langsung di lapangan besar, jika yang bohongan hanya ada satu lintasan itupun hanya kekuatan pukulan tanpa adanya persaingan poin"

"Yang asli ada di sini?"

"Tidak ada, adanya di dekat SMA Date ko sana" balas ku

"Oh berarti yang ku lihat di iklan tadi yang bohongan ternyata"

"Yang dimana?" tanya ku

"Yang di dekat toko sepatu yang kita kunjungi dulu"

"Aku malah belum tau"

"Ayo main ke sana" ucap Saki

"Ya boleh saja, berangkat jam berapa?"

"Sekarang, lalu jam 6 nanti kembali"

"Oke oke"

.

Broomm

"Saki pelan pelan"

"Bukanya kamu mengendarai dengan kecepatan seperti ini?"

"Itu aku yang sudah ahli, kamu masih belum terlalu lancar, jadi jangan terlalu cepat"

"Baik baik"

Saki pun menurunkan gigi ke 4 yang sebelumnya 5.

Jam 3.40 kami tiba di lokasi.

"Satu lapangan, 2 jam, sekalian sewa perlengkapannya" ucap ku

"Baiklah, totalnya jadi 20 rb yen tuan"

"Shutt Haruka kun kenapa mahal sekali?" tanya Saki

"Diam dulu" balas ku

Setelah kami tiba di lapangan kami serta membawa peralatan golfnya.

"Harganya mahal sebab jika ada kerusakan yang tidak di sengaja, kita tidak perlu menggantinya Saki chan, harga bolanya saja bisa sampai 5000 yen per slot"

"Eh ternyata ini hobi yang mahal ya"

"Memang mahal, makanya jangan heran jika tadi bisa sampai 20 rb yen"

"Oh oke oke aku paham Haruka kun"

"Sekarang mainlah, aku mau beli minum dan snack dulu"

"Aku belum bisa, lagian apa ini tongkatnya kok beda beda"

"Ya mereka kan punya fungsi masing masing, coba saja satu satu nanti kamu akan tau fungsinya masing masing"

"Ajari aku dulu pokoknya"

"Baik baik"

Ku ambil tongkat 3 wood lalu ku pasangkan bolanya.

Ku ukur jarak yang tepat, lalu ku pukul dengan keras, jangan lupa juga setelah bola di pukul, tongkat jangan terlalu di tahan, biarkan mengayun sampai ke belakang punggung.

"245 meter"

"Wow jauh sekali Haruka kun"

"Normal itu, kamu langsung coba saja namun pelan pelan dulu, jangan langsung keras, aku tinggal dulu sebentar ya"

"Oke"

Saki pun mencobanya.

Pukulan pertama tidak mengenai bola, kedua juga masih gagal, ketiga berhasil namun tongkat masih menyentuh tanah yang membuat pukulan terseret.

Aku datang sambil membawa minuman dan snack, ku lihat Saki masih kesusahan memukul.

"Belum bisa ya nona" ucap ku

"Terlalu susah untuk menempatkannya di tempat pukul tongkat"

"Ya kamunya saja yang tidak bisa Saki chan"

"Sini makanya ajari aku"

"Baik-baik"

Aku berdiri di belakangnya sambil memegang tongkat dan tanganya.

"Ingat ukur jarak yang pas, jangan terlalu maju, untuk mengukurnya sih lebih baik bentuk sudut 45° antara tubuh dan tangan, tangan saat memukul harus lurus jangan di tekuk"

Aku mengayunkan bersama dengan tanganya Saki.

"Sudah paham?"

"Paham, tapi junior mu menusuk ku Haruka kun"

"Maaf, melihat kamu yang berkeringat membangunkannya"

"Sudah duduk sana"

"Iya iya Saki chan"

Aku duduk sementara Saki masih mencoba memukul.

Boom!

Saki berhasil memukul.

"120 meter"

"Lumayan Saki chan" ucap ku

"Huh ini melelahkan"

"Ya namanya juga olahraga pasti lelah" balas ku

Saki duduk di samping ku.

"Kamu ganti Haruka kun"

"Oke"

.

Boom!

"200 meter"

Boom!

"197 meter"

Lalu aku duduk lagi.

"Ini menyenangkan, tapi butuh fokus tinggi" ucap Saki

"Ya memang, sensasi memukul bola itu yang paling menyenangkan"

"Kapan kapan ayo ke golf yang asli Haruka kun"

"Boleh saja"

"Janji ya"

"Tidak, aku trauma janji padamu"

"Eh ya jangan trauma, orang janjimu dulu itu menguntungkan kamu juga"

"Pokoknya tidak, kita ada rencana tapi tidak janji."

"Baiklah baiklah, sekarang aku mau coba lagi tapi dengan tongkat lain caranya sama kan?"

"Beda lah, yang kotak itu untuk pukulan pendek, jadi jangan di ayun terlalu jauh ke belakang, cukup dekat saja"

"Yang kotak ini?" pegang Saki pada salah satu tongkat

"Iya yang itu"

Saki mencobanya dan memang benar pukulannya tidak bisa jauh.

"23 meter"

"Kenapa pendek sekali"

"Ya kan aku sudah bilang untuk jarak pendek Saki chan"

"Lalu yang ini?"

"Itu untuk pukulan di pasir"

"Lalu yang ini?"

"Itu untuk pukulan berikutnya tapi di rumput"

"Yang ini?"

"Di genangan air"

"Oh tarnyata beda medan beda juga ya pemukulnya"

"Ya memang beda, sebenarnya juga boleh pakai satu tongkat, tapi tujuannya di ciptakan tongkat yang berbeda agar setiap pukulan di beda medan dapat di maksimalkan"

"Paham paham" balas Saki

Kami main secara bergiliran sebab hanya satu lapangan yang kami sewa.

Jika sudah lelah kami duduk dan ngobrol sebentar bersama.

.

Jam 5 tepat kami pergi dari sana, walaupun rencananya balik jam 6 tapi ya sebab sewanya sampai jam 5 apa boleh buat.

"Aku yang menyetir ya Haruka kun"

"Tidak, aku saja, kamu bikin aku jantungan jika kamu yang mengemudi"

"Ayolah, sini dekat juga dari rumah kok"

"Tidak"

"Mouuu" Saki pun ngambek

.

"Kamu mau ku tinggal atau gimana?" tanya ku sebab dia masih berdiri di luar mobil

"Huumm"

"Baiklah ku tinggal ya" balas ku

Dia pun langsung masuk.

"Tutup pintunya Saki chan"

"Kamu saja"

"Hmmmm" aku merangkak di depanya lalu menutup pintu

"Jangan marah" ucap ku lalu mencium pipinya

"Makanya biarkan aku yang mengemudi"

"Jangan di bahas lagi" aku ingin cepat sampai rumah dan mandi, tentunya dengan selamat sampai sana"

"Humm"

"Aku punya sihir loh, apa kamu mau melihat?" tanyaku

"Tidak tertarik"

"Begini saja jika kamu mampu menebak yang benar kamu boleh mengemudi"

"Oke aku ikut"

Aku mengambil tisu lalu ku bulatkan, ku lakukan tipuan tangan, pertama jika salah tebakanya maka aman dan jika Saki benar akan ku salahkan.

"Tebak di mana" ucap ku

"Di kanan" (Jawaban benar ada di kanan)

"Yakin?"

"Iya yakin"

"Sayang sekali kamu salah Saki chan" ucap ku sambil membuka tangan ku yang tidak ada bulatan tisu"

"Lalu yang kiri"

"Ya mana bisa pilih keduanya, pokoknya aku yang menang kan, jadi kamu gagal mengemudi"

"Kamu curang"

"Mana ada curang"

"Lalu perlihatkan tangan kiri mu"

"Tidak boleh lah, namanya rahasia juga"

"Aku jadi curiga, keduanya tidak ada"

"Jangan curiga, benaran ada kok"

"Perlihatkan!"

Ku cari cara bagaimana bulatan tisu yang masih menempel di belakang ibu jariku bisa berpindah ke tangan kiri.

"Cepat Haruka kun"

Ku taruh tangan kanan ku di atas tangan kiri, lalu ku buka tangan kiri bersamaan dengan bulatan tisu yang ku jatuhkan.

"Lihat ada kan" ucap ku

"Tadi ku lihat sekias kosong loh"

"Kamu salah lihat, pokoknya ayo pulang"

Saki masih memikirkan kecurangan trik ku.

.

Jam 5.10 kami tiba di rumah

"Mau mandi bersama Saki chan?"

"Tidak"

"Kenapa lagi coba" pikir ku

"Baiklah aku duluan ya"

"Oke Haruka kun"

.

Jam 6 kami berkumpul bersama di meja makan.

"Lauknya apa ini kok aneh lagi" ucap ku

"Ini namanya perkedel, terbuat dari kentang" balas Saki

"Masam?"

"Apa kamu berpikir semua masakan baru ku masam?"

"Ya memastikan saja"

"Rasanya kentang tanpa ada tambahan bahan lain, untuk bumbu hanya lada garam dan sedikit penyedap rasa, lalu di celup tepung sebelum di gorang"

"Oh begitu"

"Makan yang banyak, itu ayam juga masih ada sedikit jika mau"

"Oke akan ku nikmati"

"Meow"

"Jangan meminta Hachan, tadi kamu sudah di berikan makan bukan?" tanya ku

"Meow"

"Tidak ada tambahan lagi"

Dia pun pergi

"Kamu bisa bahasa kucing Haruka kun?"

"Ya tidak, tapi kita bisa melihat tingkah mereka sebagai tanda komunikasi kok"

"Contohnya?"

"Ya jika kita makan mereka mendekat siapa tau kita memberi mereka makan"

"Jika begitu aku sudah tau, yang lainnya"

"Jika kucing mengeluskan badannya ke kaki kita artinya dia sedang ingin sesuatu mungkin"

"Seperti di ajak bermain?"

"Ya mungkin saja Saki chan"

"Oh"

.

Selesai makan, langsung saja ku ajak Saki berduaan di dalam kamar.

"Tidak Haruka kun"

"Kenapa?"

"Aku lelah"

"Kamu hanya follow, aku yang lead"

"Tidak pokoknya, badan kecilku akan rusak jika kamu paksa"

"Baik baik kamu menang kita hanya akan tidur biasa saja" (Pelajaran baru, jangan ajak olahraga dulu sebelum olahraga asli di mulai)

.

"Saki chan berapa pendapatan mu dari promosi iklan sampai sekarang"

"Kurasa 12.9 juta yen sudah masuk ke kantong ku"

"Banyak juga ternyata ya" balas ku

"Ya lumayan lah, hitung hitung tambahan penghasilan, eh tapi kita belum menguplod video baru loh untuk promosi toko"

"Kita tidak akan promosi seperti baisanya, tapi kali ini kita akan menggunakan model, untuk videonya tunggu saja dari Momata"

"Yang jadi dulu mana?"

"Yang bersama dengan kosmetik harusnya, atau mungkin yang gabungan dengan perusahaan pakaian ibu, untuk iklan gabungan dengan mobil, kurasa perlu waktu 3 hari sampai 1 minggu untuk menyelesaikan pewarnaanya"

"Itu nanti mobilnya jadi hak mu Haruka kun?"

"Ya jika tidak laku pasti akan di berikan padaku, jika laku keras mereka yang akan memberikan kita benefit"

"Uang mu sisa berapa Haruka kun?"

"Banyak"

"Banyak itu berupa"

"Ya 15 triliun yen ada lah"

"Sudah kamu jual investasi mu?"

"Belum, masih ku tahan kok"

"Kamu main trading lagi!"

"Bukan" (me lie)

"Lalu?"

"Aku jual beberapa uang kripto ku"

"Jual yang mana?"

"Yang Dogcoin"

"Oh" Saki pun tidak tanya lalu main ponselnya lagi sambil bersandar pada tanganku

.

Ku cek harga koin kripto.

Shiba Inu di harga 0,23 yen

War coin masih belum bergerak banyak

Bit coin ke angka 7000 yen

Dogcoin ke angka 30 yen.

Aku berpikir bagaimana caranya aku akan menjual Shiba inunya, sebab aku punya terlalu banyak.

"Ku jual sekaligus pun website pembelinya juga hanya satu, jadi tidak mungkin bisa langsung sekali transaksi" pikir ku

Akhinya ku pilih dulu keputusan ku jual dulu sebanyak modal yang ku keluarkan sebelumnya yaitu 9 triliun yen.

Ku jual Shiba inu ku sebanyak 40 triliun koin menjadi 9 triliun yen lebih.

"Huh untungnya masih bisa di jual dalan sekali transaksi" pikir ku

Saldo ku bertambah 9,4 triliun di m banking ku.

"Dapat dari mana lagi Haruka kun?"

"Jual Shiba inunya"

"Semua?"

"Bukan, tapi ku jual sebanyak modal yang ku keluarkan dulu, aku khawatir koinnya hanya akan menumpuk padaku, jadi ku jual beberapa agar ada keseimbangan harga lagi"

"Bukanya naik tinggi malah bagus?"

"Ya apa gunanya naik tinggi tapi tidak bisa ku tukar semuanya Saki chan"

"Aku tidak paham maksudmu, bukannya sistemnya sama, jika aku pengepul dan kamu itu penjual, aku menjual barang padamu dan kamu membeli sesuai harga pasar"

"Ya beda, di sini itu sistemnya aku yang sudah membeli koinya, sementara pengepulnya bisa saja membeli padaku ataupun beli lagi diri tempat lain"

"Beda orang beda harga?"

"Ya seperti itulah, makanya jika website merasa membeli koin Shiba inu ini akhinya akan merugi, mereka pasti akan membatasi pembelian tapi tetap memersilahakan penjualan"

"Lah curang dong namanya"

"Ya memang begitu cara mainnya, jika ada banyak website bisa ku jual agak mudah, namun Shiba inu ini baru satu yang menyediakan"

"Oh jadi bit coin dulu itu kamu jual di berbagai website"

"Iya, ku jual di sekitar 20 website kayaknya, ya tujuanya agar mereka tetap berpikir bahwa bit coin tidak akan turun secepat itu setelah naik tajam"

"Ow"

.

Dengan adanya stok baru Shiba inu sebanyak 40 triliun koin, bukanya malah menurunkan tapi malah menambah minat pembeli lagi sebab grafik Shiba inu terus naik.

Baru beberapa menit ku jual, harga Shiba inu naik lagi ke angka 0,25 yen.

"Hmmn sabar, inilah ujian" pikir ku

.

Jam 8 malam.

"Jangan di gerakan tanganmu Haruka kun"

"Kanapa sih kamu suka bersandar pada lengan ku"

"Tidak tau, sudah kebiasaan"

"Pinjam sebentar lengan ku, aku mau main game"

"Tidak boleh, inilah alasan ku juga agar mencegah kamu main game sayang"

"Ayolah Saki Chan, ini ada event diskon murah loh"

"Tidak."

"Boleh ku makan kamu" tanya ku yang sudah sangat gemas pada Saki

"Jangan, rasaku hambar"

"Ayolah Saki chan, 5 menit"

"Tidak ada game pokoknya"

"Mau mu apa terusan?" tanya ku

"Mau kita berduaan sambil pelukan saja"

"Ngawur, di ajak main saja tidak mau"

"Hanya pelukan, bukan main Haruka kun"

"Berani berapa?"

"Ku beri pijatan di junior mu saja bagaimana"

"Tidak tertarik"

"Walaupun dengan ini?" tanya Saki sambil menyentuh bibirnya

Aku langsung bangkit untuk pertempuran.

"Lets do it" ucap ku

"Tidak jadi ah, aku habis gosok gigi, sayang pasta giginya jika aku gosok gigi lagi"

"Stupid" ucap ku

"Hehe kamu berharap sekali ya Haruka kun" ucap Saki

"Ah terserah kamu lah" ucap ku lalu menaruh ponsel ku di meja lalu ku peluk Saki dan ku pegang oppainya

"Jangan Haruka kun"

"Bodo amat aku sudah kesal dengan mu"

.

"Maaf maaf" ucap Saki sambil tertawa

Aku menghentikan aksiku.

"Kenapa berhenti Haruka kun?"

"Aku merasa lupa sesuatu yang paling tapi apa ya"

"Lupa tentang apa?"

"Sebentar ku ingat ingat"

"Kamu ada latihan voli sore tadi?" tanya Saki

"Tidak ada, minggu libur latihannya"

"Kamu lupa menaruh barang?"

"Bukan, tapi lebih ke kegiatan"

"Apa?" tanya Saki lagi

Jangan lupa votenya dan komentar kalian, saran dan masukan sangat saya perlukan

U_ardicreators' thoughts