webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

77.) Buat Sesuatu Yang Baru

"Ini teh mu sayang" ucap Saki saat menyerahkan teh pada ku

"Kamu tidak buat juga?"

"Aku masih ada urusan di belakang"

"Urusan apa?"

"Mencuci pakaian mu"

"Bukanya tinggal di masukan ke mesin cuci?"

"Ya tidak bisa langsung di masukan, harus ku bersihkan sedikit pada noda baru di masukan ke mesin cuci"

"Apa bedanya?"

"Ya saat kering, nodanya tidak akan hilang jika hanya dengan mesin cuci"

"Oh begitu"

"Iya begitu, kamu nikmati saja teh nya aku akan kembali 30 menit lagi"

"Boleh aku keluar?" tanya ku

"Mau kemana?"

"Mau ke supermarket, beli alat bangunan, di rumah tidak ada alat nya"

"Kenapa tidak langsung ke toko bangunan?"

"Jauh dari sini, di supermarket ada kok jadi tidak perlu jauh jauh jadinya"

"Baiklah, tapi jangan lama lama ya"

"Oke Saki chan"

"Akhirnya bebas dari Saki" ucap ku dalam hati

Aku naik mobil civic untuk pergi ke Supermarket dekat tempat tinggal ku.

Aku masuk ke dalam supermarket, lalu ku ambil keranjang berjalannya.

Ringg

Saki menelepon

"Ada apa Saki chan?"

"Belikan aku makanan kucing Haruka kun"

"Kamu mau makan itu?"

"Ya tidak, di halaman rumah aku temukan kucing liar, mumpung kamu di supermarket, tolong belikan aku makanan kucing sekalian"

"Kamu mau peliharaan dia?"

"Iya, kuncingnya imut"

"Jangan di pelihara"

"Kenapa?"

"Pelihara saja chamelon, tupai, kura kura, atau kadal saja" balas ku

"Itu tidak imut dan apa apaan kamu ini masa mau pelihara reptil, aku kan takut"

"Ya daripada kucing, jika yang ku sebutkan tadi ada nilai jualnya jikalau kita sudah bosan"

"Aku memelihara hewan bukan untuk di jual lagi Haruka kun, tapi untuk di jadikan teman"

"Bukannya aku sudah jadi teman mu, teman tidur malah"

"Ya itu beda cerita, pokoknya belikan yang ukuran besar sekalian saja"

"Uangnya?"

"Kamu gunakanlah uang hasil live streaming tadi sayang"

"Kok kamu bisa tau?"

"Ya kamu kira yang bertanya" Kak lebih suka cewek montok atau normal" itu siapa? "

"Itu kamu?"

"Iya lah aku, kan aku kepo juga Q&A nya"

"Untung saja aku menjawab yang norma" pikir ku

"Baiklah akan ku belikan, apa ada lagi yang lain?"

"Belikan aku alat kesehatan juga Haruka kun"

"Maksudnya?"

"Kursi pijat"

"Itu lumayan mahal loh"

"Tidak apa, yang ini akan ku ganti"

"Jika seperti itu aku setuju"

"Oke sudah ya, jangan terlalu lama belanjanya"

"Hmm"

Ku tutup teleponnya, karena kursi pijat ada di lantai bawah aku langsung ke situ saja.

"Aku mau kursi pijat terbaik, soal harga tinggi tidak apa" ucap ku pada pelayan

"Jika seperti itu maka ikuti saya tuan"

"Oke" ku ikuti dia sampai di depan salah satu kursi pijat yang di pajang

"Ini?" tanya ku

"Benar tuan, ini buku diskiripsinya"

Aku menerima buku penjelasannya.

"Kursi pijat versi 3 dari perusahaan NElec, disain terbaru yang lebih elegan daripada versi sebelumnya, lapisan berbahan kulit sintetis namun ramah lingkungan dan tidak membuat iritasi, dilapisi juga dengan nano yang mencegah adanya kuman pada bantal atapun lipatan di setiap celah kursi pijat" ucap si pelayan

"Boleh ku coba?"

"Silahkan tuan"

Aku mencobanya, rasanya memang nikmat.

"Anda juga bisa mengubah posisi duduk menjadi tidur tuan, dengan memencet tombol ini"

Aku mencoba menekanya, sandaran kursi turun perlahan, pijatannya tidak berhenti.

"Ahhh nikmat" ucap ku

"Bagimana tuan? Anda merasa nyaman bukan?"

"Iya, berapa harganya?"

"Harganya 3 juta yen, namun karena anda pembeli pertama kami akan memebrikan diskon sebanyak 50 ribu yen"

"Garansinya?"

"Garansi selama 10 tahun dengan aturan yang sudah tertulis di buku panduan"

"Baiklah, aku ambil dua kirimkan ke alamat... ini sekarang kalau bisa"

"Tentu bisa tuan, pembayaran cash atau transfer?"

"Transfer saja"

"Ini no rekening saya tuan"

"Baik, ku bayar sebanyak 5,9 juta ya, lalu ongkos kirim berapa?"

"Tidak ada ongkos kirim, karena alamat anda dekat dari ini, cukup dengan 5,9 juta yen saja tuan"

"Baiklah"

Setelah ku kirimkan pelayan tadi minta nomor ku untuk memastikan alamatnya benar.

Aku jalan ke area perkakas.

Aku beli palu, obeng, kapak, golok, tali, baut baut, sekrup, lem pipa, lampu led.

"Eh apa ini?" ucap ku saat melihat benda aneh.

"Oh tenyata hanya kunci baut motor" ucap ku saat melihat penjelasannya

Ku lihat juga ada paketan perkakas di dalam kotak.

"Lah jika ada seperti ini ngapain aku beli yang satuan" ucap ku

.

Ku kembalikan barang barang ku dan ku tukar dengan peralatan yang ada di dalam kotak, ada kotak khusus obeng berbagai ukuran, kotak kunci l dan kunci kunci yang lain, kotak perkakas mobil, dan kotak perkakas rumah, total ada 4 kotak yang aku beli, lalu di tambah dengan gergaji, mesin bor, mortar, tang, gunting taman, pemotong rumput, terkahir ada kabel yang siapa tau berguna.

"Gawat ini, belanjaan ku terlalu berat untuk keranjangnya" ucap ku

"Permisi tuan, ini saya gantian troli saja" ucap salah seorang pelayan membawakan aku troli

"Eh terima kasih ya" balas ku

"Tentu"

Aku bayar dulu perkakas ini, karena tidak mungkin juga ku bawa ke atas dimana tempat makanan hewan berada.

Total tagihan adalah 97 rb yen.

"Murah juga ternyata, ku kira sampai 200 ribu yen" pikir ku

Setelah membayar aku membawa barang belanjaan ke mobil dulu.

"Kak Haruka" teriak Takagi dari dalam salah satu mobil

Aku mencari keberatan sumber suara namun tidak ku temukan.

"Di sini kak" ucap Takagi lagi

Aku menoleh ke depan dan ku dapati Takagi ada di depan ku.

"Kamu siapa?"

"Aku Takagi apa kamu lupa dengan ku"

"Oh yang dulu di rumah sakit"

"Iya, kak Haruka belanjanya banyak boleh aku bantu?"

"Tidak usah, aku bisa sendiri, kamu jalan ke sini sendiri?"

"Ya aku jika belanja sayur selalu di sini"

"Kamu mau belanja jadinya?"

"Iya"

"Ya belanja saja sana, aku bisa mengurus ini sendiri kok"

"Baiklah jika begitu, apa rumah kakak dekat sini?"

"Iya dekat sini, di pertigaan jalan di barat itu tinggal masuk ke selatan, Osaki selatan rumah ku, pokonya yang paling pojok setelah masuk dari pertigaan itu, lalu rumah mu di mana?"

"Rumah ku ada di timur supermarket ini, kira kira 100 meter lalu masuk gang masuk ke selatan juga"

"Oh dekat juga rupanya"

"Iya makanya aku selalu belanja di sini, kapan kapan mampirlah bersama kakak Saki jika mau"

"Tentu"

Lantas Takagi masuk ke dalam supermarket sementara aku masih menata barang di dalam mobil.

10 menit ku habiskan hanya untuk menatanya. Bagasi sudah penuh, sementara kursi belakang juga hampir penuh.

Aku kembali ke supermarket untuk membeli makanan kucing, sekaligus ku belikan mainan kucing.

"Love cat?" tanya ku pada pelayan

"Benar tuan, Love Cat merupakan produk baru di supermarket ini, tapi saya berani menjamin bahwa produk ini aman" (kata kata manis penjual)

"Masih promo berarti?"

"Benar tuan masih promo sebesar 20%"

"Makanan kucing itu bisa bertahan sampai berapa lama?"

"2 tahun jika kemasan masih baik artinya belum di buka, jika sudah di buka saya sarankan pindahkan ke wadah tertutup, jika sudah di pindahkan maksimal 6 bulan makanan kucing harus habis, itupun harus kering tempat menyimpannya"

"Kemasan paling besar berapa kilo?"

"10 kg dengan harga 10rb yen"

"Ambilkan aku 2 karung yang 10 kg"

"Baik tuan"

Setelah di ambilkan aku jalan lagi ke tempat mainan hewan peliharaan, ku beli bola, tongkat bulu, dan pita kucing.

"Eh permisi pelayan"

"Iya ada perlu apa?"

"Saya mau tanya kucing itu ikat lehernya rata rata sama atau berbeda seperti anjing"

"Kalung kucing bisa di buat sesuai ukuran leher kucingnya, lihat contoh ini, dan ini bagian yang digunakan untuk melonggarkan atau menyempitkan kalung" tunjuk pelayan padaku

"Oh terima kasih infonya, aku tidak tau soalnya"

"Sama sama tuan"

Kubeli kalung kucing berwarna merah.

Selanjutnya ke tempat alat rawat kucing, kubeli ember dan pasir sebagi wadah kotoranya, lalu ku beli juga tempat makan dan minum otomatis.

"Oke sudah semua sepertinya"

Aku datang ke kasir dan ku bayarkan tagihannya.

Total biaya yang ku keluarkan adalah 54 ribu yen.

"Lah dari makan ku seminggu saja lebih mahalan ini" pikir ku

Setelah selesai kubawa kembali ke dalam mobil belanjaannya.

Aku mampir sebentar ke mesin minuman otomatis.

"Oke pilih kopi seharga 130 yen" ucap ku

.

Rasanya biasa saja, hanya seperti kopi susu biasa, beneran gak bohong.

"Tapi lumayan lah penyegar dahaga"

Setelah habis barulah aku pulang ke rumah.

"Aku pulang"

"Sudah kamu beli Haruka kun?"

"Di dalam mobil, kamu ambilah sendiri, aku mau beres beres perkakasnya dulu"

"Baiklah"

Saat Saki membuka mobil ia melihat tumpukan makanan kucing kemasan besar.

"Haruka kun, aku ya tidak kuat mengangkat ini, ini terlalu besar"

"Katamu kemasan yang besar bukan?"

"Ku kira hanya 2kg kemasan terbesarnya, tapi ini bukanya sampai 8 kg"

"10 kg tepatnya"

"Bukanya ini terlalu banyak?"

"Katamu sendiri kemasan terbesar! Sekarang katakan padaku berapa kucingnya"

"Hanya satu" balas Saki

"Terserah kamu lah Saki"

"Loh ya jangan begitu, ini akan ku ganti deh"

"Terserah pokoknya, kamu angkat sendiri saja sana"

"Ya jangan marah Haruka kun, iya akan ku angkat sendiri"

Saki mencoba mengeluarkannya dari mobil namun sudah ke susahan.

"Hmm, punya istri kadang bikin seneng tapi kok banyak nyusahinnya" pikir ku

"Minggir sebentar akan ku keluarkan dari mobil" ucap ku

"Tidak usah, kamu urus saja barang mu itu" ucap Saki yang lagi ngambek

"Kuatkan aku ini ya tuhan" pikir ku

"Minggir dulu biar ku keluarkan dari mobil, baru kamu yang seret ke dalam Saki chan"

"Tidak usah, aku bisa sendiri kok"

"Minggir!"

"Tidak mau"

"Saki untuk terakhir kali aku bilang kamu minggir dulu, biar aku keluarkan itu karungnya dari mobil, lalu kamu bisa menyeretnya ke dalam rumah"

"Kamu kok jadi tambah marahin aku"

"Aku kesal dengan mu, jangan pura pura ngambek seperti itu, dengar ini salah mu yang pertama kali tidak bilang bahwa kucingnya hanya satu, aku mengira kucingnya ada 3 atau 4, jadi aku beli yang 10kg paham!"

"Tidak, pokonya jangan bantu aku kamu urus saja barang mu itu"

"Hmmm, terserah kamu lah"

Hingga aku selesai, Saki masih mencoba mengeluarkan makanan kucing dari mobil.

Hingga Saki mencoba membukanya langsung di dalam mobil.

"Hey, jangan langsung di buka di situ nanti bau mobilnya"

"Terserah aku lah, ini kan sudah jadi hak milik ku"

"Ini istri sebenarnya maunya apa sih, di bantu nggak mau, di biarin malah seenaknya sendiri"

Aku masuk dari pintu samping dan ku angkatkan satu karung dulu, ke dalam rumah.

Lalu karung ke dua, selanjutnya perlengkapan kucingnya.

Saki diam di tempat sementara aku lanjut saja ke kamar untuk mandi karena gerah.

"Don't go tonight, stay here one more time.."

Aku karaoke sendiri di dalam kamar mandi.

Saki masuk ke kamar mandi.

"Aaaa" teriak ku

"Jangan teriak Haruka kun"

"Kamu mau apa masuk ke kamar mandi, aku kan sedang mandi ini"

"Aku minta maaf" ucap Saki

"Oh baiklah, sekarang kamu keluar dulu"

"Kamu tidak memaafkan aku?"

"Ku maafkan sekarang kamu keluar dulu" balas ku

"Kamu jahat Haruka kun" Saki keluar kamar mandi

"Aku jahat? Bukannya sudah ku bilang dimaafkan?" pikir ku

"Ahh terserah lah yang penting mandi dulu" ucap ku

"I'm sorry don't leave me, i want you here with me..."

Jam 2 siang, mandi ku selesai.

Aku keluar kamar menuju ruang keluarga dimana Saki sedang menangis tersendu sambil memeluk bonekanya, dilihat kucing lagi di depanya.

"Apa kamu tidak malu dilihat kucingmu menangis seperti itu?"

Saki tidak peduli akan omonganku.

Aku mendatanginya dan duduk di sampingnya.

"Kamu mau pisah ranjang?" tanya ku

"Tidaklah!" balas Saki

"Makanya jangan ngambek terus, sudah ku katakan, memaafkan kamu"

"Tapi kata katamu kurang rela begitu, apalagi menyuruhku keluar"

"Ya lagi mandi masa kamu lihatin"

"Huh"

"Sudah jangan ngembek, aku sudah tidak marah kok" ucap ku sambil memeluknya

Saki masih tak acuh padaku.

"Hey kucing manis bantu aku" ucap ku

"Mana bisa kucing mengerti kamu Haruka kun!"

Kucinya perlahan mendekati Saki dan menepuk tanganya Saki dengan kaki depanya, seakan akan mengatakan untuk tegar dan jangan ngambek lagi.

"Tuh dia tau kan" balas ku

"Hanya kebetulan!"

"Mana makanannya, apa sudah kamu ambilkan?" tanya ku

"Belum"

"Hmmm"

Aku beranjak dari tempat duduk dan pergi ke dapur dimana aku menyimpan makanan kucingnya.

Ku ambil separuh untuk di masukan ke dalam wadahnya, separuhnya ku simpan lagi dalam karung, yang penting tidak lembab dan tempatnya kering.

Ku ambil tempat makan kucing, ku tuang sedikit makanan kucingnya.

Untuk minumnya hanya ku beri air kran.

"Kamu kelaparan ya, ini untuk mu" ucap ku padanya

"Meow"

Kucingnya makan dengan lahap sementara Saki hanya melihatnya.

Di pikiran kucing sebelumya.

"Apa orang ini menyuruh ku untuk menenangkan orang satunya?"

"Aku coba mendekat saja"

.

"Eh kamu mau kemana? Entahlah tapi aku lapar sekarang"

.

"Waaaaa kamu datang membawa makanan?"

Kucingnya langsung berlari ke arah ku.

.

Kembali lagi ke Haruka

"Kamu tidak ingin mengelusnya?" tanya ku

"Tadi sudah"

"Baiklah, tapi ku katakan ya, kucing paling mudah di dekati saat mereka makan"

"Benarkah?"

"Iya" balas ku

"Lalu akan ku ambilkan makanan dulu"

"Eh ya jangan, porsi makannya sudah cukup segini, jangan di tambahkan lagi"

"Huh sini makanannya biar aku yang kasih"

"Kamu ke sini saja"

Saki yang turun dari sofa dan mendekati kucingnya.

Dielus kepala kucing itu dengan lembut.

Mood Saki jadi lebih baik.

"Ini makannya berapa kali sehari Haruka kun?"

"2 kali cukup, pagi dan sore" ucap ku

"Apa benar, manusia saja 3 kali sehari"

"Ya kucing kan hewan, jadi beda jauh"

"Lalu porsi makanya?"

"Kira kira 1/4 dari mangkuk itu jika di isi penuh"

"Bukankah terlalu sedikit?"

"Makanan kucing itu lebih menekankan nutrisi daripada jumlah makanan, jadi porsi segitu sudah cukup"

"Baiklah"

"Kamu jangan lupa juga untuk memasang kalung yang telah ku beli dengan alasan kucing itu sudah jadi milikmu, selanjutnya bawa dia ke dokter hewan untuk pemeriksaan kesehatan, mengingat dulunya ia kucing liar"

"Antarkan aku, untuk ke dokter hewannya"

"Baiklah, berangkat sekarang saja, sebab nanti sore aku ada latihan voli"

"Dibawa seperti ini?"

"Ya tidak, aku sudah membeli keranjang kucing, masukan dia ke sana"

"Dimana kamu menaruhnya?"

"Di dapur"

Note : denah rumah Haruka dan Saki

Yang banyak kotak dalam kotak itu rumahnya, lantai dua belum ku gambar, intinya di lantai dua itu ada kamar 3 kamar, 2 untuk tidur, 1 untuk ruang studio.

Kami sudah di dalam mobil sambil membawa kucingnya.

Rumah sakit hewan ada di daerah timur supermarket, mungkin sekitar 300 meter dari sana.

Perjalanan hanya 5 menit.

"Ini?" tanya Saki

"Iya, kamu turun dulu dan minta nomor antrian, aku mau parkirkan dulu mobilnya"

"Oke"

.

Aku masuk ke dalam gedung setelah aku parkirkan mobilnya.

Saki sudah duduk menunggu sambil memegang nomor antiran.

"Dapat nomor berapa?"

"17"

Aku lihat di nomor antiran digital sekarang sudah di nomor 15 artinya hanya menunggu 2 nomor.

Kami tunggu selama 10 menit akhirnya giliran Saki.

"Kamu tidak ikut?" tanya Saki

"Tidak usah, kamu saja sendiri ke sana"

"Baiklah, maka tolong jaga tas ku dulu" ucap Saki lalu menyerahkan tasnya

"Oke"

Sembari menunggu aku main ponsel dulu, iseng iseng lihat investasi ku apa sudah meningkat.

Shiba inu 0,009>0,0081

"Lah kok malah turun?" pikir ku

"Tapi ya normal saja sih, namanya juga uang kripto, pasti saat meningkat 1400% tadi banyak yang segera melepaskan uangnya"

Note : Management pasar yang terjadi, jika koin di pasar berjumlah sedikit maka harga koin akan terus naik, sebab itulah yang namanya kelangkaan barang, dimana permintaan lebih besar daripada ketersediaan barang, namun jika contoh tadi dimana banyak orang yang melepas uang mereka secara langsung sebab harganya meningkat tajam, membuat barang di pasar menjadi kembali banyak dan hasilnya adalah harga barang turun lagi.

"Tenang dan kuasai, harga ini pasti akan rusak pasti akhirnya" pikir ku

Lalu sahan lain juga meningkat, sepertinya ini sebab adanya gencar gencarnya investasi saham.

Bit coin 740 yen > 1200 yen.

"Main tarding lagi kah?" pikir ku

"Tapi nanti Saki pasti marah lagi"

"Ya sudahlah beli saja koin kripto lagi" pikir ku

Ku beli uang yang sejenis dengan bit coin yaitu WarBit coin, harganya saat ini adalah 3400 yen, slot yang tersedia tiap akun hanya 20 rb koin. (Maksudnya tuh begini, maksimal pembelian dari tiap akun itu 20 rb, di riwayat tansaksi akan ada bukti total jumlahnya, maka dari itu selama akun itu tidak memberikan ataupun menjual kembali koinya, maka ia tidak dapat membeli koin lagi)

Ku manfaatkan 20 akun ku untuk membeli koin itu, sekarang aku bisa membeli sebanyak 2 juta koin, 6,8 miliar aku habiskan untuk membelinya.

Di berita Jepang muncul.

"Shiba inu mata uang kripto sudah hampir habis, pihak pembuatnya menyediakan stok lagi sebanyak 500 triliun koin"

"Fuck, ini curang namanya" pikir ku

Aku lantas langsung membeli semua koin itu dengan ke 19 akun ku lainya agar tidak ketahuan bahwa aku menyimpan semua koin itu dalam satu akun.

4,06 triliun yen ku habiskan seketikan.

"Sial, ini meningkat terlalu tajam jika ku beli" ucap ku

Saldo Haruka tinggal 3,8 triliun yen mungkin,

Berita jepang lain muncul lagi.

"Uang Shiba inu langsung habis seketika, setelah di terbitkan tadi pagi, pihak pembuatnya menambah jumlah lagi sebesar 500 trilun yen"

"Hmm mau main main dengan ku rupanya ini developernya" pikir ku

Aku lantas langsung main trading sebab tidak mungkin aku membelinya dengan uangku sekarang.

Ku mainkan selama 30 menit dengan modal yang kupertaruhkan langsung 1 triliun yen, saldo ku sekarang adalah 23 triliun yen.

"Aduh aku lupa jika ada ketentuan penarikan maksimal di aplikasi ini" pikir ku

Tapi aku tetap mencoba menarik semuanya sekaligus, sebab awalnya kan aku deposit 1 triliun yen siapa tau jadi Member utama dan di depankan dalam withdrawal.

Aku menunggu selama 7 menit namun belum ada notifikasi saldo masuk.

Beberapa menit kemudian barulah Saldo masuk namun hanya sebesar 20 triliun yen.

"Lah sisanya kemana?" pikir ku

Aku memberi pesan pada developernya dan ku tanya dimana sisa uang ku.

"Maaf tuan atas nama akun... kami selaku developer aplikasi, jikalau ada pertanyaan yang penting silahkan kirim pesan ke email ini dan berikan bukti realnya"

Ku kirimkan bukti withdrawal yang hanya masuk 20 triliun, sementara di aplikasi tertulis 23 triliun lebih.

"Sial pasti ini tidak akan di respon oleh aplikasinya" pikir ku

"Aku mengancam pihak developer aplikasi dengan tuntutan penipuan, entah siapa anda dan entah dimana perusahaan anda, yang terpenting siap siap mendapat citra buruk di masyarakat dan kerugian aplikasi anda semakin besar"

Tetap tidak di respon.

Aku langsung main ke darkweb dan ku sewa hacker untuk membuat postingan yang menjelekan aplikasi trader itu, btw aku hanya membayat mereka sebesar 10.000 dolar.

Waktu berjalan 4 menit dan rating aplikasi trading langsung turun tajam ke angka 1,6.

"Mohon maafkan kami atas kelainan pelayanan kami yang kurang dalam mengirimkan uang withdrawal, saya selaku manager aplikasi akan langsung mengirimkan sisa uang yang belum di kirim, namun tolong tarik kembali ancaman anda"

"Maaf, lebih baik seperti ini saja, aku sudah tidak pedli uang itu" ketik ku padanya.

Aku lantas langsung membeli koin Shiba inu lagi, kali ini ku sisakan 2 triliun koin.

Setelah satu jam berlalu akhirnya Saki datang bersama dengan kucingnya.

"Kucingnya Sehat?" tanya ku

"Iya sehat, katamu juga benar bahwa hanya cukup 2 kali makan"

"Kan sudah ku katakan bukan, masa aku berbohong"

"Iya iya Haruka sayang, ayo kita kembali pulang"

"Baiklah" balas ku

Sesampainya di rumah kucingnya di lepaskan dari kandangnya.

"Kamu sudah menamainya?" tanya ku

"Sudah, namanya adalah Haru"

"Namaku?"

"Haru, namamu kan Haruka, jadi beda"

"Hmmm"

"Katanya kamu mau latihan voli, jam berapa berangkatnya?" tanya Saki

"Jam 3.30" balas Ku

"Kurang 15 menit ya jadinya" (jam 3.15)

"Iya, memangnya ada apa Saki chan?"

"Kamu mau bawa bekal?"

"Tidak usah, nanti aku akan makan di sini saja"

"Minum?"

"Disana sudah ada" balas ku

"Baiklah, jadi hanya perlu handuk dan sepatu voli ya?"

"Iya sama baju ganti"

"Akan ku siapkan jika begitu Haruka kun"

"Oke, terima kasih Saki chan"

"Tentu"

Jam 3 siang aku pergi ke sekolah naik motor.

"Jarang naik motor, sekali naik motor malah jadi kaku ya" pikir ku

Jam 3.35 aku tiba di sekolah, karena libur motorku boleh ku parkirkan di sana.