webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

7.) Kamu

Pagi hari setelah kejadian ku kecup kening Saki.

"Saki san mari bangun"

"Eh baru jam berapa ini Haruka kun?"

"Jam 5.45"

"Itu masih pagi aku masih ingin tidur lagi"

"Eh jangan dong aku ingin mengajak mu joging bersama dengan klub voli, tenang saja kamu akan ikut di mobil dan aku akan joging bersama dengan teman se klub yang lain"

"Apa kamu tidak mau, jika masih lelah baiklah aku tidak akan menganggumu" tanya ku lagi

Dengan tatapan tajam kearah mata ku dia mengatakan

"Keluar dulu Haruka kun aku akan berganti pakaian"

"Uh oke Saki san"

Setelah berganti pakaian Saki bertanya apa perlu membawa bekal ataupun minuman.

"Tidak perlu Saki san, Daichi san berkata bahwa konsum akan diberikan oleh pembina klub voli"

"Jika begitu mari kelokasi sekarang" ucap Saki.

Aku dan Saki berjalan untuk sampai ke lokasi sekolah. Saat sampai di depan apartemen Nasa san kulihat Tsukasa San sudah bangun dan sedang menyiram bunga.

"Pagi Tsukasa san, rajin sekali pagi begini sudah siram siram kebun"

"Pagi Haruka kun, eh dan ada Saki chan juga, ara ara pagi pagi kalian sudah mau berkencan apa tidak malu dengan yang tua ini" ucap Tsukasa menggoda

"Bukan berkencan Tsukasa san, aku hanya ingin joging bersama dengan klub ku saja, dan apanya yang tua bukankah umur mu baru menginjak 25 tahun ini"

"Eh 25 tahun apa kamu tidak salah Haruka kun?, Kukira dia baru berusia 20 tahun karena tampak masih sangat muda" tanya Saki.

"Ara Saki Chan bisa saja, umur ku memang sudah 25 tahun ini, terima kasih Saki san kamu sudah menyenangkan hati ku karena menyebut ku muda, silahkan ambil bunga ini sebagi tanda terima kasih ku"

Tsukasa mengambilkan bunga Mawar yang ia potong dari pohon yang sebenarnya ingin dia gunakan untuk menghias dalam ruangan.

"Hati hati saat memegang nya, durinya sudah ku kelupas namun tidak semua" ucap Tsukasa.

"Terima Kasih Tsukasa san ini indah" ucap Saki.

"Bye Tsukasa san kita akan melanjutkan perjalanan" ucap ku.

"Baiklah sana pergi pasangan muda"

Saat aku sudah pergi Nasa keluar rumah.

"Siapa tadi Tsukasa chan?"

"Tadi Haruka dan Saki, oh benar sayang nanti malam kita di undang oleh Haruka kun untuk makan malam di restoran keluarga dijalan... Apa kamu mau?"

"Aku luang waktu itu jadi mari jalan bersama mereka"

"Tsukasa Chan mari lanjutkan hal semalam aku masih belum puas"

"Eh masih belum? Bukankah tadi malam kamu yang berhenti dulu Sayang?"

"Tadi malam aku kelelahan bekerja dan sekarang aku sudah pulih jadi junior ku sudah kuat lagi"

"Sayang mesum"

"Eh eh tapi kan kamu sayang aku juga"

"Sayang bodoh" ucap Tsukasa dengan wajah memerah.

Tsukasa yang belum siap langsung di cium tepat di bibir oleh Nasa dan mendorong Tsukasa kedalam rumah untuk melanjutkan kegiatan yang berhenti malam kemarin.

.

.

.

.

Sesampainya di Depan Gerbang sekolah

Aku menyapa beberapa teman yang telah datang, kulihat juga ada berberapa yang baru tapi pemain lama contohnya adalah Azami, yang merupakan ace dari Karasuno.

"Kamu pasti Haruka kun, perkenalkan aku adalah Azami, aku pada saat pertemuan kelas 1 aku tidak hadir jadi maaf"

"Tidak apa Asami san, aku sebenarnya saat itu belum jadi siswa jadi tak apa"

"Saki san bagimana keadaan mu kudengar kamu dari rumah sakit?" Tanya Daichi

"Saya baik baik saja, Haruka kun merawat ku dengan baik" balas Saki.

"Saki san apa benar tadi malam kamu menginap di apartemen Haruka, apa dia melakukan hal yang kotor padamu?" Tanya Tanaka.

"Eh tentu saja tidak..."

"Kenapa muka mu memerah Saki san?" Tanya Nishinoya.

"Eh eh eh Haruka Kun apa yang kamu lakukan pada Saki?" Tanya Kiyoko.

"Aku tidak melakukan apa apa, ya kan Saki?"

"Benar tidak ada apa apa"

Teriakan Daichi membubarkan obrolan kami, kami semua pemain berkumpul di depan Daichi sementara Saki dan Kiyoko berada di depan bersama dengan Sensei pembimbing.

Sensei mulai berbicara.

"Perkenalkan aku adalah ittetsu takeda, aku adalah pembimbing baru kalian, aku harap kita bisa akrab dan kalian bisa menghormati ku sebagai guru, aku merencanakan kegiatan ini agar kita bisa akrab dan tenang saja masalah konsumsi aku sudah mempersiapkan, tujuan latihan kali ini adalah membangun fisik dan meningkatkan stamina"

"Jalur Joging akan kuserahkan pada Daichi, daichi silahkan maju kedepan"

"Baik sensei, Joging kali ini kita akan berlari sejauh 10 km, namun trek yang kita lalui akan sedikit berat karena kita akan melewati tanjakan dan turunan, dimulai dari sekolah lalu ke utara lalu belok kearah jalan desa , lalu kita melwati tanjakan pertama lalu turun lalu naik lagi lalu turun lagi dan ikuti lah jalurnya kita akan sampai lagi di sekolah ini"

"Apa kalian mengerti?"

"Kami mengerti" ucap kami serempak

"Baiklah kita akan berlari bersama, sebelum itu mari kita peregangan sedikit"

Peregangan selama 5 menit dimulai, dengan Daichi memperagakannya di depan.

Setelah selesai Joging kami mulai dan Sensei dengan mobilnya mengikuti dari belakang bersama dengan Saki dan Kiyoko

Selama 1 km pertama kami semua masih kuat berlari bersama namun setelah 2 km Kinoshita sudah agak tidak kuat jadi dia terpaksa ditinggal di belakang.

Setelah 3 km giliran Ennoshita

Setelah 4 km yang berarti tanjakan pertama banyak yang mulai menurunkan tempo lari, namun aku masih berlari dengan normal jadi semua kusalip duluan.

"Sialan Haruka adalah monster, apa dia tidak tau ini adalah tanjakan" teriak Tanaka

"Dia gendut bahakan lebih dari kamu Tanaka tapi kenapa dia bisa berlari normal" ucap Nishinoya

"Oy aku tidak gendut perutku paling tidak adalah datar" balas Tanaka.

Setelah tanjakan yaitu turunan yang lumayan landai namun panjang yang jika kalian tidak menjaga pola secara stabil kalian mungkin akan jatuh karena gaya gravitasi menyebabkan tubuh mu melaju kedepan terus menerus.

Urutan saat ini adalah Haruka jauh di depan sudah di puncak tanjakan kedua mungkin sedangkan di belakangnya ada Nishinoya dan Tanaka, lalu ada Daichi Sugawara dan Azami satu jejer, disusul Hinata dan Kageyama, lalu Tsukishima, Yamaguchi, Ennoshita dan yang terakhir Kinoshita.

Aku yang sudah di depan agak jauh mulai memerlambat langkah ku, dari puncak tertinggi jalan itu bisa kulihat juga pemandangan sekolah Karasuno.

"Huh sudah 8 km kurasa dan waktu baru 30 menit, kurasa memang aku terlalu cepat" pikir ku.

Namun agar aku segera beristirahat aku tidak jadi melambatkan langkah ku aku malah berlari kencang di 2 km kedepan, entah apa yang merasuki kesadaran ku aku berlari kencang hampir smaa dengan sprint.

2 km tersisa ku tempuh dengan 7 menit, sungguh gila pikir ku sendiri.

Sesampainy aku di sekolah aku terengah engah seperti orang sesak napas, kucoba berjalan sedikit untuk mengatur napas ku,

Hufft

Huhhhhh

Huffftt

Huhhh

Setelah 1 menit napas ku kembali normal dan aku mulai latihan lagi yaitu push up sambil menunggu yang lain.

..

.

.

.

"150"

Kudenger langkah kaki sudah mulai mendekat kulihat waktu barisan kedua yang datang 20 menit setelah aku.

Kulihat Nishinoya dan Tanaka dengan baju yang sudah basah dengan keringat.

Lalu di susul Barisan Daichi sugawara dan Azami.

Memang benar rata rata jika bukan seorang atlit harusnya 10 km dalam 1jam atau lebih.

5 menit kemudian barisan Hinata dan Kageyama datang.

Disusul Tsukishima lalu Yamaguchi dan ennoshita terlahir, Kinoshita sudah di angkut di mobil sensei.

Daichi mengumpukan kami kembali dan menyuruh kami duduk melingkar di halaman sekolah.

Sensei, Saki dan Kiyoko segera membagikan bento yang mereka pesan kepada satu persatu dari kami.

"Terima kasih Kiyoko san" ucap Tanaka

"Terima kasih sensei" ucap Daichi

"Terima kasih Saki san" ucap ku

.

.

.

.

Setelah semua mendapat bagian kami segera makan bersama.

Setelah selesai makan sensei memberika kami pengumuman.

"Maaf untuk hari ini kita masih belum bisa menggunakan gedung olahraga, aku sudah mencoba membujuk staf sekolah namun mereka mengatakan sabtu dan minggu besok mutlak tidak ada kegiatan klub di sekolah"

"Tidak apa Sensei kita sudah senang dengan kamu mengundang kita makan bersama seperti ini"

"Terima kasih atas kata mu Tanaka san" ucap Sensei.

"Dan satu lagi aku ada informasi Senin besok kita akan mengadakan latih tanding dengan sma Aoba Johsai dan kita akan bertandang ke sma mereka"

"Aoba Johsai adalah sma dengan voli yang kuat di provinsi ini, tahun lalu di pertandingan penyisihan voli Nasional di provinsi miyagi, mereka gugur namun mereka gugur dari Siratorizawa yang merupakan pemenang juara pertama dalam pertandingan bola voli Nasional"

"Akan ku kenalkan lagi Siratorizawa adalah pemegang juara bertahan sebanyak 2 kali di tingkat nasional, dengan ace mereka Ushijima, dengan spike keras dia mampu mengalahkan lawan dari sma lain"

"Whoo mengerikan sekali ternyata provinsi ini ada juara bertahan yang akan menghambat mimpi kita ke tingkat nasional" teriak Hinata

"Benar mereka memang kuat, namun jika kita tidak bisa mengalahkan Aoba johsai dalam latib tanding besok senin maka lupakan mimpi kalian untuk Sampai ke Nasional" ucap Sensei ngeri.

"Aku sudah berupaya mencari Pelatih bola voli, sebenarnya aku juga sudah mengkontak pelatih ukai namun dia menolak karena umurnya yang sudah tidak mampu, jadi pilihanya aku akan mencarikan pelatih lain, aku sudah ada kandidat yaitu Pelatih ikkei yaitu cucu dari pelatih ukai"

"Besok senin aku mungkin akan menyiapkan surat dispensasi buat kalian yang mungkin bisa bergabung dalam latih tanding jadi aku bertanya sekarang siapa dari kalian yang mungkin izin dalam latih tanding tersebut"

Aku segera mengangkat tangan ku pertanda bahwa aku mungkin izin dalam latih tanding.

"Haruka kun kamu izin lagi? Kenapa?" Tanya sensei

"Maaf Sensei aku mungkin bisa hadir mungkin juga tidak karena itu tergantung dari tuntuan pekerjaan ku sebagai asisten manga"

"Eh kenapa bisa begitu?"

"Begini Sensei, Saya sudah bekerja sebagai asisten manga Nonaka san, kami sudah membuat projek manga, saat ini tugas ku baru selesai 1/2 nya dari eps yang harus di serahkan ke penerbit"

"Jam kerja ku mulai dari jam 6 siang dan berakhir jam 12 malam, jumat sabtu libur sedangkan untuk penyerahan manga akan di lakukan pada hari rabu"

"Jika aku boleh ikut aku akan jalan sendiri ke aoba johsai dan mungkin akan pamit lebih dulu sebelum jam 5.45"

"Tidak apa Haruka kun tapi apa kamu yakin akan berkendara sendiri ke sana?"

"Saya bisa Sensei, jadi jam berapa match up pertama sensei?"

"Aku dan pelatih dari Aoba johsai menyepakati match pertama akan dimulai pukul 4 siang, dengan pertandingan 5 set"

"Baik Sensei aku akan mengikuti kalian mungkin dengan mobil laku pamit cepat dengan taksi "

"Baiklah jika seperti itu rencana mu"

Latihan di bubarkan.

Kami semua kembali kerumah masing masing namun ada juga beberapa yang mampir dulu ke mini market milik ikkei ukai.

"Bye Hinata dan Kageyama" ucap ku

"Bye Haruka, Saki san" balas Hinata dan Kageyama.

.

.

.

"Kita akan kemana lagi Haruka kun" tanya Saki

"Mungkin kita bisa ke toko buku dulu, aku perlu belajar karena aku sudah tidak belajar selama 1 tahun ini"

"Tentu Haruka kun, mari berjalan bersama" ucap Saki

Kami berjalan sekitar 10 menit untuk mencapai toko buku terdekat dari sekolah ku.

"Holic Book store"

"Namanya kurasa anti mainstream Saki san" ucap ku.

"Kurasa kamu benar Haruka kun"

Kami masik kedalam kami langsung menuju ke rak buku pelajaran, ku ambil beberapa pelajaran contohnya ipa ips matematika.

"Saki, jika kamu jika menginginkan suatu buku ambilah nanti akan aku bayar"

"Eh apa boleh?"

"Tentu boleh silahkan saja"

"Kalau begitu aku akan mengambil dua buku ini Haruka kun"

Kulihat dia mengambil buku tentang resep masakan dan satu lagi tidak terlihat judulnya namun aku bisa menebaknya itu adalah buku berjudul.

"Bagaimana cara menjadi pacar yang tidak membosankan"

Aku tertawa sendiri dalam hati jika mengetahui Saki membeli buku itu.

Kami menujun kasir untuk membayarnya

Cring

"Tagihan anda 10rb yen tuan"

"Eh banyak sekali Haruka apa mungkin aku tidak usah saja .."

"Tenang Saki itu salahku karena membeli buku yang terlalu banyak, lihat tumpukan itu, itu bahkan lebih dari 15 buku, jadi itu termasuk harga yang wajar"

Kami keluar dari toko buku itu bejalan pulang namun sebelumnya aku bertanya pada Saki.

"Saki apa kamu akan kembali Ke rumah mu lagi, aku perlu mengingatkan bahwa ibumu sekarang ada di rumah sakit jiwa, jika kamu kembali kesana kamu mungkin akan kesepian"

"Ehmmmm"

Kulihat dia agak bingung sekarang.

"Kamu jika mau bisa menginap di apartemen ku, jika ingin tentunya, kita pun sudah mendapatkan persetujuan dari Tsukasa san"

"Aku memilih tinggal bersama mu Haruka kun"

"Eh secepat itu kamu menerimanya?" Ucap ku karena kaget.

"Kamu memberiku pilihan jadi aku menerimanaya, aku mungkin akan berbaikan dengan ibu ku namun belum tentu dia dapat sembuh kembali apalagi mnegetahui ayah ku ingin memeperkosa diriku"

"Kamu benar, baiklah mari kita pergi ke super market kalau begitu"

"Untuk apa?" Tanya Saki.

"Untuk membeli Kasur dan Ranjang, ingat apartemen ku ada ruangan yang tidak terpakai"

"Aku ingat yang katamu dijadikan gudang itu kan"

"Benar, kamar itu mungkin akan ku jadikan kamar tidur untuk mu"

"Anu Haruka kun, aku kadang sempat bingung darimanakamu mendapatkan uang untuk kehidupan mu?"

"Eh belum ku katakan kah? "

"Belum"

"Aku mendapatkan uang dari menjual lagu, walapun baru satu lagu tapi sudah lumayan lah 3 juta yen sudah di kantong"

"Eh kamu seorang composer? "

"Benar, sekaligus vokalis dan pembuat pengiringnya"

"Haruka kun tolong pekerjakan aku jika kamu mau, hitung hitung untuk melunasi hutang ku padamu"

"Hutang? Aku tidak pernah menganggap uang yang ku keluarkan menjadi utang, apa kamu suka bernyanyi Saki san?" Tanya ku

"Aku hanya suka sekedar hobi tapi ibuku berkata suara ku bagus namun kurasa suaraku biasa biasa saja" Ucapnya agak merendah

"Jangan merendahkan dirimu Saki san lebih baik kita nanti uji coba vokal saja"

"Tentu"

Kami berdua berjalan menuju ke supermarket yang berisi semua perlengkapan rumah tangga dll.

Sesampainya di sana kami ke meja penitipan barang dulu untuk menitipkan buku yang baru saja kubeli tadi.

Kami berdua langsung menuju ke tempat penjual tempat tidur, kulihat banyak pilihan mulai dari yang tinggi, kasur lantai, dan kasur sedang.

"Kamu pilih yang mana Saki? "

"Pilih saja yang paling murah Haruka kun"

"Eh jangan dong, percuma kita kesini jika membeli yang paling murah"

"Jika begitu terserah kamu saja"

"Saki, dengarkan saya, saya mengeluarkan uang dengan ikhlas untuk mu, kamu tidak perlu risau, jika nyaman mu menanggap ini hutang maka baiklah ini hutang namun aku akan memberikan diskon 100% ketika kamu akan membayarnya kembali"

"Bukankah itu sama saja dengan gratis?"

"Tidak, kamu hutang namun aku memberikan potongan harga, ah terserah lah yang penting mana yang kamu inginkan"

"Kurasa itu bagus Haruka kun"

"Yang biru itu?"

"Iya yang biru dengan king size dan tingginya sekitar 1 meter itu"

"Kamu yakin Saki san? Bukan kah itu terlalu besar untuk mu yang kecil?" Tanya ku

"Aku tidak bisa mengatakan bahwa tujuan ku memilih itu adalah berjaga jaga jika Haruka ingin tidur dengan ku" Pikir Saki.

"Aku ingin itu jika tidak boleh ya.... "

"Baik pilih itu" Ucap ku cepat

Saya memanggil penjaga toko dan bertanya apa ada layanan kirim ke rumah pelanggan, mereka mengatakan ada dengan pembelian minimal 100rb yen.

Dan untungnya Kasur itu seharga 250rb yen, jadi kita mendapatkan antar gratis, aku sebenarnya agak sayang mengeluarkan uang sebegitu banyak.

Sisa uang di rekening ku 2 juta dan 350 ribu yen.

"Terima kasih telah membeli barang kami tuan, jadi dimana kami akan mengantarkan kasur ini tuan?" Tanya penjual

"Kamu bisa mengirimkannya di apartemen ini no ini di alamat ini"

"Baik tuan nanti sore saya pastikan barang telah sampai di tempat anda"

"Baik"

.

.

.

"Saki mari kita ke tempat suku cadang Komputer, aku perlu memperbaiki Pc di apartemen ku, dan aku ingin mengupgrade spesifikasi pc miliku"

"Tentu Haruka kun"

Kami berjalan lagi menuju suku cadang komputer, banyak merek komputer yang di pajang muali rog, intel, Microsoft, apple, samsung, dll.

Aku tertarik untuk mengupgrade vga dari komputer miliku tentu juga dengan ram juga.

Kulihat lihat banyak vga keren dan bagus disini tapi sayangnya harganya tidak ngotak sama sekali.

"Apa yang ingin kamu beli Haruka kun?" Tanya Saki.

"Oh aku ingin membeli Vga untuk komputer, ram, dan lain lain jika kelihatanya bagus"

"Oh aku tidak paham itu semua"

Aku masuk ke toko razer

Aku sempat melihat berita bahwa vga terbaru mereka sudah rilis dan benar saja disini sudah ada dan versi pro juga.

"GeForce rtx 4500"

"Astaga kamu ingin membeli ini Haruka kun?"

"Benar aku ingin membeli ini tapi tidak ku sangka harganya kok sangat sangat mahal"

"Apa tidak ada yang lain saja Haruka kun, itu sangat mahal kamu tahu"

"Iya aku paham tapi aku perlu untuk bekerja juga"

"Jika untuk bekerja, maka mungkin tidak apa" ucap Saki.

"Permisi Tuan, apa Geforce ini masih ada stoknya" tanya ku

"Masih tuan, kami disini ada 2 versi, yang pro dan normal, beda cuma dari casing nya saja"

"Yang pro berapa harganya ya tuan"

"460rb yen, sama yang tertera di sana"

"Lalu yang Normal berapa?"

"450rb yen"

"Bagus itu masih sangat tinggi semua" pikir ku.

"Tolong bungkus 2 yang normal saja, serta aku mau tanya apa ada ram?"

"Ada tuan, disini kami menjual ram ddr g5, per slot 4,8,16 gb mana yang anda pilih tuan?"

"Pilih yang 16 gb untuk 4 slot" jawab ku.

"Apa anda juga ingin cooler water terbaru kami tuan?"

"Tidak aku sudah memilikinya di rumah"

"Baiklah semua tagihan anda adalah 1 jt yen tuan, cash atau transfer tuan?"

"Transfer saja"

Aku mulai mengirimkan 1 jt yen padanya dan dia memberikan ku nota dan barangnya.

"Sudah selesai Haruka kun?" Tanya Saki.

"Sudah ini dia barangnya, lalu mari kita ke toko itu dulu" ucap ku menunjuk toko intel.

"Masih ingin membeli lagi?" Tanya Saki.

"Iya benar Saki aku masih harus membeli beberapa barang lagi"

Sesampainya di toko intel aku bertanya apa stok intel core i10 pro apa ada, untungnya mereka masih memilikinya.

100rb yen ku keluarkan lagi untuk barang itu.

Belanja terboros yang pernah di lakukan Haruka.

1,1 jt yen melayang dengan cepat.

.

.

.

.

.