webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

63.) Lupa hal penting

"Jalan ke arah Sendai saja Haruka kun"

"Eh mana bisa kejauhan itu" balas ku

"Kan di sana banyak tempat wisatanya"

"Ya kejauhan, kita cari kulinernya di sekitar pusat perbelanjaan saja"

"Kan sudah makan, wisata kulinernya sehabis liburan lah"

"Hmmmmm ke Sendai itu lebih dari 1 jam setengah loh"

"Masalahnya?"

"Aku lelah lah pasti setelah pulang"

"Oh begitu, tukeran saja yang mengemudi"

"Jangan pernah memikirkan hal itu, kamu yang mengemudi pasti malah jadi besok baru sampai"

"Kejam sekali katamu Haruka kun"

"Katakan jika omongan ku salah"

"Ya salah lah, paling tidak kan yang tadinya 2 jam bisa jadi 6 jam"

"Cari yang lain Saki chan"

"Ke resto saja lah, kita lihat lihat di sana"

"Yakin?"

"Jangan membuat ku berkata untuk kedua kalinya"

"Baiklah, naik Civic nya saja ya"

"Oke"

Jam 8 kami tiba di restoran, ada beberapa mobil yang sudah parkir, mungkin mengambil pesanan.

"Baiklah mari turun sayang" ucap ku

Ku lihat Shindou dan satu tukang di garasi samping, mengecat bangunan.

"Masuk dulu, aku ingin menyapa Shindou"

"Baiklah"

Aku menghampiri Shindou.

"Shindou senin bisa jadi?" Teriak ku

"Sudah Haruka san, ini cuma tinggal mengecat dengan pelapis anti karat kok"

"Baiklah, tapi apa kamu tidak kerja hari ini?"

"Oh ini bagian ku libur, manager tidak memperbolehkan aku lembur dan menyuruh ku pulang sebenarnya"

"Jangan terlalu keras bekerja, kerja sacara normal"

"Baik Haruka san"

"Aku masuk dulu ya kalau begitu, paman aku duluan" ucap ku pada Shinou lalu menyapa tukang itu

"Iya tuan silahkan silahkan"

Aku masuk ke restoran, ku lihat ada 6 orang yang menunggu giliran di panggil.

"Ryuka san, pesanan dengan jumlah 100 box silahkan ambil" suara Takanashi lewat mikrofon

Orang yang di panggil maju ke depan dibantu 1 temannya.

Aku mendatangi Takanshi.

"Takanashi, pagi ini ada berapa pesanan?"

"Ada 2400 pesanan box Haruka san, 800 di pagi hari ini dan sisanya menyusul di jam kerja"

"Heh, harga mulai dari berapa?"

"Perbox 1200 dan yang paling mahal 3500 yen"

"Wow banyaknya" pikir ku

"Salahkan dirimu Haruka san karena terlalu populer dan makanan di sini enak enak"

"Ha ha ha tenang tenang yang penting nanti kalian mendapatkan bonus dari ku"

"Harus anda berikan jika tidak kami segenap staf wagnaria akan melaporkan anda atas pemerasan tenaga kerja tanpa upah gaji"

"Sudah sudah lanjutan kerja mu oke"

"Baik Haruka san"

Aku datang ke dapur san ku dapati beberapa pelayan ada di sana untuk bantu membungkus pesanan, Saki juga ikut membantu, lalu para koki masih sibuk memasak makanan.

"Kalian kelihatan sibuk apa mau ku bantu?" Tanya ku

"Bos tidak perlu ikut join di pesta" kata Saiki

"Hey bukan begitu bilangnya Saiki san tapi bos tidak usah ikut menbantu" kata Maya

"Eh aku salah?" Tanya Saiki

"Itu salah" Balasnya

"Sudah tidak apa, pesanan kurang berapa box?"

"400 box" jawab Maya

"Oke samangat kalau begitu" ucap ku

"Haruka kun kamu mau apa biar aku ambilkan dulu" kata Saki

"Tidak usah, kamu jika lelah istirahat saja" balas ku

"Oke"

Aku Jalan ke dapan dengan menbawa segelas air mineral, agar tidak menunggu yang di depan aku duduk di pojokan.

"Dengan All day pizza disini boleh saya tau mau pesan apa?"

"Pizza Italian with beef smoke ukuran besar 3 box"

"Baik Pizza Italian with beef smoke ukuran besar 12, potong jadi 8 bagian per pizza, untuk minum apa juga pesan?"

"Tidak usah"

"Baiklah boleh saya tanya atas nama siapa dan mana alamat anda"

"Antar ke Resto Wagnaria alamat di depan SMA Karasuno ke barat 50 meter, atas nama Haruka"

"Pembayaran hanya bisa transfer tuan"

"Iya transfer ke no rek mana?"

"Tolong di catat, no rek .....,atas nama All day Pizza, biaya yang harus di bayar adalah 100 rb yen"

"Oke akan ku kirim"

Aku mengirim uangnya dan dalam 15 menit Pizza nya datang.

Jam 8.15 orang sudah tidak ada lagi yang mengantri tapi pesanan untuk jam 9 masih ada.

Aku masuk ke dalam dengan membawa pizza.

"Semuanya kumpul sini dulu, makan pizza ini dulu" teriak ku

"Yoshaa aku sudah menduga pizza tadi pasti untuk kami Haruka san" ucap Takanashi

"Iya, kalian ambilah masing masing boleh dapat 3 potong" ucap ku

"Terima kasih Haruka san" ucap Mereka semua yang ada

"Eh dan berikan juga pada Shindou dan tukang yang di luar" ucap ku

"Baik, nanti akan ku antarkan" ucap Yachio

Aku memfoto kebersamaan makan pizza ke grub wagnaria, dengan caption "jika mau datang lah ini pizza premium seharga 10rb yen per box, walaupun kamu libur kamu boleh datang"

"Gas ke sana" ketik Chika dan Hozuki

"Simpan untuku Haruka san aku sampai 10 menit lagi" ucap Izumi

"Sisakan satu box untuku" ketik Kyouko maruk

"Aku ingin" kata Si moo

"Datanglah sekalian mari kita foto bersama untuk dipajang di dinding restoran" ketik Saki

"Wah seragam ku masih belum kering" kata inami

"Kamu boleh pakai punya ku Inami chan" ketik Sayuri

Jam 8.30 kami dapat berkumpul bersama dan makan pizza bersama, minus Shindou yang masih kerja.

Setelah makan para staf berjejer di depan restoran untuk berfoto pertama kalinya.

Sebelumnya aku panggil teman sekolah ku Mimasaka untuk memfotokan kami.(dia punya part time sebagai fotografer)

"Baik yang paling pojok terlalu kanan agak ke kiri lah"

"Eh tapi di kiri ku Yachio san loh" ucap Jun

"Sudah tidak apa Jun" kata Yachio

Jun mendekati 2 cm.

"Itu hanpir tidak bergerak Jun san" kata Konou

5 cm.

"Rangkulah dia Yachio san agar lebih mendekat" kata Kyouko

"Baik Kyouko san" balas Yachio dan langsung merangkul tangan Jun agar mendekat

"Ok pertahankan 1 2 3"

Ckrek

"Ok masih bertahan"

Ckrek

"Satu lagi"

Ckrek

"Giliran setiap golongan staf, mulai dari manager" ucap Mimasaka

Aku Kyouko Takanshi Saki dan Sayu (sempat menolak tapi tetap ku paksa)

"Ok gaya bebas"

Aku bergaya bebas dengan tampang sok keren.

"Ughhh owner kita memang begitu keren" kata Souma

"Bukan main kerennya" balas Akira

"Oke sudah selesai Haruka kun dan Saki masih tetap di situ" ucap Mimasaka

"Umm oke"

"Oke lebih dekat"

"Lebih dekat"

"Lebih dekat Haruka san Saki san" teriak para staf

"Hey ini bukan foto nikahan loh" teriak ku

"Peluk saja" kata Kyouko maruk

Jadilah aku dan Saki malah seperti foto mesra.

"Ughh ini mengerikan untuk hati ku" kata Si moo

"Sama" ucap Takanashi

"Ok sudah selesai, gantian yang koki"

Para koki berkumpul.

Dengan peralatan masak yang mereka pegang, mereka bergaya keren dengan senyum cerah.

"Ok sudah sekarang gaya be.."

"Belum berasa Mimasaka san, ulangi lagi" teriak Konou

"Eh tapi sudah ku foto loh"

"Ulang ulang"

"Baiklah satu kali lagi dengan gaya yang sama"

Setelah selesai barulah staf pelayan yang foto.

Pertama gaya biasa dan yang kedua gaya bebas.

"Haruka apa ada staf yang lain?" Tanya Mimasaka

"Shindou foto sendiri sana" teriak ku

"Staf apa Shindou?" Tanya Izumi

"Dia kudengar menjabat juga jadi staf Perlengkapan" kata Yui Tachibana

"Eh tidak usah Haruka san" kata Shindou

"Baiklah, Kamakura temani Shindou" kata ku

"Eh apa boleh?" Tanya Kamakura

"Maju sana Kamakura san" ucap Daisuke

"Tidak us...." Shindou mau berkata tapi langsung di bungkam oleh Satou dan Soum

Alhasil mereka pun foto bersama

"Baiklah Hasil fotonya akan ku cetak sesuai ukuran yang kamu inginkan ya Haruka kun" kata Mimasaka

"Berapa hari jadinya?" Tanya Saki

"Karena Haruka memberiku bonus paling nanti sore jadi, sebab aku harus mengedit beberapa bagian sesuai dengan yang di inginkan Haruka"

"Oh baiklah" kata ku dan Saki

Staf yang libur atau yang bekerja namun di shift 2 nanti ada yang pulang, tapi ada juga yang masih bertahan untuk membantu membungkus pesanan, contohnya saja Inami Daisuke dan Miaykoshi.

Jam 9, Restoran resmi di buka dan pesanan pada pagi hari sudah berakhir, tinggal yang jam 12, jam 3 dan jam 7 malam.

"Haruka kun Soto sudah ada apa kamu mau coba?" Tanya Saki

"Boleh, buatkan aku porsi sedang"

"Minumnya?"

"Jus jeruk peras yang aku sarankan" kata Saki lagi

"Ya itu saja" balas ku

Hanya butuh 1 menit untuk makanan ku datang.

"Eh porsi sedang sudah semangkuk penuh?" Tanya ku

"Umm beda porsi beda mangkuk sebabnya, aku sudah mengatakan pada Kyouko lebih baik memberikan beragam ukuran mangkuk dengan alasan jika makanan terlihat penuh di mangkuk akan terlihat lebih menarik"

"Oh begitu toh, ini daging sapinya bukankah kebayanyakan?" Tanya ku

"Sebanding dengan harganya kok" balas Saki

"Berapa Harganya?"

"600 porsi kecil 650 porsi sedang 700 porsi besar, daging juga boleh minta ayam atau sapi, harga sama tapi kalau daging ayam, jumlah yang di berikan lebih banyak"

"Wow murah ternyata"

"Ya memang, sudah kamu coba saja dulu, itu Sambal dan Saus jika suka pakai kecap juga"

"Oke"

Aku coba dengan rasa original dulu, ku ambil kuah se sendok lalu ku makan.

Sruput

Mmm

"Parah, rasanya terlalu dalam walaupun kuahnya terlihat bening" ucap ku

"Kamu benar, yang membuat kuah ini enak adalah resep ku" kata Saki

"Kamu merusak resep?" Tanya ku

"Bukan merusak tapi meningkatkan rasanya"

"Oh"

Para pelanggan yang baru datang melihat ku makan dengan menu baru jadi tertarik untuk memasannya.

"Aku mau yang seperti dia apa ada?" Tanya salah seorang pelanggan yang makan bersama istrinya

"Ada untuk harganya 600 porsi kecil 650 sedang 700 besar, lalu kami juga ada menu spesial untuk minggu depan jika anda mau mencoba yaiti bakso, hanya satu porsi namun dengan 3 jenis yaitu bakso ayam, bakso sapi, dan bakso urat harganya 800, 1200, dan 1250 jika anda mau" tawar Popura

"Bagaimana ini ma?" Tanya suaminya

"Pesan soto nya porsi besar 1 sedang 1 kecil 2, untuk baksonya satu saja tapi yang bakso sapi, minumnya apa ada yang baru juga?" Tanya ibu ibu itu

"Untuk minum kami tidak ada menu baru, tapi kami rekomendasikan jus jeruk peras"

"Baiklah pesan itu 4 gelas ya"

"Baiklah pesanan akan segera di antar"

Mulai dari satu pelanggan, menu itu menyebar bahkan hingga di sosmed.

Belum ada jam 10 restoran sudah ramai tapi belum sampai penuh.

"Hmm lihat perbuatan mu Haruka kun, sekarang restoran penuh kan" kata Saki

"Lah kamu yang menawariku kok aku jadi yang salah" balas ku

"He he he cuma bercanda, karena sudah agak ramai ayo pergi saja dari sini" kata Saki

"Mau kemana?" Tanya ku

"Ke perusahaan ibu saja sekalian lihat lihat bangunan mu"

"Oke lah" ucap ku

"Yui, tolong beresi meja ini ya" kata Saki

"Baik Saki san"

Lalu kami pergi ke perusahaan Ibunya Saki.

"Mau kemana?" Tanya ku

"Ke perusahaannya"

"Ayo naik mobil saja, agar parkir berkurang untuk pelanggan"

"Oh baiklah jika itu maumu"

Hanya sekitar 3 menit kami sampai di perusahaan ibu.

Ku lihat ada truk pengangkut kurasa itu yang mengambil barang untuk di kirim, karena ibu tidak punya staf angkut barang.

Kami masuk dan melewati beberapa karyawan.

Ibu terlihat hanya duduk sambil mengurus buku dan menunggu telepon.

"Ibu apa pesanan tambah lagi?" Tanya Saki

"Iya sayang tapi terpaksa ibu menolak beberapa karena tidak punya tenaga kerja tambahan"

"Berapa pesanan yang ibu tolak?" Tanya ku

"Sedikit sih hanya 5000 pcs, ibu tolak karena juga bertepatan dengan kiriman lain yang banyak juga"

"Ibu sudah membuat staf kepengurusan?" Tanya ku

"Sudah, Jumat lalu Saki yang membantu ibu"

"Oh baiklah, apa ibu perlu promosi juga?" Tanya ku

"Promosi?"

"Iya promosikan produk dan promosi membutuhkan tenaga kerja tambahan" ucap ku

"Betul tuh bu" kata Saki

"Ya boleh saja promosikan tapi katakan minimal order adalah 5"0 pcs dan pengiriman paling cepat adalah tanggal 1 juli jika pesannya sekarang,"

"Baiklah, ibu pakai nomor telepon pribadi atau kantor untuk pusat penerimaan pesanan?" Tanya ku

"Ya pakai nomor kantor"

"Ok mana nomornya biar aku katakan di channel ku"

"Ini Haruka kun" serah Ibu

"Ayo sayang kita lakukan promosi" ucap ku

"Oke" balas Saki

Aku memfoto Saki sebagai model untuk barangnya.

Setelah semua foto barang di ambil barulah video ku ambil. (Hanya dengan ponsel)

"Beli lah produk dari Toko Art hand Nihara, barang terjmain baik dan pastinya sangat keren" ucap ku di video

"Lihat ini di samping ku di atas ku di depan ku di kiri ku" (niatnya di edit dan bagian yang ku tunjuk bakal ada foto Saki tadi saat membawa barangnya)

"Minim pembelian 50 pcs sementara pengiriman paling cepat tanggal 1 juli jika kalian pesan sekarang, buruan beli" ucap ku lalu mengakhiri video

"Ok tinggal di edit sebentar" ucap ku

Ku edit dengan menyertakan no telepon kantor dan no untuk memesan via pesan.

Jam 11 pagi video telah ku upload di insta story dan yt story.

Respon dengan cepat bergulir di kolom komentar tapi tidak aku pedulikan.

Baru 1 menit ku posting telepon sudah datang.

"Baik tuan 60 pcs yang tas ya, pengiriman ke Tokyo"

"Benar, paling cepat tanggal 1 juli, dan paling lambat tanggal 7 atau satu minggu, itupun tergantung dari jasa pengiriman"

"Buayanya harus di bayar cash tuan"

"Benar benar silahkan bayar sebesar 180rb yen ke no rek ini .. atas nama Nihara Yoshida" kata salah satu pegawai ibu

"Wow promosi mu berhasil Haruka kun" kata Saki

"Cepat promosikan juga lowongan pekerjaannya" suruh ibu

"Baik ibu" ucap ku

"Butuh berapa sekarang ibu?"

"65, mesin jahit masih ada banyak eh benar dan 2 orang yang bisa supir, untuk pegawai jasa pengirim ke pos" kata ibu

"Siap" balas ku

Note : pegawai di toko ini sudah sekitar 60 orang, namun baru 1 lantai yang di gunakan.

Jam 12 siang urusan ku di situ selesai dan para karyawan istirahat makan siang, ada yang makan bekal ada juga yang makan di restoran Wagnaria karena dekat.

"Ibu aku pamit untuk pulang" kata Saki

"Eh sudah mau pulang? Tidak mau makan siang dulu?" Tanya ibu

"Tidak usah, aku dan Haruka kun akan makan di perjalanan nanti saja"

"Baiklah jika seperti itu, hati hati di jalan ya"

"Baik ibu"

Di dalam mobil

"Waahhh panasnya, cepat nyalakan ac nya Haruka kun" kata Saki

"Iya sebentar biar ku nyalakan mobilnya"

Bromm bromm

"Makan di Wagnaria atau di tempat lain?" Tanya ku sambil menyetir mobil keluar parkiran toko

"Itu saja makan di resto sushi"

"Resto yang milik keluarga Kazuma itu ya?"

"Bukan, tapi yang milik keluarga Subaru"

"Oh yang deket Supermarket itu toh"

"Iya yang itu"

"Oke kita ke sana"(perjalanan sama ke arah rumah karena resto ada di daerah Osaki)

Hanya butuh waktu 8 menit kami sudah sampai di restonya.

"Ini resto sushi berjalan ya?" Tanya ku

"Iya pesan dari meja makan dan sushi akan datang sendiri lewat mesinnya"

"?"

"Ayo masuk saja" ajak Saki

Kami masuk dan datang ke meja resepsionis, karena tidak ada pelayanannya, resepsionis di depan hanya mengatakan dimana ada meja yang kosong, urusan pesan memesan nanti lewat tab yang di sediakan dan pembayaran juga lewat tab atau ke resepsionis tadi.

"Sushi telur salmon kamu suka tidak Haruka kun?"

"Tidak, pesankan aku yang topingnya matang, jangan beri aku yang mentah" kata ku

"Eh kenapa? Gak enak dong kalau ke restoran sushi tidak makan Sashimi" balas Saki

"Aku ti..."

"Pokoknya makan saja ya"

Saki malah memasakkan sushi dengan toping ikan mentah dan Sashimi.

"Aaa" suap Saki padaku

"Tidak aku gak doyan" jawab ku

"Aaa" Saku tetap memaksa

"Ammmm" ku terpaksa memakanya

"Hoek" aku memuntahkan kembali karena rasanya jujur tidak cocok dengan lidah ku (para pembaca yang pernah nyoba pasti tau rasanya)

Aku langsung ambil tisu untuk menadahi makanan yang ku muntahkan.

"Ihh jorok" kata Saki

"Ya daripada dipaksa telan" balas mu

"Kamu ini orang jepang bukan sih sayang"

"Maaf aku orang asia"

"Ya sudah lah pesan sushi yang berisi telur digulung nori?" Tanya Saki

"Ya itu saja, tempura udang jika ada" ucap ku

"Oke"

(Pengalaman terburuk Haruka saat makan di restoran adalah disuruh makan sesuatu yang mentah)

Jam 12.45

Kami tiba di rumah.

"Ayo obati lagi punggung mu Haruka kun" kata Saki

"Ini sudah tidak apa" jawab ku

"Untuk kamu besok voli bisa?" Tanya Saki

"Ya tidak mungkin bisa"

"Makanya ayo di beri salep lagi agar luka cepat mengering"

"Baiklah"

.

"Saat ku pegang sudah tidak sakit?"

"Ya cuma sakit sedikit" jawab ku

"Jika ku tekan?"

"Anda jangan sampai coba coba!" Kata kata ku dengan serius

"Hanya bercanda" balas Saki

.

"Dingin rasanya, apa benar ini salep dari nenek?"

"Iya ini pemberian nenekmu saat ia pulang"

"Masih banyak?" Tanya ku

"Tinggal sedikit, tapi jika satu kali ini sudah terlihat hasilnya maka tidak usah pakai lagi saja, karena lukanya sudah cukup kering"

"Oh begitu"

5 menit berselang.

"Ah itu menegangkan" ucap ku

"Aku mau masak kare hari ini jadi aku akan mulai sekarang" kata Saki

"Jangan, hari ini kita mau ukur pakaian pengantin" ucap ku

"Aw" teriak Saki

"Aw?"

"Dag dig dug rasanya" ucap Saki

"Oh begitu ya? Pokoknya kamu masaknya biasa saja, jawal ukur pakaian pengantin nanti jam 3 sore" ucap ku

"Bukan sekarang?"

"Bukan, saat ini aku akan menelepon ibuku tentang tanggal resepsi"

"Masak kare ka cuma butuh waktu 1 jam"

"Apa sudah enak?"

"Ya belum, tapi sudah bisa di makan"

"Owh kalau begitu masak saja dulu, aku mau telepon ibu dulu"

"Umm"

Aku menelepon ibuku dulu.

"Ada apa sayang?" Tanya ibu

"Ini ibu ada hal yang lupa aku diskusi kemarin, aku ingin mengadakan resepsi pernikahan tanggal 31 agustus apa kalian setuju?"

"Mmm bentar, kamu yakin mau diskusi hal penting lewat telepon?"

"Ya mau bagaimana lagi, kemarin lupa ku tanya"

"Kami berdua, kakek nenek, dan Hiyori yakin bisa hadir di semua tanggal"

"Tidak ada jadwal kerja di hari itu?"

"Ya kenapa harus menentukan kerja ketika anak kami akan menikah, kamu tenang saja urusan kerja bisa di atur ke hari lain jika ternyata bersamaan"

"Baiklah terima kasih ibu"

"Sama sama sayang, resepsi nanti niat kamu mau di rumah atau gedung?"

"Mungkin dirumah saja bu, halaman ku luas serta rumah ku juga luas dalamnya, kurasa cukup jika tamu yang ku undang sekitar 100"

"Lha itu kan tamu mu, lalu tamu ibu dan ayah?"

"Mmm sebenarnya aku ingin merancang konsep outdoor jika di gedung memang luas tapi aku kurang rasanya"

"Saat 31 Agustus itu kamu libur sekolah kan?"

"Iya ibu"

"Kita sewa resort totsuki saja, disana tempatnya luas dalam maupun luar, jadi kamu bisa membuat resepsi secara outdoor maupun indoor" saran ibu

"Itu bukankah kejauhan bu?"

"Mmm benar juga ya"

"Apa tidak bisa hanya resepsi pernikahan sederhana hanya mengundang kerabat terdekat?"

"Ya tidak bisa Haruka kun, keluarga dekat kita saja sudah sampai lebih dari 100 orang loh, lalu rekan kerja ibu ayah juga sudah ibu anggap kerabat dekat"

"Hmmm aku jadi bingung sendiri jika seperti ini"

"Pilihan terbaik sih jatuh di resort Totsuki, gelar acara 1 hari dan menginap di sana lalu balik besoknya"

"Jika begitu maka aku akan memberi tahu saja dulu Saki dan keluarganya"

"Baik jika mereka setuju langsung kabari ibu lagi ya"

"Baik ibu"

Aku lantas datang ke dapur.

"Sayang ada perubahan rencana respsi akan di adakan di Resort Totsuki Tokyo apa kamu setuju?"

"Eh berubah sejauh itu? Tapi tidak masalah sih"

"Dengan begitu aku harus merombak tanggalnya juga"

"Memangnya mau berapa lama?" Tanya Saki

"2 hari satu malam"

"Menginap juga?"

"Iya menginap di hotelnya"

"Kita kan liburan musim panas dari akhir Juli sampai Agustus, kamu saat itu ada kegiatan apa menangnya?"

"Seleksi bola voli tanggal 1-7 juli, lalu tanggal 8-10 seleksi atletik, jika lolos aku berangkat ke Tokyo dan pertandingan Nasional tanggal 1-7 Agustus, lalu atletiknya tanggal 8-10 Agustus"

"Kita ambil di tanggal 15 Agustus saja Haruka kun, dengan estimasi waktu tanggal 16 sore acara sudah selesai"

"Begitu ya?"

"Iya begitu saja"

"Ibumu bakal setuju?"

"Ya setuju setuju saja sih harusnya"

"Ah aku menyesali mengapa kemarin malam tidak sekalian aku diskusikan"

"Tidak usah menyesalinya, yang terjadi biarlah terjadi" kata Saki

"Ini masalah penting sebabnya, apa kita undang lagi keluarga mu dan keluarga ku lagi ya?"

"Ya lebih baik seperti itu, tapi waktunya ada tidak merekanya?"

"Begini saja lah malam ini kita berangkat ke rumah ibuku untuk membahas ini, waktunya sudah mepet dan kita harus cepat membuat persiapan"

"Ibuku ikut?"

"Ya ikut lah"

"Baiklah jam berapa berangkatnya?"

"Ibumu bisa jika jam 4 sore?"

"Bentar ku telepon saja dia dulu"

"Baiklah"

Saki menelepon ibunya.

"Halo ibu"

"Ada apa sayang?"

"Ini Haruka mau mengajak ibu ke rumah keluarganya"

"Eh bukankan kemarin sudah bertemu"

"Katanya ini untuk membahas rencana resepsi pernikahan kami, kemarin dia lupa minta diskusi"

"Oh tentang resepsi ya, bisa saja jam berapa?"

"Jam 4 sore apa ibu bisa?"

"Ibu bisa tapi lebihkan sedikit ya ibu baru pulang jam 4 tepat, berikan kira kira 15 menit untuk ibu berdanan"

"Oke bu, terima kasih sudah mau meluangkan waktunya"

"Jika hanya waktu untuk putri ibu dan suaminya kurasa ibu sangat bersedia"

"Oke akan ku matikan ya teleponnya bu"

"Iya"

.

"Ibu setuju tapi jika bisa menjemputnya pukul 4.15 saja"

"Baiklah"

Aku langsung mengabari ibu.

"Halo ibu aku putuskan saja untuk datang ke rumah, bersama dengan ibunya Saki juga"

"Jam berapa?"

"Jam 4.45 kira kira aku sampai sana, apa ayah sudah pulang?"

"Ayahmu sih katanya pekerjaan sudah selesai, tapi dia lelah untuk kembali pulang, coba nanti ibu telepon dia siapa tau mau pesan tiket pesawat untuk kembali"

"Baik ibu"

Aku membuat list dulu untuk yang bakal di diskusikan nanti.

1. Lokasi

2. Waktu

3. Gaya pernikahan

4. Biaya

5. Siapa yang pesan

6. Tamu berangkat ke sana naik apa

7. Jenis makanan yang disajikan nanti

8. Jadwal acara

9. Dll (mengikuti alur pembicaraan)