webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

61.) Kenapa

"Ceritanya bermula saat ayah melihat ibumu di upacara sambutan kelas satu"

"Kiyoko dengan elegan naik ke atas panggung, mengatakan beberapa kata seperti sambutan pada umumnya, tapi di mata ayah ibumu seperti bidadari yang tidak pernah ayah lihat semasa hidup ayah"

"Erere pandangan pertama jadinya ya"

"Ya memang pandangan pertama"

"Lalu ayah langsung trabas menembak ibu?"

"Ha ha ha kamu benar sekali, selepas sekolah ayah langsung menyatakan cinta ayah pada ibumu di belakang sekolah"

"Langsung tertolak pastinya hahahah" tawaku

"Benar sekali kamu anak kurang ajar, ayah tertolak dengan sangat tidak etis sekali waktu itu"

"Saat ayah mengatakan baru nama ayah saja loh, ibumu langsung berkata 'kamu punya apa berani beraninya mengajak aku bicara' jantung ayah serasa akan berhenti, dibalik kecantikan ibumu ternyata ada sifat keras yang terkandung"

"Ayah bilang apa waktu itu"

"Ayah katakan saja ayah tidak punya apa apa, karena jujur saja ayah memang tidak punya apa apa, orang tua saja ayah tidak punya waktu itu karena sudah meninggal, hanya punya adik"

"Maksud ayah bibi Gotou itu?"

"Iya bibimu yang sekarang malah jadi aduhi itu"

"Eh eh ku katakan ibu nih"

"Ya jangan kan memang benar bibimu itu aduhai sekarang namun masih juga belum punya suami"

"Lanjutkan ceritanya ayah"

"Saat ayah mengatakan tidak punya apa apa ibumu langsung saja berkata 'bicaralah lagi dengan ku jika kamu sudah punya sesuatu yang dapat kamu banggakan', ayah mengira itu apa uang ataupun jabatan"

"Ayahpun merasa di tolak padahal belum ayah ungkapkan perasaan ayah, ibumu pergi dengan angkuh, huhh pahit sekali jika di ceritakan ulang"

"Tidak apa lanjukan, apa ayah menyerah atau masih berjuang?"

"Ya karena ibumu berkata aku boleh berbicara denganya ketika aku punya sesuatu yang di banggakan maka aku masih berusaha, ayah mencoba pertama adalah membentuk tubuh ayah jadi atletis namun ibumu mengatakan tidak, ayah coba ikut lomba dan memenangkan juara 1 nasional, lomba lari jarak pendek 100-400 meter ayah embat semua juara satunya itupun di saat ayah kelas 1, tapi ibumu juga mengatakan tidak, ayah coba ikut klub lagi yang di gemari banyak cewek saat melihat yaitu basket, ayah tampil mencolok saat lomba dan mendapatkan juara namun ibumu masih mengatakan tidak"

"Ayah Frustasi?" tanya ku

"Tidak juga, Ayah sudah meneguhkan hati ayah untuk bisa bersama ibumu jadi ayah tetap berusaha, sembari berjuang menjalankan hidup dengan kerja tentunya, lalu ayah mencoba untuk ikut olimpiade matematika dan menang sampai internasional pun ibumu masih mengatakn tidak, ayah coba cari haluan lain yaitu ikut osis di tahun kedua dan berhasil mendapatkan kursi ketua, ayah coba lagi dan ibumu masih mengatakan tidak juga"

"Ayah sudah bingung apalagi yang bisa ayah banggakan dan bisa membuat ibumu mengatakan boleh bicara"

"Lalu ayah ngapain?"

"Ayah berpikir apa mungkin harta jadi alasannya karena ibumu dari keluarga Shinomiya, ayah pun mencoba bekerja keras sampai sampai ayah sakit selama 2 minggu"

"Itu sakit apaan?"

"Di tabrak sepeda motor waktu, kaki ayah terkilir dan tangan kiri ayah patah"

"Lah lalu ayah tidak bisa ikut klub lagi dong?"

"Memang, tapi pada kenyataannya ayah tidak menyesalinya karena tujuan utama ayah adalah ibumu"

"Ayah yang tidak bisa sekolah dan tidak bisa kerja masih harus berjuang untuk mendapatkan uang, ayah bekerja membuat kerajinan tangan dan bibimu yang menjualkan sekaligus membantu ayah"

"Hidup ayah berat kok tambah berat saja jika ayah pikiran kembali, bibimu mengatakan tidak usah kejar wanita itu cari yang lain saja"

"Ayah tidak menyerah kan?"

"Ayah menyerah waktu itu, saat bisa sekolah lagi ayah melihat ibumu kok bisa akrab dengan laki laki lain"

"Ayah cemburu?"

"Tidak juga, ayah berpikir logis kok mungkin ibumu bukan untuk ayah"

"Eh eh lalu bagaimana dong"

"Ya sudah selama kelas 2 berakhir ayah tidak ada perkembangan lagi dengan ibu mu namun ayah selalu mewanti wanti dan selalu bertanya tanya apa benar ini jalan terbaik untuk ayah"

"Ayah sudah menyerah bukan?" Tanya ku

"Memang sudah namun rasa percaya masih ada dalam diri ayah, ayah pun mencoba untuk fokus saja memperbaiki kehidupan ayah dengan bekerja mulai kelas 3, ayah bekerja sebagai perantara penjualan mobil waktu itu, penting pandai bicara dan pandai mengatur waktu ayahpun bisa mendapatkan uang yang banyak dari usaha itu"

"Namun jika di pikirkan dengan kekayaan Shinomiya maka itu tidak ada apa apanya, ayah memutar otak bagaimana ayah bisa lebih untung lagi, ayahpun memberanikan diri meminjam uang di bank untuk memulai usaha waktu di kelas 3"

"Usaha apa?" Tanya ku

"Jual beli mobil bekas, pada awalnya bisnis ayah menghasilkan banyak uang, namun lama kelamaan banyak pelanggan lama yang protes kerana mobil yang ayah jual pada mereka ternyata adalah mobil bobrok dalamnya, ayah akui itu adalah kesalahan ayah karena hanya tau sedikit tentang mobil tapi memaksakan nimbrung di bisnis itu"

"Pelanggan lama meminta ganti rugi jika tidak ayah akan di laporkan ke polisi atas dasar penipuan, ayah terpuruk waktu itu karena uang saja sudah ayah putarkan untuk membeli mobil bekas lain dan cicilan utang di bank belum lunas"

"Ayah bingung harus bagaimana lagi, niatnya mau cari uang eh ini malah di mintai uang, terpaksa ayah jual lagi mobil yang baru di beli dengan harga murah penting pelanggan tidak melaporkan ayah"

"Memangnya hutang ayah berapa di bank?"

"Sekitar 900 rb yen, waktu itu barang masih murah dan dengan uang segitu pun sudah banyak sekali, ayah bekerja mati matian sampai sekolah saja ayah tinggalkan sebentar demi bisa melunasi hutang, sedikit demi sedikit ayah bisa mengembalikan namun kami juga tau kan uang yang di bank jika telat membayar pasti akan membunga, selama ayah bekerja 3 bulan hutang hanya terbayar 100 rb yen, padahal sekolah pun sudah harus persiapan untuk ujian masuk perguruan tinggi"

"Ayah terpuruk dan sakit lagi akhirnya, bibimu pun mengatakan kita pergi saja untuk menghindari hutang"

"Ayah pergi?"

"Tidak, saat ayah terpuruk paling buruk itulah ibumu datang membantu ayah sampai sampai datang ke rumah"

"Untuk?"

"Ibumu tau keadaan ayah dari teman ayah, ia mungkin merasa bersalah pada ayah, di dalam rumah itu ibumu berkata 'jangan kejar aku lagi' lalu memberi ayah uang 1 juta yen lalu pergi"

"Ayah merasa malu sekali padanya, ayah menyalahkan tuhan kenapa juga membuat ayah tidak berdaya seperti itu, ayah membiarkan ibumu pergi waktu itu, dan ayah menerima uang itu, bukan karena alasan matre atau gimana tapi alasanku adalah adik ayah, dia masih kecil waktu itu dan masa depannya masih penting"

"Selama akhir kelas 3 pun ayah tidak berani lagi bertatap muka dengan ibumu, selepas sma ayah putuskan untuk tidak kuliah dan hanya fokus bekerja untuk cari uang, ayah bekerja di perusahaan otomotif yang anehnya kok mau mau menerima ayah, ayah bekerja dengan giat sementara ibumu lanjut kuliah, selama ayah bekerja ayah selalu memberikan kontribusi mulai dari bidang management bidang pembaruan disain dan lain lain, selama 1 tahun bekerja ayah pun bisa menjadi atasan di sana walaupun hanya setingkat pengawas, selanjutnya adalah ketika perusahaan ayah mengalami kebangkrutan dan bos ayah melarikan diri, dengan sangat terpaksa ayah pun yang jadi pemimpin perusahaan dengan hutang yang sudah sangat menumpuk dan banyak daler yang berhenti untuk bekerja sama dengan perusahaan"

"Ayah terpuruk lagi namun ayah berkeinginan kuat harus bisa keluar dari keadaan itu tanpa bantuan Ibumu lagi, ayah memberanikan diri untuk meminjam uang dengan menggadaikan aset perusahaan, perlahan namun pasti perusahaan kembali pulih dan ayah putuskan untuk mengakuisisi secara penuh perusahaan itu karena bos ayah tertangkap polisi dan pengadilan memenangkan tuntutan ayah"

"Selama 2 tahun ayah belajar dan belajar mengenali mobil dan mengembangkan perusahaan ke arah yang lebih maju, ayah pun memberikan diri untuk mengganti nama perusahaan yang tadinya Hiroto car menjadi Honda saja dan ayah rombak yang tadinya hanya membuat sapare part menjadi perusahaan pembuatan mobil, ayah berjuang mendapatkan pinjaman modal dulu, karena riwayat pinjaman ayah di bank baik mereka dengan tangan terbuka meminjamkan ayah dana dalam jumlah besar"

"Selama 1 tahun kedepannya lagi perusahaan ayah menjadi besar walaupun hanya ayah menjual mobil masih di area nasional dan tanpa punya depot"

"Ayah gerakan pegawai ayah untuk memberikan promosi dan disokon yang penting bisa untung dulu, tepat di tahun itu juga ibumu sudah lulus dari universitasnya"

"1 tahun berlalu dan perusahaan ayah sudah amat makmur dan sudah bisa tembus ke luar negeri, sejak saat itulah ayah berani menjualkan saham perusahaan karena ayah juga butuh relasi dan suntikan modal, tak butuh waktu lama perusahaan honda ayah bisa hampir menguasi seluruh jepang karena relasi tersebut, saat itu pula ayah memberanikan diri melamar langsung ibumu ke rumahnya di Miyagi"

"Wow ayah yakin?"

"Ya yakin saja karena ayah punya keyakinan untuk memperistri ibumu"

"Ayah bertemu kakek nenek dan tidak bertemu ibumu ketika di rumah, ayah mengatakan maksud kedatangan ayah kesana dan uniknya ayah malah diterima asalakan ibumu mau juga"

"Mantap, restu sudah di dapat dan tinggal menaklukkan hati ibu ya?" Tanya ku

"Benar sekali tapi sayang dan sangat di sayangkan lagi ibumu ternyata lanjut s2 ke luar negeri tanpa ayah ketahui, ayah tidak tinggal diam ayah susul ibumu keluar negeri dan mengatakan padanya apa mau dia jadi istriku"

"Ibu mau?"

"Ditolak dong" ucap ayah

"Kok ngenes banget sih ya" kata ku

"Ya mau gimana lagi, namun setelah di tolak ayah masih diam disana dan berteriak padanya di dilihat banyak orang"

"Kamu berkata jika aku punya sesuatu untuk di banggakan maka aku boleh berbicara padamu, aku tidak tau kebanggaan apa yang kamu maksud apa itu kekayaan atapun pangkat aku tidak tau, tapi aku bangga karena sudah mengenalmu terimakasih atas kamu membuka pikiran ku untuk berjuang dan selamat tinggal"

"Ayah pergi dari sana namun yang bikin kaget tiba tiba ibumu memeluk ayah dari belakang dan berkata 'jadikan aku istrimu dan maafkan aku atas kelakuan ku padamu aku cinta kamu Yuiga kun' ayah langsung diam membeku"

"Dari sana ayah tahu bahwa ibumu memang tsundere sebenarnya"

"Ayah menangis bahagia dan mencium ibumu di hadapan banyak orang dan mendapatkan tamparan langsung olehnya"

"Hahahahah" aku tertawa

"Ya salah ayah juga sih tiba tiba nyosor padanya, ibumu berkata tunggu sampai dia menyelesaikan kuliahnya dan barulah aku boleh melamarnya sekali lagi"

"Ibumu hebat juga loh, ia lulus s2 hanya dalam waktu 2 tahun kurang, selepas dia lulus ayah langsung melamarnya dan melewati beberapa tantangan dari kakek dan nenek"

"Tepat tanggal 28 September 2004 sama seperti tanggal lahir mu kami menikah"

Aku bertepuk tangan pada perjuangan ayahku yang mampu menaklukkan hati ibuku walaupun tanpa pacaran atapun tanpa plok plok dulu dengan ibu, sekali gas langsung jadiin istri.

"Keren tidak? Dibandingkan dengan kisah cinta mu lebih keren yang mana? Tanya ayah

"Aku mengaku kalah untuk urusan ini, perjuangan ayah yang keras dan tidak sebentar tidak mungkin bisa di samakan dengan cerita cinta ku yang hanya 5 hari langsung menikah"

"Eh kamu cuma butuh 5 hari agar bisa menikah?" Tanya ayah

"Umm aku bertemu Saki hari kamis lalu menikah hari senin minggu depannya" jawab ku

"Ha ha ha ternyata kamu lebih gila dalam mencari pasangan ya, tetapi tidak apa pilihan mu sudah tepat dengan memasukkan Saki ke dalam keluarga kita Haruka kun"

"Ya benar ayah aku pun lama kelamaan malah berpikir apa aku ini suami yang pantas untuknya"

"Ya jika tidak pantas maka pantaskanlah dirimu itu Haruka" kata Ayah

"Aku berusaha juga tetapi ayah taukan beberapa waktu lalu saja aku sempat akan selingkuh jujur saja aku takut jika berpisah dengan Saki"

"Jika memang jodoh tidak akan pisah koj Haruka, yang penting jangan hianati lagi perasaannya" balas Ayah

Jam 12.00

Makanan yang di masak Saki Ibu dan Hiyori, matang. Kami sudah berkumpul di meja makan.

"Mau acar nya Haruka kun?" Tanya Saki

"Tidak, aku tidak suka yang masam, ambilkan saja aku saus pedas itu"

"Ok ini"

"Makasih"

Makan siang kami kali ini adalah ayam karage dan steak daging sapi.

"Ini memang enak" kata ibu

"Umm benar sayang apa kamu yang menasak Steak ini?" Tanya ibu

"Tidak itu yang memasak adalah Saki" jawab ibu

"Lalu apa yang kamu masak?" Tanya ayah

"Aku hanya memotong ayam nya saja Sakilah yang memberi bumbu dan Hiyori yang menggoreng ayam" jawab ibu

"Hmmmm" pikir ku dan ayah

Makan siang selesai.

"Ayah bantu aku memasang tv ini" ucap ku

"Mau di gantung atau di taruh saja?" Tanyanya  untuk di ruang tamu di taruh saja tapi aku tidak kuat mengangkatnya"

"Baik baik akan ayah angkatkan"

Setelah tv bisa berdiri.

Aku pergi ke router wifi untuk menyambungkan kabel lan ke tv karena yang ku beli adalah smart tv yang bisa konek internet.

"Ayah bantu aku pegangin tangga"

"Oke"

Ku colokan kabel lan sebanyak 4 kabel dan kutarik satu kabel ke arah tv di ruang tamu.

"Ok sudah selesai silahkan kalian nikmati tontonann tv-nya" ucap ku pada mereka yang sudah menunggu dari tadi

"Mau kemana lagi Haruka kun?" Tanya Saki

"Pasang tv untuk yang di kamar"

"Oh apa perlu bantuan?" Tanya Saki

"Tidak usah aku bisa jika ini karena tvnya lebih kecil jadinya aku kuat sendiri"

"Ayah istirahat jadinya ya" kata Ayah

"Iya istirahat saja ayah" ucap ku

Aku pergi ke kamar ku dulu dengan membawa smart tv juga dan ku pasangan dengan cara di gantung.

30 menit waktu yang ku butuhkan untuk menyelesaikan 1 tv gantung, jam 2 siang barulah aku selesai memasang di 3 kamar.

"Mau minum?" Tanya Saki saat aku duduk bersama mereka yang lagi nonton film bersama

"Boleh saja, berikan aku air dingin"

"Oke" jawab Saki lalu berdiri dan mengambilkan minum

Aku melihat di tv film yang mereka tonton adalah Jurassic Park 4.

"Memangnya seru ya yang seperti ini?" Tanya ku

"Ini seru" jawab kakek

"Ini penuh pertualangan" kata Nenek

Saki datang dan memberikan aku minum segelas.

Film pun selesai jam 2.45 siang.

"Hebat" teriak ku

"Kamu yang jadi antusias sendiri Haruka kun?" Tanya Saki

"Ya mau gimana lagi filmnya memang bikin jantungan tapi seru"

"Benarkan, ini memang seru" kata Kakek

"Oh iya Saki chan bukankah ibumu sudah keluar dari rehabilitasinya?" Tanya Ibu

"Benar ibu ku sudah keluar dari san memangnya ada apa ibu?"

"Ya ajak dia kemari agar kami bisa kenal dengan besan kami" kata ibu

"Bisa saja sih tapi ibuku sekarang sedang mengerjakan target kerja di tokonya, mungkin Haruka baru bisa menjemputnya setelah pukul 6 malam nanti"

"Ya tidak apa yang penting bisa datang dulu, kamu coba telepon dia dulu dan pastikan apa dia bisa datang kemari" ucap Ayah

"Baik ayah, akan ku telepon dulu" ucap Saki lalu menghadap ke aku

"Ada apa?" Tanya ku

"Pinjam ponsel mu Haruka kun"

"Ponsel mu dimana?"

"Di kamar, sini pinjam sebentar"

"Baiklah ini pinjan saja" ucap ku lqlu menyerahkannya

Saki berdiri menjauh untuk menelepon ibunya.

"Halo ibu ini mertua ku sedang datang ke rumah, katanya mereka ingin bertemu dengan mu"

"Aduh maaf Sayang pekerjaan ibu di sini masih belum selesai, namun jika ibu boleh datang jam 6 sore nanti ibu pasti akan datang ke rumah"

"Ya memang begitu rencananya ibu"

"Oh begitu ya" kata ibu

"Iya begitu, ibu nanti biar di jemput Haruka ya  jam 6 tepat"

"Oke sayang, ibu langsung tutup teleponnya ya, disini masih sangat sibuk"

"Baik ibu"

Saki datang dan mengatak bahwa ibunya bisa datang.

"Haruka kun jemput ibu jam 6 tepat di apartemennya ya"

"Oke" jawab ku

Selama waktu siang kami hanya menghabiskan waktu dengan nonton film dan saat sorenya kami berolahraga bersama di lapangan olahraga, yaitu main tennis, tentu juga aku kakek dan nenek tidak main.

Permainan hanya berisi canda tawa tanpa adanya keseriusan.

Jam 5.20 Tenis berhenti dan bersiap untuk mandi dan melakukan kegiatan bakar bakar.

"Ayah ayo berenang saja mandinya" teriak Hiyori

"Jangan Hiyori chan" ucap Ibu

"Kenapa?"

"Mandi di kamar mandi saja titik"

"Ehh tidak seru"

"Ya kalo mau seru mandi saja sendiri di kolam renang" balas ku

"Apasih ga bicara sama kakak juga"

"Sabar Haruka kun" ucap Saki

"Dasar adik kurang ajar" kata ku

Jam 5.30 aku sudah selesai mandi dan bersiap saja menjemput ibu.

"Aku jemput ibu dulu ya" ucap ku pada Saki

"Hati hati di jalan"

"Oke"

Ku kendarai mobil menuju ke apartemen ibu.

"Kebetulan juga jalan utama sepi, biasanya juga sepi sih" kata ku sendiri

Ku nyalakan musik di mobil sembari melihat ke kiri kanan siapa tau ada lolicon berkeliaran lagi.

Ku lihat di kanan dan kiri aman tanpa ada kekerasan ataupun penculikan.

Aku tidak langsung datang ke apartemen melainkan mampir dulu ke Restoran.

"Astaga parkirnya kok bisa sampai hampir penuh begini sih" ucap ku

Aku mencari tempat parkir dan tidak ada yang kosong, tapi ada satu tempat yaitu garasi yang masih belum jadi, ku masukan ke situ saja dulu mobil ku, lalu beberapa mobil mengikuti ku masuk ke garasi.

"Biarlah yang penting dapat parkir" pikir ku

Aku keluar mobil dan langsung masuk lewat pintu belakang saja.

Kamakura sedang memegang pisau dan di arahkan ke Shindou.

Shindou mengok ke arahku dan langsung bersembunyi di belakang ku.

"Haruka san tolong bantu aku menengangkan Shiho

"Oy oy oy ada apa ini Kamakura san?"

"Yuuta jahat padaku Haruka san"

"Apa yang kamu lakukan Shindou?" Tanya ku

"Aku hanya mengatakan jangan mengancam ku hanya karena aku punya hutang"

"Hmmmm Kamakura san berapa hutangnya Shindou?" Tanya ku

"Kamu tidak boleh membayarkanya!" Teriak Kamakura

"Ehh jangan mendeka" ucap ku

"Menyingkir Haruka san" kata Kamakura

"Kamakura san jangan bertindak seperti ini, Shindou benar dia tidak ingin kamu menekanya terus"

"Aku tidak ingin tapi mukanya yuuta membuat ku ingin menekannya"

"Hmmm Shindou selesaikan masalah mu sendiri sampai jumpa, aku pergi meninggalkannya"

"Aku akan mati Haruka san!!"

Di tempat staf.

"Kisaki san ada apa ini kenapa kamu bawa juga anak mu"

"Oh maksud mu Hime chan ya bos" kata Kisaki

"Iya Hime kenapa kamu bawa dia?" Tanya ku

"Di rumah tidak ada yang menjaga jadi aku bawa dia ke sini"

"Aaa" kata Hime

"Hmmn jangan bawa dia lagi ke tempat kerja Kisaki san, aku tidak bisa membiarkan kamu bolos kerja" ucap ku

"Maaf saja tapi apa kamu punya saran yang lebih baik?"

"Ya kenapa harus aku yang pikir?" Teriak ku

"Ya kamu kan bosnya"

"Hmmm pengurangan 75% gaji saat kamu bawa Hime ke sini" ucap ku

"Mana bisa seperti itu" teriak Kisaki

"70%" balas ku

"Tch ki terima 75% nya"

"Aaa" kata Hime

"Tuh Hime saja setuju"

Ada seorang yang datang ke ruang Staf

"Oh Haruka san datang ke sini ya" kata Yachio

"Iya Yachio san aku datang untuk melihat saja"

"Oke, aku istirahat sebentar ya" ucap Yachio

"Silahkan silahkan" kata ku

Aku keluar ruang staf dan bertemu dengan Si moo.

"Si moo san apa kamu sibuk?" Tanya ku

"Eh anda siapa?"

"Aku Haruka pemilik resto ini"

"Eh, maaf maaf maafkan aku yang tidak tau anda adalah Haruka san"

"Tidak apa, aku memang jarang kesini, apa kamu ada waktu sebentar?"

"Ada apa Haruka san?"

"Oh bicara Jepang mu lancar juga ya, ini datanglah ke ruang manager aku ingin bertanya beberapa hal padamu"

"Baikah tapi tunggu aku mengantarkan pesanan ini dulu ya"

"Baiklah"

Aku menunggu dan beberapa saat kemudian Si moo datang.

"Kamu duduk di sana dulu" tunjuku padanya

Walaupun dia lebih tua dari ku tapi ukuran tubuh ku lebih besar darinya.

"Biar ku tanya pertama dulu, kamu kuliah di mana?"

"Di Miyagi university"

"Semester berapa?"

"Baru semester 1"

"Baiklah apa kamu punya pacar?"

"Tidak punya"

"Punya incaran?"

"Punya"

"Lupakan dia"

"Tidak bisa kami sudah berjanji"

"Dia sedang selingkuh sekarang asal kamu tau"

"Selingkuh? Maksud kamu apa Haruka san?"

"Incaranmu sedang nge sex dengan temannya yang lain"

"Bagaimana kamu tau!"

"Aku melihat mereka jalan ke apartemen bersama, jika tidak percaya sana cek sendiri di apartemen belakang SMA Karasuno no 203 lantai 3, ku berikan kamu waktu 15 menit untuk memastikan"

"Anda yakin?"

"Lihat saja" ucap ku

Dia pun pergi menggunakan sepedanya ke apartemen yang ku tunjuk.

15 menit kemudian dia datang lagi ke sini sambil berlinang air mata.

"Sudah jelas kan? Lupakan saja, Popura san Daisuke kun dan Takahashi tolong kalian hentikan tangisannya Si moo" ucap ku

"Ehh kamu kenapa Si moo senpai?" Tanya Diasuke

"Apa yang kamu lakukan pada Manager?" Tanya Takanshi

"Tidak apa tinggalkan aku sendiri dulu" ucap si moo

Sementara dia menangis aku kembali ke mobil dan datang ke apartemen ibu.

Jam 6.00 kami mulai perjalanan menuju ke rumah ku.