webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

55.) Jangan Takut

"Ayo pulang Saki chan" ajak ku padanya

"Kamu tidak di klub voli dulu?"

"Tidak aku akan meluangkan waktu untuk menata rumah baru dulu"

"Baiklah ayo jika begitu, Yachi chan aku balik duluan ya"

"Aku sudah izin ke Hinata tadi" ucap ku pada Yachi

"Sampai jumpa kalian berdua" kata Yachi dan Hinata

Aku dan Saki berjalan ke resto untuk ambil motor dulu.

"Mungkin aku akan membangun garasi di resto ini" ucap ku

"Untuk taruh mobil?"

"Iya untuk ku taruh mobil jikalau kita berangkat sekolah pakai mobil"

"Boleh saja" balas Saki

Aku masuk ke dalam dan ku cari Shindou.

"Shindou kamu tolong carikan tukang yang bisa membuat bangunan semi permanen untuk membangun garasi mobil di samping resto itu" ucap ku

"Ukuran berapa Haruka san?"

"Ukuran yang cukup untuk 4 mobil"

"Atapnya mau di buat genting atau esbes?"

"Esbes saja yang penting kokoh pokoknya"

"Uangnya mana Haruka san?"

"Minta ke Kyouko san, bilang padanya aku yang suruh"

"Baik" ucapnya dengan muka berseri seri

"Kamu tidak berpikiran untuk melakukan kan Shindou?" Tanya ku

"Eh tidak boleh kah?"

"Boleh saja tapi itu pekerjaan berat loh" kata ku

"Tenang saja Haruka san aku akan menyewa tukang satu lagi dan diriku sebagai tukang utama"

"Hmmm jika yakin maka terserah kamu saja"

"Baik Haruka san"

Aku dan Saki lantas pulang menuju ke rumah baru kami.

Kami tiba di rumah dan Saki segera menghubungi dealer mobil yang ia pesan untuk segera mengantarkan saja sekarang.

20 menit menunggu sambil berberes sedikit kardus kardus itu.

Bel rumah berbunyi aku dan Saki datang ke depan rumah.

"Nona Saki ini mobil anda dan dokumen anda, plat asli nya tunggu selama 1 bulan ya, agak susah mengurus nomor cantik yang anda inginkan" ucap pelayanan itu

"Mmm terma kasih"

Dealer nya menyerahkan kunci dan kunci duplikat lalu beberapa dokumen yang di jadikan satu dan diletakan di dalam tas.

"Haruka kun masukan mobilnya ke garasi" ucap Saki

"Eh bentar ayo kita belanja dulu"

"Belanja apa?"

"Perlengkapan olahraga"

"Dimana?"

"Di toko Real Sport Real life"

"Jauh?"

"Tidak, cuma 7 menit dari sini"

"Baiklah ayo kita mandi dulu" kata Saki

"Bareng?" Tanya ku

"Iya sayang ku"

"Oke istriku menang yang terbaik"

Ku kendarai mobil Lamborghini itu.

Brommm

Brommm

Bessss

Brommm

"Astaga suaranya keren Saki chan"

"Kan kan pilihan ku memang tepat"

"Iya iya tapi jika kamu mengendarai ini harap berhati hati" kata ku

"Kenapa?"

"Mobil ini mudah untuk di buat ngebut jadi jangan terlalu kalap akan kecepatan"

"Aku sadar kok nantinya"

Kami berangkat, warna mobil yang kontras dari mobil lainya membuat kami jadi sorotan perhatian.

Jam 4 kami tiba di Tokonya lalu masuk ke dalam.

"Bagaimana dengan yang ini Haruka kun?" Tanya Saki

"Itu bagus tapi aku kurang suka warna hitam jika untuk berolahraga"

"Lalu yang biru langit ini?"

"Hmm bagaimana menurut mu jika di bandingkan dengan ini"

"Yang ini bagus juga"

"Ok aku ambil 2"

"Aku juga ingin sepatu olahraga sayang" kata Saki

"Yang mana pilih saja"

"Yang air jordan ini kelihatannya bagus"

"Mana lihat" kata ku

"Ini yang warnanya pink"

"Eh benar lah warnanya bagus, kita lihat harganya" ucap ku

"1,6 juta yen"

"Sepadan dengan harganya" pikir ku

"Boleh ku ambil?"

"Ambil saja"

"2 ya sekalian yang khusus jalan jalan ini"

"Ambil saja, aku juga tolong pilihkan yang kiranya bagus Saki chan"

"Siap"

"Aku akan mencari sepatu basket duly ya di sana"

"Tidak boleh, temani aku mencari di sini dulu"

"Hmmm baiklah"

Saki dan aku mencari sepatu untuk ku.

"Ini cocok sepertinya" kata ku

"NYC Red Apple edition NMD judulnya" kata ku lagi

"Benar Haruka kun ambil saja ini dan aku juga mau seukuran ku biar kita couple"

"Oke" balas ku

Lalu ku pesan ke pelayan ukuran 42 dan 37.

"You N.E.R.D. (HU/NMD/Pharrell)"

"Apa itu bagus menurut mu Haruka kun?"

"Gayanya asil kita ambil saja Saki chan, kamu mau yang sepasang juga?"

"Umm mau mau"

"Mau yang lain lagi Saki chan?" Tanya ku

"Emmm yang itu lagi Haruka kun"

"Human Race Trail Chanel and Pharrell NMD, namanya panjang banget" pikir ku

"Boleh?"

"Ambil saja 2 untuk ku dan kamu"

"Okey"

"Ayo ke bagian sepatu basket ganti" kata ku

"Umm"

Aku pilih Nike Air Zoom Kobe 1 dan addidas_1

"Ayo kita bayar Saki chan"

"Masih mau belanja" kata Saki

"Apa lagi yang kamu inginkan?"

"Tenda doom dan perlengkapan camping itu"

"Ambil saja jika mau"

"Kamunya mau tidak jika kita kapan kapan camping"

"Boleh saja" balas ku

"Baiklah akan ku beli"

Kami membeli sepatu sebanyak 12 pasang, 1 set perlengkapan camping, 2 tas dada, 2 tas punggung, 2 ikat pinggang, 4 dasi untuk ku, 2 syal, 4 sandal rumah, 4 sandal jalan jalan, raket tenis 6, bola tenis 10 slop, raket badminton 4 buah dan koknya 10 slop, bola basket 2 biji, bola voli 2 biji, 1 set peralatan olahraga ringan (dikirimkan ke rumah), celana training 4, jaket olahraga 2, kaos olahraga 6 stell, mantol olahraga 2, sarung tangan 4.

"Tagihan Anda 15 juta yen pak"

"Ini ku bayar via transfer bisa?"

"Bisa"

Ku bayarkan sebanyak 15 juta yen itu pada mereka.

Mereka juga membantu memasukan barang ke mobil kami.

Aku dan Saki oun pulang ke rumah.

"Saki chan kita mampir ke daeler honda dulu ya"

"Apa masih buka?"

"Masih kok kan baru jam 5 sore"

"Baiklah"

Sesampainya di daeler Honda aku melihat lihat honda brio.

Namun padangan ku langsung teralihkan oleh Honda NSX berwarna merah berani.

"Harga mobil ini berapa?" Tanya ku

"Ini 29 juta yen pak"

"Aku akan beli yang ini dan Civic type R, dengan transfer bisa kan?"

"Bisa pak, urusan dokumen serahkan pada saya dan bapak tinggal menunggu di rumah, saya akan mengantarkan mobil ini dalam waktu kurang dari 4 jam"

"Baik aku percaya padamu, gesek sebanyak 39,5 juta yen, ku berikan tip padamu 500 rb yen"

"Terima kasih tuan"

Ku hampiri Saki yang duduk di kursi tunggu.

"Sudah selesai beli brio nya?"

"Tidak jadi brio"

"Lalu apa?"

"Honda NSX seharga 29 juta yen dan Civic type R biasa 10 juta yen"

"Kenapa beli yang mahal juga Haruka kun"

"Warnanya cantik dan dia punya 4 kursi jadi jika kota mudik lebih baik pakai mobil ku daripada mobil mu yang hanya 2 kursi"

"Yang mana?"

"Apanya Saki?"

"Yang mana dari kedua mobil yang kamu beli itu yang kamu katakan barusan"

"Oh itu yang Civic"

"Lalu yang Nsx?"

"Untuk jalan jalan bersama kamu jika kamu bosan dengan Lamborghini"

"Owhh begitu"

"Ayo pulang aku sudah lapar" ucap ku

"Tentu sayang"

Ku kendaraai mobil kembali ke rumah.

"Mampir ke supermarket untuk membeli bahan makanan Haruka kun"

"Apa sudah habis?"

"Untuk yang kaleng masih tapi Sayuran dan daging sudah habis"

"Oke kita mampir dulu ke supermarket market dekat rumah saja ya"

"Iya"

Di dalam supermarket kami hanya membeli sayuran dan beberapa kilo daging ayam dan sapi.

"Kamu yang bayar Saki jangan melihat diriku" kata ku ketika di depan kasir

"Hehe siapa tau kamu mau membayarkan"

Saki membayarkan belanjaan kami berdua.

"Sudah tidak ada lagi yang perlu di beli lagi?" Tanya ku

"Mmm tidak ada ayo langsung balik saja"

"Oke"

Jam 6.30 kami tiba di depan rumah.

"Saki chan di mana ya aku meletakkan remot gerbang"

"Di sini Haruka kun" tunjuk Saki

"Pencet itu Saki chan"

"Yang mana yang harus ku tekan?"

"Yang tombol Hijau"

"Oh yang ini, ok"

Gerbang perlahan tebuka dan aku mulai menjalanan mobil ku perlahan, setelah masuk semuanya, ku matikan mesin mobil.

"Saki chan pencet yang tombol merah dan tahan"

"Okey"

Pintu sudah tertutup.

"Jangan lari Saki chan, belanjaan ini banyak loh"

"Iya iya sayang, biar ku buka pintu dulu"

Setelah membuka pintu Saki lari ke dalam rumah.

"Hmmm, untung dia istriku" pikir ku

Ku bawa satu per satu belanjaan ke dalam rumah yang masih agak berantakan

"Saki tolong bereskan yang ada di dalam rumah, jangan hanya tiduran saja !!" Teriak ku

"Aku lelah Haruka kun"

"Jangan banyak bicara lakukanlah Saki chan"

"Aku lelah Haruka kun!!!"

"Kami sakit?" Tanya ku

"Ummm"

"Sakit apa?"

"Badan ku lemas dan aku panas"

Ku datangi dia.

"Eh mau apa Haruka kun" teriak Saki saat aku mulai mengendongnya

"Katakan saja jika kamu sakit sayang, aku peduli padamu jangan buat aku khawatir" ucap ku

"Ummm"

Ku baringkan dia di ranjang kamar kami di lantai 1.

"Istirahatlah sebentar sayang akan ku urus pekerjaan rumah sebentar" ucap ku

"Umm"

Aku berjalan keluar kamar dan ku beresi belanjaan dulu.

Ku tata sepatu di raknya, kardusnya ku buka dan ku simpan di dapur.

Sementara untuk barang barang pindahan masih rapi di dalam kardus.

Ku cari dimana peralatan dapur dan bahan dapur yang masih sisa di dalam tumpukan kardus.

Setelah ku temukan ku bawa satu persatu ke dapur.

Di dapur

Ku colokan kabel kompor listrik ke dalam stop kontaknya.

Ku masak bubur dan ku tumis berapa potong daging ayam.

"Astaga aku kehabisan air minum" ucap ku

Terpaksa ku sajikan saja air kran untuk Saki.

Setelah bubur matang aku menuangkannya ke mangkuk, ku beri toping daging ayam tumis tanpa bumbu.

Aku masuk ke kamar kami dan ku bangunkan Saki dari tidurnya.

"Saki chan makan dulu" ucap ku

"Eh kamu yang memasak Haruka kun?"

"Iya ini makan bubur ayam ini" kata ku

"Umm, suapi aku"

"Iya iya kamu duduk dulu bisa?"

"Tidak kuat"

Ku taruh makanan dulu lalu ku ubah posisi tubuh Saki.

"Buka mulutmu Saki chan"

"Aa"

Mmm

"Ini sangat enak Haruka kun, rasa ayam nya juga hambar tapi cocok di padukan dengan bubur ber bumbu, apa benar ini kamu yang masak?" kata Saki

"Oh ho jika suami mu telah fokus pada satu tujuan maka ia akan melakukannya sepenuh hati, memasak  bukan hal yang sulit"

"Lalu kenapa kamu menyuruh ku memasak?"

"Kita berkeluarga, kita bagi tugas, aku cari uang kamu memasak, aku membetulkan perabot rusak kamu yang membantu ku, aku kesusahan kamu mengulurkan tangan padaku, kamu sakit aku yang merawat mu dan sebaliknya"

"Ummm"

"Mau tukar peran?" Tawar ku

"Tidak tertarik, aku lebih suka kamu yang memimpin hidup ku dan rawatlah diriku sebaik mungkin sayang"

"Iya Saki chan" balas ku

Setelah selesai makan.

"Saki chan apa kita punya obat penurun panas?"

"Kita tidak punya jadi beli saja Haruka kun"

"Kamu tidak apa ku tinggal?"

"Tidak apa"

Aku mengendarai mobil kami ke supermarket tadi.

Ku beli obat penurun panas, kotak p3k, obat sariawan dan lain lain, serta aku beli jus jeruk dan air galon.

Aku kembali lagi ke rumah.

"Saki chan buka celana mu"

"Kenapa kamu beli yang lewat anus Haruka kun"

"Ya adanya ini"

"Ughh dasar kamu! Bantu aku membukanya"

Saki ku buat tengkurap dan ku suruh dia mengangkat pantatnya.

Ku buka celananya dan dalamanya.

Ku masukan dengan lembut ke dalam lubangnya.

"Ahhh" teriak Saki

Setelah masuk

"Huh huh"

Ku pegang dan ku mainkan sedikit.

"Ahhh Haruka kun jangan di mainkan"

"Hehe maaf maaf akan kututup kembali" kata ku

Ku masukan jariku ke v nya

"Haruka kun, main saat aku sudah sembuh saja"

"Iya iya"

Ku benarkan kembali celananya.

"Kamu tidur lah Saki Chan aku akan membereskan barang barang rumah"

"Umm"

Ku cium bibir Saki chan lalu pergi keluar kamar

"Dasar Haruka kun" kata Saki

Ku bongkar setiap kardus yang ada dan ku taruh di tempat yang sudah ku atur.

Untuk pc aku taruh di ruangan atas lalu salah satu ruangan ku jadikan studio rekaman.

Ruang tamu tidak ada sofa ataupun tv sebab itu aset nya apartemen, jadi tidak kami bawa.

Kamar studio oke

Kamar mandi ok

Dapur ok

Ruang tamu besok beli

Terlahir kamar kami berdua.

Ku pasang foto kami di meja samping tempat tidur, ku pasang karpet di lantai tempat tidur.

Jam 8

aku mandi dulu di kamar mandi kamar.

"Hmmm" Saki terbangun karena suara gemercik air

Aku selesai mandi dan ku dapati Saki sudah bangun.

"Haruka kun Junior mu berdiri itu" kata Saki

Langsung ku tutupi junior ku.

"He he jangan di lihat"

"Kamu memang benar mau main ya Haruka kun?"

"Tidak, kamu sudah bangun apa panasmu sudah turun?"

"Kurasa sudah"

"Jangan banyak gerak dulu" kata ku

"Aku haus Haruka kun"

"Haus? Bentar ku ambilkan jus dulu"

"Mm"

Ku berpakaian dulu lalu mengambilkan Saki jus untuk ia minum.

"Kamu juga yang beli?"

"Iya bersama dengan membeli obat"

Telepon ku berdering.

"Dari siapa Haruka kun?" Tanya Saki

"Dari pihak daeler honda" jawab ku

"Aku keluar dulu ya mau menaruh mobilnya ke garasi dulu"

"Umm"

Di depan rumah sudah ada pihak dealer yang menunggu ku keluar.

Ku buka pintu gerbang agar mobil bisa masuk.

Butuh beberapa menit untuk pihak daeler menjelaskan beberapa hal mengenai mobil dan dokumennya.

"Ini Tuan Shinomiya kunci nya"

"Terima kasih"

Mereka pun pamit entah pulang atau kembali ke toko.

Saki yang melihat mobil baru honda NSX dari jendela manjadi jatuh hati karena warnanya yang merah merona dan tampil apik

Saat aku masuk kamar.

"Haruka kun tukar mobil Lamborghini milik ku dengan Honda mu yang merah itu" kata Saki

"Eh buat apa di tukar?"

"Aku ingin"

"Hmmm jika kamu mau tinggal pakai saja Saki chan, tidak perlu di tukar tukar, itu kan juga hak milik kita bersama" kata ku

"Beneran?"

"Iya, lagian kan kamu belum bisa megendarai mobil bukan?"

"Umm"

"Kamu istirahatlah Saki chan, aku ingin keluar dulu"

"Mau kemana? Ini sudah malam loh"

"Mau ke supermarket lagi"

"Mau apa?"

"Cuci mata, sepertinya aku tadi lihat barang barang unik yang belum pernah aku lihat"

"Tidak usah, kamu temani aku saja di sini Haruka kun"

"Hmm"

"Jangan menolak!"

"Iya, iya akan aku temani"

Aku naik ke atas kasur dan duduk di kasur.

"Tidurlah wahai istriku yang cantik" ucap ku seperti seorang budha

"Umm" ucapnya lalu tersenyum manis

Kurang dari 15 menit Saki sudah tertidur.

Aku buka ponsel dan terdapat notifikasi dari perusahaan yang mengkontrak lagu white album kemarin.

"Shinomiya san kami selaku pihak penererbit anime ingin bekerjasama kembali dengan anda perihal 2 lagu anda di yt"

"Kirim pesan saja" kirim ku pada mereka

Seperti biasa juga editor mereka yang mengirimi ku pesan.

"Malam Shinomiya san"

"Malam pak"

"Langsung saja ke intinya kami ingin membuat lagu anda tampil di anime kami"

"Berapa yang anda tawarkan kali ini pak?"

"Sama seperti sebelumnya 5 juta yen tiap lagu"

"Jika seperti itu aku mohon maaf pak aku harus menolaknya, pendapatan di yt ku saja bisa tembus 20 juta yen hanya dari kedua lagu itu asal bapak tau"

"Kami naikan menjadi 7 juta yen apa masih mau?"

"Saya tolak pak"

"Bagaimana jika saya memberikan penawaran 7 juta dan lagu anda tidak perlu anda take down, tapi anda dilarang mengupload ulang di web manapun selain di yt"

"Boleh juga pak"

"Baik maka kita sepakat ya Shinomiya san?"

"Iya"

"Maka dapatkah anda besok datang kemari untuk tanda tangan kontrak?"

"Boleh tidak pak aku tanda tangan secara online saja, jujur saja aku trauma karena aku habis kecelakaan dari sana ketika pulang"

"Astaga jadi anda juga termasuk korban dalam kecelakaan minggu kemarin itu?"

"Benar pak"

"Begini saja Shinomiya san, bagaimana jika saya yang mendatangi anda saja"

"Boleh saja tapi rumah ku ada di Osaki loh pak"

"Aduh jauh juga ya ternyata"

"Makanya pak jika mau sebaiknya saya tanda tangan kontrak secara online dimasa mendatang jika kontrak offline dibutuhkan saya akan datang ke perusahaan untuk tanda tangan ulang begitu saja"

"Itu menyalahi aturan perusahaan kami tuan Shinomiya"

"Ya aku kan cuma menyarankan"

"Saya akan ke rumah Tuan Shinomiya saja"

"Baiklah ini alamat rumah ku.... Jika anda datang saat sabtu anda boleh datang pagi atau siang namun jika jumat besok aku hanya akan di rumah mulai jam 6 sore"

"Jika seperti itu maka saya aka datang sabtu pagi saja"

"Baiklah, saya tunggu"

"Kenapa kamu senyum senyum Haruka kun apa kamu mendapat pesan dari Tsukasa san?" Tanya Saki

"Dibahas lagi dong anda!!" Ucap ku

"Ini dari penerbit anime yang ingin membeli lagu kita" tunjuk ku pada saki

"Oh ku kira"

"Apa kamu masih tidak bisa percaya padaku sih Saki chan?"

"Ya maaf aku masih belum sepenuhnya percaya kembali pada dirimu"

"Hmm iya iya aku paham, sudah tidur lagi sana" kata ku

"Peluk aku Haruka kun"

"Ini baru jam 9 malam loh"

"Lalu kenapa?"

"Tidak apa, sini aku peluk istri kecil ku yang manis ini"

Saki mendekat lalu ku peluk dalam tidur.

Hari jumat 12 Juni, jam 4.30

Ku lihat Saki masih tertidur, aku mencoba turun dari kasur, lalu keluar dari kamar.

"Huh ternyata di curigai selingkuh memang tidak enak" ucap ku

"Jalan jalan sebentar saja siapa tau aku bisa dapat inspirasi untuk mengembalikan kepercayaan istriku dengan cepat" ucapku lagi

Aku ambil jaket dan berjalan keluar rumah.

Ku dengar dari balik gerbang rumah.

"Chinatsu cepat lebarkan kaki mu"

"Jangan oni Chan ini terlalu memalukan" (lupa kode)

Plak

Suara tamparan ku dengar.

Aku merekamnya dulu agar dapat bukti alasan pemukulan dong.

Kurekam dengan video.

Si kakak melepaskan baju yang melekat di Chinatsu dan akan memulai aksi silaturahmi kelaminnya.

Aku segera keluar dengan membuka pintu gerbang samping, aku berlari ke arahnya lantas langsung ku pukul tepat di rahang bawah.

Crack

Suara tulang meleset dari sendi atau suara tulang patah.

Laki laki gendut itu terlempar jauh setalah ku pukul dan langsung pingsan di tempat.

"Aaaaa" chinatsu berteriak keras

Aku lantas langsung membungkamnya.

Dia meronta ronta ingin melepaskan diri.

"Diam Chinatsu chan, aku pemilik rumah ini aku menyelamatkan mu dan tidak ada niat buruk padamu, jadi bisa kamu paham"

"Ummm ummmm" dia meronta lebih keras

"Begini begini aku laki laki baik tidak akan melukai kamu aku akan menyelamatkan mu dari kakak bejat mu ini apa kamu paham sekarang dan diam untuk sementara?"

Dia mengangguk.

Ku lepaskan cengkraman ku pada mulutnya.

"Diam ok jangan teriak lagi"

"Umm"

Aku mengambilkan jaket yang ia kenakan tapi saat ku pungut jaket itu ada lendir lendir putih, jadi tidak jadi ku ambil dan ku tendang ke tempat sampah.

"Uhhh jaket ku yang berharga" pikir ku

Ku lepaskan jaket ku dan ku kenakan untuk menutupi tubuhnya, untungnya ukuran jaket melebihinya area wanitanya saat di pakai jadi area v nya juga ikut tertutup.

"Hey jangan menangis aku tidak akan berbuat buruk padamu" ucap ku

Di jalan depan rumah ku adalah jalan yang sepi karena rumah ku terletak di ujung komplek rumah.

"Aku takut oni chan"

"Takut kenapa?"

"Aku tidak tau bagaimana harus hidup lagi"

Aku tersentak kaget dengan kata katanya, sungguh pilu anak yang baru berusia mungkin 11- 12 tahun harus mengalami hal seperti ini sampai sampai tidak tau akan hidupnya lagi akan jadi seperti apa.

"Chinatsu chan ayo masuk ke dalam dulu dan katakan keluh kesah mu padaku, mungkin saja aku bisa membantu kamu"

"Umm"

Ku bawa juga laki laki tidak berakal itu masuk dulu ke dalam rumah.

Dengan cara ku seret tentunya.

Chinatsu duduk, di bangku luar.

"Jangan duduk dulu, ayo masuk ke rumah dan bersihkan dirimu dulu" kata ku

"Umm"