webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

50.) Kembali Sekolah

"Sudah selesai mengerjakan prnya?" Tanya Saki

"Masih belum, soalnya terlalu sulit di nomor akhir"

"Tinggal salin saja punya ku bukan"

"Ya jangan dong, aku juga harus bisa mengerjakan sendiri apa lagi besok ujian"

"Baiklah"

"Kamu tidak belajar?"

"Ini juga belajar dari ponsel"

"Oh benar juga ya kamu kan ahli di fisika dan Kimia tapi kurang di matematika" ucap ku

"Ya matematika terlalu rumit dan perlu logika akhir sih, lebih baik fisika dan kimia yang cara menerjakannya hanya satu rumus"

"Ini Haruka kun saki chan teh hangat supaya bisa fokus belajar" serah ibu

"Makasih bu" ucap kami berdua

Ku minum tehnya

"Ibu juga mau tanya, kalian kan pemgantin tapi apa kalian menunda kehamilan dengan alasan masih sekolah?"

"Benar bu aku sebenarnya tidak kb tapi jika main kami pasti mengunakan pengamanan, jika memang tertembus ya sudah jalani aku bakal cuti sekolah" ucap Saki

"Hey anda mulutnya tolong di rem" kata ku

"Hahaha kamu tidak perlu malu Haruka kun ibu tidak akan mempermalukan kalian bukan"

"Tapi tetap saja malu ibu" kata ku

Jam 8.30

Pr selesai ku kerjakan, sekaligus belajar untuk ujian besok.

"Saki chan kurasa malam ini aku akan menginap di apartemen Nonaka san, barusan aku mendapat pesan darinya karena absen selama 4 hari tanpa membantunya"

"Yahh tapi gak apa lah, nanti aku malah akan tidur dengan ibu saja"

"Jika begitu aku berangkat ya"

"Iya"

"Nonaka siapa?" Tanya ibu

"Dia atasanya pembuat manga"

"Komik?"

"Ya semacam itu ibu"

"Nonaka itu perempuan?"

"Iya ibu"

"Apa kamu tidak takit jika suami mu di goda olehnya?"

"Tidak, aku sudah kenal kok dengan Nonaka san dia baik dan tidak tertarik dengan hubungan lawan jenis"

"Dia penyuka sesama?"

"Tidak begitu juga ibu, dia sedang menikmati masa sendirinya maksud ku"

"Oh"

Di apartemen Nonaka san

"Nonaka aku datang"

"Huaaa syukurlah Haruka kun, cepat bantu aku buat background cerita, jangan terlalu rumit tapi penting selesai, pekerjaan mu yang buat background berwarna nanti saja"

"Sekarang sudah sampai chpter berapa?" Tanya ku

"Sudah chpter 6, sekarang aku sedang menggambar chpter 7"

"Ok mana filenya"

"Sudah ku kirim di komputer mu"

"Baik akan ku kerjakan sekarang"

Kugambar background setiap halaman dengan cepat, tapi walaupun cepat tidak boleh asal coret.

Selama setengah jam aku sudah membuat background dari 10 halaman, Ku lanjutkan sampai chpter 5 selesai, selama 2jam setengah total waktu nya.

Ku cek kembali setiap halaman, ada beberapa yang miss dan akhirnya ku perbaiki lagi, butuh waktu 30 menit tambahan untuk finishing akhir.

"Akhirnya selesai" ucap ku

"Lanjut ke chpter 7 Haruka kun, kita di kejar deadline"

"Memangnya kapan dan sampai apa"

"Tanggal 12 juni minimal harus 10 chpter yang di kumpulkan"

"Wow 5 hari lagi"

"Iya makanya cepat, ini sudah setengah jalan untuk chpter 7, besok ku rencanakan selesai, lalu choter berikutnya kamu urus jika tidak selesai"

"Heh"

"Jangan menolak Haruka kun, aku terlalu pusing untuk saat ini"

"Baik baik, aku kerjakan background untuk chpter 6 ya"

"Oke"

Ku habiskan waktu selama 4 jam penuh untuk mengambar background, lebih lama karena scene lebih banyak dalam 1 halaman.

Hari Senin tanggal 8 juni, Jam 3 pagi, kulihat Nonaka masih berjuang untuk Chapter 7.

"Nonaka san sudah ku selesaikan aku akan tidur di sini ya"

"Iya tidur saja dulu"

Aku pun terlelap di sofa miliknya, memutuskan menginapkarena jika pulang, waktunya sudah terlalu larut.

Alarm jam membangunkan ku.

"Ugh kepala ku pusing" ucap ku

Ku lihat jam menunjukkan angka 6.00 aku pun pamit pulang pada Nonaka san yang masih tertidur.

Ku berjalan menuju apartemen milik ku, sesampainya di sana ku buka pintunya.

"Terkunci?" Pikir ku

"Ah benar kan aku datang dari luar" ucap ku lalu ku masukan kunci ke lubangnya

"Siapa itu?" Teriak Saki

"Haruka" balas ku

Saki menghampiri ku.

"Kamu mau ikut jalan jalan?" Tanya Saki

"Tidak, kepala ku pusing karena kurang tidur, aku di rumah saja untuk tidur sejenak"

"Baiklah tidur lah dulu lagi Sayang, nanti jam 6.30 akan ku bangunkan kamu untuk sarapan dan mandi"

"Umm"

"Aku dan ibu pamit keluar dulu ya"

"Iya sana sana"

Aku pun terlelap di sofa.

Sorak ramai penonton

"Gila inikah pertandingan nasional" teriak Tanaka

"Haruka oper"

"Nice follow Nishinoya"

"Serv keras dari Haruka"

"Yey kita memenangkan pertandingan nasional" ucap kami semua

"Haruka kun bangun sudah jam 6.30" teriak Saki

"Ugh sial cuma mimpi" ucap ku

"Kamu mimpi apaan?" Tanya Saki

"Mimpi main voli"

"Oh voli, sana cepat mandi lalu sarapan" kata Saki

"Iya iya, ibu di mana?"

"Belanja untuk memenuhi kulkasnya, hari ini dia akan pindah sendirian"

"Eh kenapa tidak nanti sore saja?"

"Ibu bersekeras untuk melakukannya sendiri"

"Lalu kamu sebagi anak nya membiarkanya?"

"Ya kalau ibu di paksa pasti malah jadi sungkan"

"Hmmm, katakan saja ke ibumu melakukannya siang sekalian kamu temani ia belanja untuk barang barang dapur dan kebutuhan aksesoris rumah lain"

"Uangnya mana?"

"Pakai uang mu lah" ucap ku

"Iya iya akan ku katakan pada ibu, kamu kalau bisa temani kami loh Haruka kun" kata Saki

"Iya iya"

Jam 6.40 baru kami sarapan dan Saki mengatakan untuk pindahan di sore hari.

Jam 7.00 Aku dan Saki berangkat sekolah.

"Berangkat dulu ibu" Saki

"Aku juga muah" ku cium pipinya

"Eh" ucap Saki dan Ibu

"Ah maaf maaf kebiasan ku jika berangkat sekolah ku cium ibu ku"

"Mmmm Saki cium ibu juga" kata ibu

"Umm"

Jam 7.05 kami sampai di sekolah.

Jam 7.30 kelas dimulai, kali ini yang upacara adalah kelas 2 jadi kelas 1 langsung pelajaran.

Seperti biasa mapel pertama matematika.

Hanya penjelasan mengenai bab baru dan beberapa latihan soal.

Selanjutnya fisika tapi ujiannya di tunda setelah istirahat, jadi saat ini di isi dengan materi dulu.

Istirahat

"Haruka pinjami aku pr mu" kata Hinata

"Eh kamu belum mengerjakan?"

"Sudah tapi belum selesai"

"Baru berapa nomor?"

"4 nomor"

"Mantap Hinata,pr nya padahal ada 25 soal"

"Makanya pinjami aku"

"Iya iya ini bukunya"

"Terima Kasih" Hinata lantas langsung mengerjakan

Pintu kelas terbuka.

"Haruka kun masuklah klub basket" teriak Sora

"Eh, Haruka tidak bisa loh jika lomba saat ini" kata Hinata

"Target kami di interhigh bukan festival musim panas" kata Sora

"Boleh saja, mana formulirnya" tanya ku

"Ini formulirnya" serah Sora

"Senin Rabu Kamis?"

"Iya kita mendapatkan bagian lapangan basket untuk hari itu"

"Senin Rabu bisa tapi jika kamis aku tidak bisa apa tidak apa?"

"Tidak apa"

"Ok aku akan mengisinya sekarang"

Beberapa saat kemudian.

"Ini sudah selesai" ucap ku

"Jangan lupa nanti latihan ya"

"Iya tapi aku telat, karena pelajaran olahraga dulu untuk mengganti materi praktek"

"Okey"

Saki saat itu masih fokus belajar untuk ujian jadi tidak terlalu mendengar percakapan ku.

Istirahat telah usai dan tiba saat ujian.

Soal soal yang di ujikan termasuk mudah jadi aman untuk ku tapi mengerikan bagi beberapa orang, contohnya orang di samping ku.

Jam 10.15

"Letakan alat tulis" ucap Guru

"Huah 1 jam yang mengerikan" pikir Hinata

"Angkat lalu geser mengular yang depan ke kanan yang belakangnya kiri dan seterusnya sampai yang ke belakang"

"Astaga ini lebih buruk" teriak Hinata pelan

"Angkat"

"1 geser"

"2 geser"

"3 geser"

"4 geser"

"5 taruh"

"Yang paling depan ambil ke belakang dan bagikan meja depan yang belum dapat"

"Siap bu" ucap salah seorang siswi

Guru mulai membahas satu persatu soal.

"Yang nomor 10 nanti ada dua cara boleh pakai yang pendek atau boleh pakai yang panjang" kata sensei

"Nilainya kan setiap sola berisi 10 angka jadi tinggal jumlahkan" sambung sensei

"Oh yang ku periksa mendapatkan nilai 45"

"Siapa yang kamu periksa Hinata"

"Itu milik Haruno"

"Ohh"

"Baik sudah di nilai?" Tanya guru

"Sudah bu"

"Ok akan ibu absen"

Tiba saat nya namaku di panggil.

"98 sensei"

"Huh tipis" kataku

"Hinata Shoyo" ucap guru

"36 sensei"

"Tidak, aku pasti akan terjebak di lingkaran remidial, bagaimana ini Haruka kun" kata Hinata

"Ya belajar lebih giat dong" balas ku

Guru kembali menyebut absen

"Saki Shinomiya" ucap guru

"100"

Nilai di akhiri dengan absen terakhir mendapat 65 angka yaitu Yachi

"Huh masih lulus" ucap Yachi

Nilai tertinggi di pegang Saki lalu diriku dan nomor 3 hanya mendapatkan 78.

"Sialahkan kembalikan ke yang punya dan silahkan di cek siapa tau yang memeriksanya salah nilai"

"Baik Sensei"

"Ada yang protes?" Tanya Sensei

"Tidak Sensei"

"Aku sensei" teriak Hinata

"Jadi berapa Hinata?" Tanya Guru

"Jadi 38 sensei"

"Bawa kemari akan sensei cek"

"Baik"

Sensei yang mengeceknya kembali memang ada kesalahan di nilai Hinata, tapi bukanya di naikan tapi malah turun jadi 30.

"Heh kenapa malah turun sensei!" Teriak Hinata

"Ini salah dan ini salah Hinata ku!"

"Heh heh heh"

"Ada yang mau cek lagi?" Tanya sensei pada murid yang lain

"Tidak sensei" ucap para murid dengan cepat

"Baiklah sisa 15 menit silahkan kalian gunakan untuk refreshing pikiran, sensei akan pergi tapi jangan keluar kelas ya"

"Baik"

Sensei keluar kelas

"Hahahahaha sungguh malang nasib mu Hinata"

"Ya memang niatnya mau bikin nilai bagus malah turun, dasar sensei terkutuk"

"Sudah ya aku mau ke kamar mandi dulu"

"Mau aku ikut" ucap Haruka

"Baik baik"

Kami izin ke ketua kelas dulu, lalu pergi ke kamar mandi.

"Hey Hinata lihat itu"

Hinata menoleh ke luar kaca.

"Renang?"

"Bukan, tapi siwi yang hitam itu"

"Dia kelas satu bukan?"

"Sudahlah Hinata kamu tidak paham maksud ku"

"Memangnya apa sih"

"Tidak tidak kita lanjut saja ke kamar mandinya"

"Umm"

Pelajaran berikutnya adalah Kimia dan hanya materi biasa.

Istirahat ke 2

Waktunya makan siang.

"Meja ku kumpulkan jadi satu, Aku Saki Hinata dan Yachi"

"Menumu apa Haruka kun" tanya Hinata

"Kurasa nugget kan Saki?"

"Yes"

"Hebat ya Saki chan kamu sudah bisa jadi ibu rumah tangga" kata Yachi

"Itu hal yang biasa kok, penting bisa mengurus rumah bisa di jadikan acuan ibu rumah tangga yang baik"

"Hebat lah kalian" ucap Hinata

"Huhuhu aku masak saja masih kurang enak" kata Yachi

"Belajar saja, dari dulu aku belajar masak pertama memang gagal tapi kelamaan juga berhasil dan rasanya enak" kata Saki

"Eh tapi rasa rendang kemarin waktu kamu traktir kami di resto sangat enak loh Haruka" ucap Hinata

"Ya itu menu Limited edition, mulai besok menu itu akan di hapus"

"Ehhh sudah di hapus padahal aku sedang mengumpulkan uang untuk makan rendang lagi"

"Ya maaf saja ya, tapi setiap minggu kami akan ganti menu spesial, tentunya di ganti dengan yang enak juga" kata Saki

"Lalu menu mulai besok di ganti apa?" Tanya Yachi

"Surabi dengan bermacam toping sesuai selera"

"Surabi?"

"Iya makanan khas Indonesia lagi tapi kali ini boleh di topping berbagi macam rasa, untuk rasa surabinya kami ada Rasa original dan pandan"

"Enak?"

"Itu meleleh di mulut Yachi chan" ucap Saki

"Wahhh harganya berapa?"

"Mulai dari 400 yen untuk yang original"

"Boleh ku lihat foto surabinya?"

"Ini lihat saja"

"Ini besar, mungkin besok aku akan makan itu"

"Hey Yachi ajak aku juga" ucap Hinata

"Ummm boleh saja"

"Oke"

Jam 3.00 sekolah telah usai.

Jam 3.15 setelah aku dan Saki lari untuk mengisi nilai.

"Saki kamu langsung pulang kan?" Tanya ku

"Iya Haruka kun katamu aku harus menemani ibu pindahan dan menemaninya belanja barang"

"Oke tapi nanti kamu mampir ke resto ya buat video promosi surabi itu, buat semenarik mungkin"

"Kenapa tidak kamu saja?"

"Kamu belajarlah, jika sudah di take edit sedikit tentang warna videonya buat menjadi retro dan pastikan take vokalnya di ruangan yang sepi"

"Ok nanti akan ku coba"

"Sip"

Saki pulang

"Haruka kun apa kamu tertarik dengan atletik?" Tanya Yamato sensei

"Aku hanya suka lari sensei tapi tidak terlalu tertarik" balas ku

"Jika kamu mau nih Sensei ingin mendaftarkan mu ikut lomba lari festival musim panas"

"Aku sudah ada lomba untuk klub voli sensei"

"Voli tanggal 1-7 juli bukan?"

"Iya sensei"

"Untuk atletik nanti tanggal 8,9, dan 10, jika kamu mau ikutlah"

"Ummmm jika kau ikut aku turun di jarak berapa" tanya ku

"Jarak 800 meter atau 1200 meter, kedua cabang itu masih belum ada kandidat yang cocok, ya kamu tau lah waktu tempuh masih lama bagi calon atlit sekolah kita"

"Boleh aku lihat jadwalnya sensei?"

"Ini lihat saja"

Ku lihat jadwal lomba atletik, setiap cabang sudah sensei pisahkan dan membuat minimal 1 anak yang ikut per cabang.

"Sensei aku ikut yang 1200 m dan lompat jauh apa belum ada yang mengisi?"

"Baik, untuk lompat jauh masih belum"

"Bisa aku ikut dua?"

"Boleh saja, lomba lari jarak menengah di lakukan siang jam 3 sore hari pertama, lalu lompat jauh hari ke dua bersamaan dengan lari jarak jauh"

"Ok aku akan ikut keduanya"

"Apa kamu yakin Haruka kun? Lompat jauh kelas satu belum mendapatkan materinya loh"

"Aku bisa Sensei"

"Jika bisa maka mari kita uji coba langsung saja, sebab data siswa terakhir akan di kumpulan pada tanggal 15 nanti"

"Oke"

Aku dan Sensei memepersiapkan lapangan lompat jauh, disitu aku juga di lihat oleh murid dari klub atletik.

"Sudah siap?" Tanya Sensei

"Sebentar Sensei aku ukur jaraknya"

Setalah ku ukur aku mendapat jarak yang pas kurasa.

"Sensei ada penanda?"

"Ini ambil" sensei melempar penanda berwarna hitam(cek di google jika tidak tau)

Ku tangkap lalu ku pasang

"3 kesempatan mu, minimal ambil 6,5 m untuk mengamankan posisi juara 3 di Miyagi"

"Ku coba yang terbaik"

"Mulai Haruka kun"

Aku bersiap dan mulai berlari dengan cepat dari start ku.

Ku berlari sekencang mungkin lalu ku lakukan tolakan dengan kaki kanan.

Berjalan di udara lalu aku mendarat dengan kedua kaki posisi kaki agak lurus.

"Merah Haruka kun"

"Berapa cm sensei"

"Sekitar 5 cm kaki mu masuk"

"Huh akan ku coba lagi"

"Gila panjang loh lompatan nya" ucap Siswa yang menonton

"Tapi sayang merah jadi tidak berarti" balas siswa yang lain

Aku mencoba kesempatan kedua sebelumnya ku mundurkan tanda sebesar 10 cm dulu.

"Mulai Haruka kun"

Aku mulai berlari dengan cepat lalu aku melompat dengan kaki kanan, berjalan di udara lalu mendarat dengan dua kaki.

"7,2 meter dan bendera putih" ucap sensei

"Sial masih belum ucap ku"

"Sudah cukup Haruka kun, nila ini sudah bisa mengamankan posisi 1 di Miyagi"

"Eh benarkah sensei? Lalu jika nasional?"

"Untuk nasional tahun lalu tembus 7,8 m dari SMA di prefektur Saitama"

"Gilaa sudah setingkat atlit nasional itu lalu yang kedua" ucap ku

"Ke dua di ambil SMA Shuichi dengan jarak 7.76 m"

"Posisi tiga sampai tujuh?" Tanya ku

"7,56 , 7.45, 7.35 , 7.29, 7,19"

"Erere aku sudah di posisi 7 jika begitu" kata ku

"Makanya aku bilang nilai ini sudah bisa masuk ke seleksi nasional bukan"

"Nanti kamu ikut klub atletik ya, sesuai aturan sekolah ini yang lomba harus ikut klub sesuai bidangnya"

"Baik sensei, jika sudah selesai aku pamit dulu"

"Mau pulang?"

"Ke gedung olahraga untuk basket"

"Kamu juga ikut lomba basket? Itu terpisah masih di sekitar date ko loh bukan di Sendai"

"Klub basket absen untuk festival musim panas ini"

"Oh ku kira kamu ikut"

Aku lantas langsung ke Gedung olahraga.

Ku lihat disana ada buku tangkis, voli wanita, basket pria.

Sora menghampiri ku.

"Haruka kun ayo sini ku perkenalkan dengan member baru yang kamu belum tau"

"Oke"

"Ini nao manager klub kita"

"Salam kenal Nao chan, kamu kelas 1 kan?"

"Iya, tapi apa benar kamu mau main basket dengan sepatu voli Haruka kun?" Tanya Nao

"Maaf aku belum membelinya"

"Sudah sudah, disana yang rambutnya di kepang itu ada Kenji, dan yang tinggi 2 meter itu Kaname"

"Oh mereka sedang apa?"

"Para senpai sedang berlatih mendrible bola"

"Oh pastinya ya mereka belum bisa" ucapku

"Ya maaf saja jika kami belum bisa tapi akan kami buktikan kami mampu" ucap Yasuhara yang tidak sengaja mendengar omongan ku

"Sudah jangan bikin masalah Yasuhara" kata Masahiro

"Apa kamu yang mau ikut dan di gadang gadang sora pemain yang hebat?" Tanya Kenji

"Aku bukan pemain hebat"

"Jangan sombong bangsat hadapi aku 1 v 1"

"Oy jangan bertengkar atau klub kita akan di skors latihan" teriak Momoharu

"Khikhi aku ingin melihat" ucap Chiaki

"Jangan memanasi mereka bodoh" teriak Momoharu

"Tenang tenang aku tidak berniat 1 v 1 denganya kok" kata ku

"Oh jadi begini ya mental pemain hebat dan lihat sepatu voli? Ini basket bro bukan lompat lompat seperti voli"

"Kenji jangan memprovokasi" ucap Kaname

"Huh tenang Kaname kun aku tidak terprovokasi kok"

"Dasar mental tulang lunak" kata Kenji

"Kamu sudah keterlaluan Kenji kun" ucap Nao

"Tunggu sebentar, apa kamu preman yang ku pukuli beberapa waktu lalu?" Tanya ku

"Kalau iya memanya kenapa?"

"Asik tambah seru" kata Chiaki

"Jadi kamu mau bilang bahwa kamu dendam padaku?"

"Iya bangsat pukulan mu terlalu sakit waktu itu"

"Gila Haruka petarung juga" pikir Sora

"Baik akan ku ladeni tantangan mu, tapi yang kalah harus siap menerima pukulan ya"

"Ok siapa takut" balasnya

"5 poin pertama satu ring duel attack dan deff" ucap ku

"Oke, ini bola dari mu" serah bolanya padaku

1 v 1 di mulai dan aku mulai mendribel dengan cepat.

Pantulan bola dengan cepat ku lakukan, mengecoh Kenji dalam beberapa detik dia sudah ku lewati.

"Cepatnya" pikir Kenji saat terlewati

"Gila bola seperti melekat pada tangannya" ucap  Ryuuhei

"Gerakan kaki itu dan tangannya sudah seperti atlit profesional" ucap Nao tanpa sadar

"Umm kamu benar Nao chan Haruka memang hebat" kata Chiaki yang tiba tiba di sampingnya

Kurang dari 3 detik aku behasil memeproleh angka pertama dengan lay up.

1-0

Gilirannya attack dan aku deff.

Dia mendribble bola dengan cepat dan baik,  setiap pantulan sudah terasah dengan tajam.

Kenji mencoba melewati ku namun tidak bisa menemukan celah.

"Sial tertutup rapat, tinggiku juga kalah, ku pantulkan di bawah tubuh pasti itu jebakan darinya" pikir Kenji

Kenji tetap mencoba menerobos maju dan hasilnya bisa di duga bola berhasil ku rebut , tanpa menunggu lagi aku melakukan tembakan dari luar area bertahan.

Tangan Kenji menyentuh tangan ku yang saat melompat.

"Sial" ucap Kenji

Bola nya sudah terbang dan masuk ke ring.

Poin untuk Haruka dan fault.

Aku menembak dari lagi dari titik pinalti, bola dengan sempurna masuk lagi.

3-0

Aku melakukan attack.

Ku dribble bola mengarah ke sisi kanan dengan cepat, namun pupu itu adalah fake, Kenji terjatuh karena tertipu.

"Whoaaaa" teriak setiap orang yang menonton

Ku diribble bola dengan mudah menuju ring dan melompat.

Bomm

Dunk dengan pukulan keras.

"Mantap" ucap cewek di lapangan voli yang melihat

4-0

"Mau menyerah?"

"Jangan bermimpi"

"Ok kita lanjutkan" ucap ku

Dia giliran attack dan aku deff

"Ayo lempar bung" teriak ku

"Sialan dia mempermainkan ku" ucap Kenji

Dia mencoba melakukan fake namun gagal tapi bola masih di tangannya.

"Berusahalah Kenji" teriak Sora

"Kalahkan Monster itu Kenji" sorak dari Yasuhara

"Ok" ucap nya

Tapi sayangnya bola sudah ku rebut.

Giliran aku yang melakukan serangan.

"Ayo sini sini" kata ku

"Bangsat kemari lah" teriaknya

Ku lempar bola dengan back shoot, tanpa block bola langsung masuk ke ring.

"Ok 5-0 bukan" ucap ku

"Sial aku kalah" ucapnya

"Kemari ikuti aku" ucap ku berjalan keluar gedung

"Haruka kun lupakan masalah tadi, kamu tidak serius memukulnya kan?" Tanya Sora

"Kasihanilah dia Haruka" ucap Yasuhara

"Benar, di hanya kalah maka kasihani dia" Kaname

"Tidak, aku yang menyetujui kesepakatan maka akan ku lakukan" ucap Kenji sok keren padahal dia ketakutan karena pukulan Haruka terlalu kuat, 1 pukulan bisa meremukan tulang muka

"Tetap tegar Kenji kun" teriak Momoharu

Saat sudah di luar.

"Silahkan pukul aku tapi jangan di dagu bawah"

"Oh kamu sudah bersiap rupanya"

Aku bersiap

"Tolong jangan terlalu keras" teriaknya

Bogem ku layangkan ke mukanya.

Dia terlempar ke belakang.

"Sudah kamu pukul kan jadi kita impas" kata Kenji

"Eh siapa bilang impas, kamu mengatai ku 5 kali loh"

Matanya membelak.

"Tapi kulihat mental mu yang sudah down membuat ku kasihan, mari bangun dan jangan ulangi perbuatan mu Kenji, kamu mungkin selamat karena yang kamu katai adalah aku tapi bayangkan saja yang kamu katai saat itu adalah ketua gang, hidupmu pasti sudah ke alam lain jika tidak ku cegah, kamu punya adik bukan?"

"Ummm"

"Kamu punya ayah dan ibu kan"

"Ummm"

"Kamu jauh dari mereka?"

"Ummm"

"Maka buktikan bahwa kamu bisa, jangan hanya jadi berandalan, hidup mu terlalu berharga untuk kamu buang tanpa tujuan, nakal boleh asal sewajarnya, mari kita masuk dan latihan, tujuan awal kita ada di inter high" kata ku sambil mengulurkan tangan

"Dia keren" pikir Kenji

"Baik maaf telah menunjukkan mental terlemah ku mari kita raih bersama piala interhigh" ucapnya lalu menangkap uluran tangan ku