webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

48.) Jalan Jalan

Aku mengobrol dengan kakek hingga larut malam.

"Kakek, Haruka kun masuk lah mari kumpul saja bersama di ruang keluarga" ucap Nenek

"Baik" balas ku

"Kakek tidak ikut?" Tanya ku

"Kamu duluan saja"

Di ruang keluarga.

Saki dan ibu sedang menonton tv.

"Sudah jenak mengobrol dengan kakek?" Tanya Saki

"Iya makanya aku pindah kemari"

"Mau makan snack buatan nenek?"

"Apa itu"

"Permen asam"

"Tidak terima kasih"

"Apa kamu tidak suka Haruka kun?" Tanya nenek

"Aku kurang suka yang masam nek"

"Oh begitu rupanya, kalau begitu makan saja kue di toples itu"

"?"

"Itu kue kacang" ucap Ibu

"Oh kue kacang baru liat aku"

"Haduh maklum lah Haruka kun kamu itu anak kota" ucap Saki

"Ya gimana lagi tinggal ku saja di kota jadi jarang lihat makanan khas desa"

"Makan saja itu, rasanya gurih khas kacang tanah yang di sangrai" kata Saki

"Yang memasak tanpa minyak itu?" Tanya ku

"Iya yang itu"

"Ohh baik akan ku coba"

"..."

"Bagaimana rasanya?"

"Gurih dan lembut benar seperti kacang"

"Itu memang kacang Haruka kun" kata ibu

"Oh iya aku juga bawa oleh oleh untuk nenek dan kakek"

"Apa parfum? Itu sudah ku berikan loh" kata Saki

"Bukan, tapi yukata untuk kakek dan nenek, sebentar nek akan ku ambilkan, Saki dimana koper ku"

"Ku taruh di kamar sebelah"

"Sebelah yang mana?"

"Lurus keluar pintu itu lalu belok kiri kamar paling pojok"

"Oke oke"

Aku mengambil 2 kotak berisi yukata itu.

"Ini nek kata Saki tubuh mu mungkin seukuran nya jadi ku pilihkan ukuran m dan untuk kakek l"

"Terima kasih Haruka kun, parfum nya saja tadi sudah cukup kurasa" ucap nenek

"Ambil saja nek"

"Baik akan ku terima"

Aku pun nimbrung kembali untuk nonton tv.

Saki pindah ke pangkuan ku.

"Ihh duduk sendiri sana" ucap ku

"Tidak mau aku ingin bermanja padamu"

"Malu Saki di lihat Kakek diluar, ibu dan nenek"

"Tidak apa biarkan saja nak Haruka" kata Kakek

"Tuh boleh kan" ucap Saki

"Hmmmm"

Beberapa saat kemudian

"Saki menyingkir dulu aku mau ambil minum"

"Oh benar Haruka kun kamu lupa minum obat" ucap Saki

"Sudah ku minum"

"Kapan?"

"Tadi siang di pesawat"

"Itu yang siang belum yang malam"

"Memangnya Haruka kun sakit apa Saki chan?" Tanya nenek

"Tidak sakit sih nek tapi obat nya cuma untuk penambah energi pasca operasi"

"Kapan Haruka operasi?"

"Rabu nek tapi tidak parah kok" ucap ku agar tidak membuatnya khawatir

"Bukankah itu baru 2 hari yang lalu"

"Iya tapi tidak parah nek cuma operasi biasa di pinggang"

"Oh baiklah jika tidak parah"

"Ambilkan minum dan obat ku Sayang" ucap ku pada Saki

"Tunggu sebentar"

"Oke"

Aku minum sambil makan obat.

Jam 8.00

"Nenek, ibu , Saki aku akan duluan tidur, kurasa efek obatnya sudah bekerja"

"Iya silahkan Haruka kun" kata ibu

"Baik"

Aku menuju kamar ku tadi dan ku gelar futon lipat untuk aku tidur.

"Astaga ini obat atau bius sih bikin kantuk berlebihan" ucapku

Di sini ada sinyal ponsel tapi sangat sedikit, hanya bisa untuk kirim pesan saja.

"Huh lebih baik tidur daripada main hp lah" pikir ku

Jam 9 malam

Aku terbangun karena suara pintu yang terbuka.

"Siapa?"

"Saki"

"Oh sudah mau tidur?"

"Iya sayang" jawab Saki

"Baik sana tidur dengan futon lipat yang lain" ucap ku

Saki menggelar futon tidurnya

"Agak menjauh Saki" ucap ku

"Tidak mau"

"Ish jauh sana loh ruangan juga masih luas"

"Tidak mau, Aku ingin dipeluk oleh mu Haruka kun"

"Ummm" aku membalikan bada mencoba menggodanya

Saki malah tidur di sisi sebaliknya yang sempit.

"Saki sana masih luas loh"

"Mouu sudah ku bilang aku ingin di peluk oleh mu"

"Sakit sakit jangan di cubit" teriak ku

"Salah mu karena menggoda ku"

"Iya iya maaf, sana pindah dulu"

"Tidak mau, kamu peluk aku dan gulingkan ke sisi lain futon"

"Hadeh" ku peluk Saki dan ku raskan dadanya menekan dadaku

"Tahan Haruka tahan jangan mikir nafsu terus" peri baik datang padaku

"Lepasin aja bro dia kan istri mu" ucap peri jahat

"Sudah pergi saja kalian berdua sesat" ucap ku karena dulu aku pernah di sesatkan oleh mereka berdua

Ku gulingkan Saki di sisi futonnya.

"Peluk aku Haruka kun"

"Ummm"

"Tangan ku memeluk Saki"

"Apa kamu tidak sesak?" Tanyaku

"Tidak, disini lebih hangat" jawab Saki

"Dasar aneh" kata ku

"Biar yang penting kamu sayang"

"Masa?"

"Stop jangan cubit lagi, iya aku sayang kamu kok" cegah ku melihat Saki akan melayangkan cubitan maut di perut

"Sudah llah ayo tidur saja dan bangun pagi pagi untuk jalan-jalan" ucap ku

"Ummm"

"Saki Cham bukalah kancing bajumu"

"Untuk apa?"

"Buka saja"

Saki membuka kancing baju atasnya

"Sudah lalu apa" tanya Saki

"Jangan bila kamu ingin merabanya" tanya Saki

"Umm"

"Dasar Haruka mesum penyuka oppai"

"Ya biarlah yang penting kamu tidak terganggu kan?"

"Tekan dengan pelan dan lembut oke"

"Iya iya"

Tangan kiri ku bergerak sementara tangan kanan ku tetap memeluk Saki.

Kami pun tidur

Sabtu tanggal 6 juni, Jam 5.30 pagi

"Bangun Haruka kun katanya mau jalan jalan" teriak Saki

"Jangan teriak Saki chan"

"Biar kamu cepat bangun"

"Hmmm"

"Ughhh" kata ku karena di tindih oleh Saki secara tiba tiba

"Cepat bangun jangan tidur lagi"

"Iya iya ini bangun kamu menyingkirlah dulu" ucap ku

"Baik"

Saki menyingkir dan aku mulai bangun.

"Jam berapa ini?"

"Jam 5.30 pagi"

"Apa harus sepagi itu?" Tanya ku

"Katanya kakek dan nenek akan panen sayuran jadi ya harus bangun lebih pagi"

"Ohh mau panen sayuran"

"Iya kamu segera bersiap pakai pakaian biasa mandinya nanti setelah dari kebun"

"Cium aku dulu" ucap ku

Saki menghampiri ku dan langsung mencium bibir ku.

"Sudah kan, jadi ayo cepat"

"Masih kurang"

"Ishh"

Saki mendekat lagi namun kali ini kepalanya ku pegang agar aku bisa melumatnya.

Nmmmmmm

Kami melepaskan ciuman

"Dasar Haruka mesum"

"Hehehe yang penting puas kan" kata ku

"Hey mau kemana?" Tanya ku karena melihat Saki mau pergi

"Mau keluar, aku takut disini akan di makan serigala jahat, bye" ucap Saki lalu pergi dari kamar kami

Aku bersiap dengan pakaian kaos dan celana training.

"Pagi ibu nenek kakek" ucap ku saat melihat mereka sedang di luar rumah bersiap ke kebun

"Pagi nak Haruka"

"Pagi Haruka kun"

"Nama ku mana Haruka kun, aku ada di sini loh" kata Saki

"Oh ada ya, maaf aku lupa"

"Uhhhh istri sendiri masa lupa!!" Teriak Saki

"Ya maaf"

"Bodo!!"

"Saki chan Haruka hanya mengoda mu" ucap Ibu

"Terserah dia saja ibu" kata Saki

"Hmmm dasar pasangan muda" ucap Nenek

"Dimana kebunnya nenek?" Tanya ku

"Tinggal lurus ke barat mengikuti jalan, kira kira 100 meter"

"Ok mari berangkat"

Kami naik pick up kakek nenek dan ibu duduk di depan sementara aku dan Saki duduk di belakang.

"Uwaaa segarnya udara di sini" ucap ku

".."

"Kenapa masih diam?"

"Bodo aku kesal dengan mu Haruka kun"

"Kenapa juga kesal cuma selamat pagi kan?"

"Terserahlah"

"Utututu Saki manis ku sekarang sedang cemberut ya"

"Itu tidak lucu hentikan sekarang juga"

"Utututut"

"Hentikan"

"Lihat kamu tersenyum tadi" kata ku

"Aku tersenyum karena melihat wajah lucu mu itu"

Di kebun

Ku lihat banyak sayuran yang di tanam.

"Apa semua ini milik kalian?" Tanya ku

"Banar nak Haruka, semua kebun sayur di sini milik kami"

"Baiklah panen yang mana ini?"

"Terong dan cabai besar" kata kakek

Aku dan Saki mulai mengumpulkan sayurannnya.

"Hey Saki chan apa ini?" Tanya ku sambil menunjuk buah kecil merah

"Itu tomat ceri"

"Lalu yang ini" tunjuk ku pada buah kecil berwarna ungu

"Apa ya aku juga tidak tau apa itu, biar ku tanya kakek"

"Kakek yang ungu kecil ini apa namanya" teriak Saki

"Itu Tomat juga tapi dengan gen yang berbeda, coba saja itu rasanya manis dan segar kok"

"Dengar kan coba saja Haruka kun"

"Oke akan ku coba"

Saki mencoba petik satu dan langsung di makan.

Mmmm

"Enak ?" Tanyaku

"Coba saja"

"Baik akan ku coba"

"Masam, ini tidak enak kamu berbohong Saki chan"

"Hahahaha tapi enak juga loh" kata kata Saki

"Tidak ini buruk"

Jam 6.10 panen sudah terkumpul.

"Kalian pulang dulu bawa beberapa sayuran untuk di masak, yang lain biar aku dan nenek jual di pengepul"

"Baik" ucap Ku

Aku membawa sayuran itu karena ku yang laki laki.

"Ibu ini akan di masak apa?" Tanya ku

"Kamu maunya di masak apa?" Tanya balik ibu

"Bikin pai bisa kah?"

"Eh pai?" Tanya ibu

"Itu bisa ibu cuma gilingan terong di campur ke adonan pai" kata Saki

"Apa enak?"

"Kita coba saja bu" balas Saki

Kami tiba di rumah dengan cepat.

"Kamu mandi dulu saja Haruka kun biar aku dan ibu yang mengurus sisanya"

"Oke Saki"

Aku mandi seperti biasanya Saki membawakan pakaiannya.

Jam 6.20 aku selesai mandi.

"Saki aku jalan jalan sebentar ya"

"Jangan tersesat ok"

"Kamu kira aku anak kecil apa"

"Iya iya, hati hati dan ingat jalan pulang"

Aku jalan jalan entah kemana yang ku rasa enak di pandang.

"Oy kak Haruka mau kemana?" Teriak Natsumi

"Mau jalan jalan"

"Ikut saja bersama kami"

"Mau kemana?"

"Ke air terjun"

"Jauh tidak dari sini?"

"Dekat kok hanya di balik bukit itu"

"Baik pandu jalannya" kata ku

"Kakak Suguru maju ke depan dulu"

"Umm"

Kami mulai jalan.

"Kenapa kak Saki tidak ikut?" Tanya Komari

"Dia sedang memasak"

"Oh benar juga itu kan tugas seorang istri" ucap Natsumi

"Kak Haruka apa aku boleh tau kenapa permainan gitar mu sebelumnya bisa sangat bagus?" Tanya Suguru

"Ehhh kakak bicara lagi" Natsumi kaget

"Jika kamu tanya kenapa maka akan ku jawab dengan berlatih terus, tapi hanya dengan berlatih kamu tidak akan bisa seperti ku tadi"

"Maksudnya gimana sih kak?" Komari bingung

"Jadi selain latihan apa yang bisa membuatnya bagus"

"Kamu perlu bernyanyi, ingatlah manusia bercakap dengan cara berbicara seperti ini, terkadang orang tidak akan tau makna lagu jika hanya instrumen, mereka perlu di jelaskan secara lisan agar perasaan lebih terhubung, dan pesan lagu jadi tersampaikan"

"Tapi permainan piano solo tidak ada vokal penyayi"

"Kan aku bilang terkadang manusia tidak tau makna lagu yang di sampaikan jika hanya dengan instrumen, tapi terkadang pemain piano juga bisa menggambar makna lagu hanya lewat not not piano yang ia sentuh, tapi akan ku katakan itu sudah di tingkat profesional, yang pintar main nada tempo ataupun keras lembutnya nada"

"Jadi maksud mu itu bernyanyi saja karena itu jalan yang lebih mudah?"

"Tepat sekali"

"Tapi suara ku fals"

"Ya cari orang yang mau menyampaikan pesan lagu mu"

"Disini tidak ada yang bisa"

"Jepang luas, pasti ada kok, jika bukan di sini maka mungkin ada di tempat lain"

"Umm, kakak Haruka bolehkah aku ikut dengan mu ke Miyagi jika aku sudah lulus nanti, ku dengar kamu buka restoran, izinkan aku bekerja di sana di masa depan"

"Ehhhh" teriak kami bertiga

"Apa kamu yakin? Miyagi tempat yang jauh loh, kenapa tidak di Tokyo saja?"

"Aku ingin membuka wawasan ku aku ingin mengubah hidup ku dan ku rasa kamu orang yang bisa membantu mengubahnya" ucap Suguru

"Alamak repot dah ni" pikir ku

"Aku sih boleh boleh saja kamu bisa ku carikan tempat tinggal murah, dan bisa ku beri perkejaan tapi jika kamu mau sekolah di sana kamu harus tes loh, dan ku pastikan itu tidak akan mudah"

"Aku bisa aku yakin"

"Maka minta izin dari ibumu dan adik mu saat kamu pergi nantinya"

Suguru menoleh ke kedua adiknya, ia melihat adiknya sudah meneteskan air mata.

"Kamu di sayang adik mu Suguru kun, jika kamu tetap teguh maka akan ku bantu asalkan pilihan mu tidak melukai hati keluarga mu"

"Umm akan ku usahakan"

"Jangan menangis kalian ini, kalian pasti juga akan mengalami hal serupa kok saat beranjak dewasa, rasa ingin berpetualang di banyak tempat" ucap ku sambil menepuk kepala mereka berdua

"Kamu pergi saja kakak Haruka kamu memberikan dampak negatif pada kakak kami" teriak Natsumi

"Eh aku yang salah?"

"Jangan bodoh Natsumi, kakak Haruka tidak melakukan apa pun tapi kakak kita yang tertarik sendiri" ucap Komari

"Tugas kalian adalah mencegah kakak kalian pergi jadi berjuang lah, antara usaha kalian atau keinginan kakak kalian yang menang" ucap ku

"Ummm kami akan berusaha" ucap Komari dan Natsumi

"Serta aku tidak akan kalah"

"Sudahlah ayo lanjutkan perjalanan sebelum siang" kata ku

"Umm"

Di jalan kami bertemu Hotaru, lalu Renge dan Hika

"Kakak Haruka gendong diriku" ucap Renge

"Aduh Renge jangan merepotkan orang lain" ucap Hika

"Tidak repot kan kak Haruka" tanya Renge

"Nih anak tidak peka sepertinya" pikir kami semua

"Mau ku gendong di mana?" Tanya ku

"Gendong di atas"

"Baik bentar ya kamu akan ku angkat"

Renge bersiap dan hup dia ku angkat di antara kedua leher ku.

"Uwaaa ini seru kamu lihat Nat chan, aku sekarang lebih tinggi dari kamu"

"Sial aku ingin" pikir Natsumi

"Jangan berpikiran untuk ikut nan chan" kata Hika

"Tidak sama sekali" ucapnya dengan tampang ingin

"Itu kelihatan mau" pikir kami semua

"Lets go kak Haruka" ucap Renge

Kami berjalan lagi sekitar 10 menit dan sampailah di air terjun kecil, dengan kolam di bawahnya.

"Ayo mandi" teriak Natsumi

"Oyyy"

"Hey hey apa kalian yakin mau mandi di sini? Apa kalian tidak takut ada ular atau hewan hewan lainnya di dalam air?" Tanya ku

"Tenang saja jika ada ular akan ku serang dia dengan tangkapan maut"

"Kak Haruka kamu penakut ya" kata Renge

"Hotaru chan kamu juga ikut?" Tanya ku

"Umm aku pernah ikut mandi di sini dan seru kok"

"Kalian bawa baju ganti?"

"Bawa dong" balas Natsumi

"Hmmmmm"

"Kamu tidak bawa kak Haruka?"

"Ya mana bisa bawa jika kalian tidak memberi tahu dulu" ucap ku

"Bukanya aku tadi sudah mengatakan akan ke air terjun"

"Hanya ke air terjun bukan untuk berenang" ucap ku

"Huh kalian mandilah aku akan menunggu di sini" ucap ku

"Baik, ayo teman teman kita mandi" teriak Natsumi

Aku berjalan jalan di sekitar dan memotret beberapa pemandangan unik, dari air terjun, permainan anak anak itu, Pohon sakura, dan paling eksotis adalah pemandangan dari atas bukit.

"Aaaaaa"

Ku denger teriakan dari Komari, aku bergegas kembali ke air terjun.

"Ada apa Komari chan?" Tanya ku

Kulihat Natsumi di kerumi anak anak tadi.

"Kenapa dengan Natsumi?" Tanyaku

"Kepalanya berdarah!" Teriak Hotaru

"Tenang tenang ini hanya luka kecil" kata Natsumi

"Lihat aku bisa berdiri ka.." Natsumi mencoba berdiri namun ambruk lalu pingsan

"Angkat dia Suguru kun dia adik mu"

"Umm"

Suguru mencoba mengangkat tapi tidak kuat.

"Haduh kamu ini, minggir biar aku yang angkat, disini ada rumah sakit?" Tanya ku

"5 km dari sini Kak"

"Sial kita harus kembali ke rumah dulu untuk ambil mobil"

"Suguru kun tunjukan jalan tercepat, kalian ganti lah baju dulu"

"Ummm"

Ku gendong Natsumi lalu berlari mengikuti Suguru

"Apa ini kecepatan larimu? Bahakan dari aku yang membawa beban lebih cepat aku, cepatlah adik mu sudah pingsan loh"

"Umm" dia menambah kecepatan

"Sial ini terlalu sulit jika turunnya terlalu tajam" pikir ku

"Suguru tunggu sebentar jangan asal gas kalo di turunan nanti kamu jatuh ke depan"

"Biar cepat"

"Ya jangan seperti itu juga!!!"

7 menit kami berlari dan akhirnya sampai di rumah Suguru.

"Kamu ada mobil?"

"Tidak punya"

"Haruka kun ada apa lari larian" ucap Saki yang muncul dari jalan barat

"Ini"

"Kenapa dengan Natsumi?"

"Entahlah, apa kakek sudah kembali?"

"Masih belum"

"Kita masukan dulu saja Natsumi ke rumah"

Di rumah ibu nya kaget dan segera mencari kain untuk menghentikan pendarahannya.

"Haruka kun carikan mobil cepat" ucap Yukiko san

"Kemana harus ku cari, mobil kakek ku masih di pakai"

"Pinjam ke keluarganya Matsuyama cepat"

"Dimana itu?"

"Suguru antarakan Haruka"

"Umm"

Aku di antarkan ke rumah Matsuyama lalu aku segera meminjam mobilnya.

"Ini kuncinya nak"

"Terima kasih pak"

Aku dan Suguru langsung gas kembali ke rumah Yukiko san

"Ayo berangkat, Suguru buka kan pintu" teriak ku

Suguru membuka kan pintu

"Kamu bisa menyetir kan Haruka kun?" Tanya Yukiko

"Entahlah aku belum pernah pegang mobil jadul sebelumnya, tapi kurasa sama cara mainnya"

"Bahaya dong, cari yang lain saja"

"Mana sempat, ayo percaya saja pada ku yang penting kalian menunjukkan arah belok jangan mendadak"

"Baiklah aku percaya padamu" ucap Yukiko

Broommmm

"Kenapa belum jalan Haruka kun?" Tanya Saki

"Giginya belum ku ubah"

"Hadeh cepatlah di ubah"

"Iya iya maaf maaf"

Mobil melaju dengan cepat 7 menit kami sampai di rumah Sakit.

Ibunya lantas membawanya ke ugd bersama Suguru, sementara aku dan Saki yang entah ke kenapa juga ikut menunggu di mobil saja.

20 menit berlalu.

"Haruka kun apa kamu bawa uang?"

"Aku tidak bawa, Saki kamu bawa?" Tanya ku

"Berapa yang kamu butuhkan Yukiko san?"

"Hanya 5600 yen"

"Apa luka nya Natsumi tidak parah?" Tanya ku

"Hanya kulit robek dan harus di jahit saja"

"Ini Yukiko san" Saki memberikan 10 rb yen

"Aku pinjam dulu ya Saki chan"

"Umm"

15 menit kemudian mereka bertiga keluar dari rumah sakit dengan kepala Natsumi yang di perban.

"Kamu sudah sadar Natsumi chan?"

"Ohh sebenarnya tadi aku tidak pingsan hanya memejamkan mata karena takut"

"Hmm ayo kembali saja, atau Yukiko san butuh tebus obat dulu di apotek?"

"Ke apotek dulu Haruka kun"

"Baik"

Aku menjalankan mobil ke apotek lalu kembali pulang lewat jalan yang sama.

"Aku akan mengembalikan mobil ini dulu"

"Kamu ingat rumahnya Haruka kun?"

"Aku ingat"

"Saki turun saja di sini" ucap ku

"Baik" balas Saki

Setelah ku kembalikan mobilnya aku datang lagi ke rumah Yukiko san, disana sudah ada banyak warga yang berkerumun.

"Huh pulang saja" pikir ku

"Sudah ku duga di rumah tidak ada orang" ucap ku

Aku ke ruang keluarga saja untuk menonton tv, mencari info pendapat baru jika ada.

"Apa pai nya sudah jadi ya?" Pikir ku

Ku lihat di dapur dan pai sudah jadi.

"Saki chan boleh ku makan dulu painya?" Pesan ku pada Saki

"Makan saja Haruka kun, tapi kenapa kamu tidak ke sini saja"

"Disitu kulihat banyak orang tadi"

"Sekarang sudah sepi kok, disini juga ada Kakek nenek dan ibu"

"Baik baik aku akan ke sana"

Aku makan dulu painya baru aku ke sana, eh dan ganti baju karena ada bekas darah.