webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

47. Narasumber

Mulailah menulis rencana drama.

Karena ini adalah drama musim gugur hingga musim dingin, menurutku drama bertema romansa adalah yang terbaik, cinta yang hangat atau cinta yang sedih?

Mungkin keduanya?

.

Jika saya ingat, di kehidupan lampau ada sebuah drama berjudul Man In August.

Kisah seorang anak laki laki yang menemukan cintanya ketika remaja, namun harus terpisah karena takdir dari Tuhan, dia kaya sedangkan dirinya miskin.

Menyalahkan atas apa yang Tuhan takdirkan, menyalahkan kehidupannya, menyalahkan ibunya bahkan ayahnya yang telah meninggal.

Banyak kesalahan yang di buat, puncaknya adalah ketika dia sendirian.

Tuhan menjemput Ibunya.

Penyesalan yang terlambat?

Kisah berlanjut di masa 10 tahun kemudian.

.

Takdir yang keras terus menerpanya, berjuang untuk hidup dan makan untuk hari esok.

Pertemuan terjadi kembali antara dirinya dengan wanita yang di sukainya ketika remaja.

Berbeda kasta dan derajat.

Dia Seorang Artis sedangkan dirinya hanya buruh serabutan.

Malu memandang dan tak pernah memandang satu sama lain.

Cerita usai?

Tentu saja tidak, kisah berlanjut dengan memulai kehidupan yang baru, mencari tahu apa itu arti kehidupan.

Melupakan cinta sejenak dan fokus menata hidup.

.

Roda berputar dan tibalah dia dimasa menjadi seseorang yang mampu.

Namun sayangnya Wanita yang telah ia cintai sejak remaja telah bergandeng tangan di pelaminan dengan laki laki lain.

Takdir mempermainkan hidupnya.

Jika ada sesuatu yang ingin dia ubah tentu saja itu adalah takdirnya!

.

Penulisan itu ku lakukan dalam waktu 4 hari.

Masih ada kelanjutannya namun inti drama tetap itu.

Mungkin akan ku masukan konflik tambahan seperti pertengkaran dengan ibunya.

.

Pergi ke ruangan direktur.

"Bu saya telah selesai membuat rancangan, anda ingin melihat?"

"Aku tau kamu bisa, berikan padaku biar ku lihat"

Berikan beberapa lembar rancangan yang ku buat.

.

Bu Mu, membaca dengan teliti, mencari kesalahan dan mencari kelebihan dari rancangan drama ini.

20 menit berlalu.

"Bagaimana kamu bisa mendapatkan ide ini? Jujur aku takjub dengan takdir di cerita ini, semua konflik dan alur terhubung dari awal hingga akhir" Bu Mu memuji.

Ketika saya pulang sewaktu dari sini, saya menemukan seekor kucing di pinggir jalan, kurus kering dan bahkan hampir mati kelaparan.

Saya tak tega dan akhirnya aku memutuskan untuk memberikan sepotong paha di nasi kotak yang ku bawa dari sini.

Namun siapa sangka ketika aku hendak keluar mobil dan memberi, ada seorang anak kecil, dia seorang pemulung, rela memberikan makanannya untuk si kucing itu.

Dalam benar ku, apa mungkin ini sudah di takdirkan oleh tuhan, aku berniat menolong kucing tersebut, namun ada orang lain yang juga ingin menolongnya, jujur banyak yang lewat namun tak ada niatan menolong kucing itu, jadi jika ada orang yang ingin memberi pasti itu takdir tuhan yang menggerakan hati si pemberi.

.

Alhasil nasi kotak ku ku berikan saja pada anak pemulung tadi, walaupun awalnya ingin kuberikan pada kucing, namun tuhan berkehendak lain.

Tiap makhluk punya berkahnya masing masing, begitulah dunia bekerja.

"Kamu unik Hajin, hanya dengan seperti itu kamu bisa menyimpulkan dan membuat cerita tentang takdir"

"Itu bukan apa apa bu"

.

.

.

Pulang ke rumah, menunggu satu minggu lagi sebelum presentasi di depan sponsor.

Masuk rumah sudah di sambut saja dengan bunga bunga bermekaran berwarna merah.

"Istri, kamu beli bunga ya?" Aku tanya

"Itu sudah lama, memang bunganya mekarnya setahun sekali"

"Itu indah, tapi apa kamu tau jika tanamam ini sebenarnya beracun?"

"Benarkah? Kamu tak mengada ada kan suami!" Wanqiu panik dan kaget

"Nama bunganya Clivia kan, lebih baik di jual saja daripada di tanam, itu memang beracun namun bagi hewan seperti anjing"

"Oh ku kira beracun untuk manusia, aku tak mau menjualnya, dulu ku beli mahal loh, harganya dulu saja 5 yuan ketika masih kecil"

Demam bunga Clivia belum di mulai, demam bunga ini akan terjadi di tahun 1984 nantinya ketika bunga ini dijadikan ikonik bunga negara.

Kurasa di Beijing tak terlalu fanatik, namun di Shanghai beda cerita.

"Lalu apa kamu tau harganya sekarang?" Tanya ku

"Paling 10 atau 15 ketika sudah dewasa seperti itu"

"Tebakan mu meleset jauh melebihi angkasa"

"Kamu lebay, memangnya berapa harganya sekarang?"

"Mungkin 15 rb yuan per satu nya"

Wanqiu melongo.

"Kamu mimpi ya suami? Ini bunga harga 5 yuan bagaimana bisa jadi 15 rb yuan"

"Yeh gak percaya, mau taruhan uang bulanan mu?"

"Apa untungnya jika aku setuju atau tidak, adanya aku yang malah rugi jika kamu tak memberiku uang bulanan, jadi sekarang katakan saja apa benar 15 rb yuan itu?"

"Aku serius tentunya, tapi bukan di Beijing, melainkan di Shanghai, kamu apa tak pernah lihat berita, bunga Clivia sedang naik daun alias viral"

"Aku terlalu sibuk mengurus anak anak, jadi tak sempat nonton berita, lalu jika semahal itu ayo kita jual saja suami!"

"Uang bulanan dariku apa belum cukup?" Tanya ku

"Apa hubungannya?"

"Kamu ini jika soal uang mata langsung jreng"

"Ya kan sayang uang 15 rb cuma di tanam saja"

"Kalau kamu memang suka tak perlu di jual, kita tak kekurangan uang, jangan mengikuti tren harga bunga ini, apalagi sampai berniat bisnis bunga ini, bukan untung tapi bisa buntung"

"Bukan bisnis juga, tapi jual yang ada di kebun saja, kita ganti ke bunga anggrek contohnya"

"Dih alasan, bilang saja kamu kepingin uangnya"

"Hehe itu benar juga"

.

.

Aku tak ingin menjualnya, jadi biarkan saja berkembang di taman rumah.

Kecuali jika ada yang datang untuk membeli barulah aku akan melepaskan.

.

Duduk di sofa sambil nonton tv.

"Mau pamit kak" Qinqin tiba tiba datang dengan pakaian rapi

"Pamit kemana? Ini sudah petang loh"

"Teman mengajak jalan jalan"

"Pria atau wanita?"

"Pria, teman ku yang pernah datang ke kantor mu bersama ku itu"

"Tidak boleh, sekarang keluar mau pulang jam berapa coba"

"Hanya keluar untuk makan"

"Oh begitu rupanya, dia pacar mu?"

"Bukan, hanya teman"

"Qinqin, ingatlah aku bukannya ketat padamu, namun bagaimana jika terjadi apa apa dengan mu, jika dia memang teman mu suruh dia datang menjemput mu di rumah"

"Asramanya jauh, jadi lebih baik bertemu di tempat pertemuan"

"Jarak bukan jadi alasan seorang teman apalagi laki laki pada wanita, aku juga tak percaya sebenarnya teman itu ada di antara laki laki dan wanita"

"Hmmm kakak ini orangnya ribet dan terlalu protektif" Qinqin kesal

"Apa aku pernah menghalangi kabahagiaan mu? Kamu susah saja ku bantu, kamu sakit ku bawa ke rumah sakit untuk kesembuhan mu, jika tak mau ku atur ya sudah sana sekalian pergi, diberitahu yang baik bukannya menurut malah membengkang" Aku marah

"Iya iya aku tak akan pergi, lain kali akan ku katakan padanya untuk datang ke rumah jika ingin mengajak ku jalan"

"Kamu sudah dewasa, jangan bertingkah seperti anak kecil, tau mana hitam dan putih" (Maksud dari perkataan ku adalah apa baik jika wanita keluar malam)

"Iya aku tau, makanya sekarang aku tak pergi"

"Bagus, sekarang kembali ke kamar mu, atau ikut nonton tv bersama ku"

"Belajar lebih baik!"

.

"Baba, ayo pergi ke pasar malam" Yuan Yuan

"Dimana pasar malamnya?" Aku tanya

"Itu di lapangan distrik B, baru di buka minggu lalu"

"Oh, yang ada lampu sorotnya di luar itu ternyata, baiklah ayo keluar nonton kalau begitu, ajak paman dan bibi mu juga Yuan Yuan"

"Semuanya?" Yuan Yuan

"Iya semua"

"Maaf kak, aku tak ikut, aku besok ada ujian" Wenqi (dia di ruang tamu)

"Aku juga" Hanqi

"Ya sudah kalau tak mau ikut"

.

.

Qinqin yang ngambek di kamar, mau keluar untuk pergi ke pasar malam setelah di bujuk Wanqiu. (Dipaksa mungkin)

.

Naik mobil.

Yang ikut ada keluarga ku plus 4 adik.

Jalanan di dekat pasar malam padat.

Cari parkiran dan masuk ke area pasar malam.

.

.

"Kamu ikut kami saja Yuan Yuan" Pingping

"Benar, biarkan ayah dan ibumu mengurus adik mu"

"Tapi jika tak di dekat mama tak bisa jajan" Yuan Yuan

"Tenang saja kakak mu ini punya uang kok, ayo jalan bersama kita saja" Pingping

"Baiklah" Yuan Yuan

"Nanti kita bertemu lagi di sini jam 8.30 ya, satu jam setengah cukup untuk berkeliling"

"Baik kak"

.

"Mau kuliner atau naik wahana?"

"Kuliner saja, wahananya nanti, toh tak banyak juga yang bisa di naiki karena bawa anak kecil"

"Baiklah"

Rata rata makanan di jual seharga 50 sen per porsi, itu cukup murah menurut ku.

"Istri mari mampir sebentar ke lempar gelang itu"

"Mau mencobanya?" Wanqiu tanya

"Iya aku mau coba"

.

.

Datangi tempatnya.

(Sepi tempatnya karena ada di ujung)

"Pak, berapa sekali main?" Teriak ku

Pak tua itu datang dengan agak pincang.

"50 sen untuk 5 gelang" Ucapnya dengan tidak jelas, dia mungkin menderita stroke sebagian.

"Mau mencobanya sekali pak" Wanqiu

"Berikan padaku 100 gelang pak" Sela ku

"Bukannya kebanyakan suami?" Wanqiu

"Beneran 100 gelang nak?" Bapak tadi kaget

"Iya 100 gelang"

.

Diberikan padaku semua gelang di tangannya.

"Lemparkan sembarang istri" Suruh ku

Wanqiu paham sekarang.

"Oke ku lemparkan sembarang" Balasnya

Wanqiu melemparkan namun tak ke target.

Melempar langsung 4 gelang.

Aku pun sama.

Kuan dan Jinping juga ku ajak melempar.

Pemilik melongo dengan aksi kami.

.

100 gelang selesai dengan cepat.

"Sudah ayo pergi istri" Ajak ku

"Nak nak tunggu sebentar ini untuk oleh oleh anak mu" Pemilik memberikan dua boneka kecil

"Tak usah pak, kami tak memenangkan hadiahnya"

"Tak apa terima saja" Pemilik memaksa

"Kalau begitu kami terima, terima kasih pak"

"Berbuat baik akan di balas kebaikan juga"

.

Kuan dan Jinping memegangi bonekanya.

.

Beli minum kelapa muda, sengaja tak beli yang minuman sachet agar kuan dan Jinping bisa ikutan minum.

.

Naik ke wanaha komedi putar

"Pak jalankan pelan saja ya, kami naik juga tak akan lama juga" Ucap ku pada pemiliknya

"Oke siap laksanakan"

.

.

Naik di bagian kereta kuda.

Sesuai arahan ku pemilik menjalankan komedi putar dengan pelan.

Sengaja begitu agar Kuan dan Jinping aman untuk naik.

.

Selesai lebih cepat karena takut kedua anak jadi pusing, walaupun mereka selalu tertawa ketika naik.

Lanjut jalan.

Beli dimsum.

Beli aksesoris pasar malam

Beli oleh oleh.

.

Berhenti di permainan anak memancing ikan bohongan, ikan di tarik dengan pancingan magnet yang mana ikannya ada paku di moncongnya.

Kuan dan Jinping yang main tentunya, walaupun orang tuanya akhirnya ikutan karena keduanya tak segera dapat ikan.

.

Mengumpulkan satu ember dan bisa di tukarkan dengan hadiah kecil kecilan seperti gelang dan sisir rambut.

Lihat jam dulu.

Masih ada 35 menit sebelum kumpul.

Jadi lanjut jalan jalan.

Beli pakaian untuk anak anak.

Walaupun Yuan Yuan tak bersama kami, Wanqiu tetap lihai memilihkan.

Tau betul ukuran pakaian Yuan Yuan karena dia ibunya.

.

Beli dua potong pakaian untuk tiap anak.

Untuk ku beli kaos dua buah, Wanqiu juga membeli kaos.

.

Bawaan sudah banyak, jadi segera kembali ke titik kumpul.

.

Sampai sana ternyata yang lain sudah menunggu.

"Sudah puas jalan jalannya?" Aku tanya

"Sudah Baba, aku bahkan di belikan mainan oleh bibi ku, tentunya mereka patungan" Yuan Yuan

Yang dibeli Yuan Yuan adalah sebuah truk kayu.

"Apa mahal?" Aku tanya ke Pingping

"Tidak kak, murah kok, kami berebut mau membelikan untuk Yuan Yuan, biar adil akhirnya kami patungan saja" Balasnya

"Oh kalau begitu ya sudah, Yuan Yuan sudah bilang terima kasih pada bibimu kan?"

"Sudah!"

.

"Baiklah, mari pulang"

.

.

Jam 8.50 sampai rumah.

Ku berikan oleh oleh untuk yang di rumah, 4 adik sebenarnya juga membeli namun mereka hanya membeli satu jenis oleh oleh.

.

.

.

Seminggu kemudian.

Presentasi di depan sponsor telah di lakukan, namun kesepakatan harga belum terbentuk.

Mungkin perlu di rundingkan lagi, intinya harganya harus lebih dari 45 juta yuan.

.

Kedua kakak ku Hyun dan Shide sudah terbiasa dengan pekerjaan di sini, kerja nya lebih ringan daripada di tambang, cuma mereka harus lebih disiplin di sini, itu bukan masalah besar karena kedisiplinan selalu di ajarkan oleh ibu kami sejak kami kecil.

Lalu untuk urusan tempat tinggal mereka tinggal di mess khusus karyawan, karena jam kerja yang tak tentu dan sewaktu waktu di butuhkan, jadi mereka lebih baik tinggal di dekat perusahaan.

.

Toh tinggal di mess lebih hemat juga, biaya sewa hanya 1/4 harga asli, dapat makan juga untuk pagi dan sore.

Urusan gaji aku tak tau berapa nominalnya, namun kemungkinan bisa lebih dari 500 yuan, karena gaji pokoknya saja di 300 yuan, 200 yuan bisa dari bonus lembur dan absensi.

.

Kami jarang berjumpa karena lokasi kerja ku beda gedung.

Mereka di gedung shooting sedangkan aku di gedung perencanaan.

.

Namun mereka berkunjung ke rumah ku, sabtu kemarin, membawakan ku makanan untuk rasa Terima kasih karena telah di bantu di sini.

Lamaran magang Wenqi juga sudah di Acc, tepatnya satu hari setelah aku meminta langsung ke Hrd.

Wenqi akan mulai magang pada bulan September dan berakhir di bulan Januari awal.

Btw, dari Universitas Beijing hanya ada 4 mahasiswa saja yang magang di CGTV.

3 mahasiswa lewat jalur umum, mereka menunggu hampir 3 bulan untuk di acc lamarannya.

Mereka semua adalah seniornya Wenqi walaupun beda prodi.

.

Acara ku selanjutnya sebelum memulai drama di 1 September nanti adalah menjadi motivator di Universitas Beijing, tepatnya tanggal 20, 2 hari lagi.

.

.

Tanggal 20.

Aku sendirian menuju universitas Beijing.

Namun ketika sampai di sana aku di sambut oleh para Profesor dan anggota himpunan mahasiswa, Qinqin ada di sana juga.

.

Di ajak ngobrol dan minum teh dulu sebab jadwal tampil masih lumayan lama.

.

Ketika waktunya tiba.

Aku agak dag dig dug sekarang, sebab audiens ku yang sekarang adalah orang terpelajar, akan ada sesi tanya jawab di akhir, jika aku tak bisa menjawab bisa hilang reputasi ku.

.

"Mari kita sambut bintang tamu kita, Yu Hajin!!" Host memberikan kode

.

Aku naik ke panggung dan tepuk tangan meriah datang kepada ku.

"Sangat megah" Pikir ku melihat penonton yang sangat banyak ini.

.

Perkenalan singkat dan mulailah menjadi motivator.

Ku ceritakan pengalaman hidup ku dan ku gabungan jadi satu dengan sudut pandang pekerjaan ku.

Bagaimana aku bisa sampai di titik ini dan bagaimana caranya agar aku sukses.

Tujuan omongan ku hanya satu, yaitu agar penonton memiliki pikiran terbuka.

Dimana ada kemauan disitu ada jalan.

.

Selanjutnya sesi tanya jawab.

Hanya di batasi 5 pertanyaan dari laki laki dan 5 pertanyaan dari perempuan.

.

Pertanyaan pertama dari pihak laki laki.

"Perkenalkan nama saya Mi Nishan, saya dari prodi seni visual fakultas seni, saya ingin bertanya mengenai perubahan dari kebiasaan perfilman kita dari yang sinetron ke drama, anda adalah pencetusnya, pertanyaannya darimana kakak mendapatkan ide seperti ini? Dan ide awal kok bisa langsung sukses"

"Baiklah akan ku jawab, Mi Nishan bukan, prodi seni visual, aku suka pertanyaan ku, dimana orang orang hanya menikmati drama yang ku buat namun kamu bisa berpikiran kenapa drama ku bisa sukes padahal ini debut pertama bahkan sekarang mengalahkan ketenaran sinetron"

.

.