webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

4.) Kita Bisa

<p>7-3 <br/><br/>Pertandingan berlanjut dengan aku melakukan servis lagi.<br/><br/>Aku melihat 3 orang bersiap di area bertahan karena mengira aku akan melakukan jumping servis namun salah aku melakukan float servis.<br/><br/>Sama lompatnya namun bola jatuh ke depan.<br/><br/>8-3<br/><br/>"Sial kita di mainkan oleh dia" ucap Tsukisima tak senang<br/><br/>"Tenang Tsukisima kita akan bertahan dan menang"<br/><br/>Hingga 24-3 tidak ada perubahan paling paling servis ku mampu di kembalikan namun malah menjadi chance ball dan dieksekusi kembali oleh Hinata.<br/><br/>Kulihat tangan Daichi sudah amat merah mungkin dia sudah merasa sakit karena dia mampu menebak arah servis ku namun kebanyakan gagal di kembalikan.<br/><br/>"Maafkaan aku Daichi san" ucapku dalam hati.<br/><br/>Aku di servis terakhir melakukan servis unik lainya yaitu servis kurva para bola<br/><br/>Booom<br/><br/>Bola ku pukul ke dengan putaran ke bawah seperti float namun pukulan ku berbentuk para bola, jadi hanya bisa di tangkap dengan pasing atas.<br/><br/>Daichi mencoba nya namun gagal bola malah melesat menjauh ke belakang.<br/><br/>25-3<br/><br/>Kemenangan mutlak oleh tim kami.<br/><br/>"Whoaaa hebat sekali Haruka san, kamu mvp pada pertandingan ini" ucap Hinata.<br/><br/>"Hehehe makasih Hinata san"<br/><br/>"Mari kita berjuang lagi untuk set 2" ucap Kageyama.<br/><br/>"Baik" ucap kami berdua.<br/><br/>Kulihat Saki turun dari bangku penonton dia berkata pada ku untuk pulang terlebih dahulu, aku mengatakan untuk berhati hati.<br/><br/>"Saki san aku ingin berpesan padamu tolong kamu lihat gerak gerik ayah mu dan jika dia tidak senonoh padamu gunakanlah alat kejut"<br/><br/>"Tunggu akan kuambilkan"<br/><br/>Aku mengambilkan alat kejut listrik miliku dan menyerahkannaya pada Saki, Saki agak bingung dengan perkataan ku namun dia masih menerimanya.<br/><br/>"Sampai jumpa Haruka san"<br/><br/>"Sampai jumpa kembali Saki"<br/><br/>"Ano Haruka san bisakah aku minta no hp mu"<br/><br/>"Tentu silahkan catat Saki san....."<br/><br/>Dia segera keluar setelah mendapatkan no hp ku.<br/><br/>Disi lain.<br/><br/>Aku segera menghampiri Daichi dan mengatakan agar tangannya segera di kompres dengan air hangat agar tidak terjadi iritasi.<br/><br/>"Tidak aku akan berjuang untuk menghadapi servis gila mu iti Haruka san" <br/><br/>"Eh tapi itu bisa berbahaya mungkin Daichi san"<br/><br/>"Tenang ..... Akhhhhhh" teriak Daichi saat Sugawara menyentuh tangan Daichi yang merah.<br/><br/>"Hehehe sedikit sakit rupanya" ucap Daichi.<br/><br/>"Daichi san lebih baik kita panggil dia saja" ucap Sugawara<br/><br/>"Hufft padahal aku ingin bermain lebih" ucap Daichi.<br/><br/>Srettt (suara pintu terbuka)<br/><br/>Seorang anak bertubuh kecil masuk <br/><br/>"Dimana yang benama Haruka, akan ku tangkis semua Servisnya !!!!" Teriaknya <br/><br/>"Baik baik Nishinoya, segera kamu gantikan daichi"<br/><br/>"Baiklah akan ku gantikan dia" ucap Nishinoya sambil melirik kearah tangan Daichi.<br/><br/>"Pasti keras ya semakin membuat jiwa ku tertantang" ucap Nishinoya dalam hatinya.<br/><br/>Pertandingan berlanjut.<br/><br/>Servis dari Tsukishima<br/><br/>Servis atas normal yang membuat ku mudah mengcovernya ke Kageyama dan memberikan Toss pada Hinata secara cepat.<br/><br/>"Eh secepat itu kah?" Ucap Hinata tidak percaya.<br/><br/>"Oy kageyama kurasa kamu terlalu memikirkan timing bola mu, aku sarankan kamu melihat dulu Hinata ada di mana dan sesuaikan kecepatan bola menuju ke tempat Hinata akan melakukan Spike" <br/><br/>"Baik akan ku usahakan, Hinata kamu harus bisa!" Ucap Kageyama.<br/><br/>"Baik baik akan berusaha" ucap Hinata.<br/><br/>Sebelum pertandingan Kageyama berkata padaku bahwa jika saat poin 1-15 dia dan Hinata gagal melakuakn combo seperti ku dengan Hinata di awal, dia ingin menguasai cara ku sebelumnya dengan cepat namun ya kurasa tidak masalah.<br/><br/>0-1 lawan memimpin.<br/><br/>Servis kedua<br/><br/>Berhasil ku oper ke kageyama dan di toss ke Hinata secara cepat lagi dan gagal lagi.<br/><br/>"Maaf sekali lagi Hinata" ucap Kageyama.<br/><br/>Servis ke 3<br/><br/>Hinata yang mengcover dan malah gagal berputar bolanya<br/><br/>Servis ke 4<br/><br/>Ku cover dan sekali lagi kageyama melakukan toss ke Hinata.<br/><br/>Sempat berhasil namun masih jauh dari kata sempurna dan si lbiero Nishinoya sudah berisap dimana bola akan jatuh dan menyebabkan kita kehilangan poin lagi karena balasan cepat dari Tsukishima.<br/><br/>Servis ke 5<br/><br/>Tsukishima gagal melakukan servis.<br/><br/>1-5<br/><br/>Kageyama servis, dengan jumping servis namun belum berhasil servis ace.<br/><br/>Nishinoya berhasil mengcover dengan sempurna dan Yamaguchi melakukan toss pada Tsukishima.<br/><br/>Blammm<br/><br/>Spike keras dari Tsukishima tidak ter block dan Hianta gagal meng-cover nya.<br/><br/>1-6 <br/><br/>Nishinoya melakukan servis.<br/><br/>Servis biasa yang membuat ku dengan mudah mengcovernya, toss kembali di berikan Kageyama ke Hinata.<br/><br/>Blam <br/><br/>Spike cepat berhasil di lakukan namun Nishinoya berhasil meng-cover dan bola bisa dimainkan kembali, penyelesainya tidak sempurna dari Tsukishima membuat kami punya peluang lagi.<br/><br/>Aku mengoper ke Kageyama, entah kenapa aku ingin melompat untuk Spike.<br/><br/>Kageyama yang melihat insting ku segera memberiku operan tinggi.<br/><br/>Bola mengarah padaku <br/><br/>Blammm<br/><br/>Spike 3 m kulakuakan walapun sudah di blok bola masih lurus kedepan karena kerasnya spike ku.<br/><br/>Namun sayangnya Nishinoya sudah bersiap dan berhasil meng cover nya.<br/><br/>Bola bebas masuk ke area kami, kageyama segera melakukan tos lagi ke Hinata dan <br/><br/>Boommm<br/><br/>Quick Spike terjadi seperti pertama kali kulakukan dengan Hinata.<br/><br/>"Whoooooaaaaaaa apa itu itu sangat keren, Tsukishima dan Nishinoya berhasil memblokir serangan berat dari Haruka" ucap Daichi<br/><br/>"Dan Hinata bagus sekali kamu bisa melakukan Quick spike" <br/><br/>Hinata servis namun gagal<br/><br/>2-7<br/><br/>Yamaguchi servis juga gagal<br/><br/>3-7<br/><br/>Servis oleh diriku.<br/><br/>Aku mencoba tenang dan kutatap libero musuh.<br/><br/>Kulempar bola ke atas, aku berlari sedikit dan melompat<br/><br/>Boom<br/><br/>Bola sampai dengan cepat ke area musuh.<br/><br/>"Servis Aceeeeeeee" ucap Tanaka<br/><br/>"Oy apa secepat itu? Tak heran tangan mu sampai merah Daichi san" ucap Nishinoya.<br/><br/>"Berikan aku 3 kali lagi Haruka dan aku akan mengembalikannya dengan spike oleh tsukishima"<br/><br/>Aku hanya menurut dan servis kembali.<br/><br/>4-7<br/><br/>Kuulangi hal sama dengan sebelumnya<br/><br/>Boomm <br/><br/>Bola menukik dengan cepat..<br/><br/>Blesss <br/><br/>Bola masuk ke dalam area musuh<br/><br/>"Servis aceeeeee"<br/><br/>5-7<br/><br/>Aku servis kembali, kucoba servis parabola miliku.<br/><br/>Boom bola membentuk kurfa parabola<br/><br/>Nishinoya gagal memperdiksi dan menyebabkan dia salah langkah dan salah tangan, bola meluncur kebelakang setelah mengenai tangannya.<br/><br/>"Sialan aku tidak tau kamu punya itu juga" teriak Nishinoya.<br/><br/>6-7<br/><br/>"Memang itu servis yang sangat sangat berengsek, sialan, aku ingin mengkutuk Haruka itu karena telah mempermainkan tim ku hingga 25-3" teriak Daichi.<br/><br/>"Sabar Daichi san kamu pasti akan bisa menghadapi Servis seperti itu kok" ucap Sugawara.<br/><br/>Servis kembali kulakukan.<br/><br/>Aku memilih servis keras kali ini.<br/><br/>Boomm <br/><br/>Bola turun dengan cepat, Nishinoya sudah di tempat jatuh bola namun <br/><br/>Bom bless<br/><br/>Bola memantul ke mukanya dan memantul lagi keluar area voli.<br/><br/>Kulihat hidungnya berdarah.<br/><br/>"Oy oy Nishinoya San apa kamu baik baik saja, kurasa kamu harus merawat luka mu itu" ucap ku agak keras.<br/><br/>"Hahahaha kami lihat itu aku bisa menerimanya dan jangan sampai kamu membodohiku dengan menyuruhku keluar, aku laki laki yang akan berjuang sampai akhir"<br/><br/>"Tanaka tolong ambil kapas" suruh Nishinoya.<br/><br/>Dia menghentikan mimisannya dengan kapas yang ia sumpal di dalam hidungnya.<br/><br/>"Yah terserah lah yang penting dia baik baik saja" pikir ku.<br/><br/>7-7<br/><br/>Aku servis lagi namun menyangkut di net.<br/><br/>"Woy kenapa kamu terlalu rendah memukulnya, aku tidak terima lakukan sekali lagi" teriak Nishinoya.<br/><br/>"Senpai jangan lakukan hal itu" ucap Yamaguchi.<br/><br/>Pertandingan berlanjut hingga akhirnya skor akhir 25-10 kemenangan untuk tim ku.<br/><br/>Tangan Nishinoya sama merahnya dengan Daichi namun dia senang karena dia dapat pengalaman menerima bola baru dari servis keras ku.<br/><br/>Selamat untuk Kageyama, Hinata, dan Haruka karena telah memenangkan pertandingan ini, dan ku harap Yamaguchi dan Tsukishima dapat belajar dari mereka yang menang aku dan Nishinoya pun juga belajar hal baru disini.<br/><br/>Selamat bagi kalian kelas satu karena telah bergabung dengan klub voli karasuno, Kiyoko maju menyerahkan jaket kepada kami namun sebelum menyerahkan pada ku Daichi berkata.<br/><br/>Kamulah mvp hari ini apa ada yang ingin kamu katakan sekarang Haruka san.<br/><br/>"Eh tentu aku ingin" aku berjalan ke depan.<br/><br/>"Sebelumnya aku perkenalan tidak ada yang memperhatikan, maka aku akan perkenalan kembali, perkenalkan nama ku Haruka, umur 16 dan aku akan bergabung dengan sekolah ini besok, mohon bantuannya"<br/><br/>"Salam kenal, aku Nishinoya kelas 2"<br/><br/>"Aku Tanaka kelas 2"<br/><br/>"Aku Sugawara kelas 3"<br/><br/>"Aku Kiyoko kelas 3"<br/><br/>"Aku Ennoshita kelas 2"<br/><br/>"Aku Kinoshita kelas 2"<br/><br/>"Aku Yamaguchi kelas 1"<br/><br/>"Aku Tsukshima kelas 1"<br/><br/>"Aku Kageyama kelas 1"<br/><br/>"Hinata Shoyo kelas 1"<br/><br/>"Ada juga member lain yaitu Azami kelas 3 namun dia tidak hadir sekarang ini"<br/><br/>"Baiklah, walapun kamu belum jadi siswa sekolah ini kuharap kamu mau bergabung dengan klub voli Karasuno" ucap Daichi.<br/><br/>"Baik Daichi san saya menerimanya", saya mengambil jaket saya dan segera memakainya, Hinata, Kageyama, Tsukishima, Yamaguchi juga melakukannya<br/><br/>Aku melihat jam 5.30 kurang sedikit artinya aku harus pamit.<br/><br/>"Teman teman aku harus pamit sekarang kuharap kita bisa bekerja sama kedepanya"<br/><br/>"Eh mau kemana tidak mau latihan lagi? Padahal aku ingin belajar toss darimu" ucap Kageyama<br/><br/>"Benar benar aku ingin juga belajar menangkis servis gila mu Haruka" ucap Nishinoya.<br/><br/>"Maaf maaf aku sudah ada janji dengan pekerjaan ku, jadi aku undur diri dulu ya" ucapku sambil membungkuk lalu keluar gedung olahraga.<br/><br/>"Eh bekerja? Dia bekerja? Bukanya dia siswa SMA biasa?" Tanya tanaka.<br/><br/>"Saat aku bertemu denganya sih dia juga berkata dia bekerja dan berhenti sekolah selama 1 tahun senpai" ucap Hinata.<br/><br/>"Ehhhhhh apa kehidupan Haruka sangat keras, teman teman kita harus menyemangati nya kalau begitu" ucap Sugawara.<br/><br/>"Dia bekerja? Untuk sekolah sungguh laki laki yang sangat keras" ucap Kiyoko<br/><br/>Aku berjalan menuju apartemen ku untuk mandi dulu lalu berjalan ke apartemen milik Nonaka san.<br/><br/>Kuketuk pintunya dan dia muncul dengan penampilan acak acakan.<br/><br/>"Kamu datang Haruka kun"<br/><br/>"Tentu aku datang, tapi alangkah lebih baiknya kamu mandi dulu Nonaka san"<br/><br/>"Tidak sebelum aku menyelesaikan manga ku eps 4 ini"<br/><br/>"Ehhh bukkanya itu baru di mulai kemarin Nonaka san?"<br/><br/>"Banar tapi ide yang ada di kepala ku sedang penuh, jika aku mandi pasti ide itu akan luntur"<br/><br/>"Mana ada, sekarang mandilah aku tidak tahan baumu Nonaka san, jika kamu kehilangan ide kamu bisa bertanya padaku,jadi jangan khawatir"<br/><br/>Aku mendorongnya menuju kamar mandi dan dia tampak ogah ogahan.<br/><br/>"Sekarang mandi dan akan aku selesaikan perkerjaan ku"<br/><br/>Aku berjalan ke meja khusus ku mengerjakan latar, kelanjutan eps 1 hingga beberpa halaman dan Nonaka keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk<br/><br/>"Ehhhhh Nonaka san kenapa kamu keluar dengan tampilan seperti itu"<br/><br/>"Ara ara apa kamu tersipu oleh tante tante umur 28 ini, jika iya ternyata pesona ku belum luntur hahahahah"<br/><br/>"Hey segera ganti pakaian mu" terak ku.<br/><br/>"Baik baik, tapi apa kamu tidak ingin melihat oppai onecan ini Haruka kun?"<br/><br/>"Tidak cepat sana ganti atau aku melempar mu dengan sepatu"<br/><br/>"Baiklah dasar remaja yang normal" <br/><br/>Huhh jantungku memompa dengan cepat, baru kali ini aku melihat wanita dengan lilitan handuk secara langsung di depan ku.<br/><br/>Pintu terbuka dan Nonaka sudah berpaiakan normal, kaos dan celana pendek dan kami siap untuk pekerjaan kami.<br/><br/>2 jam berlalu dan eps 1 sudah selesai latarnya, aku berdiskusi dengan Nonaka apa ada yang kurang, dia menjawab itu sangat pas jadi tidak perlu di revisi.<br/><br/>Jam 8 malam<br/><br/>"Haruka kun mari istirahat makan dulu, seharusnya kamu belum makan malam kan, jadi mari makan dulu, disini aku punya ayam yang aku beli tadi sore dari mc donals, nari hangatkan dan makan bersama sama"<br/><br/>"Jika Nonaka san tidak keberatan aku saja yang memanaskannya"<br/><br/>"Tentu boleh, ayamnya aku simpan di meja dapur san belum ku buka dari bungkusnya"<br/><br/>Aku bejalan ke dapur dan membawa ayam itu untuk ku masukan oven sebentar.<br/><br/>5 menit sudah cukup, aku bawa nasi dan piring berisi ayam ke ruang tamu.<br/><br/>Di apartemen Nonaka, temapat kerja paling luas karena mengorbankan ruang makan dan ruang tidur, untuk tidur Nonaka biasanya di ruang kerja ataupun di lantai atas.<br/><br/>"Nonaka san sudah siap mari makan dulu"<br/><br/>"Baik Haruka kun"<br/><br/>Sambil makan aku bertanya bagaimana perkembangan cerita eps 4, dia bercerita dia awalnya membuat cerita ini karena ingin cerita ini dibumbui bau bau ntr, dan itu semua sudah sesuai dengan alur asli.<br/><br/>Jadi aku tidak banyak berkomenta, paling paling hanya membenarkan urutan scene yang pas agar eps bisa padu.<br/><br/>Selesai makan kami menajutkan kerja kami berdua.<br/><br/>Pada jam 10 kami break lagi karena kepala kami sudah panas, aku memesan ramen via pesan antar, aku bertanya apa Nonaka san mau tapi dia menjawab tidak jadi aku hanya pesan satu saja.<br/><br/>Proses White album Nonaka untuk eps sudah selesai 3/5 jadi kurang sedikit lagi selesai.<br/><br/>Sedangkan aku masih di eps 2 awal, karena revisi yang berualang kali oleh Nonaka tentang gambaran ku.<br/><br/>Hufftttt panas ini otak kalau revisi terus.<br/><br/>Ramen pesanan ku datang, aku langsung memakannya, aku memasang ramen daging sapi dangan kuah yang kental.<br/><br/>Lemaknya sangat enak dan kepercayai besok berat ku pasti bertambah lagi.<br/><br/>Nonaka yang melihat ku tampak ngiler.<br/><br/>"Anda ingin Nonaka san?" Tawar ku<br/><br/>"Tidak aku tidak ingin gendut, lihatlah itu semua kalori Haruka kun"<br/><br/>"Huh yang penting enak, wekkkk" ucap ku menggoda<br/><br/>Beberapa saat berlalu ramen ku sudah habis dan pekerjaan kembali dilanjutkan.<br/><br/>"Nonaka san apa ini sudah sesuai dengan keinginan mu?" Tanya ku<br/><br/>"Tidak seperti ini Haruka kun, kamu harus menambahkan garis di sini lebih banyak agar terlihat nyambung" <br/><br/>"Eh masa, kurasa itu sudah bagus dengan garis tipis tipis"<br/><br/>"Revisi kembali !!"<br/><br/>"Baik baik Nonaka san"<br/><br/>Hingga 2 jam berlalu eps 2 bagian kerja ku di latar sudah selesai 1/5 nya, karena revisi dari Nonaka yang tidak terima dengan gaya pemggambaran ku.<br/><br/>Huffttttt semua ada di tangan pembuat manga, asisten wajib mengikuti gaya pembuat manga.<br/><br/>Setelah jam 12 malam lewat aku pamit untuk pulang karena aturannya adalah aku bekerja selama 6 jam dan bukan dari jam sih tepat nya tapi dari berapa banyak halaman yang kuselesaikan.<br/><br/>Saat keluar Apartemen Nonaka aku merutuki kebodohan ku<br/><br/>"Bodohnya aku aku lupa hp ku ketinggalan di apartemen ku, makanya dari tadi aku tidak mendengar pesan ataupun telefon, pasti saki san sudah menelepon ku dari tadi"<br/><br/>Aku bergegas ke apartemen ku di lantai bawahnya.<br/><br/>Kubuka kunci apartemen, ku cari hp ku dan kunyalakan layarnya, kulihat telepon dari Saki yang sudah menumpuk.<br/><br/>Kulihat pesannya<br/><br/>"Haruka apa kamu sudah tidur" (20.00)<br/><br/>"Haruka dimana kamu?" (20.20)<br/><br/>"Tolong jawab aku Haruka kun" (20.30)<br/><br/>...<br/><br/>Hingga <br/><br/>"Haruka Tolong aku, kamu benar ayahku menyerang ku, tolong segera ke alamat ini dan jemput aku aku takut untuk pulang kerumah"  (22.30)<br/><br/>Tidak ada pesan lagi.<br/><br/>"Oh tidak ini sudah lewat 1 jam setengah apa dia masih menunggu ku disana" ucapku dalam hati.<br/><br/>Aku segera keluar rumah sambil membawa jaket tebal, namun saat aku lewat di depan rumah Nasa san kulihat dia baru saja pulang dari kantornya, dan aku dengan berani meminta bantuannya.<br/><br/>"Nasa san tolong pinjamkan aku mobil mu aku butuh itu sekarang untuk menjemput seseorang yang menungguku"<br/><br/>"Eh siapa siapa? Ini malam yang dingin loh Haruka kun" balas Nasa san.<br/><br/>"Dia adalah teman ku, aku bisa mengendari mobil jadi kumohon pinjami aku sebentar"<br/><br/>"Baik baik, silahkan ambil ini kuncinya"<br/><br/>Aku segera mengambil kuncinya dan kunyalakan mobilnya.<br/><br/>"Selamatkan dia dan bawa dia kemari Haruka kun"<br/><br/>"Siapa yang kamu maksud sayang?" Tanya Tsukasa<br/><br/>"Itu si Haruka pinjam mobil ku dan berkata ingin menjemput seorang teman, kurasa dia seorang wanita"<br/><br/>"Ara ara kurasa itu hampir sama dengan cerita kita sayang" ucap Tsukasa yang menggoda.<br/><br/>"Hushhh" jangan di bahas lagi mari kita masuk karena sudah dingin.<br/><br/>Kembali ke Haruka.<br/><br/>Aku menjalankan mobil dengan kecepatan wajar, ingat yang akan di selamatkan namun ingat juga keselamatan diri sendiri.<br/><br/>"Kuharap kamu bertahan Saki san"<br/><br/>30 menit berlalu dan aku sudah sampai dilokasi yang mana adalah taman bermain di wilayah agak jauh dari rumahnya.<br/><br/>Aku mencari dia kutriakkan namanya namun tidak ada sautan.<br/><br/>Aku mencari di setiap kursi siapa tau ada, ku berkeliling lagi.<br/><br/>"Gawat suhunya semakin turun, dimana dia sekarang"<br/><br/>Ukhuk ukhuk <br/><br/>Kudengar suara batuk dari dalam prosotan aku segera mengeceknya.<br/><br/>"Saki"<br/><br/>Kulihat dia sudah terkulai lemas karena kedinginan, bibirnya muali membiru, tanpa pikir panjang aku segera membopongnya untuk masuk kedalam mobil, ku kemudikan mobil itu dengan kecepatan agak cepat menuju rumah sakit.<br/><br/>10 menit<br/><br/>Sampai di rumah sakit, aku langsung menuju unit gawat darurat.<br/><br/>Dengan penanganan cepat dokter dan perawat saki segera di tolong mulai dari memberikan penghangatan dan infus untuk memberikan energi pada tubuh.<br/><br/>"Maaf saki aku ceroboh tidak membawa hp ku"<br/><br/>Setelah 30 menit dokter keluar dari ugd dan mengatan bahwa Saki baik baik saja, dia terkena hipotermia sedang, namun untung masih bisa terselamatkan.<br/><br/>Saki saat ini dipindah ke bangsan rawat, dan aku berkata kelas 1 tanpa pikir panjang.<br/><br/>Dalam ruangan aku masih menunggu Saki sadar dari pingsan nya.<br/><br/>Hingga pagi datang akhirnya Saki bisa membuka matanya.<br/><br/>"Eh dimana ini? Apa ini rumah sakit?" Saki terkejut.<br/><br/><br/><br/>.<br/>.<br/>.<br/>.<br/>.<br/>.<br/>.<br/>.<br/></p>