webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

32. Kembali

Malamnya, Aku Wanqiu dan Yuan Yuan tak menginap di rumah keluarga Yu sebab tak ada tempat, jadi kami menginap di rumah keluarga Su, keluarganya Wanqiu.

.

Yuan Yuan kami serahkan saja pada orang tua kami, sebab mereka pasti kangen dengan Yuan Yuan, sudah 5 bulan semenjak Wanqiu dan Yuan Yuan pergi dari kediaman keluarga Su.

Untungnya Yuan Yuan masih mengingat nenek dan kakek mereka, dia mau di gendong dan di ajak main oleh mereka

.

Rumah keluarga Su hanya tinggal 4 orang yang tinggal, ayah ibu, Jinqi dan Lushi, kedua adik ini nantinya juga akan meninggalkan rumah dan mengikuti jejak kakak mereka ke ibu kota negara untuk ke Universitas.

Di kamar.

Yuan Yuan tak ikut sebab dia akan tidur dengan kakek neneknya (jika bisa)

"Istri, menurut mu berapa banyak uang yang perlu ku berikan untuk Huo dan Chu Lian(mempelai wanita) nanti?" Aku tanya

"Kamu hanya akan memberi uang?"

"Tentu saja tidak, aku kan juga memberikan barang barang untuk maskawin ke wanita, jadi uang sudah cukup untuk tambahan"

"Kalau begitu berikan saja 10 yuan, sama seperti orang biasa memberikan amplop"

"Apa sopan begitu? Aku bukan orang biasa loh sekarang dan dia adik ku"

"Kalau sudah tau harusnya kamu bisa mentaksir harga yang patut di beri sayang, berikan sebisa dan serela mu itu yang utama, jangan pakai gengsi apalagi hendak pamer"

"Kalau begitu kupikir 50 Yuan cukup"

"Oke tak masalah" Wanqiu

.

Sentuh..

"Istriku, apa kamu sudah tidak diet lagi?" Aku tanya sambil memegangi perutnya

"Yuan Yuan terlalu banyak minum asi, aku selalu lapar, jika aku diet asi jadi kurang lancar, aku sudah tak diet sejak sebulan lalu, tapi aku kelihatan gemuk minggu minggu ini"

Naik ke dada untuk kiri dan naik ke bawah untuk yang kanan.

Cium tengkuknya.

"Suami, kita sedang tidak di rumah sendiri ingat, jangan buat malu lah, aku tak ingin pagi pagi orang tua melihat ku mencuci sprei dan selimut" Wanqiu menolak dan menghentikan sentuhan ku

"Aku hanya ingin memainkan sebentar tak sampai masuk"

"Hmmm terserah kamu lah"

Omongan suaminya tak bisa dipercaya jika menyangkut bercocok tanam.

Jadi Wanqiu sudah siap mental jika suami ingin melanjutkan.

.

10 menit kemudian.

"Loh beneran berhenti?" Wanqiu tanya

"Aku sudah cukup, sudah lelah juga" Balas ku

Wanqiu memandangi suaminya dengan cemberut.

"Sudah terlanjur panas dan kamu bilang berhenti? Kamu yang membuat begini tapi kamu mau berhenti sendiri?" Wanqiu kesal

Wanqiu mengeluarkan paksa junior suaminya.

Kulum dan naik turun agar tegak dan siap di ajak tempur.

"Aku sudah lelah Wanqiu, lanjutkan besok saja" Ucap ku

"Jika kamu berhenti sekarang suami, maka kamu termasuk dalam 7 dosa besar di dunia"

"Hah?"

Ya sudah lanjutkan kalau begitu.

.

.

Esoknya.

Wanqiu benar benar mencuci sprei dan selimut pagi pagi buta.

Jam 7 pagi

Yuan Yuan di ajak jalan jalan oleh Kakek dan Neneknya, mereka ingin pamer jika punya cucu lucu mungkin.

Jinqi dan Lushi sudah berangkat sekolah, aslinya sekolah telat jam 8.30 namun karena lokasinya jauh dan kendaraan hanya sepeda lebih baik berangkat lebih dini. (Mereka berdua sudah SMA, Jinqi kelas 3 sementara Lushi kelas 1.

Jadi di rumah hanya tinggal kami berdua.

Tak banyak kegiatan sebab pekerjaan rumah aslinya sudah di kerjakan semua oleh keluarga Su yang tinggal.

(Keluarga Su termasuk keluarga menengah ke bawah, walaupun anak mereka mampu bersekolah hingga SMA, itu tak membuktikan mereka kaya, toh sekolah sekarang itu sudah gratis asal di sekolah negeri, seragam bayar namun 1/2 nya di subsidi pemerintah termasuk buku dan perlengkapan lain, subsidi bisa turun tentunya karena aku di TITS dulu yang berani menyindir presiden, menteri keuangan, dan menteri pendidikan) (aslinya subsidi sudah ada namun karena korupsi uang yang harusnya sampai ke rakyat malah pindah ke kantong pejabat, hal ini berani ku speak up juga di TITS, berbekal ingatan zaman dulu aku mengundang wakil presiden di acara ku, di depan layar memang ngobrol dan wawancara soal urusan negara, namun di belakang layar ku berikan daftar koruptor dan apa uang yang di korupsinya)

Walaupun tak semua koruptor di basmi akhirnya, namun paling tidak koruptor pengganggu pendidikan negeri sudah hilang dulu, aku yakin korupsi itu sudah mendarah daging di tiap manusia karena sifat serakah dan merasa tinggi jika punya kekuasaan, jadi sangat susah membasmi semuanya, lebih baik basmi yang koruptor besar dulu saja.

.

"Suami kamu selalu menyewa tempat di kota, apa kamu tak ingin punya sendiri? Harga rumah di kota sudah perlahan naik lagi, apa kamu tidak khawatir?" Wanqiu

"Punya rumah di kota itu rugi jika tidak menghasilkan uang, pajaknya akan naik juga tiap tahun, jadi lebih baik sewa saja"

"Tapi apa kamu tak gengsi dengan rekan rekan mu atau bahkan artis yang kamu pekerjakan, rata rata mereka punya rumah mewah dan kendaraan mewah kan?"

"Untuk apa gengsi, mereka itu hanya bahagia namun pura pura, kekayaan yang menutupinya, aslinya mereka itu ingin bebas juga, jadwal shooting padat membuat pikiran dan fisik lelah, apa kamu tau sekarang ramai artis dan aktor yang menikah namun bercerai, kamu tau tidak alasannya?"

"Mereka tidak cocok kan?"

Aku menggeleng.

"Satu sisi hanya memikirkan kerugian pernikahan yang di timbulkan oleh sisi lain, seperti artis itu kan punya job namun tak setiap tahun, untuk host mungkin punya namun untuk artis drama atau film itu tidak, nah mereka itu menikah ketika ada di puncak dan cari pasangan yang asal mau saja, akhirnya ketika karirnya redup ekonomi susah dan masalah pun muncul, di pikiran mereka terpikir 'sendiri saja bahagia ngapain harus menghidupi orang lain yang tak berguna' alhasil karena pikiran bodoh itu pernikahan pun kandas"

"Kamu apa punya pikiran seperti itu juga, atau mungkin terlintas sesekali?" Wanqiu tanya dengan prihatin

"Tidak pernah"

"Hihihi, terima kasih"

"Di mata ku pernikahan itu suci walaupun kita awalnya hanya di jodohkan, namun cinta itu tumbuh dan mengakar kuat di hati kita masing masing, jadi daripada merusaknya dengan ketidakpercayaan, perselingkuhan, ataupun rasa tak suka lebih baik di sirami dengan kasih sayang dan dipupuk dengan kebersamaan"

"Kamu sangat fasih suami, kamu seperti pujangga cinta"

"Efek kebanyakan mendalami drama remaja mungkin hahaha" Balas ku

"Apa kamu tau suami jika khawatirku yang utama itu adalah kalau kalau kamu selingkuh karena lingkungan mu dan aku kalah saing dalam hal fisik ataupun kecantikan, katamu juga banyak penggoda demi mendapatkan perhatian mu kan?" Wanqiu curhat

"Untuk apa khawatir, jika terjadi kan kamu bisa meninggalkan ku dan ambil saja semua harta yang telah ku kumpulkan sebagai ganti rugi penghianatan yang ku lakukan" (Ini sudah tertulis di perjanjian rahasia ku dengan pengacara ku)

"Kamu pikir aku akan mau begitu? Kupikir di awal itu jika memang terjadi biarlah saja, yang penting Yuan Yuan tak tau dan kamu tak pernah mengumbarnya maka aku akan tetap diam, jujur mungkin itu pemikiran paling bodoh ya" Wanqiu memikirkan ini sebab Wanqiu sangat bergantung dengan suaminya diwaktu dulu, namun sekarang tidak

"Aku bisa di cap suami terburuk di dunia jika itu sampai kulakukan, aku tak akan memberikan mu berkorban banyak jika memang hanya untuk kebaikan anak kita, biarkan aku saja"

.

.

Jam 8 pagi, berkendara ke rumah keluarga Yu untuk menghadiri pesta di hari pertama.

Tugas ku dan Wanqiu adalah penyambut tamu, sama seperti kakak dan ipar ku lain.

Acara 1 hari penuh sampai malam.

.

Pesta puncak adalah hari minggu tanggal 26.

Tugas ku masih sama yaitu menyambut tamu, namun tugas kakak pertama dan kedua berbeda, mereka bertugas mendampingi Huo di sesi pertemuan mempelai pria bertemu dengan mempelai perempuan.

.

Tamu ada sekitar 400 orang, ini cukup banyak dan jujur melelahkan.

Melibatkan ibu ibu rumah tangga untuk membantu memasak, bapak bapak untuk membantu persiapan tempat, dan pemuda pemudi untuk melayani tamu yang hadir.

.

Ketika acara.

Aku sebagai pemandu tamu tugas ku mencarikan tempat duduk yang kosong, menyuruh yang belakang maju mengisi kursi depan yang belum terisi, mempersilahkan makan ketika makanan sudah di antar serta mengobrol dengan tamu yang ku kenal.

.

Agak kalau di pertengahan karena seorang pemuda yang mengantar makanan menjatuhkan minum di baju tamu.

Aku langsung membantu membereskan.

"Pak apa perlu saya keringkan baju anda?" Ucap ku hendak menolong

"Tak perlu, tak perlu" Balasnya dengan muka agak marah

"Kalau begitu silahkan ambil sapu tangan ini, untuk sedikit mengeringkan" Ku berikan sapu tangan bersih

"Oke"

.

Mengambil pecahan gelas.

"Maaf pak saya mengacau" Ucap pemuda tadi padaku, ia merasa bersalah

"Jangan pikirkan, orang itu tempatnya salah, yang penting kamu sudah minta maaf, urusan jika dia marah padamu aku akan mengurusnya, jadi tenang saja tak perlu sedih"

"Terima kasih pak"

.

.

Jam 1 siang acara usai, disambung dengan hiburan bagi pemuda dan orang tua yang ingin mabuk.

.

Ku berikan selamat pada adik ku dan istrinya, ku doakan mereka agar menjadi keluarga yang langgeng dan rukun.

Ku selipkan amplop ketika bersalaman tentunya.

"Kakak tak ingin menyumbang lagu?" Huo tanya padaku

"Nanti gampang"

.

.

Duduk dan istirahat sembari mendengarkan penyanyi membawakan lagu romansa.

"Bagi yang ingin meminta lagu atau menyumbangkan lagu, saya persilahkan, intinya sampai jam 3 nanti kita akan bersenang senang" Host pengiring

"Ayo maju suami, nyanyikan suatu lagu" Wanqiu yang duduk di samping ku menyuruh

"Aku kalau mau takutnya para wanita perawan akan tertarik padaku"

"Hileh sombongnya, eh tapi kenapa hanya wanita perawan?"

"Ya kalau wanita selain perawan sudah pasti terpikat oleh ku, bukan dari suara tapi dari penampilan, kegantengan, dan kekayaan ku"

"Hmmmzzz"

.

.

Aku maju akhirnya.

"Mau menyumbang lagu atau meminta lagu tuan?" Host tanya

"Menyumbang lagu Husband and Wife, penyanyi mu bisa di ajak duet?" Aku tanya

"Tentu bisa, tunggu sebentar" Host bertanya ke salah seorang penyanyinya yang sedang istirahat apa dia bisa menyanyikan lagunya

"Anda akan duet dengan Yi Yushi setelah dua lagu, anda akan saya panggil jadi silahkan duduk dulu"

"Oke"

.

Menunggu giliran.

"Sekarang ada yang ingin menyumbang lagu, dia adalah Yu Hajin kakak dari mempelai pria kita Yu Huo, jadi mari beri tapuk tangan"

.

.

(Lirik tidak di temukan)

Menyanyi dengan merdu dan gembira.

Tapi sayangnya yang duet dengan ku suaranya tak terlalu bagus.

"Penyanyi wanita sungguh buruk ya jika di bandingkan suami mu" Hu Quqin (ipar kedua) berkata pada Wanqiu

"Benar, ahhh sungguh beruntung kamu Wanqiu bisa menikah dengan putra ke 4" Cha An (ipar pertama)

"Mau tukar suami tidak Wanqiu?" Fa Xin(iapr ke 3) bercanda

"Haha kakak ipar kalian bisa saja" Wanqiu

"Beneran loh, tak ku sangka Hajin yang dulunya lemah dan malas gerak ternyata orang yang sangat berbakat" Cha An membagikan pengalamannya ketika pertama bertemu dengan Hajin (ketika sudah menikah dengan Yu Hyun)

Wanqiu agak meringis, sebab ternyata suaminya memang punya pesona untuk memikat perempuan.

.

Lagu usai dan aku kembali ke tempat duduk ku bersama dengan kakak dan adik ku.

Walaupun ini acara minum, tapi aku harus menahan sebab nanti aku harus menyetir mobil.

.

.

Jam 3 siang.

Tak bisa lebih lama tinggal sebab besok aku harus kembali kerja begitu juga Qinqin dan Hanqi yang harus kuliah.

Jam 4 sorenya kami pamit untuk kembali ke kota.

Ayah dan ibu menyayangkan sebab kami tak bisa menginap sebab ada beberapa kerabat yang belum datang, tapi untung mereka bisa memahami alasan kami kembali cepat, sebab meluangkan waktu dan pergi ke sini sudah baik karena jadwal yang padat dariku.

Kami kembali dibekali banyak barang bawaan dan makanan sisa pesta pernikahan.

.

Pamit dengan Keluarga Su.

.

Jam 6 petang sampai di rental mobil.

Kembalikan mobilnya lalu ke bandara.

(Tiket ke Beijing selalu ada, namun dengan durasi keberangkatan 6 jam sekali, yaitu di jam 8 pagi, 2 siang, dan 8 malam)

Pesan tiket 5 kursi lalu istirahat sejenak di peron tunggu, sebenarnya ingin menunggu di pesawat namun pesawatnya belum siap di masuki, mungkin pramugari masih mempersiapkan.

Menunggu 30 menit akhirnya pesawat siapa.

Kami check in lalu masuk.

Istirahat di dalam, menunggu 1 jam lebih tak masalah sebab di luar dingin, di dalam sini lebih hangat.

.

Jam 8 tepat pesawat lepas landas.

Jam 12 malam sudah check out dan sekarang tengah jalan ke parkiran mobil.

(Pakir mobil di bandara bisa berhari hari, cuma biayanya sangat tinggi)

Naik mobil menuju apartemen.

Jam 1.30 dini hari sampai.

.

Masuk dan langsung istirahat saja, bongkar barang bawaan besok pagi.

.

Senin 27 Desember 1981.

Jam 8 pagi aku sudah berangkat kerja.

Badan lelah namun harus semangat demi keluarga.

.

Kebanyakan cuti membuat pak direktur marah padaku sebenarnya, aku merasa bersalah juga namun karena keadaan mau bagaimana lagi, aku pun tak masalah jika di turunkan jabatan aslinya namun pak direktur tak ingin hal itu, dia ingin keuntungan bukan kerugian lebih.

Jadi aku masuk ke ruangannya untuk berdiskusi soal drama baru setelah 3 drama selesai tayang di bulan Februari nanti.

(Rating 3 drama yang sekarang)

The Book of Journey 55%

Dots 54%

The Heirs 61%

.

Judul yang ku usulkan untuk drama lanjutan adalah.

1. The Red Sleeve, Kisah tentang kerajaan zaman dulu

2. Happiness, Wabah penyakit

3. The Uncanny Counter, kisah pemburu iblis namun isinya komedi

Pak direktur membaca rancangannya.

"Seseorang dari karyawan perancangan juga ikut andil dalam program drama ini, namun dia hanya ingin mencoba satu, mau lihat?" Kata pak direktur

"Jika anda berpikir itu bagus, biarkan aku melihatnya pak"

.

Proposal berjudul A Love So Beautiful.

Dari judulnya aku langsung teringat jika ini adalah drama yang sama dengan di kehidupan lalu.

Aku tersenyum sebab drama china sudah mulai berkembang lebih cepat, aku tak merasa tersaingi sama sekali.

Ku buka lembaran tiap lembar, isinya memang sama dan tetap ada perbedaan sedikit contohnya di nama tokohnya.

"Siapa yang menulis ini pak?" Ucap ku tertarik

"Suqin, dramanya bagus dan ringan, ku pikir cocok di salah satu dari 3 drama, namun aku masih ragu dengan bakatnya, sebab Suqin terbiasa di program acara kompetisi, tak pernah menyentuh sinetron ataupun film"

"Tapi dia punya pengalaman 5 tahun di sini bukannya pak? Jujur saja ini drama bagus, ini memang cocok diantara 3 drama, tapi aku juga punya pendapat jika drama ini tak cocok di jam tayang malam" Ucap ku

"Kamu benar, tapi urusan jam tayang bisa ku atur, intinya drama ini bagus atau tidak dulu"

"Drama ini tentunya bagus, rating 40% ke atas tentunya tak sulit"

"Kamu yakin Hajin? Jika ini lolos berarti 2 drama mu lolos sedangkan satu gugur, kamu tak masalah?"

"Keputusan ada di tangan anda pak, pekerjaan ku memang harus ada persaingan kerja agar ada perlombaan untuk yang terbaik, aku lebih senang di pilih hasil kompetisi daripada di pilih karena aku hanya satu satunya, jadi aku tak masalah jika drama ku gagal, tak satu atau dua atau bahkan semuanya tak masalah, sebab dari situ aku akan menyadari jika kemampuan ku perlu ku tingkatkan"

Pak direktur tersenyum.

"Baiklah kalau begitu pilihan mu, kamu tetap jadi yang paling ku percaya, jadi aku akan memberikan mu muka, 1 drama mu akan ku pastikan lolos tiap pemilihan"

"Terima kasih pak"

.

.

Ku temui senior Suqin.

"Senior, kenapa kamu tak bilang kamu akan ikut kompetisi 3 drama? Aku kaget loh tiba tiba namamu muncul dari mulut pak direktur"

"Aku hanya mencobanya, aku tak terlalu optimis lolos, aku ingin mencoba hal baru, dan ku pikir kamu pasti berat jika harus mengurus 3 drama sekali jalan, jadi aku hendak memberimu keringan berbagi tugas"

"Hahaha, kamu benar senior, 3 drama memang membuat ku lelah dan stress, aku sejujurnya hanya ingin pegang satu saja namun pak direktur selalu memaksa dengan alasan 3 drama pencetusnya adalah aku, jadi aku perlu melanjutkannya"

"Eh jadi kamu tahun depan juga akan mulai 3 drama lagi jika karya mu lolos semua?"

"Itu tidak mungkin, sekarang ada persaingan jadi kesempatan ku mendapatkan satu kursi saja susah apalagi 3 drama"

"Hajin, aku benci kamu"

"Loh kenapa?" Aku bingung

"Kamu itu merendah untuk meroket, 6 drama buatan mu selalu jadi top rating, ini lagi bilang persaingan, aku dan karyawan lain yang ingin bersaing baru masuk di drama asal kamu tau"

"Rendah hati itu perlu senior, agar aku tak lupa daratan"

"Bagus kamu ingat, sudahlah aku mau melanjutkan kerja ku dulu"

"Oke" (Ku pikir senior sedang pms)