webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

30.) Shindou Yang Menyedihkan

"Kalian mau makan apa, kurasa kita akan delivery saja" teriak ku pada Saki dan Sayu yang masih membersihkan dapur

"Pizza?" Tanya Saki

"Aku terserah kalian saja"

"Jangan Pizza Saki chan itu tidak akan membuat mu kenyang" ucap ku

"Bagaimana jika Yakisoba?"

"Mie goreng, boleh juga apa kamu ingin Sayu san?" Tanya ku

"Boleh saja"

"Oke lalu minumnya ku buat sama cola ya" tanya ku

"Oke" ucap mereka berdua

Ku buka hp dan ku telepon kedai yakisoba yang kurasa enak.

"Mau pesan apa tuan Haruka"

"Pesan Yakisoba 5 bungkus dan cola nya 4 botol ukuran sedang"

"Di antar kemana Haruka san?"

"Di resto di sebarang jalan di depan SMA Karasuno"

"Baik tolong tunggu 30 menit"

"Oke"

"Kita bertiga kamu pesan 5?" Tanya Saki

"Oh yang 2 untuk Shindou san, dia yang membantu ku di luar dan dia ingin menjadi pegawai resto ini nanti" balas ku

"Lalu di mana dia?" Tanya Saki lagi

"Dia sedang ku suruh membeli Cat besi"

"Kamu akan membayarnya kan?"

"Tentu saja, taukah kamu juga Saki dia adlah orang yang baik dengan pekerjaan yang sempurna"

"Benarkah?"

"Lihat saja itu tanaman di depan"

Saki membuka pintu depan dan mendapati pagar tanaman yang sudah cantik tertata rapi dan seragam.

"Haruka Sama aku sudah kembali" teriak Shindou

"Sini Shindou san, biar ku perkenalkan ini istriku"

"Perkenalkan nama ku Saki shinomiya" ucap Saki

"Shiom..."

"Panggil Saja Saki"

"Baik Saki sama"

"Kamu orang yang baik Shindou san, kurasa kami bisa mengangkat menjadi karyawan kami, apa kamu bisa datang juga besok untuk membantu lagi?" Tanya Saki

"Eh benarkah aku diterima jadi karyawan di sini"

"Benar tapi tanda tangan kontrak akan di berikan besok senin, aku punya pekerjaan dulu untuk hari besok dan minggu apa kamu bisa?" Tanya ku

"Bisa Haruka Sama"

"Baiklah lanjutkan dulu pekerjaan mu" perintah ku

"Baik Haruka sama"

"Eh panggil saja dengan san jangan sama" ucap ku

"Baik Haruka san"

Jam 5 tepat dimana pekerjaan bersih bersih telah selesai.

Pekerjaan yang belum

- Mengganti wallpaper dalam

- Mengganti papan nama dan neon box

- Mengganti beberapa peralatan dapur yang rusak

- Mengganti Sofa duduk dan meja karena dirasa modelnya sudah lama dan sudah agak lapuk kayunya.

- Stiker di kaca depan

Ku selesaikan pesanan wallpaper, stiker neon box papan nama, peralatan dapur, dan kursi meja menggunakan hp.

"Shindou masuk dulu kedalam" ucap ku

"Shindou masuk ke dalam"

Dilihatnya lagi ada 1 wanita asing lagi.

"Perkenalkan Shindou dia karyawan pertama di sini namanya Sayu Ogiwara" kata Saki

"Perkenalkan aku Yuuta Shindou"

"Perkenalkan juga aku Sayu Ogiwara"

"Shindou san bisa kamu berikan no hp mu padaku?"

"Ini silahkan Haruka san" berinya no nya dengan menunjukan hp jadulnya.

Ku catat no nya

"Ok Shindou san secara belum resmi kamu sudah menjadi karyawan di sini, ini untuk bayaran kali ini dan ini makanan untuk upah yang lain" ucap ku sambil memberikan makanan dan uang

"Tuan Haruka uangnya kelebihan seribu yen bukankah harusnya 5000 yen saja?" Tanya Shindou

"Tidak apa itu bonus karena kerja mu yang rapi dan cepat, aku punya pekerjaan lagi besok apa kamu ingin?" Tanya ku

"Pekerjaan apa?"

"Pasang wallpaper dan menunggu pesanan yang lain datang serta menunggu pelamar lain menyerahkan surat lamaran"

"Di gaji juga?"

"Tentu saja ku gaji"

"Aku menerimanya tapi dari jam berapa tuan Haruka?"

"Jam 10 pagi kamu harus ada di sini"

"Bisa" ucapnya cepat

"Baiklah jika kamu setuju dan mari makan bersama jika kamu mau"

"Aku izin pamit duluan saja Haruka san Saki san dan Sayu san, aku ingin membagi makanan ku untuk adik ku dan ibuku di rumah"

"Oh kamu ada juga sayang rumah ya, Ini ku berikan lagi Yakisoba satu lagi" ucap ku

"Eh benarkah?"

"Ambil saja Shindou san" ucap Saki

"Terimakasih banyak" ucapnya sambil menangis

"Sudah jangan menangis laki laki harus kuat, sana pulanglah dan berikan makanan untuk ibumu dan sodara mu" ucap ku

Shindou lantas pergi keluar restoran.

"Nama restoran ini apa Haruka kun?" Tanya Saki

"Ku beri nama Wagnaria"

"Artinya apa?" Tanya Sayu ganti

"Entahlah tapi nama itu terdengar keren"

.

.

.

Jam 5.30

"Sayu apa kamu mampu jika ku angkat menjadi manager disini?" Tanya ku

"Tidak mampu, aku belum pernah belajar management aku takut mengacau"

"Umm baiklah tidak apa apa kamu bisa memasak?"

"Aku bisa memasak"

"Kamu mau jadi kokinya di sini?"

"Jika Haruka san memberikan jabatan itu padaku aku akan dengan senang hati menerimanya"

"Ini kuserahkan kunci resto padamu pastikan kamu sudah bangun jam 7.30 pagi karena peralatan masak datangnya lebih awal dan aku juga sudah menugaskan orang dari tpa untuk mengambil peralatan rusak dan kursi meja ini"

"Eh tapi anda mau kemana?" Tanya Sayu

"Aku ada urusan besok, sekalian besok kamu katakan pada Shindou untuk memulai memasang wallpaper ketika sudah sampai, dan jika ada pekerjaan lain yang bisa kamu tangani maka tangani lah dulu paling aku datang pada malam hari"

"Baiklah Haruka san aku paham"

"Mari pulang"

Kami bertiga kembali ke apartemen.

"Haruka pakaian apa yang akan ku kenakan nanti bagusnya?" Tanya Saki

"Pakai yang kelihatan sopan tapi jangan terlalu formal, ingat nanti kamu akan di wawancarai oleh nenek ku"

"Eh kamu tidak bilang sebelumnya"

"Ya kamu tidak tanya"

"Ish"

"Sudah memilih pakaian?" Tanya ku saat Saki masuk ke Kamar mandi.

"Umm"

Saki berjalan mendekati ku

"Kamu mau kemana?" Tanya ku

"Masuk ke bath up"

"Basuh dulu tubuh mu dengan shower Saki"

"Aku bersih kok"

"Mana ada orang bersih mandi"

"Ish"

Saki membuka handuk yang melilit tubuhnya, ia nyalakan shower air hangat, ku lihat tubuh Saki memang kecil tapi ya di atas rata rata untuk yang punya badan segitu.

"Haruka kun jangan lihat aku dengan pandangan menjijikan mu itu!"

"Eh iyakah?"

"Coba kamu ngaca sana"

"Ayo ayo jangan marah marah mari masuk ke sini" ucap ku

Saki masuk ke bath up

"Berhadapan atau aku di atas mu?" Tanya Saki

"Berhadapan saja aku ingin mengobrol sebentar"

"Baik"

Saki masuk dan kami saling berhadapan.

"Mau bilang apa" tanya Saki duluan

"Apa setelah kita melakukannya kamu tidak sakit?"

"Melakukan apa"

"Melakukan itu"

"Itu yang mana"

"Yang" ku satukan tangan dan plok plok plok

"Oh Sex" ucap Saki tanpa ragu

"Nah itu"

"Ya cuma nyeri sedikit, pertama lepas ya sangat sakit tapi kamu mengatakan itu normal jadi kutahan dan lama kelamaan memang jadi ummm ...nikmat" akhir kalimat Saki di pelankan

"Haruka kun junior mu bangun" kata Saki yang melihat kepalanya muncul sedikit

"Jangan hiraukan itu normal"

"Haruka hidungmu"

"Tidak apa ini normal"

"Ihhh jangan di sampai menetes di air" teriak Saki

"Pakai handuk ini" ucap Saki

Ku ambil handuk untuk menampung tetesan darah.

"Hey Haruka kun apa nanti Nenek dan Kakek mu dapat menerima ku dengan mudah ya?"

"Susah, bener susah dah"

"Kamu serius?"

"Tidak aku bercanda"

"Aduh aduh sakit" teriak ku saat Saki memelintir puting ku

"Katakan jujur lah Haruka kun aku cukup gugup nanti pastinya saat bertemu mereka"

"Kakek Nenek ku termasuk orang yang mudah bergaul asalkan kamu pintar bicara maka semuanya mudah, tapi beda lagi untuk adik ku Hiyori"

"Memang apa yang salah dengan Hiyori?"

"Dia bro con"

"Heh apa kamu yakin?"

"Dia sangat menyayangi ku dulu, kemana pun aku pergi dia ngikut kami mandi bareng bahkan sampai smp"

Aku mendapatkan pandangan mengerikan dari Saki

"Ayolah Saki aku hanya menganggap dia sebagai adik tidak lebih"

"Dibandingkan dengan ku siapa yang lebih cantik?"

"Cantikan Hiyori lah"

"Aduh aduh jangan di pelintir lagi" teriak ku

"Ya kamu masa istri di depan mata bilang wanita lain lebih cantik"

"Ya gimana ya aku harus jujur, jika tidak percaya lihat saja fotonya"

"Mana"

"Bentar ku cek di hp ku dulu"

Ku buka hp dan ku cari di galeri, setelah ketemu foldernya ku serahkan hp ku pada Saki

Saki terpesona dengan foto foto Hiyori yang amat fashionable

"Apa dia Model Haruka kun?"

"Nah kan kamu juga terpesona"

"Tapi dia cuma kamu anggap adik bukan Haruka kun?"

"Iya cuma adik kan sayang ku ada di sini, sini Saki kamu duduk di atas ku saja"

Saki pindah dan duduk di atas ku masih dengan melihat foto foto Hiyori.

"Ini saat dia kelas berapa?"

"Saat kelas 6 sd"

"Lah sudah setinggi itu?"

"Kalau tidak salah saat itu bahakan dia lebih tinggi dari aku ya biasa lah wanita lebih tinggi duluan"

"Aku saat sd saja baru 150"

"Hiyori saat itu sudah 170"

"Kamu?"

"Kalau aku 160"

"Haruka kun tangan mu nakal" ucap Saki sambil menantap ku

"Ya mana bisa ku tahan Saki chan, dua gundukan ini sangat lembut"

"Sentuh perlahan dan secara lembut"

"Baik madame" ucap ku

"Ini foto mu dengan mantan mu?"

Aku melihat hp dan di situ terpampang aku berfoto dengan Kaguya

"Bukan, dia itu Kaguya Shinomiya"

"Wajahnya suram kurasa"

"Ya itulah akibat salah didik" balas ku

"Lalu foto mu dengan mantan apa kamu tidak punya?"

"Aku tidak pernah mengamb foto dengan hp ku jadi aku tidak punya"

"Owh baguslah"

"Saki chan boleh kumasukan?"

"Tidak, kita harus segera bersiap untuk pergi ke rumah mu Haruka kun"

"Satu kali"

"Tidak"

"Hufftt baiklah baiklah ayo kita keluar dari kamar mandi"

Aku dan Saki keluar dari kamar mandi dan junior ku masih tegak berdiri.

Saki yang melihat pura pura tidak tau.

Ku tarik badanya dan ku pasang junior ku di bibir vagina Saki.

"Boleh kan Saki"

"Huhhhh satu kali saja dan pakai pengaman"

Ku ambil condom dan ku pasangan.

Karena di kondom sudah ada pelicin jadi langsung saja ku masukan.

"Akhhhh kamu terlalu tiba tiba Haruka kun"

Ku maju mundur kan sambil ku pedangi pantat Saki.

Ku percepat tempo nya dan kurasakan akan datang waktunya.

"Aku cummm"

"Tahan Saki tunggu sebentar"

Ku percepat lagi dan lagi hingga pertahanan tidak dapat terbendung lagi.

Byur

Saki cum dan aku juga cum namun di dalam kondom.

Saki duduk di pinggir bath up karena lemas.

"Dasar kuda liar" ucap Saki

"Boleh satu lagi?"

"Tidak ini sudah jam berapa loh ayo bergegas!"

"Hmmmm"

Aku dan Saki membersihakan sisinya dulu.

"Bantu aku berdiri" ucap Saki

"Iya iya" ku gendong Saki dengan biridal style

Ku gendong sampai kamar lalu ku jatuhkan di ranjang.

Hp ku berdering

Kulihat di layar

"My mom"

Aku punya perasaan tidak enak adanya ini

"Saki angkat teleponnya"

"Siapa?"

"Sudah angkat saja" kuserahkan hp ku dan ku tekan tombol hijau

"Halo"

"Oh Saki chan ini ibu apa Haruka ada"

"Ucapkan tidak ada" bilang ku dengan pelan dan menyilangkan tangan ku

"Ada"

"Ishhhhh" pikir ku

"Tolong serahkan hp mu padahanya nak"

"Baik ibu"

"Haruka kun telepon dari ibu mu"

"Bilang tidak ada" ucap ku pelan lagi

"Ibu, Haruka bilang dia tidak ada" kata Saki

"Tamatlah riwayat ku ini" pikir ku

Lantas langsung saja ku ambil hpnya.

"Halo ibu tadi aku di kamar mandi, Saki agak bercanda tadi"

"Tidak ibu Haruka yang berbohong" ucap Saki dari balik hp

"Haruka segera kerumah kita buat perhitungan!!!" Ucap ibu padat singkat dan membahayakan lalu di matikan

"Nah Saki jika nyawa ku terancam itu sebab mu ok"

"Lah mana ada kamu yang salah juga"

"Akhhhhh sudahlah mari berpakaian dan bergegas ke rumah, setiap detik bertambah pasti ancaman yang ku dapatkan semakin besar"

Aku dan Saki setelah bersiap turun ke bawah, Naik mobil tentunya.

"Sudah tidak ada yang tertinggal?"

"Sudah tidak ada"

"Oleh oleh aman?" Tanya ku

"Ada di belakang" balas Saki

"Oke berangkat"

Jam 6.00

Perjalanan akan di tempuh dalam jarak 15 km jika sampai di rumah keluarga.

Di perjalanan

"Haruka kun apa aku sudah berdandan cantik?"

"Sudah"

"Apa riasan ku sudah pas dan natural?"

"Maksudnya natural?"

"Sesuai warna kulit atau tidak menor"

"Sudah kurasa" jawab ku

Perjalanan kurang 5 menit lagi dan melewati depan sekolah SMA Shiratorizawa.

Ku berhenti kan mobil di dekat terotoar jalan.

"Kenapa berhenti?" Tanya Saki

"Hiyori ada di seberang kamu panggilah dia untuk ikut kita kurasa dia sedang menunggu jemputan"

"Umm ok"

"Hiyori Chan sini sini" teriak Saki

Hiyori yang namnya di panggil mencari sumber suara, dilihatnya hanya satu mobil dan disana terlihat seorang wanita.

Hiyori mengabaikannya mungkin hanya orang iseng.

"Hiyori chan kemarilah mari pulang bersama ini aku Saki"

Hiyori lantas menengok lagi setalah karena mendengar nama Saki yang mana telah merebut kakaknya tercinta.

"Sini aku dan Haruka akan mengantar mu"

Hiyori mendatangi mobil itu dan terlihat lah Haruka sang kakak di kursi pengemudi.

"Halo Hiyori chan bagaimana kabar mu?"

"Stop jangan menangis tapi masuk mobil dulu" ucap ku sebelum Hiyori mewek di jalan

"Umm" balas Hiyori

"Bukan di depan Hiyori chan tapi di belakang" ucap Saki karena Hiyori membuka pintu depan

"Kamu pindah" ucap Hiyori

"Hiyori chan dengarkan perintah kakak ipar mu"

"Tch" Hiyori mangalah dan duduk di belakang

"Bagaimana kabar voli mu Hiyori chan?" Tanya Saki

Hiyori diam

"Jawab Hiyori aku juga ingin dengar loh"

"Kami sibuk latihan karena kami bukan kandidat masuk nasional, kami punya target mengalahkan Niiyama"

"Oh target besar namun kuharap kamu bisa" ucap ku

"Anu kakak maafkan aku dulu saat bertemu dengan mu"

"Tidak akan ku maafkan"

"Ehhhhh kan ibu sudah bilang itu hanya pura pura"

"Terserahlah aku tidak peduli, kamu mengatai aku babi busuk, orang tanpa pendirian, tidak punya tujuan"

"Itu hanya pura pura kak" ucap Hiyori yang mulai menentesakan air mata

"Haruka kun maafkan lah Hiyori chan"

"Hey Saki chan bagaimana perasaan mu saat di katai adik sendiri orang yang tidak berguna dan paling parah mengatai babi, apa kamu tidak tersinggung"

"Uwaaaa maafkan aku, aku salah" teriak Hiyori

"Sudah Hiyori chan Haruka tidak sungguh sungguh kok" ucap Saki

"Itaiiiii" teriak ku pelan karena Saki mencubit tangan kiriku

"Mau biar ku maafkan?" Tanya ku

"Akan ku lakukan bahkan dengan tubuhku ini"

"" Saki terdiam

"Tidak usah pakai itu juga, aku hanya ingin kamu menghormati pilihan ku menikah dengan Saki chan, hormati dia juga sebagai kakak ipar mu dan jaga kehormatan mu juga!"

"Eh mana bisa dia bahkan seumuran dengan ku mana bisa ku anggap kakak ipar"

Saki yang tidak terima tanya pada Hiyori

"Kamu lahir bulan apa Hiyori chan" tanya Saki tenang namun terkandung makna sadis

"Agustus"

"Maka aku lahir bulan juni, jadi aku lebih tua darimu!"

"Tidak mau ku hormati pokoknya"

"Baiklah maka jangan pernah beranggapan kita akur kembali Hiyori chan" ucap ku

"Tidakkkk"

"Maka pilihlah pilihan mu"

"Baik baik aku akan menghormati Saki san" ucap Hiyori

"Nah begitu dong"

"Lalu apa" tanya Hiyori

"Perkenalkan dirimu" kata ku

"Perkenalkan Saki san aku Hiyori Shinomiya"

"Perkenalkan juga Hiyori chan aku Saki Yoshida sebelumnya sekarang menjadi Saki Shinomiya"

"Eh sudah meng klaim nama Shinomiya?" Tanya Hiyori

"Apa maksudnya?" Tanya Saki

"Kamu belum tau Saki san jika nama Shinomiya di dapat dari persetujuan kakek nenek sama seperti Ayah dulu jikalau dirimu bukan keturunan asli" Tanya Hiyori

"Astaga aku lupa dengan urusan itu dan aku lupa tanya Ayah bagaimana caranya" pikir ku

Saki menoleh padaku.

"Haruka kamu tidak bilang!"

"Aku ingin bilang tapi di dahulu Hiyori"

"Itaiii" Saki mencubit tangan ku lagi

"Hiyori apa ada ritual khusus nya?" Tanya ku

"Kata ibu dulu sih di langsungkan bersamaan dengan pernikahan" ucap Hiyori

"Astaga tambah berat kayaknya ini" pikir ku

"Jangan bilang kakak hanya menikah secara sipil tanpa adat" ucap Hiyori

"Emmmm gimana ya" ucap.ku

"Bersabarlah Saki san kamu akan segera dipisahkan oleh kakek nenek" ucap Hiyori

Saki menatap padaku dengan pandangan

"Apa itu benar?"

"Hahahahah Tenang Saki chan, tidak sampai cerai juga kamu sudah ku bilang bukan satu pasangan seumur hidup jadi tidak ada cerai jika bukan maut yang memisahkan kita"

"Tch" kata Hiyori

"Kamu kejam Hiyori chan mengatakan itu" kata Saki

"Jika memang benar persyaratan nya ada di adat pernikahan maka kita tinggal langsungkan acara pernikahan bukan?" Tanya ku pada Saki

"Umm aku percaya padamu saja Haruka kun"

Kami telah sampai di mansion mewah milik keluarga kami.

"Pak saya Haruka Shinomiya masih ingat bukan?" Tanya ku pada Satpam

"Haruka sama? Tentu kami masih ingat"

"Bukakan pintu pagar dong"

"Baik Haruka sama"

Ku parkiran mobil di samping halaman dari sana sudah terlihat bangunan megah nan mewah.

Sebenarnya ada 4 bangunan besar di mana 1 untuk bangunan utama 1 untuk kandang ternak, 1 untuk tidur pembantu disini dan yang lain untuk gudang.

Hiyori lantas langsung masuk ke dalam Rumah.

"Tidak perlu di kejar" ucap ku pada Saki

"Tunggu sebentar akan ku ambil oleh olehnya" kata Saki

"Umm ok"

Kami berjalan ke depan pintu masuk utama.

"Haruka sama dan Saki sama silahkan masuk ke ruang Keluarga tuan dan nonya sudah menunggu di sana dan barang bawaan ana bisa di serahkan ke saya" ucap Maid yang menunggu di depan pintu

"Baik, Saki chan serahkan barang itu padanya"

Saki menyerahkan bingkisannya.

"Ayo masuk" kata ku pada Saki

"Umm"

Kami masuk ke dalam dan berjalan beberapa meter namun Saki merasa ada yang aneh.

"Haruka kun bukankah ini terlalu sepi, ku kira disini banyak maid karena samapi di buatkan bangunan" kata Saki

"Oh disini memang tidak banyak pelayan pekerjaan rumah kecuali memasak dan bersih bersih di lakukan sendiri"

"Lihat kita sudah sampai di balik lorong itu adalah ruang keluarga" ucap ku

Ku genggam tangan Saki agar tidak gemetar ragu.

Suasana disini nyaman dan tenang dengan nuansa cat warna putih

Namun,

Alunan piano sudah terdengar.

"River flow with you"

"Ayah kamu sudah berhasil masuk rumah?" teriak ku

"Eh Haruka, tentu sudah dong Ibu mu kan cinta aku jadi aku mudah saja masuk lagi dan Saki chan sini duduk di sofa dulu"

"Dimana ibu Ayah?"

"Di ruang kerjanya, kamu di suruh ke sana" balas Ayah

"Mati aku" pikir ku

"Saki chan aku datang dulu ke ruang kerja ibu, kamu bersama ayah dulu"

"Ummm" balas Saki

.

..

.

.

.