webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

24. Slice of Life

Satu minggu penulis naskah diseleksi.

Dua minggu berikutnya dimulailah casting lagi, aku tak lagi berperan pengambilan keputusan kandidat diterima atau tidak sebab di fase ini sutradara asli sudah mengambil alih, diriku cuma memberikan saran dan pertimbangan.

.

3 sutradara yang ku tunjuk adalah orang baik, mereka sopan dan satun pada artis dan aktornya, tak banyak menuntut dan kerja karena keinginan bukan kebutuhan.

Walaupun mereka masih muda, mereka belajar dari ku bahwa uang sogokan dari kandidat bukan membuat kaya namun membuat drama mu hancur.

.

.

Semua urusan selesai dalam 1 bulan dan uang ku 2 juta yuan cair.

Aku mendapatkan libur 2 bulan!!

"Itu yang terbaik" Pikir ku sekarang yang masih bersantai di rumah

.

.

Tanggal 10 juni aku kembali ke desa dengan mengendarai mobil.

Berkendara sendiri, sebab rencana ku nantinya ketika kembali ke kota aku akan membawa Wanqiu dan Yuan Yuan.

Perjalanan lebih dari 14 jam, itu tanpa istirahat, namun aku tak ingin mati kelelahan jadi tiap 5 jam aku akan istirahat dan di 10 jam aku akan menginap di hotel dan melanjutkan besok.

Istri kata tak perlu terburu buru, jadi mari di buat santai saja.

.

.

Sampai di depan rumah Su pukul 12 siang.

"Salam ibu dan ayah mertua" Ucap ku ketika keluar dari mobil dan menyapa mereka

"Tak perlu terlalu sopan, mari masuk kamu pasti lelah" Ibu

"Biar ayah bawakan tas mu Hajin" Ayah cuma satu satunya laki laki di keluarga Su

"Tidak perlu ayah, aku masih mampu tenang saja"

.

Di luar banyak tetangga yang berkumpul sebab mereka ingin tau menantu yang sukses dari keluarga Su itu bagaimana.

Aku tak terlalu peduli, toh jika ada yang julid mereka tak membuat ku susah.

.

.

Berjumpa dengan Wanqiu yang masih sibuk di dapur.

"Yuan Yuan mana Ibu mertua?" Aku tanya

"Yuan Yuan sedang ikut bibinya ke warung, akan kembali cepat kok"

"Oh begitu ya"

"Kamu mau minum apa Hajin?" Ibu tanya

"Seadanya saja bu"

"Pilih saja, di sini ada semua teh, kopi, susu, bahkan yang dingin juga ada"

"Em kalau begitu teh hangat saja"

"Oke"

...

Wanqiu yang menyajikan, dua gelas untuk ku dan ayah mertua, beserta snacknya.

"Kamu nanti jadi pindah ke rumah sewa Hajin?" Ayah tanya

"Iya Ayah, aku tak enak jika harus ikut menumpang, aku akan di desa selama dua minggu soalnya"

"Tidak masalah jika itu keinginan mu, namun sering sering berkunjung sebelum kamu dan Wanqiu serta yuan Yuan kamu ambil kembali ke kota"

"Tentu saja ayah aku akan sering berkunjung, toh di rumah nantinya aku akan longgar"

.

.

Khusus malam ini menginap di rumah Keluarga Su dulu.

Lalu besoknya pergi ke rumah sewa yang sudah di pilihkan oleh Wanqiu, rumah yang cukup besar dan di sewa selama 2 bulan dengan harga 30 yuan sebulan.

.

Tak banyak barang yang di tata, jadi aku dan Wanqiu cukup.

Sorenya berkunjung ke rumah Keluarga ku di Jiangbien.

.

Dalam perjalanan.

Yuan Yuan tampak senang ketika naik mobil, selalu melihat keluar jendela dan tak bisa diam mengoceh.

Dia aktif ternyata anaknya, maklum saja aku tak mengetahui kepribadiannya sebab di kehidupan lalu dia tak hidup setelah berusia satu minggu.

"Suami, apa mungkin kalau ke kota mengajak satu atau dua adik ku untuk kerja di sana?" Wanqiu tanya

"Kerja di mana?"

"Kerja di tempat mu kalau bisa, jika tidak kamu bisa mencarikan atau mereka biar cari sendiri dan kita akan menampung mereka di apartemen sampai dapat pekerjaan mereka"

Gaji di kota 4 kali lipat gaji di desa, dengan pengeluaran perbulan 70 yuan untuk kebutuhan tempat tinggal dan makan, masih sisa 130 yuan, itu bisa di simpan dan memang benar inilah yang membuat banyak orang di desa ingin merantau di kota.

(Gaji 200 yuan adalah gaji terendah dari sebuah pt, namun jika kerja di tempat yang biasa dan tak terikat aturan pemerintah biasanya di gaji hanya 100 yuan, sama seperti Wanqiu dulu di resto)

"Kerja di stasiun Penyiaran?" Aku bertanya

"Iya, apa bisa, adik pertama dan kedua lulusan SMA"

(Wanqiu adalah sosok kakak yang baik, dia rela tak lanjut sekolah saat sd demi adiknya, dia tak tamat sd namun ia berusaha agar adiknya lulus ke jenjang yang lebih tinggi, tak ada rasa penyesalan ataupun iri sebab dia merasa bangga bisa menjadi kakak yang dapat di banggakan, walaupun mungkin di masa depan jasanya akan di lupakan"

"Kamu kenapa sangat baik pada adik mu? Bukannya mereka sudah dewasa dan bisa cari kerja sendiri, apa mungkin mereka minta padamu" Aku sampai heran

"Tidak, mereka tak meminta aku yang rela membantu, aku sama seperti mu yang menayangi adiknya, cuma aku hanya bisa membantu dengan cara bukan secara material yang seperti mu membantu Qinqin"

"Hmm begitu rupanya, kalau pekerjaan sih ada ada saja, namun untuk lulusan SMA hanya jadi staf pembantu, contohnya di staf logistik yang kerjanya menyiapkan peralatan sebelum Shooting, tentunya jika kinerja baik dia bisa naik jabatan"

"Apa kerjanya angkat angkat barang?" Wanqiu agak khawatir sebab adiknya itu perempuan

"Ada angkat angkatnya, namun bagian yang berat di serahkan ke laki laki, yang perempuan biasanya melakukan yang ringan seperti dekor, dan menyiapkan makanan, tapi kerjanya ini berat loh ya, sebab staf logistik tak hanya kerja di satu program saja, terkadang bisa 2-3 program di hari yang sama"

"Kerja lembur di bayar kan tapi?" Wanqiu tanya lagi

"Iya mungkin, aku tak tau juga sih sebenarnya, namun ku rasa tergantung kontrak kerja jika kontrak kerjanya mewajibkan sampai acara selesai maka tak ada lembur, namun jika di kontrak tertulis 8 jam kerja, makan selebihnya di hitung lembur, namun jika dia niat kerja tak perlu khawatir, intinya dia merantau ingin cari uang kan, aku tau staf logistik itu Gajinya perbulan bisa tembus 500-700 yuan, itu tinggi"

"Bagus, namun kamu bisa memastikam pekerjaan itu kan?" Wanqiu serius

"Bisa saja, itu mudah bagiku, namun aku dua bulan baru kembali, aku khawatir jika mereka berangkat sendiri mereka akan langsung di tendang, percayalah sindikat orang dalam itu sangat penting"

Wanqiu menangguk paham.

"Dua adik mu kan Wenqi dan ping ping?"

"Iya, sebab baru dua itu yang lulus SMA, Jinqi masih sekolah begitu juga Lushi"

"Emm tunggu sebentar Wanqiu, kamu menyarankan mereka untuk merantau apa sudah tanya ke ayah ibumu? Bukannya apa tapi jika 3 anaknya merantau apa mungkin di izinkan, sodara mu perempuan semua loh, dan kemungkinan ketika sudah menikah mereka akan ikut suaminya, jadi sebelum menikah bukannya sebaiknya mereka bersama keluarga?"

"Ayah bangga ketika melihat putrinya bahagia, dia bilang jika memang ada kesempatan untuk putrinya dia akan membiarkan walaupun itu membuat mereka terpisah jarak, namun untuk ibu dia diam saja ketika aku tanya"

"Ayah adalah wali, jika dia memang mengizinkan ya sudah, namun kamu perlu tanya pendapat juga dari ibumu dan adik mu yang akan pergi nantinya"

"Em oke"

.

.

Sore jam 4 kami datang di rumah keluarga Yu, atau keluarga ku.

Disambut dengan baik.

Keluarga yang ramai namun hangat.

.

.

Saat kumpul, putra ke 5 mendekati ku.

"Kakak aku akan menikah akhir tahun nanti, kamu datang ya bersama kakak ipar" Yu Huo (usia 21 sekarang, ketika menikah jadi 22)

"Pasti datang, tapi siapa calon mu adik?" Aku ingin tau

"Dia dari keluarga Chu, namanya Chu Lian"

Sebenarnya aku sudah tau sebab itu memang istrinya di kehidupan sebelumnya.

Awalnya pernikahan ini di tentang sebab perbedaan kasta keluarga, keluarga Chu dari golongan menengah ke atas dengan orang tuanya adalah pengurus kantor desa, sedangkan keluarga Yu hanya keluarga petani.

Namun karena ketekunan Huo dia bisa meyakinkan keluarga Chu, walaupun perlu waktu sampai 3 tahun untuk membuktikan kepantasannya, dia menikah lebih awal mungkin karena keluarga Chu tau ada diriku di keluarga Yu, walaupun kemungkinan kecil untuk sukses namun karena ada namanya hubungan kerabat jadi kemungkinan di bantu lebih besar.

.

.

"Bagus bagus, kamu sudah dewasa ternyata, aku akan hadir ku pastikan itu" Ucap ku

"Em dan sebelumnya maaf ya kak, tapi jika boleh kakak membantu juga soal biaya lainnya, aku tak memaksa namun ayah kata lebih baik berbagi pengeluaran sama seperti kamu menikah dulu kak"

"Tenang saja aku tau itu, nanti biar aku diskusikan dengan ayah, dia kan yang mengurus semaunya?"

"Iya ayah yang mengurus"

.

.

.

Giliran Qinqin yang mendekat.

"Kamu wanita sana jauh jauh dan kumpul dengan ipar mu" Ku usir dia

"Tunggu sebentar kak, aku cuma mau bilang sedikit"

"Bilang apa?" Tanya ku

"Umur ku sudah 17 sekarang"

"Tunggu, kamu tak akan bilang akan menikah kan!" Umur 17 sudah wajar wanita menikah

"Bukan, tunggu aku selesai bicara dulu, umur ku kan 17 sudah pantas untuk merantau dan dapat pekerjaan tetap, aku ingin minta bantuan mu kak mencarikan ku pekerjaan di kota, apa bisa?"

"Bisa saja, namun kamu yakin ibu tak akan marah?" Aku tanya balik

"Kalau marah tinggal minta maaf, aku sudah besar dan tak mungkin bergantung terus pada mereka, aku ingin hidup mandiri, kakak tau juga kan di sini pabrik sangat jauh, ada konveksi pun itu hanya rumahan yang kerjanya tak tiap hari ada, gajinya pun hanya 20-30 yuan sebulan, jika mau bisa di ladang, namun kakak sendiri yang bilang untuk menghindari kerja yang mengangkat barang berat, aku jadi dilema di sini, uang 30 yuan di desa banyak namun aku susah menabung"

"Kamu memang benar, namun aku tadi di perjalanan kemari, Wanqiu juga meminta ku untuk membantu adiknya kerja di kota"

"Apa tak bisa banyak orang yang bergabung kak?" Qinqin sedih

"Bukan tak bisa namun perlu waktu, masa perekrutan sudah lewat sebab penggarapan drama berikutnya sudah jalan, jadi lowongan sedang kosong sekarang, namun kalau satu atau dua aku masih bisa memasukan, kamu tunggu kabar saja dariku nantinya, intinya sabar dulu sampai 2-3 bulan, kamu di sini cari kerja saja dulu untuk mengisi waktu luang, lanjut sekolah pun boleh boleh saja"

Wanqiu sudah lulus SMA, namun dia tak berani melanjutkan ke jenjang universitas sebab penyakitnya dulu, penerimaan mahasiswa ada di bulan April - September, namun jalur beasiswa hanya di bulan Mei dan Juni awal, sekarang sudah terlambat mendaftar.

"Sudah terlambat dan aku bahkan belum belajar karena di awal tidak ada kesempatan untuk ke Universitas" Qinqin jujur

"Mau buat kesepakatan?" Aku bertanya

"Kesepakatan bagaimana kak?"

"Akan ku biayai biaya masuk nya dan uang kuliah mu selama 1 tahun, namun uang tahun ke dua sampai 4 kamu harus cari sendiri dengan kemampuan mu, kamu juga akan ku bantu cari kerja yang bisa menyesuaikan jadwal kuliah mu, tempat tinggal akan ku biarkan numpang di tempat ku selama 1 tahun juga, namun selanjutnya kamu harus cari sendiri"

Qinqin ragu namun dia sadar kesempatan tak datang dua kali!

"Aku akan meyakinkan ibu dulu kak, besok akan ku pastikan jawaban iya" Qinqin percaya jika ada usaha maka tuhan akan memberikan Jalan, sebab kakaknya sudah membuktikan sendiri

"Oke, akan ku tunggu, jika deal minggu ini langsung kamu ku bawa ke Beijing untuk mengikuti ujian masuk Mandiri di sana"

Hati Qinqin bergetar dengan tantangan dari kakaknya ini.

.

.

Malamnya ikut makan malam dulu, lalu pulang kembali ke rumah sewaan.

Karena naik mobil, tak perlu khawatir soal hawa dingin.

.

.

Pulang sekitar jam 8.

Waktu itu Yuan Yuan sudah tidur.

.

Sampai rumah jam 8.20 jarak rumah cukup dekat namun jika ditempuh dengan sepeda bisa 40 menit an.

"Ku dengar tadi kamu hendak menyekolahkan Qinqin ke Universitas apa benar?" Wanqiu ingin tau

"Iya, memangnya kenapa?"

"Kenapa kamu tak diskusi dulu padaku?"

"Memangnya kenapa?"

"Jika begitu aku juga akan menawarkan sekolah ke adik ku daripada kerja" Wanqiu juga ingin yang terbaik untuk adiknya

"Kamu punya uang memangnya?" Aku tanya

"Ada, katamu kan uang mu itu uang ku juga, boleh ku gunakan asal izin padamu"

"Ku pikir itu bukan ide bagus sayang, Wenqi usianya sudah 20 sedangkan Ping ping 19, jika mereka kuliah mereka akan lulus di usia 24 dan 23, diwaktu itu sudah termasuk usia tua untuk menikah, apa kamu ingin adik mu jadi perawan tua?"

"Asal di bawah umur 30 tak masalah, aku bahkan dulu ingin menikah di umur 30 ke atas, tapi karena jodoh datang terlalu cepat jadinya aku melupakan keinginan itu"

"Benarkah? Kamu ingin melajang sampai umur 30 mau ngapain coba"

"Ingin kerja, punya rumah sendiri dan kebun sendiri"

"Ugh, maaf sudah menghancurkan mimpi mu itu" Ucap ku

"Hah? Tidak tidak kamu cuma hampir menghancurkan bukan sudah menghancurkan suami, begini prinsipnya, jika kamu gagal sewaktu merantau dulu kamu bisa di bilang menghancurkan mimpi ku, namun karena sekarang kami sukses aku jadi punya mimpi baru"

"Oh begitu kah, lalu mimpi baru apa itu"

"Punya banyak anak dan tempat tinggal yang hangat suasananya" Wanqiu memang tak setuju atas usulan awal ku cukup dua anak saja, dia ingin lebih, menurutnya anak bayi itu lucu walaupun lelah mengurusnya

"Oke, lalu kamu ingin berapa, biar ku belikan" Balas ku dengan canda

"Buat sendiri tidak beli, tak juga mengadopsi, aku takut aku tak bisa adil nantinya" Wanqiu jujur

"Begitu rupanya, ya sudah kalau begitu, tahun depan mari buat lagi"

Wanqiu terkejut.

"Kenapa ekspresi mu begitu?" Aku tanya

"Bukannya terlalu cepat sayang? Yuan Yuan saja setahun belum ada" Wanqiu khawatir

"18 bulan adalah waktu normal sebelum hamil lagi, namun itu untuk persalinan cesar, untuk persalinan normal 12 bulan cukup, toh di awal tahun nantinya sudah 14 bulan jadinya, lagipula buat belum tentu jadi juga" Balas ku

"Tak ada masalah nantinya?" Wanqiu tak tau

"Kata dokter di acara TITS dulu sih, aman aman saja yang penting kesehatan ibu dijaga, penuhi kebutuhannya selama hamil"

"Oh begitu, kalau aman aku sih tak masalah, namun kamu harus membantu ku merawat Yuan Yuan, sebab di usia 1 tahun lebih dia akan mulai berjalan perlu pengawasan lebih, apalagi menginjak usia 2 tahun, rasa ingin taunya akan lebih besar"

"Tenang saja akan ku bantu"

"Oke deal, kita buat lagi tahun depan"

.

.