webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

195.) Debat

Mona menangis saat masuk rumahnya.

.

Saat aku mau menjalankan motor ibunya datang menghampiri ku.

"Mona chan kamu apakan Lucas?" tanyanya padaku

"Tidak ku apa apakan tante, cuma ya ada hal yang susah di jelaskan soal hubungan kami" balas ku

"Kamu menolak cintanya ya" ibunya menebak

"Bisa di bilang seperti itu" balas ku

"Hmm pasti ada alasannya bukan, aku bisa memahaminya, kamu pulanglah"

"Tante tidak marah?" tanya ku karena telah membuat anaknya menangis

"Tidak, cinta itu perjuangan ada yang kalah dan ada yang menang"

Dalam hati ku berikan uplose untuk ibunya Mona chan.

.

Aku pamit.

Jam 6 sampai rumah, mbak Fuka masih menunggu di kamar ku sambil makan sncak yang kusiapkan tadi.

"Lah di habiskan sendiri" ucap ku saat melihat susnya sudah habis

"No coment"

Ku duduk di sampingnya mbak Fuka.

"Sudahi cemberutnya, ini kuberi kamu coklat" ku berikan coklat silver queen

Ia menerima namun tidak bilang apa apa.

"Aku mandi dulu, kamu mulailah main psnya" ucap ku lalu ku nyalakan tv dan psnya

.

Mandi shower.

15 menit kemudian.

Keluar kamar mandi dengan bau wangy..

"Lucas kenapa tidak pakaian sekalian di kamar mandi!" teriak mbak Fuka karena melihat ku telanjang

"Baju ku di lemari"

"Itu bukan alasan yang benar"

"Hmm jangan lihat jika begitu, kamu fokus saja ke tv" suruh ku

"Tanpa kamu suruh pun Aku sudah fokus ke tv"

"Jangan komentar jika begitu"

.

Ganti kaos dan celana boxer lalu ikut nimbrung di sampingnya mbak Fuka.

Ku lihat ia main game one piece.

"Sudah sampai mana?" tanya ku

"Baru mulai, baru adegan luffy melawan crocodile" balasnya

"Kamu melanjutkan save savean ku ya, sebenarnya sudah tamat game nya namun Yell Studio (anggap saja pembuat gamenya), akan menambah cerita lagi seiring manganya terbit, kuingat ingat sepertinya 2 bulan lalu ku update" ucap ku

"Diam dulu aku mau main bukan cerita"

"Yehh, btw main 2 player lah" suruh ku

"Sebentar"

Cuph

Ku kecup pipinya.

"Jangan macam macam, di rumah mu ada ayah ibumu" kata mbak Fuka

"Tidak masalah kok, oh benar juga uang yang ku berikan padamu kamu gunakan untuk apa?" tanya ku

"Ku tabung, aku mau beli rumah di sini niatnya, itulah impian ku" kata mbak Fuka

"Untuk apa rumah, jika kita bersama bukannya kamu bisa tinggal di sini?" tanya ku

Mbak Fuka menoleh padaku.

"Apa?" aku bertanya karena risih di tatap terus

"Kamu jika menikah masih mau tinggal dengan orang tua?" mbak Fuka bertanya

"Ya kenapa memangnya?" aku balik tanya

"Kamu tidak ingin punya rumah sendiri gitu?"

"Ini kan rumah yang ku beli, jadi ini atas namaku namun di surat tanah ada nama ibuku sebagai wali penjamin"

"Maksud ku apa kamu ingin ini itu yang ngatur orang tua, menikah itu tandanya kamu sudah bisa mandiri"

"Sayang ku yang galak, menikah itu memang harus mandiri, tapi kamu salah jika mengatakan ini itu di atur orang tua, orang tua bisa ikut campur tapi tergantung pasangannya juga menerima atau tidak, jika untuk ku aku menerima saja, toh saran mereka baik juga jadi apa masalahnya?"

"Banyak, bayangkan jika aku bangun kesiangan dan kena omel ibumu, aku tidak ingin seperti itu"

"Kamu bangun jam berapa memangnya?" tanya ku

"Jam 5 pagi"

"Itu sudah termasuk pagi, ibuku bangun juga jam segitu"

"Loh bagaimana kamu tau jika ibumu bangun segitu?" mbak Fuka bertanya

"Alarmnya bukan main kerasnya" balas ku

Pufft!!!

.

.

Main berdua game one piecenya.

"Atas dasar kayakah kamu ingin punya pasangan lebih dari satu?" mbak Fuka bertanya tiba tiba saat main

"Tidak, aku ingin punya pasangan lebih dari satu karena aku ingin coba coba saja tepatnya, soal materi aku bisa namun soal yang lain seperti perhatian dan keadilan belum tentu, makanya aku mau coba coba" balas ku

"Jangan coba main api jika tidak mau terbakar" katanya

"Aku tidak main api, tapi ku pikir seru juga jika main bertiga gitu"

Tatapan mematikan datang lagi.

"Maksud ku kencan bukan threesome" ucap ku

"Cuih"

Ludah mbak Fuka jatuh ke karet bulu ku.

"Oi jangan meludah di sini, jijik lah" aku menegurnya

"Kamu laki laki terburuk yang pernah ku temui sebenarnya Lucas kun" kata mbak Fuka

"Lah jika terburuk ngapain elu ngajak nikah duluan" ucap ku

"Aku sayang sebabnya" balasnya

"Ammm" aku terdiam karena kata kata itu

.

Jam 7 ku ajak ia makan malam dulu.

"Fuka chan menginaplah di sini saja" ucap ibu

"Aku tidak bawa baju ganti bu, jadi lebih baik pulang saja nanti" balasnya

"Jangan, ini sudah larut di luar ada begal" kata ayah

"Eh masa" aku yang kaget

"Baca situasi bung" kode dari ibuku padaku

"Iya nanti kamu bisa tidur di kamar ku" ucap ku pada mbak Fuka

"Eits tidak boleh" ibuku memberikan peringatan

"Hmm, kamu bisa tidur di kamar Hanako chan jika mau" kata ibu

"Tapi besok saya shift pagi jam 7 bukannya, takutnya malah merepotkan"

"Halah, aku kan bos mu, jadi tentang saja" kata ibu

"Sudah terima saja, sebelum ibuku jadi los dol" saran ku

"Emm baiklah, saya akan menginap"

.

Jadilah menginap mbak Fukanya.

Jam 7.30 malam masih di kamar ku.

.

Masih main tapi sekarang agak hardcore.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Main WWE di psnya.

"Sayang, main jangan begitu stiknya bisa rusak" ucap ku karena mbak Fuka asal pencet dan sangat kasar memutar analog

"Apa mahal?" tanyanya

"Satunya 50 rb yen bruh" balas ku

"Lah kenapa mahal sekali, bukanya 300 yen dapat"

"Dapat tombol x nya" balas ku

"Sudah sudah, lagian yang mahal pasti awet kan, btw pegangan sticknya mengingatkan ku pada anumu" ucap mbak Fuka

"Huh?" Aku kurang dong

"Ya sudah tidak jadi" balas mbak Fuka

"Kamu mengkode ya?" tanya ku

"Tidak jadi kok, tidak jadi"

Ya Sudah ku buka boxer ku dan celana dalamnya.

"Tidak jadi, tutup kembali anu mu itu" suruhnya

"Yakin?" tanya ku memastikan

"Emm i.. Iy" mbak Fuka berkata dengan ragu ragu

"Ya sudah" aku kenakan kembali

"Kamu biasanya yang nyruduk sekarang nurut saja" kata mbak Fuka

"Kemarin sudah ku tumpahkan semua lendir ku, jadi hari ini boleh istirahat kok" balas ku

"Oh maksudnya sedang restock" kata mbak Fuka

"Iya, main gak keluar keluar itu juga gak nikmat rasanya"

"Ow aku baru tau itu"

"Carilah info pada Lucas, saya jamin ilmu anda bertambah, coba Rope pun boleh jika kamu mau" ucap ku

"Tali?" pikir mbak Fuka dalam hati

.

3 detik kemudian.

"Aku bukan masokis!"

"Ya kan aku bilang jika mau, jika tidak ya sudah"

"Tapi yang seperti itu apa enak ya?"

"Menurut ku sih yang suka seperti itu, ia punya kegilaan pada sex yang sudah over, dimana cara sex normal tidak dapat memuaskannya, maka dari itu kekerasan dalam sex bisa jadi solusinya mungkin" balas ku

"Kamu tau itu dari mana, kamu remaja normal kan?"

"Baca di Internet ada" balas ku

"Kamu kenapa baca begituan coba?"

"Ya gabut jadi bos akhirnya baca saja begituan, daripada baca doujin hentai"

"Aku ingin tanya juga, kamu kemarin kenapa sangat lancar sekali dalam memimpin permainan, kamu sudah pengalaman ya?" tanya mbak Fuka (ia taunya kan aku masih perjaka)

Aku bingung menjawab sekarang, karena jika salah pasti jadi 5w satu h.

"Sebenarnya sih belajar langsung dari pengalaman pertama bisa kok" balas ku

"Benarkah? Tapi kata pekerja wanita di akuarium yang sudah menikah lakinya tidak bisa memuaskan mereka saat di ranjang saat malam pertama, sebab ada istilah coba coba" ucap bakal Fuka dengan dua tangan dan dua piece di tekukkan.

"Paling titidnya kecil jadi tidak puas" ucap ku ngasal

"Punya mu yang kebesaran kayanya Lucas kun" kata mbak Fuka

"Nah!" teriak ku mengagetkannya.

"Apa?"

"Sudah tampan, body ideal, titid gede, kaya dan perhatian lagi kurang apa lagi coba diriku ini"

"Sombong"

"Yah aku menggaet seorang artis pun bisa loh"

"Iya aku kan buktinya"

"Hmmm, ukuran oppimu berapa?"

"34 D"

"Bisa di buat lebih besar?"

"Ngawur saja, ini sudah besar asal kamu tau, lagian jika lebih besar pasti aneh jadinya, ini sudah pas dan ideal untuk tubuh ramping ku"

Ku remas pelan oppainya.

"Tanganya tolong di kondisikan" suruh mbak Fuka

"Ini di besarkan sedikit tidak masalah" ucap ku

"Tidak usah, lagian nantinya saat jadi bumil, akan membesar sendirinya"

"Ya itu kan masih lama bunda"

"Tidak masalah papa"

.

Paginya.

Setelah sarapan kami berpisah.

Ia kerja sementara diriku sekolah.

.

Skip ke tanggal 15 Juni saat seleksi olimpiade sains.

Berangkat bersama dengan anak olimpiade lain.

Untuk aku sih yakin saja bisa lolos, sebab selama latihan aku selalu mendapatkan nilai maksimal.

.

Jam 8 masuk ruangan test, aku masuk ke ruangan B sementara dua Senpai ku lain ke ruangan C dan D.

Duduk di depan komputer, mempersiapkan mental sekalian pengawas memberikan pengarahan.

Kertas di bagikan, lalu peserta di suruh cek komputernya.

Setelah semua oke, jam 8.30 barulah mulai testnya.

"Semoga sukses" kata kata dari mbak Fuka tadi pagi (Aku menginap di apartemennya soalnya)

.

Ku buka soalnya dengan mengeklik tombol berikutnya.

Munculah soal kimia yang berisi huruf huruf dan angka (rumus unsur)

"So Ez bung" pikir ku

.

Mengerjakan dengan lancar 50 soal selesai dengan whus whus.

30 menit selesai, 30 menit untuk cek ulang jawaban, lalu pergi keluar ruangan sendirian. (waktu masih sisa 1 jam)

"Gila dia sudah selesai?" pikir peserta lain yang melihat ku

Pengawas pun membiarkan ku keluar, sebab ya aturannya jika Sudah selesai boleh keluar.

Di luar ruangan ku bertemu dengan pembimbing ku.

"Kamu kenapa keluar duluan, waktunya kan masih 1 jam Lucas" kata sensei

"Aku sudah selesai" balas ku

"Iya sensei tau tapi kenapa tidak menunggu di dalam saja"

"Disana membosankan sensei"

"Hmmm kamu ini tidak berubah sejak latihan di perpus ya, ku harap nilaimu baik seperti biasanya"

"Aku pun berharap begitu sensei"

.

Jam 10.30 test selesai.

Peserta di suruh menunggu selama 2 jam hingga nilai muncul dan panitia memberikan peringkat.

.

Sembari menunggu, main ponsel saja dulu.

Chatting an dengan mbak Fuka, sekalian dengan Chinu.

Kenapa ada Chinu?

Jawabannya adalah karena yang pantas di pertahankan patut di perjuangkan, untuk Mona sih lepas saja.

Btw ini hanya di lakukan oleh seorang profesional jadi jangan ikut ikutan.

.

"Sudah berapa kali ku bilang, jangan pernah chat diriku jika kamu punya maksud mendekati ku" pesan dari Chinu

Sebelumnya aku kirim pesan untuk mengajaknya kencan.

.

Note : Mbak Fuka tidak tau

.

Jam 12.30 hasil keluar.

Peringkat pertama : Lucas Ikuwake (100)

"Hehe not bad" ucap ku saat melihat hasilnya

"Ini sempurna bukan not bad lagi Lucas" ucap sensei pembimbing ku

.

Ku foto lalu ku kirimkan ke grup keluarga.

"Yang bilang gak bakal lolos, ku tunggu tanggal nikahnya" caption ku disertai tag nomor kakak ku

"Selamat" pesan dari ayah dan ibuku

"Aku tidak menjajikan itu oi" pesan dari Hanako kakak ku

Ku balas pesan kakak.

"Kamu bilang kan, jika aku lolos kamu pasti menikah di tahun ini"

Note : ayah dan ibu bahkan belum tau.

"Gak gak, aku salah bicara waktu itu"

"Benarkah kamu akan menikah Hanako?" ibu bertanya

"Tidak bu, aku hanya salah bicara waktu itu"

"Segera bawa ke rumah saja calonnya" ayah menyuruh

"Tidak ayah, aku masih belum ingin menikah"

"Ayolah, ibu dan ayah di rumah sudah tidak sabar menimang cucu loh" pesan ku

"Diam kamu, kamu saja yang bikin duluan dengan Fuka chan itu" suruh kakak ku

"Loh, jika aku yang buat duluan tar kakak di panggil budhe di umur yang belum tua, memangnya tidak malu?"

"Wkwkwk" pesan dari ibuku

"Sudah bawa ke rumah saja calon mu waktu liburan obon nanti" kata ayah

"Aku juga?" tanya ku

"Kamu masih sekolah, jangan kebanyakan nginep di apartemennya Fuka juga" balas ayah

"Nah loh kecil kecil sudah begituan" kata kakak

"Kecil dalam usia, bukan dalam pengalaman" balas ku

"Jangan aneh aneh, Hanako lakukan saja apa yang ayahmu katakan, biar calon mu memperkenalkan diri pada kami" ucap ibu

"Susah bu"

"Susah kenapa coba"

"Pasti pacarnya enggan datang bu" aku memprovokasi

"Jangan ikut campur, pokoknya musim panas ini susah balik ke rumah, aku pun susah juga" kata kakak

"Loh kenapa memangnya, bukanya tahun tahun yang lalu kamu bisa pulang dengan mudah?" ayah bertanya

"Pekerjaan ku di musim panas meningkat, bisa jadi harusnya libur 1 minggu tapi di tengah libur harus kerja di lokasi"

"Halah alasan, paling itu agar ia bisa berdua lama dengan pacarnya yah" ucap ku

"Benar seperti itu?" ayah bertanya

"Tidak lah, aku di sini beneran kerja senin sampai minggu, gak ada waktu untuk berduaan"

"Bohong itu" kata ku

"Ambil cuti saja dulu, jika di pecat kerjalah di sini" ibu muncul lagi

"The lord muncul anda tidak bisa berkutik kakak" ucap ku

"Tapi bu"

"No tapi tapi, lagian perusahaan mana yang tidak meliburkan karyawannya saat fertival obon"

.

.

Debat berlangsung seru tapi harus ku jeda dulu karena sensei menyuruh ke kembali ke bis untuk kembali ke sekolah.

.

Skip tanggal 6 Juli, dimana tanggal satu sebelumnya ada olimpiade nasional, aku gagal juara satu karena lawan ku gak ngotak.

Nilainya bisa sempurna 100 sementara diriku 98, selisih satu jawaban benar saja.

Tapi tidak masalah sebab aku masih berpeluang ikut di olimpiade internasional tanggal 1 Agustus nanti.

.

Sementara sekarang kami klub polo air sedang menjalani turnamen daerah.

Hanya tiga sekolah yang berpartisipasi, yaitu Shogakukan, Rikka, dan Yamanami.

Mudah untuk menang menuju nasional, tapi mudah kalah juga sebab salah satu lawan adalah nomor 1 nasional.

.

Jam 10 pagi, pertandingan pertama kami.

Yaminami vs Rikka

Kami keluar dari ruang ganti menuju ke kolam renang.

"Hebat, ini pertandingan sungguhan" ucap Ejiri

"Jangan buat malu" ucap Minato dengan judes

Di jalan aku juga berpapasan dengan Chinu yang berbaju renang.

Aku tidak berani meliriknya sebab di tribun ada mbak Fuka dan keluarga ku yang menonton (minus Mbak Hanako)

"Apa dia akan menyapa ku" pikir Chinu sebelum berpapasan

.

.

Tiga langkah, dua langkah selangkah lagi.

Kami berpapasan.

Dan lewat begitu saja.

"Ada apa denganya, apa otaknya sedang eror" pikir Chinu namun ia sebenarnya tidak terlalu peduli juga

.

Sampai di tempat duduk kami.

"Baiklah sesuai strategi, unit penyerangan adalah aku jadi kalian fokus mengoper padaku" ucap Minato

Note : Lucas di remehkan Minato karena jarang latihan, sekalinya latihan pun tidak terlalu semangat.

.

Di tribun.

"Badannya Lucas ternyata bagus juga ya" ucap ibuku

"Keturunan dari ku itu"

"Kamu beruntung Fuka chan bisa dapat jodoh seperti Lucas" kata ibu ku

"Em memang bu" balasnya

"Lucas apa jadi pemain cadangan?" ayah bertanya

"Iya katanya, ia jarang latihan dan akhirnya kapten membuat iya duduk di bangku cadangan dulu" balas Fuka

"Wah gak bener ini, kita datang ke sini masa hanya melihat orang duduk (Lucas di bangku cadangan hanya duduk saja)" ucap ayah

"Sudah diam dulu, nanti juga dapat gilirannya" kata ibu

.

Aku di bangku cadangan bersama dengan pembina kami yang plonga plongo yang tidak tau polo air.

"Ini nanti pertandingannya sampai kapan?" pembina bertanya padaku

"8 menit tiap babak, ada 4 babak, tiap selingan ada istirahat 5 menit, jadi kira kira 1 jam tiap pertandingannya sensei" balas ku

"Oh lama juga ternyata"

.

Pertandingan di mulai.

Pruitt!!

"Maju Ami ami!" teriak ku

Sensei yang di samping ku kaget.

Bola di lempar oleh wasit lalu kedua pemain perebut bola pertama maju.

.

.

Whostt!!

Ami ami mendapatkan bola.

Ami ami mengoper ke belakang pada Eitaro sebagai pengatur tempo permainan

Minato, Ejiri dan Ami ami maju Babayaro dan Yoshi maju juga namun terbatas di area tengah lapangan saja.

"Babayaro" ucap Eitaro saat mengoper bola

Babayaro menerima bola namun rencana awal harus mengoper ke Minato harus sirna karena ia di jaga ketat oleh 6 pemain musuh.

Minato nekat meminta bola.

Babayaro bingung harus bagaimana.

"Maju sendirian!!!" teriak ku

"Tapi rencana awal?" pikir Babayaro

"Maju cuk maju!!" teriak ku

Babayaro maju lalu mengoper pada Ejiri yang kosong.

"Tembak Ejiri!!!" teriak ku

"Oper padaku!!" teriak Minato

"Tembak!!!"

"Oper!!!"

"Bodo amat gua tembak saja!!" teriak Ejiri

.

Shoot!!

Boom!!

"Gol!!!" teriak ku

Pruit!!

1 - 0

.

Minato langsung meminta time out.

"Woy apa maksud mu, aku di sana bisa melawan 6 orang itu" ucap Minato marah padaku

"Yang lain kosong, jangan egois, kamu memang attacker tapi pikirkan jika posisimu begitu apa bisa mencetak angka?" tanya ku

"Aku bisa"

"Sudah jangan bertengkar, kita masih di tengah permainan ini" kata Jo Senpai memisah kami untuk menghindari keributan

.

Permainan berlanjut.

Karena kata kata Minato tadi pemain lain jadi fokus mengoper padanya.

Namun sesuai yang aku perkirakan, Minato tidak bisa menimbang 6 orang musuh.

Pada akhirnya 2 gol tercipta karena serangan balik musuh.

Aku tetap diam dan mengamati saja, tim sudah terlanjur hilang fokus dan pada akhirnya babak pertama usai dengan skor 1 - 4 (musuh mencetak 2 angka lagi dengan mudah)

"Biarkan aku masuk" ucap ku pada Minato

"Kamu mau menggantikan siapa, belum ada tempat untuk mu" balasnya

"Biar aku gantikan saja dirimu, kamu terlalu egois, sudah ku katakan manfaatkan peluang dirimu yang di jaga ketat, percayalah pada teman mu, mereka mampu mencetak angka juga" ucap ku

"Orang yang tidak pernah ikut latihan, dan memilih polo sebagai olahraga setengah setengah jangan bicara sok seperti itu"

Aku tersinggung sekaligus sadar diri dong.

"Gantikan saja aku dulu, kurasa lutut ku agak kram" ucap Babayaro

"Jangan, dia akan lebih merusak kondisi tim" kata Minato

"Sudah jangan bertengkar, Minato lihatlah kenyataannya juga, kamu terlalu di tekan musuh, kami juga tidak punya kesempatan untuk mengopermu, jadi jangan egois" ucap Jo Senpai

"Benar Minato Senpai, cobalah percaya pada teman mu" ucap Eitaro

"Benar, aku kuat juga" kata Ejiri

.

.

Minato merenung sejenak.

"Baiklah, kamu coba masuk, Ami ami pindah ke belakang sebagai pemain bertahan, Lucas maju ke depan" kata Minato

"Baik aku paham" kata Ami ami

.

Babak kedua di mulai, masuknya diriku membawa perubahan pada pandangan penonton, apalagi yang wanita, dengan body ideal, tinggi 189.3 sekarang dan perut six pack membuat semua betina klepek klepek.

"Dasar pamar" Mbak Fuka menghina ku dalam hatinya

.

Pruittt.

Bola dari kami.

Awal di pegang jo Senpai lalu di oper pada Eitaro.

Aku langsung berenang ke depan dengan cepat.

.

"Cepat!" ucap pemain musuh karena mencoba menimbang kecepatan ku

Di tribun pun aku jadi pusat perhatian karena renang ku yang cepat.

"Dia atlit renang sebelumnya?" pikir Chinu

"Dia sepertinya kuat" ucap Keita si pemain Shogakukan yang gondrong

"Belum tentu, di polo air, ia kuat namun stamina lemah belum bisa di katakan yang terbaik" kata Riku

.

Pelatih Shogakukan pun melirik ku karena renang ku yang cepat.

.

Aku sampai di dekat gawang tanpa penjagaan.

.

Bola di lempar padaku dengan tinggi oleh Eitaro. (ia sudah ku kode sebelumnya untuk memberikan ku umpan tinggi saja)

.

Aku melompat.

Boom!

Bola ku terima dan langsung ku tembak ke sisi atas kiri gawang.

Lompatan Lucas setinggi 1/3 paha, itu di katakan sangat tinggi mengingat tubuhnya yang tinggi dan tangannya yang panjang.

"Hebat" ucap Eitaro terpanah oleh aksi ku, begitu pula Ejiri dan yang lain

"Lucas!!" teriak ibuku

"Jangan malu maluin sayang" ucap Ayah ku

.

"Ia punya potensi besar" komentar pelatih Shogakukan

.

.

Aku kembali ke area tim, bersama Minato dan Ejiri.

"Mari bekerja sama, kita manfaatkan dulu peluang yang ku dapat karena penjagaan masih fokus padamu Minato" ucap ku padanya

"Hmmm, jika kamu tidak pro aku tidak akan berkata ya" balasnya dengan senyuman

.

Pertandingan di mulai lagi, penjagaan masih ketat ke Minato, mereka belum mewaspadai ku karena mereka pikir aku mencetak poin karena kebetulan.

.

Aku menembak.

Shoot!!

"Gooll!!!" teriak Ejiri

"Yosha" teriak ku

.

3 - 4

.

Mulai sekarang akhirnya pemain musuh mulai menjaga ku.

Namun sayang Ejiri memanfaatkan kesempatan itu dan membuat gol dengan mudah.

4 - 4

.

Ejiri mencetak poin lagi.

5 - 4

Babak kedua selesai.

.

Mulai babak ketiga, Babayaro masuk menggantikan Yoshi.

Permainan tiki taka kami lakukan karena musuh sudah menerapkan zona defense (bertahan di dekat gawang, bukan menjaga satu satu pemain musuh)

.

Bola di giring ami Ami,

"Ami ami Shoot!!" teriak ku

Boom!!

"Yosh" ucap Ami ami

"Gooll!!" teriak ku

6 - 4

.

"Bagus pertahankan" ucap Jo Senpai

.

.

Bola di pegang Eitaro.

Bola di oper ke Minato dengan tinggi.

Whoos

Minato melompat tinggi dari air.

Boom!

Bola di terima, di tahan sejenak lalu di tembakan.

"Gol!!" teriak Kami

"Ggwp" komentar Riku

7 - 4

.

.

.

Selanjutnya Permainan jadi pasif karena kedua kubu sudah agak lelah, apalagi pemain kami yang notabenya amatiran.

Babak ke tiga berakhir dengan skor yang sama.

.

Babak ke empat, mulai bangkit.

Musuh jadi agresif, mereka mencetak 2 gol tambahan, namun kami tak mau kalah dengan combo Diriku Ami Ejiri dan Minato, kami bisa membalas hingga 5 gol.

Skor akhir 12 - 6.

Kemenangan untuk tim kami.

"Yosh kemenangan" teriak Jo Senpai

.

"Bagaimana bung, kamu masih meremehkan ku?" tanya ku pada Minato

"Maaf sudah meremehkan mu, tapi kamu hebat juga di permainan tadi" balasnya

"Tentu saja hebat, gini gini aku itu idaman para wanita, jadi jika lemah, dah viks pasti tepar akhirnya" ucap ku

"Eh" ucap Eitaro yang paham

"Tepar? Wanita?" tanya Ejiri

"Kamu belum waktunya tau bung" kata Jo Senpai padanya

"Apa memangnya?" Babayaro bertanya

"Kamu juga belum waktu tau" ucap Jo Senpai

.

Kami memberikan hormat pada musuh begitu juga mereka.

Masuk ke ruang ganti.

Ganti pakaian.

"Masih ada tiga jam sebelum pertandingan kedua, istirahat saja dulu" ucap Minato

"Tidur?" tanya ku

"Aku iya, sebab dengan tidur stamina bisa cepat pulih"

"Oh"

.

Yang lain ikutan tidur, sementara diriku pergi ke tribun dulu.

"Kalian pulang saja, permainan ku berikutnya masih 3 jam lagi" ucap ku pada keluargaku dan mbak Fuka

"Oh masih lama ya, jika begitu kami pulang duluan" ucap ibu yang sudah tak betah panasnya

"Fuka chan pulang saja juga" suruh ku

"Baik, tapi nanti sore jadi?" tanyanya

"Jadi? Kemana?" tanya ku

"Ke pasar"

"Ngapain ke pasar?" tanya ku

"Ish, kamu beneran lupa?"

"Kemana sih bu?" tanya ku pada ibuku

"Ya mana ibu tau, kalian janjian ibu saja tidak tau"

"Ayah tau?" tanya ku

"Tidak juga"

.

Aku mengorek memori lama ku.

"Kapan kapan akan ku belikan cincin" ucap ku 5 hari yang lalu ketika aku sex dengan mbak Fuka

.

"Ah oh, baiklah aku ingat, nanti jam 5 kita berangkat" ucap ku

"Beneran tidak lupa?"

"Tidak" balas ku

"Baiklah, jam 5 nanti aku datang ke rumah mu atau kamu jemput?"

"Biar ku jemput, ayah ibu jam 5 mobil tinggalkan di rumah" suruh ku

"Iya, pakai saja kalian yang muda untuk kencan" balas ibuku

.

.

Next..