webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

172.) Hidup di buat Slow saja

Diberikanlah padaku motor matic, sebuah alat gambar digital sebagai tunjangan untuk ku bekerja.

Sebagai karyawan aku juga meninggalkan jaminan yaitu fc kartu sekolah ku dan fc kk, serta ada surat pernyataan di atas materai.

Jam 10 aku di kenalkan oleh Aoi Tohru, si penulis Jujutsu Kaisen.

Ia ramah dan juga menerima permintaan ku untuk bertemu dengannya hanya 2 kali seminggu.

.

Tapi uniknya aku langsung kerja hari ini, katanya sebagai orientasi.

Aku di bawa ke kantornya, di perlihatkanlah kantornya yang biasa saja, sebab penulis itu tidak butuh asisten sebab ia hanya butug editor untuk mengecek tulisannya saja.

"Aoi san menulis lewat komputer kan?" tanya ku

"Iya, lalu soal tata letak aku sudah memikirkannya, tinggal nantinya kamu diskusi dengan editorku"

"Baiklah Aoi san, jika saya boleh tau kapan deadline penyerahan novelnya?"

"Tanggal 31 nanti, jadi kurang 10 hari"

"Bukunya sudah jadi?"

"Sudah, tinggal gambaran mu saja yang belum"

"Berapa banyak total gambarannya?"

"Aku ingin yang 78 gambar"

Aku kaget.

"Hitam putih kan?" tanya ku

"2 berwarna untuk sampul depan dan belakang, 5 berwarna untuk beberapa adegan, sisanya hitam putih"

"Baiklah boleh saya pinjam bukunya, saya akan mengabari anda 10 jam dari sekarang soal sampulnya dulu"

"Oke, bukunya akan ku kirim padamu, jangan di sebarkan loh ya"

"Iya, aku bisa kena pidana jika menyebarkanya juga"

.

Aku pulang naik motor, namun aku lewatnya hanya komplek perumahan saja, sebab aku tidak punya sim.

.

Sampai rumah ku parkirkan motor di garasi yang berisi motor motor lain, yang sebenarnya bukan milik keluarga ku.

"Ah ah Yamada san jangan terlalu kuat!" teriak Ibuku di dalam rumah

"Haduh kenapa juga di ulangi lagi sih, baru juga jam 12 siang" pikir ku

Aku masuk.

Namun aku tidak peduli dan langsung masuk ke kamar untuk mulai bekerja dulu.

3 jam ku habiskan untuk membuat sampul volume ke 3 dari Jujutsu Kaisen, lalu 5 gambar tokoh berwarna berikutnya selama 1 jam, sisanya nanti dulu, aku perlu istirahat.

.

Ku kirimkan hasil gambaran ku itu.

"Oke sudah bagus, aku setuju dengan gambar model baru ini, selesaikan semua tugas mu nanti baru kamu bisa kontak editor ku"

"Oke Aoi san"

.

Turun ke bawah sambil merokok.

Ku datangi ibuku yang terbaring di lantai dengan telanjang lagi.

"Ibu sudah ku katakan untuk jangan mengulangi apa susahnya sih" ucap ku

"Tolong berikan ibu penis lagi, ibu belum puas" ucapnya padaku

Ku cium bau mulut ibuku, cek matanya, lalu denyut nadi.

"Gawat overdosis obat terlarang" ucap ku panik

Aku langsung ambil air untuk menetralisir obatnya, semoga saja obatnya tidak di suntik.

"Ibu minum ini" suruh ku

"Tidak mau, ibu hanya mau di puaskan lagi"

Ku minum airnya lalu ku tuangkan dari mulut ke mulut sampai habis satu porong kecil.

"Kamu terangsang juga ya oleh tubuh ibu, mari masukan punyamu juga sayang" ucap ibu membuka kakinya

"He he jangan lakukan itu" ucap ku menutup kakinya kembali, menyingkirkan tangannya dari kemaluannya

.

Selamat dua jam aku mengawasi ibuku dulu, sebab jika tidak di awasi bisa gawat, aku tidak bisa pergi ke rumah sakit, sebab ibu bisa di pidana karena mengkonsumsi serta tau sindikat aliran narkoba.

Sekarang ibuku sedang tidur di kamar ku, sebab di kamarnya baunya sangat tidak enak.

"Ibu tidak perlu berjuang lagi, aku akan menggantikan posisi kepala keluarga di sini" ucap ku sambil mengelus kepalanya

Aku pergi keluar untuk cari makan dulu.

Soal uang aku ambil dari laci kamar ibuku, disana ada 400 rb yen, bertuliskan untuk Haruka kuliah nantinya.

Memang sedih jika seperti ini, seorang ibu yang harus berjuang untuk anaknya.

.

Di restoran bento.

"Pesan paket sehat dua porsi pak" ucap ku

"Baiklah, harganya 1200 yen"

Ku serahkan uangnya.

.

5 menit kemudian aku kembali ke rumah.

Ibuku sudah sadar.

"Mari makan biar ku suapi bu" ucap ku

"Ibu tidak lapar, ibu mau kencing dulu"

Ia mencoba berdiri namun tidak kuat akhirnya.

Ku bantu dirinya ke kamar mandi.

"Bantu ibu melepaskan celana dalam ini"

Ku lepaskan celana dalamnya.

.

Setelah kencing ku dudukan dirinya di kasur ku.

"Kamu dapat uang bukan dari mengambil uang ibu kan?" tanyanya saat melihat di kamar ku ada kunci motor dan alat gambar digital

"Bukan, ini tunjangan dari perusahaan tempat ku bekerja, aku sekarang bekerja ibu, jadi ibu tidak perlu berjuang untuk ku lagi, biar aku yang gantian berjuang"

"Kamu kerja apa memangnya?"

"Makan dulu, akan ku jawab jika ibu mau makan"

.

Ibuku mau makan.

Ku suapi makanan satu sendok dengan ku sebab ibu tak mau makan jika tidak begitu.

"Aku bekerja di perusahaan One Link, tempat penerbitan komik dan novel, aku kerjanya sabagai orang yang menggambar ilustrasi novel bu"

"Gajinya banyak?"

"Lumayan, bisa dapat 250 rb untuk pokoknya, lalu ada bonus jika novel yang ku ilustrasikan terbit"

"Hmmm kamu masih muda lebih baik nikmati masa muda mu, badan mu krempeng begitu, apa kamu kurang makan?"

"Ya kurang, ibu saja tidak pernah masak, aku makan paling sehari sekali, contohnya saat ini baru makan"

"Maaf sudah membebani mu, ambil uang di laci ibu untuk kamu makan besok"

"Iya nanti ku ambil, mau tambah lagi?" tanya ku

"Tidak usah, ibu sudah kenyang kamu yang habiskan porsi keduanya"

"Baiklah jika begitu"

.

Ku makan sambil menggambar ilustrasi berikutnya.

Ibu hanya melihat sambil mainan ponsel.

"Ibu jangan pernah mengkonsumsi narkoba" ucap ku

"Ibu tidak"

"Kamu iya ibu, mungkin kamu tanpa sadar di cekoki oleh laki laki yang kamu undang, aku mohon lupakan mereka, tinggalkan pekerjaan ibu ini, aku bisa cari uang"

"Kamu tidak usah khawatir sayang"

"Ibu jika ibu mati karena penyakit aku yang kehilangan"

"Ibu masih sehat ini"

"Untuk saat ini, tapi bagaimana jika nanti, tolong hentikan atau aku akan pergi saja dari sini" ku bentak ibuku

Ibuku kaget karena baru kali ini ia di bentak oleh anaknya

"Aku membentak ibu agar ibu paham, aktifitas ibu itu tidak baik, akan ku carikan kerja yang lebih baik jika ibu masih mau bekerja jika tidak ya tidak masalah biar aku ganti yang bekerja"

"Ibu tidak punya pilihan Haruka, rumah ini sebentar lagi mau di sita bank, ibu sudah telat 2 bulan tidak bayar cicilan, uang ibu ku kumpulkan untuk sekolah mu nantinya, ibu merasa gagal jadi orang tua"

"Shutt shutt jangan menangis maaf sudah membentak ibu" ucap ku sambil memeluknya

.

Ku tenangkan ibuku dulu, sebab jika stress kambuh ibu pasti akan jadi brutal.

.

5 hari kemudian.

Ibu sudah meninggalkan aktifitasnya, sebab ia sedang sakit sekarang.

Selama 5 hari juga aku izin sekolah, di rumah sekalian melanjutkan gambaran.

"Kamu harus sekolah Haruka kun, jangan rawat ibu terus"

"Ibu jangan banyak protes, ini jalan yang ku ambil, sebentar lagi aku gajian aku akan memeriksakan ibu ke dokter"

"Tidak usah, uangnya kamu tabung saja"

Aku tidak peduli omongannya.

.

Jam 5 sore transferan dari perusahaan masuk, yaitu 310 rb yen, dengan perincian.

Gaji utama 60 rb yen

Tunjangan makan 27 rb

Pengerjaan satu buku selesai bonus 220 rb yen

Tunjangan bensin : 3000 yen

.

Ku antar langsung ibu ke dokter setelah itu.

1 jam pemeriksaan.

Lalu aku di panggil ke ruangan dokter tempat dimana ibuku di priksa.

"Pasien atas nama Rika Hamiya, divonis penyakit kanker rahim stadium tiga, namun untungnya kanker belum menyebar"

"Bisa di ssmbuhkan dok?" tanya ku

"Lebih baik langsung di angkat saja rahimnya, sebab di stadium ini sangat sulit untuk di sembuhkan, namun jika anda mau tetap penyembuhan boleh saja, tapi biayanya sangat mahal"

"Berapa?" tanya ku

"Kami menggunakan kemo untuk penyembuhan kanker, sayu kali jalan tes 40 - 60 rb yen, sementara tidak ada kepastian seberapa banyak tesnya"

.

Aku keluar dari sana tanpa memberikan keputusan dulu, aku ingin tanya ke ibu.

.

"Ibu di nyatakan kanker rahim stadium 3, pilihannya hanya kemo dan pengangkatan rahim, ibu kuat tidak jika kemo?" tanya ku

Ibu kaget mendengar cerita ku.

"Berapa biayanya"

"Untuk pengangkatan rahim 160 rb yen, lalu untuk kemo 40 - 60 rb yen"

"Ibu pilih kemo saja jika begitu"

"Sebentar aku belum selesai bicara ibu, kemo tidak di lakukan sekali bisa berkali kali hingga sel kanker mati, aku kuat soal biaya namun ibu kuat tidak soal fisik"

Ku jelaskan merinci lagi soal plus minus antara keduanya.

.

Jam 7 malam ibu memutuskan untuk pengangkatan rahim saja, ia sudah menyesal akan perbuatnya yang telah lalu jikalau hasilnya bakal jadi seperti ini.

Aku seger memberitahu dokter, hasilnya jam 11 malam nanti ibuku akan di operasi.

Mulai jam 7 ibu sudah puasa tidak boleh makan minum.

.

"Ibu santai saja tidak akan berasa kok operasinya" ucap ku

"Maaf ya ibu malah jadi merepotkan mu"

"Tidak masalah, yang penting ibu sehat, kembali ke masa bisa bahagia bersama lalu jangan di ulangi lagi main dengan laki laki sembarangan"

.

Jam 10.55 ibu masuk ruang oeprasi, aku menunggu di ruang tunggu luar.

Operasi selama 4 jam.

.

.

Jam 8 pagi.

"Tidak sakit kan" ucap ku

"Ibu di bius total sayang, kapan kita akan kembali?"

"Dua hari lagi paling, selanjutnya rawat jalan"

"Oh, rumah sudah kamu cicil bayarnya?"

"Tidak aku membiarkan rumah itu saja kita pindah dari sana pergi ke apartemen dekat dengan perusahaan ku bu"

"Kenapa pindah"

"Ibu terhitung sudah tramua, kebiasaan menyimpan sudah terbiasa ibu lakukan di sana, aku cari suasana baru agar ibu bisa melupakan semua itu, hidup lagi bersama dan membangun semuanya dari awal, jika aku punya uang lebih aku akan membeli rumah sendiri bu"

"Um" balas ibu dengan tidak yakin

Dua hari berlalu.

Di apartemen baru yang ku pesan atas nama ibuku.

"Aku berangkat sekolah dulu bu" ucap ku

"Hati hati di jalan"

Berangkat sekolah, setelah 7 hari izin dan 2 hari bolos.

Di kelas.

Sekali lagi aku merasa dikucilkan di sini, semua pandangan tak enak mengarah padaku.

"Hmmm sekolah apa sih ini" pikir ku

.

Saat pelajaran.

"Haruka Hamiya bolos lagi?" tanya guru di depan

"Saya masuk pak" ucap ku

"Oh baiklah"

"Pak saya terakhir izin selama 7 hari" ucap ku

"Tapi di sini tertulis 9 hari kamu bolos, yang lain menerima surat izinnya?"

Semuanya diam.

"Kamu menitipkan surat izin ke siapa?"

"Saya titipkan ke satpam pak"

"Kamu tanya dulu ke satpamnya nanti, jika benar kesalahan satpam kamu bilang ke bk untuk merevisi abesnsimu"

"Baik pak"

.

.

Ku ikuti pelajaran bahasa inggris tersebut, pelajaran yang mudah namun di sini semuanya elit jadi semuanya juga bisa bahasa inggris.

Jam 9.00 istirahat, aku pergi ke pos satpam.

"Pak satpam yang biasanya berjaga di sini ada dimana?" tanya ku

"Apa maksud mu Takako, dia 7 hari lalu di pecat karena seorang murid menitipkan surat izin padanya, entah masalahnya apa ia akhirnya di pecat langsung oleh kepala sekolah"

"Lah, lalu di sini apa ada surat izin yang di titipkan oleh siswa itu?"

"Suratnya ia buang katanya, ia menganggap surat itu penghancur karirnya"

"Oh ya sudah pak"

.

Aku pergi ke bk.

"Pak aku mau protes, aku izin sudah ku titipkan satpam tapi ia di pecat, sementara absensi ku 9 hari tertulis bolos bagaimana ini" ucap ku

"Murid beasiswa miskin jangan banyak bertingkah makanya, di sini kamu itu kaum minoritas, jika mau bertahan ya hadapi semua guncangan, bapak di sini juga tidak bisa berbuat banyak, jika kamu mau lapor sendiri ke kepala sekolah"

"Lah bapak ini gunanya jadi bk ngapain, bakal ubi?" tanya ku

"Jangan kurang ajar ya kamu!"

"Bapak yang tidak becus bekerja, dasar pegawai korup!" teriak ku padanya

.

Pergi dari sana dengan perasaan sangat jengkel padanya.

Jam 9.30

Kembali ke kelas.

"Diskriminasi garis keras jika seperti ini" ucap ku ketika melihat meja ku yang di coret coret

Yang lain pura pura tidak tau.

"Dasar orang kaya tidak punya attitude" ucap ku pada teman sekelas ku namun tidak keras keras

.

Guru masuk.

"Saya menawarkan pada kalian, apa ada yang ingin ikut lomba video dengan tema  kemasyarakatan, hadiahnya lumayan besar yaitu 120 rb yen, dengan sertifikat nasional jika menang juara 1 - 3" tanya guru di depan

Beberapa orang mengangkat tangan.

"Yang angkat tangan nanti saat istirahat ke ruang guru temui bapak"

"Baik pak" balas ku dengan yang lain yang ikut angkat tangan

.

Jam 12 aku ke ruang guru.

Ia menyerahkan formulir lombanya padaku.

Pengiriman via email ke alamat yang tertera, tidak boleh ada wm, video harus fhd+.

Ku cari sendiri lombanya, sebab tidak mungkin lomba seperti ini ada aturan seperti itu.

.

Present Shinomiya University, get your chance, buat video sekreatif mungkin berhadiah jutaan yen.

Tema : Masyarakat

Aturan : dilarang mengcopy hasil karya orang lain.

Prize :

1. sertifikat internasional sebab kalian bertanding bukan hanya sejepang + Piagam lomba + piala lomba + uang 4,5 juta yen + surat rekomendasi ke prodi yang berkaitan dengan tema lomba

2. Sama, namun surat rekomendasi dihilangkan dan uang di kurangi

3. Surat rekomendasi di hilangkan, uang di kurangi

Deadline pengumpulan karya : 20 Februari, pengumuman 23 Februari, juara datang sendiri ke universitas dengan surat undangan kami kirimkan.

.

"Nah gini kan keren" ucap ku

Note : kepala sekolah ingin mengumpulkan karya siswa lalu yang ia ajukan untuk lomba adalah anaknya.

.

Jam 3 sore pulang sekolah, aku tidak langsung buat video, melainkan tunggu bonus penjualan novel dulu, jika banyak hasilnya barulah aku membeli kamera nantinya.

Pergi ke runah makan dulu, pesan makanan paket sehat satu porsi, dan pesan lauk ayam bakar 2 potong.

Lalu kembali ke rumah naik motor.

.

"Aku pulang"

"Selamat datang Haruka kun"

"Ibu sudah makan?" tanya ku

"Belum"

"Ini makan dulu, ayamnya simpan untuk lauk makan malam" ucap ku menyerahkan makanan

"Oke"

.

Aku mandi lalu duduk di sofa menemani ibu makan.

"Kamu sudah?" tanya ibu

"Sudah di sekolah, ibu makan saja aku mau fokus ke job ku selanjutnya"

"Siapa dan apa judulnya?"

"Jika sekarang bukan ilustrasi lagi, tapi Bu Mina menyuruh ku membuat iklan yang bergambar toko Jujutsu Kaisen, sepertinya perusahaan ingin mempromosikan novel itu besar besaran"

"Mau kamu buat berapa banyak gambarannya?"

"Hari ini hanya dua, tapi berwarna"

"Semoga berhasil ya"

.

Mulailah ku gambar dengan hitam putih dulu, garis yang tajam adalah tipe ku, namun jika masuk ke pewarnaan garis akan langsung ku tipiskan.

2 jam ku buat gambaran hitam putih saja.

"Ini bagus" ucap ibuku saat melihat gambarannya

"Tentu saja bagus dong menurut ibu ini akan lolos?"

"Tentu lolos, anak ku kan yang terbaik, jika tidak tinggal di coba lagi saja"

.

Ku kirimkan gambar itu langsung ke Bu Mina.

"Langsung warnai, besok ku tunggu hasilnya, besok mulai penjualan sebabnya"

"Oke bu" balas ku

.

Gambar mulai ku warnai, mewarnai satu persatu bagian, 1 jam baru selesai satu gambar, selanjutnya gambar ke dua selama 1 jam 30 menit.

Ku kirimkan langsung gambarnya.

"Bonus mau di transfer kapan ini?" tanya Bu Mina

"Berapa bu bonus yang ku dapat?"

"Untuk sekarang akan ku berikan 23 rb yen"

"Tahan dulu saja bu, kirimkan bersamaan dengan bonus penjualan buku Jujutsunya saja"

"Baiklah jika begitu, aku memperingatkan padamu ya Haruka, jika perusahaan Shinomiya menawarkan mu pekerja kamu wajib menolaknya ingat"

"Saya ingat bu"

"Bagus, kamu aset berharga dalam perusahaan, akhir bulan akan ku berikan bonus padamu"

"Arigatouu"

.

Jam 7.30 malam, makan malam dengan lauk ayam bakar.

"Kamu masih mau ayamnya?" tanya ibu

"Tidak, ibu makan saja ayamnya itu, aku sudah ada ini"

"Jika kamu masih kurang ibu tidak masalah berbagi"

.

Jam 8.00 selesai makan.

Mengerjakan pr, sebenarnya aku kadang bingung untuk apa sekolah juga, kerja saja sudah punya, namun dalam hati juga berkata jika gk sekolah ngapain di rumah.

Mengerjakan sampai jam 8.30 malam.

Work out di rumah sampai jam 9 malam.

Jam 9.30 tidur.

.

Jam 6.30 bangun.

Hari ini libur sekolah namun tidak libur bekerja.

"Mau ibu biarkan kopi?" ibu menawariku setelah turun dari lantai atas

"Tolong buatkan yang pahit" suruh ku

"Oke"

.

Kopi panas datang.

"Terima kasih bu, ini uang untuk pegangan ibu" ucap ku sambil menyerahkan uang sebesar 50 rb yen

"Kamu sudah gajian?" tanya ibu

"Sudah masuk bonus untuk penjualan cetakan pertama" balas ku

"Baik akan ibu terima, kamu mau sarapan jam berapa?"

"Jam 7 saja, uang masih ada?" tanya ku

"Masih, kamu saja memberi ibu 100 rb, ku kira itu untuk keperluan ibu juga, ternyata hanya untuk makan ya"

"Kan sudah ku bilang itu memang uang untuk makan"

.

Jam 7 pagi sarapan.

"Kamu apa tidak punya pacar Haruka kun?"

"Tidak punya pacar hanya menghabiskan uang, nantinya jika aku mau aku malah langsung menikah saja"

"Jangan terburu buru menikah, jika mental mu belum kuat lebih baik jangan"

"Iya aku paham"

"Ibu mau bekerja, apa kamu ada saran?"

"Mau kerja seperti apa?" tanya ku

"Berat tidak masalah, yang penting jangan di pabrik"

"Jaga warung mau?" tanya ku

"Boleh saja, dimana warungnya biar ibu lamar sekarang"

"Warungnya belum di buat"

"?" ibu bingung

"Maksudnya aku berniat buka warung, warung makannan mungkin yang laku di tempat ini"

"Masih lama dong"

"Ya entahlah, yang terpenting ada rencana dulu, lagian ibu baru juga operasi, jangan kelelahan dulu"

"Hmm baiklah, terima kasih ya kamu masih peduli dengan ibu"

"Tentu"

.

Jam 9 pagi, buku jujutsu telah terjual sebanyak 56 rb salinan, hanya sisa 4000 lagi namun itu juga tersebar di semu toko buku.

Tapi yang terpenting adalah fiks aku mendapatkan bonus 1.044.000 yen (60 rb buku x 1450(harga buku) x 1,2%)

Di lanjutkan perusahaan melakukan pre order cetakan ke dua, 34 rb buku sudah di masukan ke keranjang oleh akun para pengguna.

Ring.

"Halo" ucap ku pada nomor tidak di kenal

"Dengan Haruka Hamiya?"

"Benar dengan saya sendiri"

"Halo Hamiya san, saya ketua dari perusahaan AGC Shinomiya ingin mengundang anda secara langsung untuk kesempatan bekerja di tempat kami, apa anda bersedia?"

"Aduh maaf sekali pak, tapi saya sudah terikat dengan perusahaan one link, saya sudah tanda tangan kontrak 2 tahun, saya tidak bisa memutuskan kontrak sepihak"

"Hmm jika seperti itu ya sudah, sebab ini juga di suruh oleh owner perusahaan, terima kasih atas waktunya"

"Sama sama pak"

.

"Hahaha diriku memang yang terbaik" ucap ku

.

Jam 10 pagi giliran Bu Mina yang menelepon.

"Haruka"

"Iya bu ada apa?" tanya ku

"Aku punya job untuk mu selama Jujutsu Kaisen pending selama 1 bulan, aku mau kamu beralih light novel ke Sword art online dan Light after Darkness"

"Langsung dua yang ku pegang?" tanya ku

"Iya, deadline tanggal 28 Februari untuk keduanya bisa?"

"Tanpa sampul?"

"Dengan sampul dan beberapa ilustrasi gambar berwarna"

"Baiklah" aku setuju

"Nah oke, kamu pelukis berbakat, jika kamu mau tunjangan transport di ganti mobil aku bisa menggantinya"

"Jika begitu akan ku tukar saja kapan mobilnya ada?"

"Besok ambilah di perusahaan, bilang ke Kemi (Resepsionis) mau ambil transportasi terbaru Haruka"

"Oke bu siap" ucap ku dengan semangat

.

Ku kabarkan berita baik itu pada ibuku, ia turut bahagia dengan sukses ku.

Orang tua mana coba yang tidak bangga punya anak yang pintar cari uang dan sudah bawa mobil sendiri ya walaupun mobil pinjaman.

.

.

Jam 1 siang.

Ku pergi ke tempat penjual barang elektronik di mall.

Beli 1 kamera Canon seharga 345 rb yen, dengan kualitas bisa 8k.

Beli 1 laptop seharga 300 rb yen, lalu dua ponsel totalnya 300 rb yen, untuk ku dan ibuku.

Jam 2 kembali ke rumah dulu.

Ku serahkan Yell phone 17Loop pada ibu dulu.

Selanjutnya unboxing laptop dan kamera.

"Kamu beli ini untuk bekerja atau sekolah?" tanya ibu sambil duduk di samping ku

"Bekerja, aku perlu referensi saat menggambar juga sebabnya, ibu mau ku foto?" tanya ku sambil mengarahkan kamera ke wajahnya

"Tidak ibu malu jika di foto oleh mu, simpan kardusnya lalu rawat barangnya agar awet"

"Tentu"

Note : the power of mother.

.

Besoknya aku dan ibu pergi ambil mobil ke kantor, mobil keluarga biasa namun sudah cukup berguna karena mobil ini ku gunakan untuk kontrol ibuku ke rumah sakit.

Note :Sim sudah di buat minggu lalu.

"Kamu lancar sekali bawa mobilnya, darimana kamu belajar sayang?" tanya ibu

"Belajar dengan teman, kan ibu tau sekolah ku itu muridnya gila gila jika soal harta, ada teman yang baik menawarkan aku belajar menyetir" ucap ku berbohong

"Teman mu baik ya, jangan lupa ucapkan terima kasih padanya, jika perlu traktir makan"

"Iya sudah kok, mari makan dulu ya bu"

"Oke, makan di restoran keluarga saja yang murah" saran ibuku

"Ya ya ya"

.

Di restoran keluarga entah apa namanya.

Kami berdua masuk.

Karena pelayan tadi melihat aku bawa mobil ia ramah dalam pelayanan. (orang ber uang nih, customer bagus, itu yang di pikirkan pelayan tadi)

.

Makan siang dengan menu sederhana namun enak, di tambah makanan penutup ice cream yang lembut.

"Ibu masih mau tambah?" tanya ku sebelum membayar

"Tidak usah"

"Baiklah akan ku bayarkan dulu, ibu tunggu di sini"

Pergi ke kasir bayar tagihan senilai 7600 yen.

Pulang ke apartemen setelahnya.

.

Swhoshhh

Amagi Chika

Orang yang berpapasan dengan ku di jalan.

.

Keesokan harinya, waktunya sekolah.

Duduk di meja yang penuh coretan.

"Hari ini kita kedatangan murid baru, namanya Chika Amagi" ucap guru lalu mempersilahkan Chika memperkenalkan dirinya

"Perkenalkan nama saya Chika Amagi, datang dari Tokyo sebelah barat, mohon bantuannya"

"Baiklah Chika nanti kamu membiasakan sendiri di lingkungan ini, silakan duduk di samping Hotaru" (Kiri Hotaru tepatnya)

Chika duduk di kanan ku sebenarnya cuma guru tidak mau menyebut namaku sepertinya.

Ia menatap ku dengan pandangan aneh, sebelum akhirnya duduk, dia berkenalan dengan sampingnya tapi bukan diriku, sepertinya ia ingin menjauhi orang seperti ku.

.

Jam 9 pagi.

"Jangan dekat dekat dengan si bodoh itu, ia hama di sini" ucap seorang siswi pada Chika saat istirahat

"Maksudnya?" tanya Chika karena tak paham

"Haruka Hamiya, jika kamu bergaul dengannya mungkin kamu akan ikut ikut kotor, ibunya itu pelacur"

Aku mendengar namun aku tidak bertindak sebab itu memang kenyataannya, tapi dalam hati aku juga tak ingin sebenarnya orang tua ku di hina, namun ya mau gimana lagi.

"Mungkin saja juga nih ya Haruka itu anak campuran dari banyak cairan laki laki" ucap siswi tadi

"Baiklah itu sudah nyeseg ya, jika mau mengatai lebih baik jauh jauh agar kuping ku tidak panas" suruh ku

"Lihat dia tersinggung kan" ucap siswi tadi

"Ya jelas aku tersinggung, kamu cantik cantik mulut seperti babi seperti itu" ucap ku

"Oh kamu berani mengataiku ya, mau di keluarkan dari sekolah ini!"

"Jika aku dapat uang kompensasi sebesar 500 rb yen aku rela keluar dari sini" balas ku

Mereka kaget dengan jawaban ku.

"Bagaimana berani uangnya?" tanya ku

"Hanya 500 rb kan, mana rekening mu biar ku transfer" ucap Siswa keren (anaknya menteri)

"No rekening 0000....." ucap ku

"Ia langsung mentransfer uangnya"

"Baiklah terima kasih, uangnya sudah masuk" ucap ku lalu pergi menuju ke ruang tu untuk minta surat pemindahan

.

Next....