webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

167.) Mulai Lupa Siapa Dirinya

Jam 10 pagi, saat istirahat.

Maki menelepon ku mengatakan bahwa hasil terjemahan ku di setujui oleh perusahaan, jadilah aku dapat uang lagi 1,2 juta yen.

"Terima kasih atas informasinya" balas ku di telepon

"Tentu, sekarang fokus buat ilustrasi novel saja" ucap Asahi

"Tentu Maki san" balas ku

.

4 orang yang mendengar dari ruang tamu.

"Siapa Maki san itu?" tanya Ayah ke Asahi

"Dia editor Kido kun, Kido bekerja sampingan jadi Novelis, novelnya sukses besar hasilnya bisa di lihat mobil itu" ucap Asahi

"Oh ku kira mobil itu dari uang yang kami berikan" ucap Ayah agak kaget

"Bukan, uangnya jika beli mobil itu pun belum cukup" balas Asahi

"Berapa harganya?" tanya Ayah kepo

"6,2 juta yen" balas Asahi

"Kalian beli langsung yang mahal" ucap Ibu kaget

Asahi menceritakan kronologinya.

"Kamu ini, untung saja Kido itu orangnya sabar, jangan terlalu egois" ucap Ibu menasihati anaknya

"Iya aku tau bu, tapi waktu itu aku minta Kido setuju, ya sudah beli toh untuk liburan keluarga sangat cocok" balas Asahi

Aku masuk lagi ke ruang tamu.

"Ada kabar baik?" tanya Asahi padaku

"Ada" balas ku

"Apa?"

"Kepo" balas ku lagi

"Lihat inilah yang tidak ku suka dengan Kido" ucap Asahi pada orang tuanya

.

Jam 12 makan siang bersama.

Jam 1 aku berangkat ke restoran, pakai motor ayah.

Jam 6 sore pulang kerja langsung ke rumah keluarga Handa lagi.

"Ini rendang untuk makan malam" ucap ku sambil menyerahkan bingkisan pada Asahi

"Oke, kamu segera mandi, ganti baju lalu ke ruang makan" balas Asahi

"Yap"

.

Mandi di kamarnya Asahi, kamar bernuansa warna pink dan putih khas wanita remaja.

"Mandi air hangat ada tidak ya" pikir ku

Ku masuk ke kamar mandinya.

"Halah hanya shower" ucap ku

.

Jam 6.15 selesai mandi, lalu ganti pakaian, selanjutnya nimbrung di ruang tamu bersama ayah.

"Kamu apa tidak lelah sekolah sekalian kerja Kido kun?" tanya Ayah

"Tidak juga, aku waktu sekolah hanya tidur, lalu seriusnya hanya saat ulangan saja" balas ku

"Oh pantes tidak lelah" balas ayah sambil tertawa

"Oh iya katanya kamu kerja sebagai novelis, kamu terbitkan di mana novel mu?"

"Ku terbitkan di HS grup, perusahaan Light novelnya"

"Nah bagus itu jika ikut HS grup, benefitnya serta bonusnya tidak pelit pelit jika di sana, ayah yang kerjaannya jadi operator saja sebulan bisa 400 jika di tambah bonus" ucap Ayah

"Melamarnya di sana mudah?"

"Susahnya minta ampun, walaupun setingkat operator teman ayah banyak loh yang sarjana 1, untung saja ayah dan ibu beruntung, sebab melamar ketika perusahaan itu baru buka, jika melamar sekarang mungkin tidak akan di terima juga"

"Kenapa ayah melamar di situ?"

"Ya kata orang sih jika ikut kerja dengan keluarga Shinomiya itu baik, tapi khusus Shinomiya di wilayah Miyagi, perusahaan yang di pimpinya akan sukses, jadi prospek kerja sampai tua bisa di bilang oke selama tidak melanggar aturan, kamu bukannya kerja di restoran miliknya juga?"

"Iya"

"Susah juga?" tanya ayah

"Tidak terlalu, aku melamar di sana tidak pakai surat lamaran, masuk ke resto bilang butuh pekerjaan, jam 7, 2 jam jadi pembantu, jam 10 interview, besoknya langsung kerja" balas ku

"Kamu kenal dan dekat dengan keluarga mereka memangnya, kok mudah begitu diterimanya"

"Tidak juga, sebenarnya asal orangnya punya potensi hrd bisa langsung menerimanya kok" balas ku

"Oh leader tim ku juga bilang seperti itu, nah itu uniknya juga perusahaan Shinomiya, apa kamu tau juga fakta bos ayah Haruka Shinomiya itu"

"Fakta seperti apa?" tanya ku

"Haruka dinyatakan orang terkaya sedunia, dengan kekayaan bersihnya tembus 100 triliun yen lebih" ucap Ayah

"Oh jika itu aku tidak heran, komplek perusahaan saja punya, toko baju saja paling terkenal se Jepang juga"

"Ayo makan dulu" ajak Ayah setelah melihat jam sudah menujukan pukul 6.30 malam

.

Makan malam ku di ambilkan oleh Asahi chan.

Aturan keluarga ini adalah makan boleh bicara jadi canda tawa bisa tercipta dan tidak spaneng.

.

Jam 8 kumpul bersama di ruang keluarga.

Nonton tv dan hanya ngobrol.

.

Jam 9.30 malam di kamar Asahi.

"Eh lihat aku menemukan foto" ucap ku pada Asahi

"Fotoku paling coba lihat" ucap Asahi

Ku perlihatkan foto saat kecil, tepatnya saat Asahi menangis

"Berikan, itu foto memalukan ku" ucap Asahi sambil mencoba merebutnya

"Sebentar biar ku lihat dulu"

"Jangan, itu tidak baik untuk mental ku" ucap Asahi

"Diam dulu" suruh ku

"Berikan atau kamu tidur di luar" ancam Asahi

"Hmm ini" ucap ku menyerahkan fotonya

"Nah begitu kan tidak perlu ribut" ucap Asahi

.

Aku pura pura ngambek.

"Hey jangan diam begitu aku tanya loh" ucap Asahi

Tatap ku diamkan

"Sudahlah aku mau tidur" ucap Asahi

.

Kami tidur.

Jam 5.30 bangun, jam 6.20 sarapan, aku masih diam diaman dengan Asahi.

Jam 6.40 kembali ke apartemen.

Tapi sebelum pulang ku berikan uang sebanyak 100 rb pada ibu, dan 5000 yen pada Kana

"Kamu kenapa sih diam diam terus, aku salah karena kemarin mengancam mu?" tanya Asahi

Aku tidak peduli dan fokus menyetir saja.

"Moo terserah kamu" Asahi ikut ikutan ngambek

.

Sampai apartment kami berdua ganti seragam lalu pergi ke sekolah naik sepeda.

"Aku tidak mau menumpang sepeda mu jika kamu tidak bicara padaku dulu Kido kun" ucap Asahi

Ku ambil dompet.

Ku serahkan uang 500 yen untuk naik taksi, lalu ku goes sepeda ku.

"Ihhh dasar!!" teriak Asahi

.

Sampai di kelas, Asahi tiba duluan.

Teman teman sekelas kami yang kenal kami pasti mengira kami sedang bertengkar, nyatanya memang iya.

Selama perjalanan kami berdua hanya fokus ke depan saja walaupun kami bersebelahan.

Saat istirahat aku juga menyendiri di atap sekolah, main game sebabnya, sementara Asahi hanya di kelas.

"Kalian bertengkar?" tanya teman wanita Asahi

"Tidak tau, bodo amat" balas Asahi

"Kido yang salah?"

"Aku yang salah, wanita itu tempatnya salah secara tersirat" balas Asahi

"Jika begitu kenapa tidak minta maaf saja"

"Bagaimana aku bisa, Kidonya saja mendiamkan ku sejak kemarin"

"Hati hati loh, mungkin itu pertanda Kido akan melepaskan mu" ucap Rendy

"Jangan ikut ikut, kalian hanya siswa nakal tidak sebanding dengan Kido kun jadi jangan ikut campur!" Asahi marah

"Hehe maaf maaf hanya komentar" balas Rendy ketakutan juga

Note : Alasan Rendy ketakutan adalah ketika ia melihat Kido bertarung dengan kedua kakaknya di depan area apartemen yang tak sengaja ia lihat, mungkin Kido di sekolah hanya diam saja, tapi jika di luar Kido itu lebih berandal darinya.

.

Jam 10 kembali ke kelas.

Mengikuti pelajaran lanjutan, serta masih diam diaman.

.

Jam 3 siang saat pulang sekolah.

"Kido kun, aku maaf jika salah" ucap Asahi berdiri di depan meja ku

"Hm" balas ku singkat, aku berdiri lalu pergi, Asahi ikut di belakang

"Mereka memang bertengkar" ucap teman kami

.

Di parkiran sepeda.

"Kamu masih diam diam saja, kan aku sudah minta maaf" ucap Asahi

"Hm"

"Kamu ucap Hm lagi ku pukul burung mu ya" ancam Asahi

"Mh"

"Bukan begitu juga Kido kun, kamu mau lihat foto memalukan ku, oke ku perlihatkan namun di rumah saja" ucap Asahi

"Ya" balas ku lalu naik sepeda

Asahi naik di belakang.

.

Sampai apartment aku mandi lalu pergi ke restoran tanpa pamitan.

"Kenapa juga masih marah, apa Kido kun masih marah ya, ah ini membingungkan ku, masak saja lah, walaupun yang makan hanya diriku" ucap Asahi

.

Di restoran.

Pekerjaan sebagai pelayan hari ini.

"Kamu pasang di depan aku di belakang" ucap Takaoka

"Baik aku duluan" balas ku

Ku layani pelanggan yang pertama, lalu Takaoka yang kedua.

.

Setelah ku layani pelanggan.

"Kido kun kamu di panggil Kyouko san" ucap Popura

"Ada apa?" tanya ku

"Entahlah, kamu datang dulu saja ke sana"

"Baiklah"

Di ruang manager.

"Ada apa Kyouko san?" tanya ku

"Aku mau tanya kamu kapan mengumpulkan identitas diri, kontrak mu belum terikat loh" ucap Kyouko

"Besok Kyouko san, ktp ku belum ku fc sebabnya"

"Serahkan sini, biar ku fotokopikan, bisa bisa aku kena omel Haruka karena kurang tanggap, lagian aku belum mendaftarkan mu juga di kartu bpjs (kalo di Jepang tidak tau namanya, jadi ku tulis bpjs saja), kamu mau mengikutkan istrimu tidak?" tanya Kyouko

"Ikutkan sekalian saja" balas ku

"Oke"

.

Ku serahkan ktp ku, jam 8 malam ktp ku di kembalikan.

.

Jam 9 malam aku selesai kerja.

Pulang sendirian lagi.

.

Mampir ke toko bunga dan toko coklat.

Masuk ke dalam apartemen dengan kunci.

"Kido kun jangan tinggalkan aku, aku tau aku salah tapi maaf aku beneran tidak mengancam mu" ucap Asahi sambil menangis di kaki ku

"Kamu kenapa?" tanya ku

"Ibu kata mungkin diam mu pertanda perpecahan hubungan suami istri, aku maaf, jadi jangan ceraikan aku"

"Kamu ngelindur?" tanya ku lagi

"Aku sadar sangat sadar ini"

"Siapa juga yang mau menceraikan mu, sudah bangun ini untuk mu" ucap ku menyerahkan bunga dan coklat

Asahi melihat diriku.

"Tuh pasti ini barang perpisahan"

"Jangan aneh aneh, ini permintaan maaf ku karena telah mendiamkan mu, aku hanya iseng saja diam diaman sejak kemarin" balas ku sambil tersenyum

Asahi melihat ku dengan kesal.

"Kamu jahat, sini bunga dan coklatnya" ucap Asahi lalu mengambil dua barang itu

"Bisa ambilkan aku minuman hangat" tanya ku

"Tunggu sebentar, duduk dulu di sofa" kata Asahi

Aku duduk di sofa sambil bermain ponsel.

Ringg!!

"Halo ibu ada apa?" tanya ku (telepon dari ibuku)

"Ayah sedang sakit di rumah sakit kamu apa tidak mau menjenguknya?" tanya Ibuku

"Kapan masuknya?" tanya ku kaget

"4 hari lalu, ibu sebenarnya ini mengabarimu tapi ibu terlalu malu untuk itu, tapi melihat kondisi ayah yang memburuk ibu khawatir mungkin ini karena ia terlalu jahat padamu nak" ucap Ibu

"Ibu sekarang sendirian di rumah sakit?" tanya ku

"Iya ibu sendirian saja"

"Ada di rumah sakit mana?" tanya ku

"Di rumah sakit Miyagi" balas Ibu

"Baiklah aku akan kesana sekarang saja, ibu sudah makan?" tanya ku

"Sudah"

.

Asahi datang ketika aku menutup telepon.

"Ini minum mu" ucap Asahi

"Kita pergi ke rumah sakit" ucap ku

"Kenapa dan kapan?" tanya Asahi

"Sekarang, sebelum jam jenguk tutup" balas ku

"Siapa?"

"Oh benar juga kamu kan sedang hamil lebih baik jangan ikut" ucap ku

"Siapa yang sakit!" teriak Asahi

"Ayah ku, kata ibu ia masuk rumah sakit 4 hari yang lalu"

"Aku ikut jika begitu, aku akan bosan jika sendirian di sini"

"Baiklah tapi pakai masker" ucap ku

"Ini minimnya?" tanya Asahi

"Masukan ke tremos, akan ku minum di sana, bawa juga selimut dan charger ponsel, lainnya akan ku persiapkan sendiri"

"Kita menginap?"

"Aku menginap tentunya, kamu tidak menginap tidak masalah kok, di dekat sana paling ada hotel" balas ku

"Yeh aku mempermalukan diri di hadapan mertua ku jika begitu, akan ku bawa karpet juga jika begitu"

.

Perjalanan sekitar 20 menit.

Ku parkirkan mobil ku, lalu datang ke tempat dimana ayah ku di rawat.

"Kamu tunggu dulu di tempat duduk itu, di dalam banyak yang sakit" suruh ku pada Asahi

"Baiklah, tapi jangan lama lama"

"Ya, setelah ku tau kondisi ayah ku aku akan keluar ke sini"

.

Note : Ayah Kido di tempatkan di ruang kelas 3, dimana satu ruangan ada total 6 pasien dan 1 kamar mandi.

Ku buka tirainya.

"Ukhuk!!!!" pasien samping batuk keras

.

"Ibu aku datang" ucap ku

"Kido kun"

"Bagaimana keadaan ayah?" tanya ku

"Dia masih belum pulih, makan selalu di muntahkan jadi ia tidak ada nutrisi lain selain dari makanan yang di masukan lewat infus" balas Ibu

"Ayah masih bisa merespon jika di ajak bicara?"

"Masih, tapi bicara di dekat kupingnya saja"

"Baiklah"

.

Aku mendekat ke kepala ayah ku, sementara ibu keluar menyapa istri ku.

"Ayah aku di sini" ucap ku

Ayah terbangun lalu melihat ku.

"Kido, kamu itu?" tanya Ayah sebab karena sakitnya ini membuat pandangannya agak kurang jelas

"Iya ini aku, ayah bagaimana apa sudah membaik?" tanya ku

"Sudah ayah sudah lumayan baik, terima kasih ya sudah menjenguk ayah, kamu datang sendiri atau dengan istrimu?"

"Dengan Asahi juga, maaf aku tidak bisa memanggil ke sini, ia sedang hamil, di sini banyak yang sakit" ucap ku

"Tidak masalah, ayah hanya ingin tau saja, maaf ya ayah sudah jahat padamu"

"Tidak yah, dimana mana adanya anak yang minta maaf ke orang tua, ayah tunggu sebentar ya aku akan memindahkan ayah ke ruangan yang lebih baik saja" ucap ku

"Tidak perlu uhukk uhukk, tidak usah kamar ini cukup kok" balasnya

Ku elus kepalanya.

"Ayah pindah, agar penyembuhan lebih baik dan lebih cepat, perawatan juga lebih baik, tunggu sebentar, aku ada uang kok jadi jangan khawatir soal biaya" balas ku

"Baiklah, terima kasih ya, kapan kapan akan ayah ganti"

"Tidak perlu, ayah sembuh saja sudah cukup"

.

Aku bilang ke ibu minta identitas diri ayah untuk mengurus pemindahan kamar.

"Kamu yakin mau memindahkan kamarnya? Bpjs ayah hanya kelas tiga, jika pindah kita harus bayar, ibu tidak ada uang" ucap Ibu

"Tidak masalah ibu, aku ada uang, aku yang akan bayar"

.

Aku pergi keluar.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Asahi

"Keadaannya masih lemas, aku mau memindahkan ayahku ke ruangan kelas 1 saja, agar kesembuhannya lebih cepat" balas ku

"Kelas satu itu dua pasien loh satu ruangannya" Asahi mengingatkan

"Ah aku lupa kan ada kamu yang menginap" ucap ku

"Pesan vip saja" saran Asahi

"Baiklah" balas ku

.

Ku urus pemindahan ruangan ayah ku.

Jam 10 malam ayah ku di pindah ke ruangan vip yang permalamnya 10 rb yen dan tidak bisa pakai bpjs.

.

Di ruangan rawat baru.

"Kalian akan menginap?" tanya Ibu

"Iya bu"

"Bagaimana soal sekolah kalian?" tanya ibu

"Ya tinggal berangkat saja bu, dari sini ke sekolah paling hanya 15 menit, jadi aman menginap di sini, kami juga bawa baju ganti kok" balas k

"Terima kasih ya masih mau peduli dengan kami" ucap Ibu

"Sebagai anak aku sebenarnya selalu memaafkan ibu, tapi untuk ayah memang agak susah, tapi akan ku coba, ibu pegang uang?" tanya ku

"Pegang kok, kamu tidak perlu khawatir"

Namun jika ku lihat dari mukanya, ibuku ini sepertinya memang bawa uang namun tidak banyak.

"Kamu ada uang cash?" tanya ku ke Asahi

"Ada 200 rb yen" balas Asahi

"Pinjam dulu, uang cash ku habis, nanti ku ganti" ucap ku

"Berapa?"

"200 rb yen"

"Masa semuanya" Asahi tidak terima

"Berikan saja" ucap ku

"Baiklah nanti aku di diemin lagi nanti"

.

Asahi mengambil uang 200 rb yen dari dompetnya.

"Ini ibu aku ada uang lebih, ibu gunakan untuk belanja keperluan ayah dan ibu di sini" ucap Asahi saat memberikan uang

"Tidak perlu, kan ibu kata ibu ada uang" balas ibu

"Ambil ibu jangan di tolak" suruh ku

Ibu menurut pada kata kataku.

"Terima kasih.." ucap Ibu namun ku potong kata katanya

"Jangan terima kasih, ini sudah kewajiban ku sebagai anak, kakak sudah tau?" tanya ku

"Mereka tau, tapi tidak peduli lagi sebab karena tidak bisa bebas mereka marah besar dengan ayahmu"

Note : mereka berdua di vonis 9 tahun penjara.

"Memang sudah kebiasaan mereka berdua, egois dan kenyataannya tidak peduli dengan kalian, ibu yang sabar ya" ucap ku

"Iya sayang" balas ibu

.

Jam 11 malam ku suruh ibu dan Asahi tidur duluan, sementara aku yang menjaga ayah, berjaga jika ayah ingin minum saat terbangun.

Ayah ternyata dari tadi sadar dan mendengar percakapan kami, ia meneteskan air matanya, dua anak yang ia banggakan tidak peduli dengannya, sementara anak yang selalu ia rendahkan, tidak ia pedulikan malah sangat peduli, bahkan setelah dirinya bertengkar dengannya.

.

Ku lap air matanya dengan tisu.

"Maaf nak mungkin ayah memang sudah durhaka kepada mu" ucap Ayah pelan

"Aku hanya bercanda waktu itu yah, jangan di ambil hati, aku ada dendam tapi besoknya sudah hilang kok" balas ku mendekat ke kupingnya

"Tapi ayah sudah sangat jahat padamu, bahkan sebelum kejadian ini"

"Shutt ayah jangan banyak bicara, ayah tidur ini sudah malam, apa mau minum?" tanya ku

"Tidak perlu"

.

Jam 1 malam aku masih berjaga namun dengan ponsel yang masih menyala.

Melihat lihat informasi soal game buatan HS Group, Perusahaan Game.

Ada total 23 game yang mereka rilis, semenjak bulan oktober, 22 game ponsel, hanya satu game pc dan game konsol.

Aku memakluminya sebab riset game itu memang lama, sebanyak apapun pegawainya, game yang bisa di katakan master piece, tidak mungkin jadi dalam waktu 1 tahun, apalagi di sertai pembaruan terus menerus.

.

Jam 2 ku coba semua game ponsel buatan mereka.

"Keren, 22 game nya bukan game abal abal, game bagus dan sesuai dengan ratingnya 4,7 ke atas" komentar ku

.

Jam 3 pagi aku sudah mengantuk, jadi aku langsung tidur saja.

.

Jam 6 aku di bangunkan untuk sarapan bersama.

Aku Asahi dan ibu yang makan duluan, sementara ayah makan nanti.

Jam 6.15 aku mandi, lalu Asahi.

Jam 6.30 aku pamit ke ibu untuk pergi ke sekolah.

.

Jam 7 sampai sekolah. (keluar dari tempat parkir rumah sakit lumayan susah, sebab bertepatan jam masuk kerja)

Sebelum masuk area sekolah.

"Pak mobil ku boleh masuk tidak?" tanya ku ke satpam

"Tidak boleh, sekolah melarang siswanya bawa kendaraan bermotor kecuali motor" ucap Pak Satpam

"Baiklah" balas ku

"Kamu turun di sini, aku akan pulang untuk ganti sepeda" suruh ku pada Asahi

"Apa tidak telat nanti?"

"Jika telat tinggal tulis laporan di bk, cepat turun makanya biar aku tidak telat"

"Baiklah"

.

Siswa siswi melihat Asahi keluar dari mobil mewah itu.

"Mantap juga siswi itu" ucap siswa yang melotot ketika melihat yang mulus mulus

"Ku sarankan jangan, ia sudah bersuami, apa kamu lupa ia itu istrinya Kido, Kido itu adiknya Itsuki dan Souma" ucap temannya

"Eh jika begitu tidak jadi ku goda, dia orangnya tidak bisa bercanda pasti, kakaknya saja di jebloskan ke penjara"

"Ya maklumlah bego, istrinya mau di perkosa dari cerita yang ku dengar" balas temannya

"Eh kenapa kamu tidak bilang, aku tidak tau itu"

"Makanya jangan kuper!" temannya menghina

.

Jam 7.15 aku tiba di apartemen.

Langsung ku kayuh sepeda ku menuju sekolah.

"Mau ku tarik?" tanya Yuuta

"Tolong di dorong saja aku mau telat ini" ucap ku

"SMA inami kan?" tanya Yuuta

"Iya Yuuta san tolong" balas ku

"Oke pegangan"

.

Jam 7.25 aku bisa sampai sekolah, ku ucapkan terima kasih padanya.

.

Jam 7.30 tiba di kelas sebelum guru masuk.

"Aman" ucap ku saat menaruh tubuh ku di kursi

"Kenapa kita tidak izin sekolah saja" ucap Asahi

"Jangan kamu harus bisa naik kelas dulu, maksudku aku berjaga jaga jikalau kamu tidak kuat sekolah saat hamil mu sudah sampai 4 bulan, sekolah mementingkan tingkat kehadiran untuk penentu kelulusan sebabnya" balas ku

"Oh bilang dong dari kemarin, aku kepikiran sebenarnya tapi aku tidak mau tanya, takutnya aku kamu diamkan lagi"

.

.

Jam 3 sore aku dan Asahi pergi dulu ke apartemen, aku ada urusan untuk mengambil kk ingin ku fc sebagai berkas pendaftaran bpjs.

Jam 3.30 ku antarkan fc an ke resto.

Di ruang manager.

"Aku ingin menyerahkan ini, sekalian aku mau izin untuk hari ini Kyouko san, ayah ku opnam aku harus menemaninya, sebab di sana hanya ada ibuku" ucap ku

"Berapa hari?" tanya Kyouko

"Satu hari saja" balas ku

"Baiklah, ku doakan semoga ayah mu cepat sembuh"

.

Jam 4 siang datang lagi ke rumah sakit.

Kondisi ayah belum membaik juga, tapi untungnya tidak ada potensi jadi kritis.

.

Ku tunggu sambil kerja membuat novel lord of the ring volume ke 3.

Sementara ibu dan Asahi ngobrol berdua.

.

"Kido kun apa kamu merokok?" tanya Asahi tiba tiba

"Aku merokok tapi bukan perokok berat" balas ku tanpa ragu ku katakan di depan ibuku

"Kamu sebaiknya menghilangkan kebiasaan itu Kido kun, rawat tubuh mu dengan baik" ucap Ibu

"Kapan kamu sempat merokoknya?" tanya Asahi

"Susah ibu, merokok sudah jadi bagian hidupku, tapi aku juga membatasi kok, lalu untuk pertanyaan mu wahai istri ku, aku merokok ketika kamu tidak ada" balas ku

"Kenapa?" tanya Asahi

"Ya aturannya memang begitu, orang hamil jangan di suruh menghisap asap rokok" balas ku

"Maksud ku kenapa kamu sampai merokok"

"Ya coba coba saja, rasanya enak dan menenangkan tapi belakangan ini aku tidak merokok sih"

"Masih mau merokok?" tanya Asahi

"Ya masih jika sedang tidak bersama mu" balas ku

"Kido kun, jangan merokok lagi" suruh ibu

"Ibu, aku aman untuk merokok, aku paling hanya satu batang sehari" balas ku

Asahi melihat ibuku, ia memberi kode untuk memarahi anaknya itu.

"Hmm sebenarnya ibu juga tidak bisa melarang" ucap ibu

"Punya rokok?" tanya Asahi

"Tidak, sudah habis" balas ku

"Hmm pasti kamu beli satu slop" ucap Asahi ngasal

"Satu bungkus sudah cukup, lagian kamu aneh aneh saja masa beli satu slop"

"Ibu marahi dia" suruh Asahi

"Ibu tidak bisa Asahi chan, sebab hidup Kido kan sudah jadi milik mu, ibu sudah menyarankannya juga kan" balas Ibu

"Jangan merokok jika tidak mau mati" ucap Asahi

"Ya jika mati tinggal di korek lagi"

"Hidup mu Kido kun, hidup mu!, bukan rokoknya!" ucap Asahi garam

.

Jam 6 petang aku keluar mencari makan.

Ku beli 7 porsi, sebab katanya orang tua Asahi mau datang menjenguk juga, jadi ku beli juga beberapa snack.

Sebenarnya ini adalah pertemuan perdana kedua orang tua, ku harap tidak ada perkelahian berdarah.

Jam 6.30 aku kembali ke ruangan.

Disana sudah ada orang tua Asahi dan adiknya Kana.

"Ini makanan, makan dulu" ucap ku pada mereka

Mereka tidak menolak sebab memang ku suruh makan malam bersama di rumah sakit saja.

Mengobrol bersama, namun sayangnya ayah ku belum bisa ikut nimbrung.

.

"Kak aku mau di ajari menulis juga tolong" ucap Kana padaku

"Kamu sudah bisa kanji kelas 6?" tanya ku

"Bisa"

"Punya ponsel atau laptop?"

"Di rumah ada pc keluarga" balas Kana

"Baiklah, sini ku perlihatkan dasar dasarnya dulu" ucap ku, Kana mendekat ke arah ku

.

Ku jelaskan soal tata cara penulisan, cara menulis tergantung target pembaca, jika novel mu targetnya dewasa dan ada genre dewasa gaya penulisan boleh ada kata kata kasar, jika target anak anak tentunya hanya boleh kata kata lembut dan tentunya tidak boleh ada unsur kekerasan berdarah.

Kana mencatat kata kata ku.

"Lali soal gambar apa perlu?" tanya Kana

"Perlu tentunya, penggambaran tokoh lebih baik melalui gambar visual, daripada penerangan lewat kata kata" balas ku

"Baiklah aku paham" balas Kana

"Kamu mau buat novel untuk iseng atau untuk cari uang memangnya?" tanya Asahi

"Untuk iseng tapi jika beruntung dan dapat uang kan lumayan" balas Kana

.

.

Next