webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

139.) Kejadian Misterius

Setelah ku ajarkan lirik lagunya.

"Sudah paham?" tanya ku

"Belum, mungkin nanti lagi latihannya, aku mau makan apel dulu" kata Saki

"Yeh, aku mau juga kalau begitu, eh aku tadi beli pocky, ku taruh di kulkas, ambilkan itu tolong"

"Ambil sendiri dong" ucap Saki

"Oh di suruh suaminya menolak?" tanya ku

"Tidak, akan ku ambilkan sekarang hehe"

"Nah begitu dong jangan menolak, ambilkan susu juga, yang coklat"

"Baik baik, sudah titipnya?" tanya Saki

"Sudah terima kasih sayang" ucap ku

"Iya"

.

Saki datang dengan nampan di tangan.

Ada pocky ada apel ada susu ada juga sancak buatan sendiri.

"Ini titipan mu, makan juga snacknya, btw Haruka kun, kapan kuilnya jadi?" tanya Saki lalu ikut duduk

"Nanti September perkiraannya"

Note : Rin sedang tidur di ruang keluarga, di kasur depan televisi.

"September bisa di gunakan?" tanya Saki

"Ya tidak, nanti ada ritual penyucian dulu dari pendeta kuil lain, setelah itu ku daftarkan kuil itu kepemilikan ku, lalu cari pendeta untuk bekerja di kuil itu, jadi perkiraan September akhir atau Oktober awal, namun jika kita mau menggunakan ya bisa saja"

"Oke oke, sebenarnya aku kan jarang ke kuil, terakhir kali sebelum resepsi"

"Aku malah tidak pernah, hehe" balas ku

"Ish ish, kamu punya tuhan kan, awas lho tuhan mu marah"

"Sudah terbiasa marah" pikir ku

"Iya, nanti setelah kuil jadi aku akan rajin ke kuil" ucap ku

.

Jam 3 sore ibu pulang.

"Ibu selama datang" ucap Saki

"Ada apa ini kenapa menyapa ibu?"

"Hanya ingin, bu mobil mu nanti kita pakai ke restoran Wagnaria ya saat makan malam"

"Boleh saja"

"Ok sip"

.

Saat ini aku sedang lari siang, hanya lari jogging di gym.

Note : pelatihan musim panas klub voli.

1. Karasuno berhasil menang sebanyak 23 dan kalah 50 kali, normal saja sebab tidak ada Haruka.

2. Fukurodani memperoleh kemenangan terbanyak.

3. Nekoma kalah juga banyak.

.

"Haruka kun" telepon dari Saki

"Ya kenapa Saki?" tanya ku masih berlari

"Ibu setuju, kamu segera pulang sekarang"

"Hey baru juga 10 menit aku keluar, masa di suruh kembali sekarang"

"Iya kembali, kamu hanya di gym kan, di rumah juga ada alat gym kan"

"Treadmill tidak ada"

"Nanti kamu bisa lari di halaman luas"

"Beda rasa sayang, tunggu saja sebentar lagi 30 menit"

"Baik 30 menit tidak lebih ya"

"Iya"

.

20 menit kemudian aku turun dari treatmill, ku duduk di bangku samping.

"Hey bung santai saja tidak perlu menyenggol" ucap seseorang padaku

"Maaf aku tidak menyenggol mu tuan" ucap ku

"Oh sudah menyenggol tidak mau mengaku, ngajak berantem!"

Aku berdiri, tubuhnya jauh lebih pendek dariku.

"Maaf tuan mungkin aku salah orang" ucap orang tadi

"Sana pergi" suruh ku

"Baik aku akan pergi tuan" ia pergi

"Huh mental ayam tulang lunak, tau beda postur langsung ciut nyalinya" ucap ku dalan hati

.

Selanjutnya kembali ke rumah, naik motor.

Di tengah jalan.

"Alamak kenapa juga ada yang masih jahat dengan pacar di zaman sekarang" pikir ku karena melihat pertengkaran pasangan di depan toko

.

"Hey tuan tolong kemari sebentar" ucap seseorang yang marah tadi padaku

Aku mendatangi mereka.

"Ada apa?" tanya ku

"Bagaimana pendapat mu soal pasangan yang selalu membengkang padahal semua keinginan telah ku turuti?" tanya laki lakinya

"Hey aku tidak membengkang, aku hanya tidak suka ya kamu mengajak ku berbuat yang aneh aneh" ucap si perempuan

"Apanya yang aneh, aku hanya mengajak mu berkenalan dengan orang tua ku, nah tuan bagaimana pendapat mu jika seperti itu" ucap laki lakinya padaku

"Biar ku luruskan dulu, nona ini kenapa tidak mau di ajak pihak laki laki, bukannya hanya bertemu dengan orang tuanya saja itu bukan masalah besar?" tanya ku ku

"Bukannya tidak mau, aku tidak ingin saja saat ini"

"Apanya saat ini, minggu lalu, dua minggu lalu, satu bulan lalu saat ku ajak kamu juga tidak mau!"

"Tenang bung jangan tersulut emosi, lebih baik tanya dulu alasan nona ini, mungkin ia punya permasalahan, selesaikan dengan kepal dingin adalah jalannya" ucap ku pada laki lakinya

"Percuma, dia itu orang yang tidak terbuka padaku, sudahlah aku mau pergi saja" ucap laki laki lalu pergi

Si wanita menangis di samping ku.

"Kenapa menangis nona, ini pilihan mu, laki laki itu juga butuh kepastian, jika kamu tidak berniat serius ya jangan menangis" ucap ku

"Bukannya aku tak ingin serius tapi orang tua ku yang tidak setuju akan hubungan ku dengannya, aku berniat berhenti namun ia terlalu sayang padaku"

"Ya sudah putuskan dia dengan tegas, sakit tidak masalah di awal daripada sakit karena tidak bisa bersatu, aku sebenarnya salut akan dirimu karena lebih patuh pada orang tua daripada ego percintaan, namun kamu tetap salah karena tidak mau terbuka, sudah dulu ya aku mau pergi" ku tinggalkan ia, keburu aku yang jadi tersangka nantinya

.

Sampai di rumah.

Saki menyambut ku di depan rumah, tepatnya di teras.

"Berhenti dulu Haruka kun"

Aku menghentikan sepeda motor ku.

"Ada apa?" tanya ku

"Pinjam motornya, mau ku bawa keluar sebentar" kata Saki

"Kemana?"

"Ke supermarket, mau beli kertas kado, besok katanya Maika teman kita ulang tahun"

"Oh maika si sadis ya, jika kertas kado kita kan masih punya" ucap ku

"Dimana?" balas Saki

"Ku taruh di kamar, atas lemari kaca"

"Itu sudah habis untuk kado Ryu san dan Marina" balas Saki

"Oh, sudah ya, kalau begitu mari beli, sekalian aku mau beli juga hadiah untuk Maika san"

"Baiklah ayo"

.

Kami pergi ke supermarket bersama.

Di supermarket ku beli, jam tangan murah 12 rb yen paling, sementara Saki hanya beli kertas kado, sebab hadiahnya sudah ia beli secara online katanya.

Jam 4 sore kembali ke rumah.

Jam 5 sore mandi, jam 5.30 berangkat ke restoran Wagnaria, sengaja di cepatkan, takutnya tidak dapat parkir.

Sampai di restoran.

"Pelan pelan Rin chan" ucap Akira membantu Rin chan turun dari mobil

"Huph selamat" ucap Rin chan

"Tentu saja selamat orang di tangkap Akira" pikir ku dan Saki yang melihatnya

.

Kami ber 5 masuk ke dalam restoran.

"Sore keluarga yang bahagia, meja untuk 5 orang atau lebih?" tanya Ardian

"5 orang Ardian san, berikan yang dekat dengan kaca jika bisa" ucap Saki

"Baiklah mari ikuti saya"

"Tentu" balas kami

.

Kami memesan paket menu keluarga dengan custom lima orang, sebab paketnya hanya untuk 4 orang sebenarnya.

Ada menu tempura udang, ayam goreng, spaghetti, dan lain lain.

"Lumayan ide darimu Saki chan" ucap ku

Note : ide paket keluarga ini datang dari Saki.

"Tentu saja, paketan lebih murah namun keluarga harus beli banyak, kita untung mereka yang beli juga untung" balas Saki

"Tapi apa tidak kebanyakan ya beli langsung 15 rb yen untuk sekali makan?" tanya Akira

"Murah ini sebenarnya Akira chan, dulu jika kami makan di sini bisa 20 - 30 rb yen" ucap ibu

"Wow mereka memang keluarga kaya" pikir Akira

"Jangan sungkan, makan saja apa yang ada Akira chan, jika habis biar ibu atau Haruka yang pesan ulang" ucap ibu

"Tentu Nihara sama, saya akan makan" balas Akira

.

Jam 7 makan malam selesai.

"Masukan ke tagihan keluarga ku ya Ardian" ucap ku

"Baik Haruka san, akan saya lakukan totalnya 15 rb yen ya" balas Ardian

"Iya, kami kembali dulu" pamit ku

"Tentu silahkan"

.

"Apa kamu tidak merugi Haruka kun, biar sebagian ibu yang bayar" ucap Ibu

"Tidak usah ibu, untung di restoran sebenarnya tinggi kok, jadi aman bahkan jika kita makan 3 kali sehari selama 30 hari di restoran" balas ku

"Kamu bisa saja, tapi lain kali biar ibu yang bayar ya, atau ibu tidak akan mau di ajak keluar lagi"

"Baiklah jika ibu memaksa" ucap ku

"Keluarga kaya bener, bayar aja rebutan" pikir Akira

.

Kami masuk ke mobil ibu.

Ku setir mobil menuju kembali ke rumah ku.

Baru beberapa menit.

"Rin chan sudah tertidur ibu?" tanya Saki

"Sudah, sepertinya ia kekenyangan" balas ibu

"Ibu apa tidak mau mengganti nama Rin chan seperti Maika yang awalnya zero?" tanya Saki

"Tidak, biar Rinko tetap Rinko, biar ia ingat keluarga dulunya yang memberikan ia nama" ucap ibu sambil mengelus kepala Rin

"Jika saya boleh tanya apa Rin chan itu anak angkat?" tanya Akira

"Iya, Rin chan adalah anak angkat yang di temukan Haruka di Sendai" balas Saki

"Oh apa itu jadi rahasia?" tanya Akira sebab ia tak ingin membuat kesalahan di masa depan

"Bukan rahasia juga, namun jangan di singgung agar Rin chan tidak sedih" ucap ibu

"Baik saya paham"

.

Jam 7.10 kami sampai di rumah.

"Biar ku gendong Rin chan bu" ucap ku

"Baiklah tolong ya" kata ibu

.

Setelah ku antarkan ke kamar ibu aku kembali ke kamar ku dan Saki, tapi sebelum itu.

"Akira langsung istirahat saja, kerjaan besok lagi" ucap ku karena Akira masih membersihkan dapur

"Tidak apa Haruka sama, mungkin ini balas budiku kepada mu dan keluarga mu yang baik padaku"

Aku tersenyum.

"Ya sudah namun jam 7.30 harus berhenti ya, jam kerja mu sebenarnya berhenti jam 7 tadi, atau sesudah makan malam"

"Baik saya paham Haruka sama setelah ini saya akan berhenti bekerja"

"Jangan lupa ya juga ya, pintunya di tutup"

"Baik"

.

Ku masuk ke kamar, ku dapati istriku yang sudah berganti baju tidur.

"Sudah gosok gigi?" tanya ku pada Saki yang sedang pakai masker

"Sudah kamu sana gosok gigi dulu, aku mau maskeran"

"Baiklah"

Note : kenapa perempuan mengutamakan penampilan?

.

5 menit kemudian.

"Saki chan, bisa kamu pijat punggung ku?"

"Tidak mau ah, aku juga lelah kamu ku pakaikan koyo saja ya"

"Eh malu dong, kaya kaya pake koyo"

"Jangan malu, toh tidak ada orang yang tau, lepas dulu kemeja mu biar ku tempelkan koyonya"

"Kamu yakin?" tanya ku

"Iya, cepat buka bajumu, sinikan punggung mu"

.

Saki memasangkan 2 koyo besar di tulang belikatku.

"Sudah selesai, hangat tidak?" tanya Saki

"Lumayan, tapi aku lebih suka jika kamu pijat saja" balas ku sambil memegang bahuku

"Sabar ya, aku juga lelah ini"

"Kamu lelah kenapa?" tanya ku

"Ya kan aku juga bekerja, buat video iklan, tambah tambah untuk tabungan kita" ucap Saki

"Sebenarnya kamu tidak perlu bekerja loh, biar aku yang bekerja, kamu fokus saja mengurus diriku"

"Tidak tidak, aku sudah berjanji pada kakek nenek mu bahwa aku akan memantapkan diri sebagai istrimu, salah satunya ya aku bisa cari uang sendiri" kata Saki

"Ya sudah kalau begitu maumu, aku tidak menyuruh mu, namun jika kamu suka rela bekerja juga aku tidak masalah" ucap ku sambil mengelus kepala nya Saki

"Hehe tentu, aku juga lebih nyaman belanja dengan hasil kerja keras ku"

"Iya iya, kamu istri ku terbaik dan yang paling baik"

"Keluarga mu apa tidak kemari besok?" tanya Saki

"Tidak, selama tidak hari sabtu atau minggu mereka tidak akan kemari, apa kamu kangen dengan mereka?"

"Ya tidak juga, aku nyaman dengan keluarga mu, mereka baik padaku mereka menyemangati ku juga saat kamu terdampar di pulau Indonesia, apalagi ibumu itu, ia tak henti hentinya berdoa untuk keselamatan mu"

"Namanya juga orang tua, senakal nakal diriku, aku kan pernah memberikan uang pada ibuku lebih dari 200 triliun yen"

"Jangan sangkut pautkan dengan uang kripto sayang, kamu itu anak kesayangan ibumu tanpa memikirkan materi!"

"Iya aku paham, ibuku itu sayang diriku, seperti aku menyangimu eaa, boleh ku pegang oppaimu?" tanya ku

"Hiii dasar suami mesum, tapi terserah juga sih pegang saja, tapi jangan sampai lanjut main, aku terlalu lelah"

"Iya iya"

.

Tanggal 27 Agustus kami mulai rekaman musik Lilium.

Tanggal 28 ku buat pengumuman bahwa akan rilis single baru ku dan Saki, kami mendapat komentar positif padahal lagu kami rata rata sedih sebenarnya, tapi ya penonton mungkin sudah terikat akan suara ku, jadi yang mereka tunggu bukan lagunya tapi saat aku menyanyi.

Tanggal 29 Agustus, saham mulai mengalami kenaikan signifikan, contohnya Amazon yang dulunya setelah hampir bangkrut 360 dollar an, sekarang naik ke 890 dollar per lembat saham.

Tanggal 30 Agustus, Shiba inu turun ke angka 2,9 yen setelah Tesla tidak menerima pembayaran dengan Shiba inu.

Tanggal 31 Agustus ayah mulai membuka penjualan saham perusahaan pesawat terbangnya, namun respon masih sedikit sebab ayah menjual bukan di bursa saham, melainkan secara personal, alias ia menawarkannya pada rekan kerjanya.

.

Tanggal 31 Agustus juga, kuil sudah selesai di bangun tinggal penyucian entah kapannya.

.

Tanggal 1 September, saatnya sekolah.

"Hore akhirnya aku sekolah" teriak Rin chan yang sedang di dandani oleh ibu

"Sebentar sayang, jangan banyak gerak, dasimu belum pas" kata ibu

"Hehe maaf ibu aku terlalu senang, nanti ibu yang mengantar kan?" tanya Rin

"Iya ibu yang akan mengantar, kakak mu juga akan mengantar"

"Akira nee?" tanya Rin

"Kak Akira tidak akan ikut, ia akan berjaga di rumah" ucap ibu

"Oh begitu"

.

Jam 6.30 kami sarapan bersama.

"Kak Haruka bawa apa di tas sekolah mu?" tanya Rin

"Hanya bawa binder satu"

"Eh kenapa hanya bawa satu buku?" tanya Rin

"Hari pertama sekolah setelah liburan belum ada pelajaran, nanti paling waktu bebas, namun beberapa guru akan minta pr musim panasnya pada siswa"

"Lalu kenapa tidak bawa pr nya?"

"Kata guru kakak sih hari ke dua sekolah" balas ku

"Ow begitu rupanya"

.

"Saki kamu bawa apa sekolah?" tanya ku

"Pr sejarah"

"Di kumpulkan hari pertama memangnya?" tanya ku

"Iya hari pertama"

"Kenapa tidak bilang?"

"Kamunya yang tidak tanya sayang"

Aku segera masuk kembali ke kamar untuk mengambil buku pr sejarah.

Jam 6.45 kami berangkat.

Note : Ibu dan Rin chan pakai mobil sendiri, sebab ibu nantinya akan menjemput Rin chan jam 12 siang.

.

Jam 6.50 kami tiba di Tknya Rin.

"Semoga bersenang senang sayang" ucap ibu

"Baik aku akan berjuang" ucap Rin sambil di temani oleh gurunya

"Ucapkan selama tinggal Rin chan" ucap ibu

"Selamat tinggal, bye" ucap Rin sambil berdada

"Bye" balas kami

.

Jam 7 kami baru sampai di sekolah.

"Tidak telat kan pak?" tanya ku pada pak satpam

"Tidak, kamu ini sok lupa sekolah saja, sekolah kan telatnya jam 7.30"

"Ya memastikan saja, sampai jumpa pak"

"Belajar yang rajin ya Haruka, Saki"

"Oke pak" balas kami

.

Di kelas.

"Wasap semua bagaimana kabar pr kalian" tanya ku pada laki laki pkk

"Sedang di kerjakan ini bangke, pinjam punya mu" ucap Chika

"Eit eits tidak ada pinjam pinjam, kalian semangatlah kerja kelompok sana, namun jika tetap mau pinjam berikan padaku 2000 yen" ucap ku

"Lupakan jika 2000 yen" teriak mereka

"Ish ish bayangkan loh, nanti di kumpulkan jam berapa, kalian jika tidak pinjam tidak mungkin bisa selesai" ucap ku

"Dasar sesat kamu Haruka, jika mau beramal jangan nanggung lah" ucap Satoshi

"Siapa kata aku mau beramal, aku sudah banyak beramal, jika tidak mau ya sudah hehe"

Note : separuh tugas Haruka dikerjakan Saki sebenarnya.

.

.

Minami sensei masuk ke kelas.

"Hari ini tidak ada pelajaran, jadwal pelajaran untuk besok tetap sama, bagi yang punya pr musim panas, tanya ke tiap guru ya kapan pengumpulannya, untuk mapel kimia sensei di kumplkan besok" ucap Minami sensei

"Sensei boleh di pending pengumpul pr nya?" tanya Yoshi

"Tidak ada pending Yoshi kun, jika tidak lengkap tidak masalah kok, paling nilainya juga tidak penuh kan"

"Nooo" teriak Tadakuni

"Sensei pending sehari saja" teriak Yoshitake

"Benar sensei sehari" ucap Hidenori

"Yang lain bagaimana setuju tidak menunggu teman lainnya, dengan risiko nilai kalian akan turun juga?" tanya Minami sensei

"Ikuti jadwal besok sensei!" teriak kami cepat

"Nah kalian dengar, teman kalian setujunya besok, jadi semangat satu harinya" ucap Minami sensei

4 gemblung hanya bisa menerima.

.

Jam 9 pagi, masih dalam kondisi waktu bebas.

Aku kumpul dengan Saki dan Hiyori.

"Kak berikan aku kerja lagi" ucap Hiyori

"Bukannya masih ada slot model?" tanya ku

"Tidak, slot untuk ku sudah habis, di gantikan oleh Ichika san, ia lebih populer daripada diriku, kerana ia ikut sinetron, jadi pihak promosi tidak memperpanjang kontrak kerja ku"

"Kamu mau kerja apa Hiyori chan?" tanya Saki

"Yang ringan tidak berat berat, gajinya tinggi, dan boleh pegang ponsel saat kerja"

"Yeh jika begitu kerja jadi mandor adanya, kamu minta saja sana ke ibu satu perusahaannya" saran dari ku

"Mana mungkin diberikan, aku saja kata ibu orangnya teledor, tidak disiplin waktu, dan paling tidak di sukai ibu adalah malasnya, bisa bisa perusahaan yang ku pegang tidak ada waktu 1 bulan langsung runtuh ekonominya" ucap Hiyori

"Ya itu tau, jika mau kerjaan aku ada namun kamu harus ikut aturan kantor, jika mau akan ku tanya dulu pada Ryu san"

"Jadi apa dulu nih, bisa di part time tidak" ucap Hiyori

"Ya full time lah, di Toko ku tidak ada part time, jika mau part time ya di restoran, tapi kerjanya lumayan berat"

"Ish tidak mau jika begitu, kapan perusahaan baru kakak jadi?"

"Akhir September, perusahaan teknologi software" ucap ku

"Boleh ku lamar sebagai manager promosi?" tanya Hiyori

"Boleh saja namun tidak akan ku terima juga"

"Ihhh kakak pelit!"

"Ya tidak pelit dul, perusahaan itu tidak untuk penjualan, nanti akan ada perusahaan sendiri yang akan jadi tempat penjualan sebabnya"

"Oh kenapa tidak bilang, lalu aku mau melamar jadi Manager promosi ya di perusahaan penjualannya"

"Tidak akan ku terima juga, sudah kamu fokus sekolah saja, kerja nanti setelah lulus, jika mau kerja nanti akan ku jadikan model juga, toh tabungan mu masih banyak kan"

"Banyak apanya, uang ku saja tinggal 500 juta yen"

"Hiyori chan itu banyak" kata Saki

"Kakak Saki tidak tau sih, aturannya keluarga Shinomiya kita itu ada urutan generasi tersukses sebelum umur 18 tahun"

"Oh ada ya seperti itu, lalu siapa yang nomor satu?" tanya Saki

"Di pegang oleh kak Haruka tentunya, uangnya saja banyak begitu, ibu saja sudah di kalahkan" ucap Hiyori

Aku yang mendengar jadi senyum senyum sendiri.

"Ya tak heran sih, Haruka kun memang susah di kalahkan juga jika soal uang"

"Nah ada predikat selain soal uang, yaitu soal kreatifitas yang di pegang ibu sekarang, namun jika perusahaan kak Haruka jadi, ia akan menyambet 2 juara sekaligus" ucap Hiyori

"Sudah sudah, kan ada juga predikat generasi biasa, seperti yang di pegang oleh mu" ucap ku

"Hey itu bukan hal yang bisa di banggakan" kata Hiyori tak terima

"Hiyori, sukses di usia muda itu tidak mudah, jika sekarang kamu ingin kerja saja pilih pilih, lupakanlah soal generasi terbaik Shinomiya"

"Tapi kan aku ada kakak yang siap membantu ku" ucap Hiyori

"Hmm tidak tidak, aku tidak akan membantu kamu, kamu harus bisa mandiri" balas ku lalu pergi

"Mau kemana Haruka kun?" tanya Saki

"Mau pergi melihat lihat klub" balas ku

"Jangan ke klub poli air loh ya!" ancam Saki

"Iya iya tidak akan ke sana, aku mau ke ruang klub seni"

"Nasib ku bagaimana?" tanya Hiyori

"Kamu pikir sendiri" balas ku dan Saki

"Yeh dua kakak tidak membantu!"

.

Di ruang klub seni.

"Halo senpai, bagaimana kabar mu" ucap ku

"Baik, kamu duduk saja dulu, Nagatoro paling datang sebentar lagi" balas senpai

"Tidak tidak, aku ke sini murni untuk tidur boleh ku gunakan sofanya kan?" tanya ku

"Silahkan pakai saja"

"Terima kasih" balas ku

.

Beberapa menit setelah aku tertidur.

"Waaa Haruka kenapa kamu di sini pergi sekarang!" teriak Hayase

Aku terbangun.

"Hayase, kenapa teriak teriak lagian siapa mereka?" tanya ku karena Nagatoro membawa 2 temannya

"Mereka cs ku, kamu segera pergi dari sini, dengan mu di sini aku tidak bisa leluasa membuli senpai"

"Bullying tidak baik, kita sebagai siswa yang baik di larang melakukan pembulian" ucap ku

Note :v

.

"Senpai kamu pernah melukis objek telanjang?" tanya ku

Yang mendengar langsung menoleh padaku.

"Maksud ku binatang oi" ucap ku pada mereka karena aku risih dengan pandangannya

"Oh binatang" ucap mereka bersamaan

.

"Tidak, sebab binatang itu bergerak, lagian foto lebih bagus mengabadikan gambarnya daripada sebuah lukisan" balas Senpai

"Oh benar juga, tapi ada juga loh lukisan yang bagus dengan model telanjang"

"Aku lebih suka ke artistik, dimana lukisan dimulai dari gambar acak"

"Owh jika begitu aku tidak bisa memaksa juga"

Jam 10 aku pamit dari ruang seni, ku tuju ke ruang TU untuk mengurus pendaftaran dari Akira.

.

"Pak tidak ada rapot lagi tapi bisa mendaftar kan?" tanya ku secara bisik bisik

"Kelas berapa?" tanya staf tu

"Kelas 3, berapa biayanya?" tanya ku

"200 rb yen operasional, 50 rb yen seragam dan buku" balasnya

"Baik, ini identitasnya, uangnya nanti ku transfer ya"

"Oke akan langsung ku urus" balas staf tu

"Nice" balas ku

.

Jam 11 siang, aku kembali ke kelas untuk makan siang, yah karena bebas jadinya makan siang boleh jam 11 ataupun lebih maju.

Aku dan Saki duduk bersama di taman sekolah.

"Hey Saki chan, ini yang masak kamu atau Akira?" tanya ku

"Tentu saja yang masak aku, bekal untuk mu, atau untuk ku, ku masak semua" balas Saki

"Pantesan rasanya enak"

"Kamu bisa saja, biasanya kan juga enak" kata Saki

.

Jam 12, makan siang usai siswa boleh kembali ke rumah masing masing, sebab pengumuman juga sudah muncul jam 10 pagi tadi, soal jadwal dan kapan penyerahan pr musim panas.

"Tunggu sebentar Saki aku ada acara sebentar, kamu duluan ke restoran ya"

"Baiklah, tapi jangan kelamaan"

"Oke"

.

Note : Baca manga Aku No Hana (Manga creepy misteri)

Ku hentikan seseorang siswa yang sedang berlari, sepertinya ia kelas dua.

"Kenapa kamu menghentikan ku, minggir!" teriak siswa itu

"Halo Kasuga senpai, nama mu Kasuga kan, sekarang ikut dengan ku" ucap ku

"Tidak, aku sedang ada urusan aku pergi dulu" balasnya dengan panik mencoba lari

"Hey kamu lari maka akan ku laporkan polisi atas perbuatan mu" bisik ku dekat telinganya

Ia langsung menjauh dariku.

"Aku tidak berbuat hal kejahatan, kamu tidak bisa melaporkanku pada polisi huh!"

"Baiklah jika tidak berbuat kejahatan namun ikut dengan ku sekarang!"

"Tidak, biarkan aku pergi sekarang!"

Next...