webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

132.) Yang Penting bahagia

Jam 8 pagi kami berdua baru bangun, kami melewatkan sesi sarapan di hotel, terpaksa harus makan di luar jadinya.

Saki mengajak ke restoran yang kami lewati tadi malam, ku cek di map restonya menjual seafood, jadi gas gas saja.

Hanya dengan berjalan kaki, tapi sebelumnya kami mampir dulu ke atm untuk ambil uang sebesar 50 rb dollar.

"Kamu yakin bawa uang sebanyak itu?" tanya Saki

"Tidak masalah, ayo lanjutkan, atau kamu mau tarik uang juga?"

"Aku minta padamu saja" balas Saki

"Hmm, ini 20 rb untuk mu" ucap ku sambil memberikan uang

"Terima kasih"

.

Selanjutnya ke restoran, setiap menu hanya berkisar kurang dari 10 dollar, jadi termasuk normal.

Ku pesan seperti kebab namun bukan kebab tidak tau namanya juga, Saki juga memesan yang sama sebab ia tak tau mau pesan apa.

Lalu pesan es jeruk, terkahir tinggal bayar dan bawa ke meja.

.

"Porsinya besar ya sesuai dengan harganya" ucap Saki

"Iya worth it juga jadinya, jika kamu tidak habis jangan di buang ya, berikan saja padaku" balas ku karena aku yakin Saki tidak bisa menghabiskannya

"Oke"

Saki hanya kuat 3/4 porsi saja, sehingga ku habiskan sisanya.

Jam 9 kami keluar dari restoran.

"Thanks for the food, it's good" ucap ku pada pelayan

"You're welcome" balas pelayan tadi

.

"Selanjutnya kemana?" tanya Saki

"Kembali ke hotel dulu, jam 11 aku akan tanda tangan kontraknya, selepas itu baru kita mengunjungi tempat wisata"

"Oke"

.

Jam 11 di kantor Manager Amazon bersama dengan Saki dan pemimpin perusahaan di temani eh sekretarisnya, ku tanda tangani saham tipe a sebesar 12,5% itu.

Dokumen yang ku tanda tangani ada dua, satu untuk perusahaan satu untuk ku pegang.

"Terima kasih telah membantu kami dalam hal keuangan, kami berjanji akan menaikkan dan memulihkan ekonomi perusahaan kembali" ucap pemimpinnya

"Terima kasih kembali, semoga Amazon menjadi lebih besar dan besar lagi" ucap ku

.

Acara penandatanganan di abadikan di foto dan video, dimana aku pegang perusahaan juga pegang salinannya, jadi jikalau ada salah satu pihak yang melakukan kecurangan, dapat di tuntut ke jalur hukum dengan mudah.

.

Sebelum aku dan Saki keluar dari sana, kami di ajak tour keliling terlebih dahulu, melihat bagaimana barang barang di packing, di pilah melalui alamat, lalu persiapan di kirim, saat kami melihat gudangnya, sungguh gudang tumpukan kardus dan sangat luas, mungkin bisa tersesat di sini, kami keliling saja naik mobil mini, seperti mobil golf.

.

Tour selesai jam 12, sebelum pulang lagi kami di jamu makanan, ya lumayan menghemat uang saku untuk makan siang, makan di restoran ternama pula.

.

Jam 1 siang akhirnya kami bisa lepas, kami langsung menuju ke hotel untuk ganti pakaian, selanjutnya ku sewa tour selama 2 hari di Washington, kenapa hanya Washington, sebab jikalau pergi ke banyak tempat seperti air terjun Niagara pun tidak mungkin sebab jarak yang terlampau jauh.

Jam 2 jemputan tour datang membawa mobil keluarga, aku sudah bersiap dengan kamera, celana selutut dan kemeja pendek, sedangkan saki gaya kasual biasa menggunakan gaun selutut dan topi, agar tidak kepanasan katanya.

Tujuan pertama adalah rumah presiden White house.

"Sebenarnya pengunjung bisa membuat reservasi di dalam mulai dari penginapan, makan, ataupun sekedar foto foto, namun reservasi harus jauh jauh hari karena banyak yang antri" ucap tour guide kami

"Berapa hari minimal?" tanya Saki dalam bahasa Inggris

"Mungkin sekitar 2 - 3 minggu, itupun hanya khusus masuk ke dalam, bukan jamuan makan ataupun penginapan, sebab hal hal itu punya reservasi yang berbeda lagi" jawabnya

.

"Woh lama juga" ucap ku kaget

"Memang lama, sebab inikan bangunan dan simbol dari Washington keamanan perlu dan pengunjung wajib patuh aturan"

"Bolehkah fotokan?" tanya ku

"Sini kamaranya" balasnya

Kami berpose dengan background gedung white house.

"Say chesse" ucap tour guide

"Cheese" balas kami

Ckrek Ckrek

"Ganti gaya" ucapnya

Kami gaya, ckrek ckrek

Kami kembali melihat hasil foto, hasilnya bagus dan tentunya keren sebab kamera yang ku gunakan termasuk yang harganya premium.

Selanjutnya foto secara individu, ku foto Saki duluan, lalu diriku.

Perjalanannya selanjutnya adalah ke gereja katedral yang megah, walaupun kami bukan umat kristen tapi ya tidak masalah mengetahui sejarah.

Hanya melihat tidak memfoto di dalam gereja, jika berfoto bisa di luar gereja, selanjutnya adalah makan camilan di sekitar gereja, harganya lumayan mahal namun rasanya enak jadi masih oke jika di logika.

.

Jam 4 mulai ke destinasi wisata terakhir yaitu ke Lincoln Memorial.

Patung besar tokoh masa lalu yang tersohor namanya yaitu Lincoln, aku dan Saki langsung berfoto saja, hanya beberapa yang penting ada, kami di beri penjelasan secara runtuh lagi oleh tour guide.

Jam 5 akhirnya tour sesi pertama telah usai, namun bukan kembali lagi ke hotel melainkan lanjut ke pasar malamnya.

Membeli pernak pernik oleh oleh, sekalian membeli jajanan pinggir jalan.

"Mau coba yang roti hot dog?" tawar tour guide

"Boleh saja" balas kami

Kami beli dua ku jajakan sekalian tour guidenya, anggap anggap sebagai tip.

Naik wahana, foto lagi, naik wahana lagi, foto lagi, dan ulang terus sampai jam 7 kami kembali di antar ke hotel, sebelum berpisah.

"Saya akan menjemput jam 8 pagi, nantinya kita akan sarapan bersama di restoran, mengunjungi taman nasional, gedung seni, dan terkahir pergi ke toko oleh oleh" ucap tour guide

"Baik, terima kasih banyak" ucap Saki

"Sama sama, bye"

"Bye" balas kami

Di hotel bukannya langsung masuk ke kamar, kami langsung ke restoran saja, mungkin waktu masih sesi makan malam, biar kenyang dulu baru mandi.

Memilih secara prasmanan, ku suruh Saki agar tidak tamak seperti yang lalu.

"Hehe iya iya, tidak berlebihan kan ini makanan ku" tujuk Saki

"Bagus, mari duduk kalau begitu" ucap ku

"Oke"

Duduk di meja pojok yang punya view ke luar hotel pemandangan kota metropolitan dari waktu malam, gemerlap lampu menghiasinya.

"Haruka kun, menurut mu nyaman di sini atau di rumah?" tanya Saki

"Nyaman di sini tentunya, di sini punya banyak hiburan, makanan beragam dan lainnya, cari wanita di sini pun bisa mudah di dapat"

Ucapan ku terkahir mendapatkan tatapan mematikan dari istriku.

"Bercanda sayang bercanda suer, heem" ucap ku

"Tolong di jaga kalau berbicara, jangan buat suasana jadi buruk"

"Ya maaf maaf, ayo segera selesaikan, lanjut main di kamar" ucap ku

"Mesum" balas Saki

"Ayo saja, kan makan mu sudah selesai juga" ucap ku

"Masih belum piringnya masih ini" balas Saki

"Mau kamu apakan piringnya" tanya ku

"Ya di habiskan"

"Jangan mengada ada, berangkat sendiri atau ku gendong" tanya ku

"Jalan sendiri" balas Saki cepat

"Ayo kalau begitu"

.

Akhirnya Saki mau.

Di kamar setelah mandi ku manjakan dia dengan sentuhan lembut ku, desahan dan desahan keluar dari mulutnya.

"Pelan pelan Haruka kun" ucap Saki entah kesakitan atau keenakan

Ku pelankan

"Itu terlalu pelan, yang normal saja" ucap Saki

"Oke oke" balas ku

.

"Sudah selesai?" tanya Saki yang sudah kelelahan

"Sudah, punggung ku sudah sakit karena terlalu banyak keluar, kamu masih belum puas?" tanya ku

"Sudah, lebih malah, sampai selangkangan ku kram ini"

"Ayo mandi dulu baru tidur" ajak ku

"Gendong"

.

"Tunggu sebentar, ku siapkan baknya dulu"

"Oke cepat ya"

.

Ku gendong ke bawah shower dulu, setelah tidak ada cairan dari ku ku masukanan ke bak mandi, aku ikut berendam seterusnya.

Kami berdua mainan ponsel bermain Hago bersama, kata Saki ia punya kerja mengiklankan game ini, jadi ku bantu juga saja, rekam layar dulu baru rekam orangnya nanti.

"Yey aku menang, kamu berhutang padaku 500 dolar" ucap Saki yang memenangkan game tancap pisau

"Baik baik 500 dolar, ayo game lainnya" balas ku

Note : Taruhan 100 dolar tiap bermain.

.

10 menit kemudian.

"1500 dolar loh ya jadinya" kata Saki

"Ish kenapa aku bisa kalah mulu" balas ku

"Insting ku lebih tajam, lumayan dapat 1500 dolar free" balas Saki

.

Selesai mandi ku berikan uang 1500 dollar padanya.

"Haruka kun kamu juga belum memberiku uang bulanan" ucap Saki

"Uangmu habis?" tanya ku

"Masih" balasnya

"Ya sudah pakai itu dulu, aku masih belum ada pendapatan ini" balas ku

"1 Yen pun belum ada?" tanya Saki memastikan

"Belum, uang dari resto dan toko pakaian ku gunakan untuk menutupi modal dari pembangunan toko baru di luar Miyagi" balas ku

"Kenapa tidak kamu jual koin mu?" tanya Saki yang sedang memakai baju tidur

"Jangan koinnya masih akan naik harganya jadi pertahankan terus, jikalau tidak punya uang barulah kita menjualnya" balas ku yang sudah di atas kasur

"Tapi bukannya akan berkurang uang koin mu?" tanya Saki

"Itu hanya berlaku pada koin yang nilainya tinggi seperti bit coin ataupun etehreum, yang dinamakan tambang uang kripto, sekali menambang belum tentu satu koin, bisa 0,sekian koin, jadi rugi jika menambang koin yang harganya rendah" balas ku

"Koin mu berkurang jika di tambang?" tanya Saki

"Tidak juga, koin berkurang sebab pajak dari dompet koinnya"

"Oh maksudnya dari platfom menyimpan uang mu"

"Benar, namun jika tidak mau berkurang bisa kok dengan saldo yang di transfer dari bank"

"Kamu tau begituan dari siapa sebenarnya sih" tanya Saki

"Dari internet tentunya, kan aku ini orangnya penggila teknologi sebenarnya"

"Tapi sekarang tidak terlalu banyak membeli bukannya, terkahir ada ps 6 dan kaset kasetnya dari Tokyo bukan?" tanya Saki

"Ya benar, itu teknologi tapi untuk hiburan, maksudku seperti komponen komputer, sama seperti saat aku mengajak mu ke mall"

"Ouu, yang seperti itu" balas Saki

.

"Uang mu tinggal berapa Haruka kun?" tanya Saki sambil memeluk ku

"Tinggal 10 mungkin" balas ku

"10 miliar yen?" tanya Saki cepat

"Bukan, dalam triliun" balas ku

Saki menggigit ku.

"Aw aw kenapa di gigit bahu ku"

"Kamu menipu rasa cemas ku, rasakan akibatnya" balas Saki

"Hey cemas kenapa juga"

"Ku kira uang mu sudah habis" balas Saki

"Ya jika habis tinggal cari kan, tabungan kan masih"

"Bukan begitu, tapi biasanya kan kamu punya simpanan yang sangat banyak, kan jadi kaget jika dari puluhan triliun jadi puluhan miliar" balas Saki

"Kamu yang mengira duluan, sekarang ku tanya uang mu tinggal berapa?" tanya aku balik

"Masih seperti sebelumnya, bertambah malah bukan berkurang" balas Saki

"Berapa?" tanya ku sekali lagi

"3,6 triliun" kata Saki

"Sudah banyak itu, tidak perlu ku beri uang bulanan lagi ya sampai sekiranya agak habis"

"Oh tidak semudah itu Ferguso, harus tetap di kasih" balas Saki

"Khee, minta berapa memangnya?" tanya ku siap siap pegang ponsel

"100 juta yen" ucap Saki

"Oke ku kirim"

Beberapa detik kemudian.

"Sudah berhasil" tunjuk ku padanya riwayat transfer

"Terima kasih sayang" ucap Saki

"Kamu terlalu hemat, agak boros makanya" ucap ku pada Saki

"Ya sudah boros loh sebenarnya, beli kasur itu, beli penghangat portabel, beli meja lantai, beli selimut meja lantai, dan lain lain" kata Saki

"Kenapa tidak beli pakaian mahal?" tanya ku

"Pakaian juga sudah ku beli apa kamu lupa sampai baju saja ku buang di tempat sampah"

"Untuk ibu dan Rin chan" ucap ku

"Sudah ku belikan juga"

"Baiklah, beli perhiasan saja"

"Sudah beli juga, di brankas bawah lemari ku simpan perhiasannya, perhiasannya saja sampai 2 kg beratnya, permata juga banyak" ucap Saki

"Heh 2 kg?" tanya ku kaget

"Iya, lalu ada emas batangan 14 kg ada 12 biji" kata Saki lagi

"Kamu beli di mana" tanya ku agak kaget

"Di toko perhiasan untuk gelang kalung, untuk emas batangan ku beli dari bank Swiss saat kamu di Tokyo" balas Saki

"Langsung beli 12 batang?" tanya ku

"Iya lah, harga totalnya 1,3 miliar yen jika tidak salah" ucap Saki

"Oh masih murah, ku kira sampai puluhan miliar" balas ku

"Sebenarnya mau ku belanjakan puluhan miliar, tapi ingat kamu yang cari uang, ya sudah segitu saja dulu"

"Segitu mu itu sudah banyak loh asal kamu tau sayang"

"Ya aku tau Haruka kun, tapi ini bisa untuk investasi juga bukan, tidak berkurang nilainya, dan beranjak naik walaupun sedikit sedikit, ayahmu juga yang menyarankan aku di investasi ini, katanya investasi tanpa pikiran, aman, dan keuntungan jangka panjang, cocok untuk tabungan uang juga katanya"

"Ya memang benar emas investasi jangka panjang, namun kita harus berhati hati, aku selama ini mencegah menyimpan harta di rumah agar rumah kita tidak jadi target perampokan, sebenarnya" balas ku

"Heh, kenapa kamu tidak bilang" tanya Saki kaget

"Ya kamu tidak tanya, tapi tenang saja sih perampokanan di kawasan situ jarang, apalagi setelah ada proyek bangunan di depan rumah" balas ku

"Yakin tidak masalah jika aku menyimpan emas di rumah?" Saki bertanya dengan khawatir

"Tidak masalah, yang penting jangan diumbar umbar ke luar rumah" ucap ku

"Oke, akan ku ingat"

.

Selasa 18 Agustus, pukul 6 pagi.

Di rumah kakek dan neneknya Saki.

Sudah satu hari sejak ibu Nihara dab Rin chan tau rahasia dari keluarga Ookami Hana, yaitu kedua anaknya adalah keturunan manusia serigala.

Tapi untungnya saja saat tau hal tersebut tidak ada keributan yang di timbulkan, ibu langsung bisa paham keterkaitan kenapa Hana di suruh Haruka kerja di pelosok bersama dengan orang tuanya, padahal kerja di kota lebih mumpuni dan kebutuhan anaknya bisa mudah terpengaruhi di sana, namun ia paham perasaan seseorang ibu yang ingin melindungi anak anaknya.

Saat sarapan.

"Maafkan anak anak ku yang mengubah dirinya seenaknya, aku kira Haruka san sudah memberitahu anda Nihara san" ucap Hana meminta maaf

"Tenang saja, aku hanya sedikit terkejut, maaf langsung masuk kamar waktu itu, kamu pasti kesulitan hidup di kota ya, betah betahlah di sini bersama dengan orang tua ku sekaligus membesarkan kedua anak mu, ajari mereka hingga menjadi orang yang berhasil" balas ibu

"Baik Nihara san saya mengerti" balasnya dengan senang

.

"Ku kira suaminya Saki sudah mengatakannya" ucap kakek

"Namanya Haruka ayah" balas ibu

"Ya itu pokoknya, kapan mereka akan menyusul kemari?" tanya kakek

"Tanggal 25 mungkin, setelah bulan madu Haruka dan Saki akan liburan dengan keluarga Shinomiya di Hokkaido" ucap ibu

"Huh, apa bagusnya Hokkaido, bagusan di sini, kan Yuki chan" tanya kakek

"Iya kek" balas Yuki

"Namanya juga liburan keluarga, jadi suka suka mereka kakek" kata nenek

"Ya kenapa tidak liburan di sini" tanya kakek

Hana hendak komentar tapi di hentikan nenek.

"Biarkan saja si kakek tua ini" kata nenek

.

Di restoran, tempat dimana aku dan Saki akan sarapan.

"Tolong biarkan aku lewat, aku ada urusan dengan seseorang berkemeja itu" ucap gelandangan memohon pada pelayan

Namun pelayannya sangat bersikeras menolaknya masuk.

"Haruka kun bukannya yang di pagang di tangan orang itu adalah dompet mu?" tanya Saki

"Eh masa" tanya ku sambil merogoh kantong dan ternyata benar saja, dompet ku jatuh

Ku pergi menghampiri gelandang itu.

"Maaf tuan atas ketidaknyamannannya" ucap pelayanan padaku

"Tidak masalah, ia jujur dan ingin memgembalikan dompet ku" balas ku ke pelayan

.

"Ini tuan dompet anda jatuh sewaktu di depan toko arlogi" ucapnya

Ku terima dompet ku itu, ku cek isinya ada, lalu ku keluarkan uang 100 dolar.

"Tolong di terima" ucap ku

"Maaf tuan tidak perlu, aku hanya ingin membantu, jadi jangan anggap aku pengemis, aku punya pekerjaan sebagai pemulung walaupun aku homeless" ucapnya

"Tidak apa terima saja" balas ku

"Tidak tuan, terima kasih saja sudah cukup" balasnya

Aku tersenyum akan sifat anak laki laki ini, mungkin umurnya 12 tahun.

"Jika begitu terima kasih ya, semoga tuhan membalas kebaikan mu" ucap ku

"Sama sama, aku pamit dulu, isinya tidak ada yang kurang bukan?"

"Tidak ada, semuanya pas" balas ku, lalu ia pergi

.

Aku kembali ke dalam resto, bilang ke Saki apa yang terjadi.

Jam 9 kami kembali ke fokus utama yaitu menuju tempat liburan, namun di jalan ku lihat laki laki tadi sedang menyuapi adik kecilnya dengan sepotong roti dengan gelas berisi air putih, roti keras kurasa yang ia pegang.

Aku langsung meminta tour guide menghentikan mobilnya sejenak.

"Mau apa Tuan?" tanya tour guide

"Tunggu sebentar aku akan kembali" ucap ku lalu meninggalkan mobil

"Mau apa dia?" tanyanya ke Saki

"Tugas mulia" balas Saki

"?" tour guide bingung

.

Ku pergi ke mini market, membeli beberapa makanan dan minuman kaleng, untung saja mini market tidak antri, ku beli juga amplop kosong di kasir, ku masukan uang sebanyak 500 dolar ke amplopnya.

Ku bawa kantong belanjaann itu ke tempat mereka tadi, namun saat aku kembali ke sana mereka sudah pergi.

"Lurus ke gang nomor dua Haruka kun" telepon dari Saki

Ku ikuti arahannya, akhirnya ketemu juga dengan mereka berdua yang sedang mengais di tong sampah.

"Akhirnya kamu ku temukan" ucap ku padanya

Adiknya yang kaget akan kata kata ku bersembunyi di belakang kakaknya itu.

"Mau apa tuan?" tanyanya

"Ini aku ada kelebihan makanan dari hotel, ku lihat tadi adik mu makan roti keras bukan, ini ada asupan makanan yang lebih baik untuknya, mohon di terima" ucap ku

"Tidak usah tuan, aku sungguh hanya berniat membantu tanpa mengharap imbalan tadi" balasnya

Ku pegang tangannya, lalu ku serahkan kantung belanjannya.

"Jangan menolak jika kamu kesulitan, aku membantu bukan karena kamu menolong ku, tapi aku membantu karena kamu adalah orang yang jujur dan perlu di bantu, jika bukan untuk mu maka lakukan untuk adik mu, sudah dulu ya bye" ucap ku lalu pergi

"Terima kasih tuan" ucap anak laki laki tadi

"Sama sama, rawat adik mu ya" balas ku

"Tentu"

.

Kembali ke mobil, untuk melanjutkan perjalanan.

Perjalanan selama 30 menit, menuju taman nasional.

Tiket masuk gratis namun di larang merusak tanaman yang ada.

"Fotokan kami tolong" ucap ku pada pemandu kami

"Baik"

Ku serahkan kameranya, lalu bergaya sesuai dengan keinginan kami, mulai dari gaya romantis sampai gaya lucu.

"Chesse" ucap kami.

"Oke sudah" ucapnya

Ku ambil kameranya, ku lihat hasilnya memang sangat bagus sih, di Jepang mungkin ada taman bunga seperti ini, namun jika di luar negeri itu feel nya lebih terasa, sebab bisa pamer juga.

Kami di sana sampai jam 11.30, perjalanan di lanjutkan menuju restoran untuk makan siang.

.

Di restoran Turkey, entah kenapa Saki ingin makanan Timur Tengah.

"yang seperti Yakitori ini enak" ucap Saki

"Hum humm, rasanya gurih dan dagingnya empuk, cocok untuk makan siang" balas ku

"Nanti malam, makan di mana lagi ya Haruka kun?" tanya Saki

"Di hotel, pemandu wisata kita akan pisah jam 5 sore nanti"

"Owh oke oke" balas Saki

.

Jam 1 mulai perjalanan lagi ke tempat wisata gedung tinggi, yang entah tidak tau namanya diriku.

Jam 3 menuju ke kolam depan gedung besar.

Terkahir jam 4 ke pusat oleh oleh untuk membeli oleh oleh yang di rumah tentunya.

Saki dan aku pilih ini itu, sebab tidak ada di Jepang barang barang yang kami pilih.

"Alamat beli bagasi tambahan di pesawat ini" ucap ku

"Tidak masalah, paling hanya beberapa puluh ribu yen kan bagasinya" ucap Saki

"Ya memang, tapi jika yang frist class ini tidak termasuk bagasi tambahan" balas ku

"Ya sudah pesan tiket kelas satu dong, agar tidak ribet" kata Saki

"Eh eh total tiket berangkat saja 1,5 juta yen loh" balas ku

"Tidak masalah yang penting nyaman, kan punya uang juga"

"Hemat adalah pangkal kaya"

"Kamu sudah kaya Haruka kun, nikmati sedikit kekayaan mu itu" ucap Saki

"Loh yang bilang tidak boleh menikmati siapa kan kata ku hanya hemat pangkal kaya"

"Lha tadi bilang..."

"Diam sayang, ok diam jangan nyerocos terus" ucap ku sambil memegangi bibinya Saki

Saki mengangguk, baru ku lepaskan tangan ku.

Jam 5 kami berdua kembali ke hotel membawa oleh oleh.

"Terima kasih telah menggunakan jasa tour kami, semoga anda puas dan senang" ucap pemandu kami

"Sama sama, kami puas dan senang" balas ku

"Baiklah jangan lupa ya, berikan rating 5 untuk diriku di aplikasi"

"Tentu" balas kami berdua

.

Di depan hotel pelayanan hotel sudah bersiap membantu.

"Antar ke kamar 230 ya" ucap ku

"Baik tuan" balasnya

Aku dan Saki naik duluan dengan lift tamu.

.

Beberapa menit menunggu barang kami datang, ku beri tip pada pelayan tadi 5 dolar, di anggap pelit ya terserah, sebab uang tunai ku tinggal itu.

.

Jam 7 malam kami berdua makan malam dulu, jam 8 kembali ke kamar, jam 10 tidur.

.

Rabu 19 Agustus, pukul 7 pagi.

Sarapan di restoran hotel, selanjutnya adalah free time, sebab wisata terdekat sudah kami kunjungi, jika mau wisata lagi ke tempat baru, nanti waktu akan habis di perjalanan jadi lebih baik bersantai di kamar sekalian menghabiskan waktu hingga check out dari hotel.

"Hey Haruka kun" ucap Saki yang tiduran di samping ku

"Apa?" tanya ku

"Tolong pijat pundak ku"

"Kamu lelah kenapa?" tanya ku

"Jangan pura pura lupa, tadi malam kamu hiper bukan" jawab Saki

"Kan itu tadi malam, beda dengan sekarang" balas ku

"Efeknya masih ada, pokoknya tolong pijat pundak ku sebentar"

"Berani berapa?" tanya ku

"Berani ku telepon ibumu, lalu ku katakan 'Ibu Haruka lirik lirik wanita Amerika' mau begitu?" tanya Saki

"Hey hey, ancaman mu sungguh tidak bermoral nona manis" ucap ku

"Makanya jangan terlalu menolak, cepat"

"Baik baik, akan ku lakukan"

.

Ku pijat pundaknya secara perlahan.

"Hey Haruka kun jangan turun ke oppai ku juga kalau pijat" ucap Saki

"Oh sadar ya, maaf maaf" balas ku

"Huh dasar mesum tingkat master" ejek Saki

"Apa apaan tingkat master, aku masih beginner asal kamu tau, selain kamu, tidak ada oppai yang berani ku pegang secara langsung"

"Itu prestasi yang baik, tapi tidak untuk di banggakan sayang" kata Saki

"Weh itu patut di banggakan, artinya aku orangnya setia" balas ku masih sambil memijat

"Oh tunggu sebentar bukannya dulu kamu pernah bilang hampir memperkosa teman sekelas mu waktu smp, tidak mungkin kan memperkosa lewat lisan pasti ada sentuhan fisik" ucap Saki

"Hanya hampir, belum menyentuh oppainya, jangan bicarakan itu, nanti kamu punya fetishist netorare loh" balas ku

"Apa lagi itu" tanya Saki

"Ya kesukaan pasangan saat pasangannya bercerita ataupun berbuat selingkuh di depannya, kamu mau seperti itu?" tanya ku

"Amit amit, bisa bisa aku di cap orang aneh kalau begitu"

"Maka dari itu jangan tanya aneh aneh soal mantan" balas ku

.

Jam 12 siang kami check out hotel, langsung ke bandara, sebab penerbangan ke Los Angeles jam 1 siang.

Jam 5 sore kami sampai di LA, transit sebentar di situ, jam 7 malam kami mulai perjalanan ke Tokyo selama 9 jam kurang sedikit.

Next...