webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

12.) Apa?

<p>Aku Pun keluar apartemen dengan membawa bekal makan.<br/><br/>"Kira kira apa ya lauk di dalamnya? Apa seperti bento bento yang ada di anime?" Tanyaku ingin tau<br/><br/>Coba ku endus dulu mungkin sudah terasa baunya<br/><br/>Hummmmmmmm<br/><br/>"Seperti ada bau saus manis pedas"<br/><br/>Tok tok tok<br/><br/>"Nonaka san saya datang" teriak ku<br/><br/>"Haruka ku silahkan masuk" <br/><br/>"Oke"<br/><br/>Setelah masuk ku lihat dirinya yang masih menonton TV<br/><br/>"Eh Nonaka san anda belum mulai menggambar?"<br/><br/>"Belum, aku masih macet di pertengahan masih belum ada ide cemerlang"<br/><br/>"Bukan kah kita sudah berdiskusi kemarin mengenai alur eps 4" <br/><br/>"Memang sudah tapi mengubah tulisan ke dalam gambar bukan hal yang mudah"<br/><br/>"Humm ok ok aku paham tetap semangat dan aku akan menyelesaikan pekerjaan ku dulu"<br/><br/>"Silahkan mulai duluan Haruka Kun"<br/><br/>Aku mulai duduk di tempat gambar manga, ku letakkan semua barang ku, sebelum mulai aku ke dapur dulu untuk membuat kopi.<br/><br/>Kopi sudah tersedia, bantal leher sudah di pasang, saatnya bekerja.<br/><br/>Kulanjutkan menggarap latar eps 2 dari halaman ke 10, adegannya adalah ketika Haruki masih membujuk Ogiso untuk tetap bergabung dengan klub musik ringan.<br/><br/>Letaknya adalah di taman dengan suasana malam jadi tidak perlu terlalu detail tentang lingkungan sekitar.<br/><br/>Tak sampai 6 menit latar berhasil ku gambar pada setiap adegannya.<br/><br/>Aku ingat juga pada eps satu akhir di anime ada lagu yang berjudul white album sama sesuai judul anime.<br/><br/>Namun di manga ini masih belum ada hanya tertulis Ogiso menyanyikan lagu yang membuat Haruki terkagum dengan suaranya.<br/><br/>Aku berniat untuk menyarankan lagu opening dan ending serta back song di dalam anime ini, mungkin sekitar 5 lagu, itupun jika manga ini jadi anime.<br/><br/>"Nonaka san tolong cek halaman 10 sampai 15 apa sudah pas dengan mau mu"<br/><br/>"Baik akan ku cek sekarang"<br/><br/>Dia beranjak ke meja kerjanya dan mulai melihat hasil halamannya.<br/><br/>"Bagus sesuai yang di harap kan, pertahanan gaya ini jangan kamu ubah seperti kemarin lagi" ucap Nonaka<br/><br/>"Uhhh kurasa gaya yang kemarin juga bagus"<br/><br/>"Pokoknya tidak itu tidak sesuai dengan gambaran tokoh ku, ingat kamu asistennya, aku pemegang kendali dalam manga ini"<br/><br/>"Baik baik terserahlah"<br/><br/>Aku lanjutkan pekerjaan ku ke halaman 16-20 dulu, waktu kuhabiskan sebanyak 2 jam penuh, adegan banyak berganti mulai dari di kamar ogiso lalu kembali ke taman lagi, lalu di kelas.<br/><br/>Waktu sudah menujuk pukul 8.30 malam, pekerjaan ku masih tersisa 30 lembar lagi.<br/><br/>Namun aku tidak boleh tergesa gesa karena manga ini akan jadi masterpiece dengan ceritanya yang ntr dan membuat pembacanya terkena serangan mental.<br/><br/>Jadi aku harus bisa membuat perasaan Nonaka tersampaikan ke pembaca.<br/><br/>Setelah 2 jam lagi 20 halaman bisa ku selesaikan dan kutanya lagi apa perlu revisi ke Nonaka san, dia menjawab semunya aman dan aku pun melanjutkan ke halaman paruh terakhir.<br/><br/>"Nonaka aku akan break sebentar untuk makan aku lapar"<br/><br/>"Oh silahkan saja"<br/><br/>Ku buka kotak makan yang ternyata berisi cumi saus asam pedas manis dengan tambahan ada telur gulung.<br/><br/>"Terlihat enak, sepertinya Saki memang telah belajar dari buku yang dibelinya terakhir kali saat ke toko buku"<br/><br/>Aku memakan makanan ku di samping Nonaka yang sedang menggambar kelanjutan eps 4 bagian Touma sedang berlatih dengan Ogiso di ruang musik.<br/><br/>"Aku menyerah aku kurang ideeeee" teriak Nonaka san<br/><br/>"Eh itu sudah bagus apa yang membuat mu macet sebenarnya sih" <br/><br/>"Aku kesulitan membuat presisi tangan di piano, itu sangat sulit menemukan skala yang pas"<br/><br/>"Ummm boleh ku coba, kamu buat saja dulu kira kira gambar Touma nya dan akan ku buat tangan serta piano nya"<br/><br/>"Umm silahkan lanjutkan ini"<br/><br/>Ucapnya sambil menunjukkan save save an gambar.<br/><br/>"Oke tunggu sebentar" ucap ku lalu menaruh bekal ku ke meja<br/><br/>Kubuat dulu setiap jari dimana ia akan menyentuh not, baru ku buat lengkungan mana yang ia tekan dan terakhir ku buat bagian piano dengan menghapus not yang akan tertutup sebagian gambar piano.<br/><br/>"Lihat ini mudah bukan?" Ucap ku<br/><br/>"Kamu tau piano Haruka kun?"<br/><br/>"Aku tau makanya aku berkata itu mudah" ucap ku lalu makan lagi<br/><br/>"Ok kamu akan merangkap satu tugas lagi yaitu menggambar Touma saat bermain piano" ucap Nonaka san<br/><br/>"Eh mana bisa seperti itu, tugas ku sudah banyak loh Nonaka San" balas ku.<br/><br/>"Tenang lah gaji akan naik juga"<br/><br/>"Oke tapi naik berapa"<br/><br/>"400 saat ada halaman Touma bermain piano"<br/><br/>"Sepakat" ucap ku<br/><br/>Selesai makan aku menyelesaikan adegan terakhir eps dua yaitu ketika Touma menyelamatkan Haruki yang akan terjatuh dari lantai 2 ruang klub musik.<br/><br/>Kulihat jam 11.15, namun karena pekerjaan ku sudah selesai aku izin pamit ke Nonaka san, dia memersilahka diriku dan dia masih fokus dengan eps 4 akhir.<br/><br/>Aku keluar dari apartemen nya dan turun ke lantai 3 yang merupakan letak apartemen ku.<br/><br/>Kubuka pintu tapi ternyata terkunci, kurasa Saki sudah tidur jadi kubuka pintu itu dengan kunci cadangan yang ku bawa.<br/><br/>Ku tengok kamar Saki namun tidak ada orang.<br/><br/>"Kemana dia apa dia di toilet?"<br/><br/>Kucari ke toilet pun tidak ada aku mencari di dapur juga tidak ada, terakhir ku cari di kamar ku dan kutemukan dia tidur di sana.<br/><br/>"Huh membuat orang khawatir saja kamu ini" ucap ku pelan<br/><br/>"Boleh lah ya aku tidur seranjang dengannya kami kan sudah pacaran" pikir ku<br/><br/>"Tidak Haruka kun jangan itu sama dengan bajingan lain" ucao sisi Haruka baik<br/><br/>"Lakukan bro kesempatan di depan mata loh, langsung sikat aja" ucap sisi buruk<br/><br/>"Bisakah kalian diam, aku sedang berpikir ini" ucapku pada mereka<br/><br/>"Udah jangan banyak berpikir langsung gas aja kan yang salah Saki, padahal dia sudah ada kamar sendiri kenapa harus tidur di kamar mu?" Ucap sisi Buruk<br/><br/>"Eh benar juga di sini Saki yang salah, Haruka kun gas saja kalau begitu" sisi baik Haruka tiba tiba jadi pro dengan sisi buruknya<br/><br/>"Oke lt's do it" ucap ku<br/><br/>Kubuka pakaian atas ku dan hanya meyisakan celana boxer yang menutupi junior ku.<br/><br/>Aku naik ke ranjang untuk tidur di samping Saki, aku hanya ingin tidur bukan yang plok plok gitu.<br/><br/>"Kuharap dia tidak bangun" ucap ku saat aku mengangkat selimut agar aku bisa memasukan kaki ku kedalam selimut<br/><br/>"Oke aman" ucap ku<br/><br/>Aku pun segera memjamkan mata karena sudah merasa ngantuk, apalagi selama bekerja aku selalu menandang layar komputer gambar.<br/><br/>"Eummmhh" suara Saki yang keluar dari mulutnya saat tidur<br/><br/>Kulihat dia berbalik ke arah ku yang awalnya tadi membelakangiku.<br/><br/>Kutengok matanya apa dia bangun, jantungku berdetak lebih cepat kulihat matanya membuka.<br/><br/>Cuph <br/><br/>Dia mencium bibir ku, telat di bibir ku bung<br/><br/>Lalu memjamkan matanya lagi.<br/><br/>"Lah dia bangun atau tidak sih?" Pikir ku<br/><br/>"Ah terserahlah yang penting aku ingin tidur dulu saja" ucapan ku terakhir sebelum tidur.<br/><br/>Kringgg jam alarm ku berbunyi.<br/><br/>Pukul 5.30 pagi<br/><br/>"Kyaaa kenapa kamu tidur seranjang dengan ku Haruka kun!!" Teriak Saki saat mendapati dirinya tidur di pelukan ku<br/><br/>Kubuka mataku masih buram namun kulihat saki memgangi bajunya.<br/><br/>"Pagi Saki Chan"<br/><br/>"Pagi Palamu itu Haruka"<br/><br/>Bugh <br/><br/>Dia menendang ku hingga aku jatuh dari ranjang.<br/><br/>Awwwww<br/><br/>"Dasar monster mesum hentai" ucapnya<br/><br/>"Stop dulu, ini sakit kau tau?" Ucap ku menghentikan olok an nya<br/><br/>"Dasar Haruka bagaimana kamu bisa tidur dengan seorang gadis dan apa itu dimana pakaian mu"<br/><br/>"Aku tidur tanpa atasan biasanya, untuk tidur dengan wanita mungkin hanya kamu"<br/><br/>"Kenapa kamu tidur seranjang denganku!!"<br/><br/>"Uhumm biar ku jelaskan dulu" ucap ku sambil duduk kembali di atas ranjang<br/><br/>"Eitsss jangan mendekat lebih dari itu" teriak Saki<br/><br/>"Baiklah oke oke, cerita tuh gini kemarin malam kan aku habis pulang kerja jam 11.30, aku masuk kamar kulihat kamu sudah di sini tidur, untuk asumsi pertama kamu yang salah ya karena tidur di kamar orang lain, lalu asumsi kedua apakah kamu tau tadi malam kamu mengigau dan menyebabkan aku jadi korban dengan memberikan ciuman ku padamu, itu salahmu juga oke, dan yang ketiga baru saja kamu menendang ku karena kamu tau aku memeluk mu saat tidur, tapi percayalah alasannya agar kamj tidak kebanyakan gerak, kamu lihat ini" ucapku terakhir saat kutunjukan memar biru karena cubitan Saki sangat sakit<br/><br/>"Ini bekas Cubitan mu, lihat sekarang malah jadi gelap warnanya" ucap ku lagi<br/><br/>"Pokoknya kamu yang salah, sudah tau aku di sini tapi kamu malah ikut tidur dengan ku" bantak Saki lagi<br/><br/>"Loh kamu yang salah duluan Saki"<br/><br/>"Tidak kamu Dulu, jika kamu tau aku di sini harusnya kamu bisa tidur di kamar ku atau di sofa" bantah Saki lagi<br/><br/>"Hadeh dasar wanita maunya menang terus" ucap ku dalam hati<br/><br/>"Baiklah aku yang salah jadi mau apa kamu sekarang?" Tanya ku<br/><br/>"Apa kamu melakukan hal tidak senonoh semalam?" Tanya Saki<br/><br/>"Emm bagimana ya" ucap ku tapi tangan ku bergersk gerak seakan sedang memegang oppai<br/><br/>"Dasar mesum" teriak Saki sambil menutupi dadanya<br/><br/>"Maksud mu apa mesum, aku tidak melakukan apa pun kok" ucap ku tapi tangan ku seakan akan sedang bermain di area terlarang wanita<br/><br/>"Huaaaaa kamu telah menodai ku kamu harus tanggung jawab Haruka kun"<br/><br/>"Eihhh tidak tidak aku tidak melakukan apa pun kok" bantah ku<br/><br/>"Lalu apa maksudnya gerakan tangan itu, pasti kamu gunakan untuk meraba raba dada ku dan kelamin ku bukan" <br/><br/>"Tentu saja tidak Saki Chan aku masih polos disini dan ingatlah aku korban ingat! Aku korban!"<br/><br/>"Dasar serigala" ucapnya sambil menangis<br/><br/>Aku malah bingung jika seperti ini, aku paling lemah jika ada wanita yang sedang menangis, <br/><br/>"Tenang lah aku hanya menggoda mu Saki Chan" ucap ku menenangkan dirinya<br/><br/>Namun kelihatannya dia tidak mau diam, aku berpikir lagi bagaimana alasan yang tepat.<br/><br/>"Uhhhhh ok ok aku akan tanggung jawab padamu"<br/><br/>Dia mulai berhenti menangis<br/><br/>"Lalu kamu akan menikahiku Haruka kun?" Tanya Saki<br/><br/>"Eh apa harus dengan menikah?" Tanyaku tanpa sadar dan malah membuat dia menangis lagi <br/><br/>"Akhhhh baiklah aku berjanji akan menikahi mu di masa depan jadi jangan menangis lagi Saki Chan!!"ucap ku pasrah karena seperti yang kubilang tadi aku paling lemah dengan wanita yang menangis<br/><br/>"Benarkah?"<br/><br/>"Benar aku suka padamu tapi sekarang hanya bisa kujanjikan hal itu dulu"<br/><br/>"Oke Haruka kun" dia kembali ceria tiba tiba<br/><br/>"Astaga kamu curang Saki chan memanfaatkan kekurangan ku untuk mengabulkan keinginan mu" teriak ku karena aku merasa bahwa tadi adalah akting<br/><br/>"Yeh pokoknya kamu sudah berjanji padaku Haruka kun"<br/><br/>"Sial aku kalah lagi dalam duel ini" ucap ku dalam hati<br/><br/>Kurasa perjanjian nikah ku dengan Saki hampir sama dengan Tsukasa dan Nasa san, baru kemarin dia memutuskan untuk pacaran dan sekarang malah aku yang menjanjikan pernikahan.<br/><br/>"Kurasa itu karama mu karena mengutuk nona Kaguya dengan kata kata mu Haruka kun" ucap sisi baiknya<br/><br/>"Hilih bicit, kamu juga yang menyarankan aku tadi malam untuk gas tidur dengan Saki seranjang"<br/><br/>"Itu beda cerita Haruka kun" tolak sisi baiknya<br/><br/>Aku segera bangkit dari ranjang dan ku katakan pada Saki aku ingin berolahraga apa dia mau ikut, dia berkata mau ikut tapi hanya sampai taman.<br/><br/>Pagi ini agak hangat jadi keluar dengan celana pendek dan kaos pun masih aman.<br/><br/>Kami berdua joging kecil menuju taman dulu agar Saki bisa beristirahat sejenak dan aku melanjutkan lari mengelilingi taman kota.<br/><br/>"Saki chan kamu duduk dulu saja di kursi atau rumput itu aku akan melanjutkan lariku demi tubuh ideal dan nanti akan ku bawakan minum untuk kita berdua"<br/><br/>"Oke Haruka kun"<br/><br/>Aku mulai berlari agak kencang demi membakar kalori di tubuh, setalah 30 menit aku kembali lagi ke kursi Saki duduk.<br/><br/>Kulihat sudah banyak orang yang menempati taman ini, mulai dari yang olahraga dan ada pula yang mulai mengajak anak mereka jalan jalan dengan Stroller.<br/><br/>"Saki chan ini minuman untuk mu" ucap ku padanya <br/><br/>"Terima kasih Haruka kun" balasnya<br/><br/>"Oh ternyata ini Saki chan yang kamu maksud dari Pacar mu itu, dia tampan kurasa kamu memiliki mata yang cermat Saki san" ucap ibu ibu yang sedang menggendong anaknya<br/><br/>"Hehe benarkan kataku, dia terlihat gagah memang" balas Saki<br/><br/>"Aku yang mendengar nya malah jadi malu sendiri, sudah bertahun tahun aku tidak di puji oleh orang lain dan sekarang aku malah di puji oleh orang asing"<br/><br/>"Ayo kita kembali Saki chan kita harus segera sekolah"<br/><br/>"Oh benar juga, sampai jumpa Nagisa san, dan sampai jumpa Ushio chan" ucap Saki pada mereka<br/><br/>Ketika berjalan pulang<br/><br/>"Kamu tadi bertemu siapa Saki san?"<br/><br/>"Oh maksud mu ibu ibu tadi yang menggendong anaknya?"<br/><br/>"Iya itu"<br/><br/>"Dia adalah Nagisa okazaki dan Ushio okazaki, mereka baru pindah kira kira 1 tahun yang lalu katanya, mengikuti suaminya yang bekerja di kota ini" jawab Saki<br/><br/>"Astaga Clannad pun muncul di dunia ini" pikir ku<br/><br/>"Oh bagus lah ku kira tadi siapa" ucap ku<br/><br/>"Apa kamu mengenali mereka Haruka kun?"<br/><br/>"Tidak, tapi aku merasa Mereka orang orang yang baik" <br/><br/>"Benar Haruka kun aku sependapat dengan mu mereka memang orang yang baik dan ramah" <br/><br/>Setelah 5 menit kami sampai di area apartemen.<br/><br/>"Saki chan kamu masuklah dulu lalu mandi dulu aku akan ke apartemen Nasa san dulu"<br/><br/>"Um ok Haruka kun"<br/><br/>Aku menuju ke apartemen Nasa dengan tujuan bertanya bagaimana persyaratan nikah muda di bawah umur.<br/><br/>Tok tok tok<br/><br/>Kuketuk pintu apartemen mereka, yang membuka kan adalah Nasa san.<br/><br/>"Oh Haruka kun ada apa pagi pagi sudah bertamu di sini?" Tanya Nasa.<br/><br/>"Um ada hal penting yang ingin ku bahas Nasa san"<br/><br/>"Hal penting? Kalau begitu masuklah dulu kita mengobrol di dalam"<br/><br/>*Nasa sudah tau kemana pembicaraan berlangsung jadi dia membiarkan Haruka masuk.<br/><br/>Setelah duduk <br/><br/>"Jadi hal apa kamu katakan penting itu Haruka kun?" Tanya Nasa<br/><br/>"Begini aku mau bertanya soal nikah di bawah umur, jika ku ingat kamu juga menikah sebelum umur 17 tahun kan Nasa san?"<br/><br/>"Benar, jadi yang ingin kamu tanyakan apa?"<br/><br/>"Aku ingin tanya apa saja persyaratan untuk menikah di bawah umur"<br/><br/>"Kamu akan menikah?" Tanya Nasa pura pura terkejut<br/><br/>"Benar, tadi malam ada hal yang tidak di inginkan dan membuat ku harus bertanggung jawab dengan minikahi Saki chan, tapi tidak juga sekarang maksud ku"<br/><br/>"Eh kamu sudah begituan dengan Saki chan Haruka kun?" Tanya Tsukasa yang tiba tiba ikut gabung dengan memberikan ku kopi.<br/><br/>"Belum"<br/><br/>"Jadi apa maksud mu hal yang tidak di inginkan itu?" Tanya Tsukasa<br/><br/>"Ceritanya sedikit memalukan aku tidak ingin berbagi aku hanya ingin tanya apa syarat untuk nikah di bawah umur itu saja"<br/><br/>"Hahahaha tidak ku sangka Saki chan langsung bertindak setelah kita provokasi dia Nasa kun" ucap Tsukasa<br/><br/>"Eh apa maksud kalian memprovokasi Saki?" Tanya ku<br/><br/>"Rahasia" ucap mereka berdua bersama an<br/><br/>"Sudah ku duga pasti inu ada sangkut pautnya dengan dirimu Tsukasa san dan apa ini Shoulmet ku juga menghianati ku" ucap ku pada mereka<br/><br/>"Hahaha tenanglah Haruka kun itu hanya masalah waktu bukan hingga kamu bersama Saki chan jika tidak di masa depan pasti itu sekarang" ucap Tsukasa <br/><br/>"Kalian kejam, aku korban disini" ucapku pura pura sedih<br/><br/>"Benar kamu korban tapi kamu kan juga di untungkan, Saki adalah wanita yang imut, cantik, dan pandai memasak, sudah jadi acuan untuk jadi istri"<br/><br/>"Eh sayang kamu memuji Saki terlalu banyak kurasa?" Tanya Tsukasa dengan tatapan horor<br/><br/>"Maafkan aku Tsukasa Chan aku hanya berkata jujur, tapi percayalah kamu adalah wanita tercantik ter imut dan terkeren diantara semua wanita yang ada" ucap Nasa<br/><br/>"Baiklah aku memaafkan dirimu sayang, dan untuk Haruka kun, kamu tidka perlu khawatir tentang urusan syarat nikah, semua sudah kami atur, ini dia persyaratan yang di butuhkan" ucap Tsukasa lalu menunjukan sebuah kertas<br/><br/>"Tugas mu sekarang hanyalah mengisi formulir kosong ini, lalu serahkan ke kantor pencatat pernikahan dan ingat kamu kesana harus bersama dengan Saki chan" sambung Tsukasa<br/><br/>"Lah lah tunggu sebentar, apa? Berkas sudah kamu urus Tsukasa san?"<br/><br/>"Benar tapi Nasa juga ikut membantu dengan membuat surat keterangan palsu"<br/><br/>"Apa tidak apa dengan surat keterangan palsu itu?"<br/><br/>"Tenang saja itu aman selama kalian datang berdua, paling hanya di cek identitas kalian lau kalian akan mendapatkan surat sah nikah" balas Nasa<br/><br/>"Ummm hatiku serasa belum siap sepertinya mengetahui hal mendadak seperti ini"<br/><br/>"Teguhkan hati mu sebagai laki-laki Haruka kun, kamu menyelamatkan Saki pasti ada tujuan dan alasan bukan, itu sudah cukup untuk menjadi sebab kalian menikah, masalah umur tidak perlu kamu pikirkan, kurasa kamu sudah dewasa secara mental dan Saki juga" ucap Nasa<br/><br/>"Apa benar begitu?"<br/><br/>"Benar apa yang dikatakan Nasa, lihatlah kami, cuma karena alasan Nasa melihat kecantikan diriku pada pandangan pertama membuat dirinya bisa ku taklukkan dengan mudah" balas Tsukasa<br/><br/>"Eh aku yang menaklukkan mu Tsukasa chan" ucap Nasa<br/><br/>"Tidak sayang, aku yang menaklukkan dirimu dulu dengan aku tebar pesona dan kebetulan kamu melihat nya" balas Tsukasa<br/><br/>"Oh benar juga" ucao Nasa<br/><br/>Kadang aku agak ketawa sendiri jika melihat tingkah gaje dari mereka berdua,si Tsukasa yang lead dan Nasa yang follow, hadeh kebalik dah kebalik perannya.<br/><br/>"Umm baiklah nanti siang aku akan mendaftarkan pernikahan ku ke kantor sipil" ucap ku<br/><br/>"Nah gitu dong kamu siap mental sebagai laki laki" ucap Tsukasa<br/><br/>"Salah siapa coba ini huh" tanya ku pada mereka<br/><br/>"Ya salah mu sendiri lah Haruka kun, karena kamu sudah berjanji pada Saki Chan" ucap mereka berdua<br/><br/>"Ughhh kalian benar juga" ucap ku<br/><br/>Aku lalu pamit dengan membawa formulir pernikahan dan surat keterangan apalah itu.<br/><br/>"Saki chan, kita akan menikah siang nanti kuharap kamu mau" teriak ku lantang<br/><br/>"Boleh saja" <br/><br/>"Eh hanya itu respon mu?"<br/><br/>"Salah kah? Baik kita ulang, huh menikah nanti siang apa kamu yakin Haruka kun?"<br/><br/>"Sudah telat lah Saki chan" ucap ku<br/><br/>"Hehe maaf maaf, tapi aku jujur senang karena kamu akan menikahi diriku Haruka kun, sekali lagi mohon rawatlah diriku"<br/><br/>"Baik mohon bantuannya juga Saki chan" ucap ku balik<br/><br/>Aku lantas mandi lalu mengenakan sragam sekolah sma, Saki pun sama, jarak sekolah dengan apartemen memang berlainan karena Fujinkai ada di timur dan Karasuno ada di baratz sedangkan apartemen ini ada di tengah tengahnya.<br/><br/>"Bawa ini Haruka kun" ucap Saki membawakan bekal untuk ku<br/><br/>"Kamu masih sempat memasak?"<br/><br/>"Tidak ini hanya sandwich, aku hanya masak telur untuk isianya"<br/><br/>"Terimakasih Saki chan dan mari kita berangkat ke sekolah"<br/><br/>"Oke"<br/><br/>Kami berangkat bersama namun segera berpisah di depan pintu masuk area apartemen.<br/><br/>"Sampai jumpa Haruka kun"<br/><br/>"Bye Saki chan"<br/><br/><br/><br/>.<br/>.<br/>.<br/>.<br/>.<br/></p>