webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

115.) Candu Akan Kamu

Jam 7.30 malam, setelah take vokal, di ruang keluarga.

"Kakak Haruka, apa kak Hiyori juga berbakat seperti kakak?" tanya Rin chan di pangkuan ku sambil melihat ke muka ku

"Berbakat dalam bidang apa?" tanya ku

"Ya seperti menyanyi seperti kakak"

"Dia bisa menyanyi tapi normalnya orang, kak Hiyori itu lebih fokus pada penampilan, maka ia jadi model, kamu pasti lihat bukan ibu kakak yang cantik jelita"

"Um um, ibu Kiyoko" ucap Rin chan

"Nah Hiyori itu ingin seperti ibu"

"Seperti Ibu Kiyoko ya, tapi kata ibu, ia itu wanita yang sangat hebat"

"Memang benar ibu ku sangat hebat, kakak saja kalah dalam semua aspek darinya, semuanya ada seperti all in one, tapi jika kamu ingat, ibu kakak itu tidak bisa masak, sebab ia mengandalkan logikanya daripada perasaan" ucap ku

"Huss Haruka kun, jangan berkata seperti itu pada ibumu sendiri" ucap Ibunya Saki yang mendengar

"Nah lo kena marah" ucap Saki

.

Kami terus mengobrol untuk menghabiskan waktu malam itu.

Bercanda dan tertawa adalah sesuatu yang akan selalu terjadi dalam obrolan malam kami.

Jam 9 malam, Rin chan sudah mengantuk, jadinya ibu mengajaknya tidur dan tinggallah kami berdua di ruang keluarga.

Saki merangkak ke arah ku lalu duduk di pangkuan ku, aku yang tau sifat istriku yang selalu ingin di manja membiarkannya begitu saja.

"Haruka kun, besok keluarga mu datang?" tanya Saki

"Sepertinya tidak, sebab mereka tidak memberikan info padaku" balas ku

"Nah karena tidak datang, ayo pergi jalan jalan paginya sebelum kamu latihan di sorenya" ajak Saki

"Jalan jalan ke mana?" tanya ku

"Ke mana saja yang penting bisa jalan berdua dengan mu" ucap Saki

"Ibu dan Rin chan tidak di ajak?" tanya ku

"Tidak usah, biarkan mereka liburan sendiri, kita nikmati waktu kita bersama"

"Baiklah, jika begitu kita pergi ke lomba piano mau? Katanya ada lomba piano smp di Sendai besok jam 9 pagi" tanya ku

"Jangan, aku suka piano tapi aku tidak suka suasananya, aku ingin yang bisa berdua dengan mu dan bisa lepas bicara"

.

"Emm ajak ke hotel saja Haruka kun" saran peri baik

"Hey tolol itu bukan perbuatan baik, kamu penjahat kelamin memangnya huh!" sorak peri jahat

"Mereka sudah menikah, jadi sex itu bukan termasuk perbuatan jahat" ucap peri baik

Peri jahat langsung kalah debat.

.

Tentu saja aku tidak akan memilih saran itu, liburan kok tujuan utamanya sex.

"Bagaimana jika ke taman bunga Miyagi, di dekat SMA Maru" saran ku

"Naik apa?" tanya Saki

"Naik mobil saja, di sana tidak ada akses kereta terdekat"

"Oke aku terima saran mu, jika ke taman bunga ajak sekalian ibu dan Rin chan" ucap Saki

"Kamu yakin, katamu tadi berdua saja"

"Aku berubah pikiran, pokoknya ajak mereka juga"

(Saki berniat mengajak ibunya, sebab ia ingin mengulang hal sama ketika ia dan ibunya liburan di tempat yang sama sewaktu sd, lalu untuk Rin chan, ia ingin membuat kenangan yang indah untuk adik angkatnya itu)

.

Di kamar kami.

Saki sudah tertidur sambil memeluk badan ku.

"Saki Saki, aku tidak menyangka kamu di dunia ku sebagai bitch kotor dan bodoh bisa jadi istriku di dunia ini, kamu cantik dan baik lagi, cuma terkadang cerewet dan nyleneh, tapi itu juga nilai plus mu" pikir ku lalu mengecup lembut dahinya

.

Note : yang buruk bagi mereka belum tentu buruk untuk kamu, yang baik untuk mereka belum tentu baik untuk kamu, setiap manusia di ciptakan berbeda beda, jangan mengharuskan orang yang lain sesuai dengan dirimu, remember "You have the true power in your life"

"Haruka kun jangan cium cium, ntar bau aku" ucap Saki ternyata ia masih belum sepenuhnya tidur

"Oh kamu menolak aku mencium kamu ya" balas ku

"Bukan begitu.."

"Ya sudah baiklah aku tidak akan mencium kamu lagi" ucap ku sok

"Eh aku hanya bercanda" balas Saki

"Humm" aku pura pura ngembek

Saki langsung duduk dan melumat bibir ku, sepertinya ia sangat gemas dengan acting ku.

.

Sabtu 25 Juli, pukul 5 pagi.

Aku terbangun karena tangannya Saki mencengkram Junior ku dengan keras, tentunya membuat ku kesakitan.

Segera ku singkirkan tangannya itu.

Saat ku lihat mukanya, Saki senyum senyum sendiri.

"Kamu itu sebenarnya mimpi apa sih sayang" pikir ku

Aku tidak kembali tidur, melainkan bangun untuk olahraga pagi sekalian saja.

Ku ganti baju dengan baju olahraga, lalu keluar rumah.

Pemanasan sebentar lalu mulai lari ke dalam kompleks.

Menyapa beberapa tetangga, sesekali bertemu dengan kenalan ku, seperti Nanao senpai, Tanaka, dan Yui.

.

Aku duduk di kursi dekat mesin minuman.

"Haruka senpai!" teriak Nishikata lalu menghampiri ku

Saat Nishikata datang.

"Jangan panggil aku senpai, kita tidak pernah se sekolah asal kamu tau" balas ku

"Eh salah ya" Nishinoya kaget

"Hahaha, tenang saja aku hanya bercanda, panggil aku seenak mu, asal jangan panggil aku dengan kata kata jelek"

"Baik, kakak bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Nishikata

"Tanya apa?" tanya ku sambil minum kopi hangat

"Begini, bagaimana cara menaklukkan wanita, teman ku ada yang ingin pacaran dengan wanita yang di incarnya" tanyanya ragu dengan muka memerah

"Tergantung siapa dulu yang mau di taklukan" balas ku memancingnya

"Ya dia itu wanita yang jahil namun baik sebenarnya"

"Hmm kurang spesifik, bisa kamu beritahu aku siapa namanya?" tanya ku lagi

"Tidak bisa, itu rahasia"

"Ya sudah jawabannya juga rahasia" balas ku

"Ehhhh, kenapa seperti itu"

"Ya karena namanya rahasia maka cara menaklukkannya dengan rahasia juga" ucap ku sambil tertawa

"Namanya Takagi" ucap Nishikata pelan

"Kamu mau cara keras atau lembut?" tanya ku lagi sambil melihat matanya

"Ya lembut saja"

"Ya cium dia di bibir, itu cara terlembut" ucap ku

"Kakak sesat!"

"Hahaha, ya hanya saran kan"

"Ayolah kak, berikanlah aku kuncinya agar aku bisa menaklukkan dia" mohon Nishikata

"Kamu ini masih smp sudah mau pacaran saja" ucap ku

"Lah kakak yang baru kelas satu SMA saja menikah loh" balas Nishikata

"Itu beda cerita, jangan jadikan aku acuan, namun jika kamu mau menarik hati Takagi sekarang, katakan saja lewat surat dulu, baru saat SMA tembak dia, ingatlah masa SMP masih untuk bermain, jadi jangan terburu buru memikirkan cinta" ucap ku

Nishikata mencatat kata kataku.

"Kamu dapat kertas dari mana?" tanya ku karena saat dia datang tadi sepertinya hanya bawa badan

"Ku simpan tadi pokoknya, tapi terimakasih atas sarannya kak"

"Um" balas ku

.

Jam 6 pagi aku kembali ke rumah.

"Kakak habis lari lari?" tanya Rin chan yang sedang menyirami tanaman di depan

"Iya, kamu rajin sekali Rin chan, sebenarnya menyirami bisa dari ponsel loh" ucap ku

"Rin chan tau, tapi ibu kata airnya tidak bisa menyentuh daun yang tinggi, kata ibu lagi tanaman itu seperti manusia, yang setiap bagiannya juga perlu air agar segar seperti orang mandi, jadi Rin chan pilih menyiraminya saja" ucap Rin sambil tetap menyiraminya

"Rin chan pintar" ucap ku lalu menyodorkan genggaman ku

"Mau apa kak?" tanya Rin chan bingung

"Tos saja" balas ku

Ia mentoskan dengan genggaman juga.

Aku membuka genggaman ku, di situ ada permen coklat.

"Untuk ku?" tanya Rin chan

"Iya, ambil saja" balas ku

Rin chan mengambil lalu mengucap terima kasih.

.

Di dalam, Saki dan ibu sedang menyiapkan sarapan di meja.

Sarapan jam 6.30

Note : Sebelumnya Haruka sudah meninggalkan pesan pada Saki jika ia ingin olahraga, jadi Saki tidak khawatir mencari.

Jam 7 selesai makan kita langsung pergi ke lokasi liburan menggunakan mobilnya ibu, maklum biar ngirit bensin.

.

Jam 8 tepat, kami tiba di sana.

Baru sampai di parkiran saja sudah di sambut taman bunga kecil di lereng miring atau bukit kecil di depan parkiran.

"Wahhhh ini indah" ucap ibu

"Benar ibu, kurasa 5 tahun lalu tidak seperti ini" ucap Saki

"Ayo berfoto dulu sebentar, setelah itu baru kita boleh main main" saran ku

"Baiklah" ucap mereka bertiga

Kami foto keluarga bersama dengan background taman bunganya.

Setelah foto barulah boleh main sepuasnya, aturan di sini cukup ketat, dilarang memetik ataupun merusak bunga, namun jika foto di sekitarnya saja boleh.

Namun jika ingin bunganya, ada toko yang menjualnya juga di pinggir taman.

Ibu dan Rin chan pergi berdua menikmati pemandangan, sementara aku dan Saki juga pergi berdua.

"Haruka kun kenapa kamu ganteng sekali sih, lihat ibu ibu itu yang pandangannya selalu padamu" ucap Saki saat kami berjalan berdua

"Eh, ya mau gimana lagi, sudah dari lahir aku gentengnya" balas ku

"Kamu agak gendutan saja biar ganteng mu agak di nerf" kata Saki

"Ya jangan bikin kurusnya susah loh, perlu perjuangan seminggu penuh"

"Ya daripada seperti tebar pesona seperti itu"

Ku tepuk pelan kepalanya.

"Seharusnya kamu malah bisa menyombongkannya sayang, bukan malah membuatnya buruk sayangku"

"Dasar narsis"

.

Kami di sana hanya 2 jam, sebab di sana hanya ada taman bunga, untuk tempat makan sejenis restoran tidak ada yang dekat.

Namun untungnya dengan dua jam, rasa ingin liburannya Saki sudah terpenuhi, banyak foto yang sudah di abadikan juga.

Di mobil saat perjalanan pulang.

"Saki chan mau makan di mana?" tanya ku

"Ibu ada saran?" tanya Saki dulu

"Ibu terserah kalian saja" balas ibu di kursi belakang

"Jika begiti bagaimana ke restoran tradisional Jepang" saran Saki sambil menunjukan nama restorannya di ponsel padaku

Ku lihat sekilas, karena sedang menyetir

"Baiklah itu saja" ucap ku

"Oke, lurus terus" ucap Saki lalu mengarahkan mapsnya

.

Jam 10.40 sampai di restoran.

"Ayo turun" ucap ku setelah mematikan mesin mobil

"Oi" teriak Rin chan

.

"Ruangan untuk 4 orang" ucap ku

"Baik, mari ikuti saya" balas pelayanannya

Kami masuk ke ruangan yang di arahkan pelayan tadi.

.

"Haruka kun mau apa?" tanya Saki

"Pesankan saja sesuka mu, yang penting ada nasinya" balas ku

"Oke" kata Saki

.

Pesanan datang, tapi kok ya tetap ada sushi bingung ku.

"Haruka tidak makan sushinya?" tanya ibu

"Tidak bu, aku tidak suka makanan mentah" balas ku

"Dia bisa muntah bu kalau makan sushi mentah, tapi kalau sushi nori Haruka mau" ucap Saki

"Oh, ya pesan saja sushi nori" saran ibu

"Tidak usah bu, ini sudah cukup banyak" ucap ku karena makanan di meja sudah penuh sebenarnya

"Kakak aneh" ucap Rin chan

"Hahaha lihat kamu sampai di hina Rin chan loh" ucap Saki dengan tertawa

.

Ibu memarahi mereka berdua.

.

Jam 12 siang di rumah.

"Saki aku mau tidur sebentar, nanti tolong bangunkan aku jam 3 nanti" ucap ku padanya ketika masuk rumah

"Oke, nanti akan ku bangunkan" balas Saki

Aku masuk kamar, berganti pakaian tidur lalu menjatuhkan badan di ranjang, punggung ku sakit karena harus berkendara jauh.

Ku putar mp3 musik piano agar lebih mudah tidur, baru 5 menit aku sudah terlelap.

.

.

"Haruka kun bangun, sudah jam 3" ucap Saki membangunkanku

Ku buka mata ku.

"Mau bangun tidak?" tanya Saki

"Iya iya aku bangun ini" balas ku

"Segera mandi lalu berangkat sana" ucap Saki sambil menyiapkan pakaian ku

"Baik baik" balas ku lalu pergi ke kamar mandi

Jam 3.20 aku berangkat ke lokasi latihan voli dengan motor ku.

Di perjalanan.

"Hatiku senang, matahari bersinar, ku gendong tas sekolah ku di pundak, selamat siang... 🎶" nyanyian ku karena gabut selama perjalanan namun terhenti sebab ada pemandangan yang sangat wow

Blarr

Aku menabrak sesorang.

Wanita di sampingnya kaget karena motor hampir mengenai dirinya.

Aku masih diam di tempat.

.

Orang segera mengerumuni korban.

"Segera panggil polisi" teriak ku

"Hey tuan, kamu yang menabrak kenapa kamu yang menyuruh kami menelepon polisi, seharusnya kami meringkus kamu dulu" ucap wanita di sampingnya tadi

"Dia itu penjahat penikaman di sekitar sini, orang itu mau menikam nona ini tadi, jadi segera telepon polisi" balas ku agar yang lain paham keadaan aslinya

"Kamu jangan menyembunyikan kesalahan mu dengan mengatasnamakan penjahat penikaman ya, kamu yang salah di sini" ucap nya padaku lagi

"Sini sebentar" ucap ku padanya

Dia kemari di temani pejalan kaki yang lain.

Ku tunjukkan rekaman cctv yang ku pasang di dekat stang motor ku.

"Astaga kamu tidak berbohong" ucap wanita tadi

"Tentu saja tidak, ia ingin menikam mu nona, makanya aku menabraknya" balas ku

"Segera ringkus dia!" teriak nona itu pada pejalan kaki yang lain

.

Polisi datang dan menahan penikam yang ku tabrak tadi.

.

Kerumunan segera bubar setelah polisi pergi.

"Kamu mau kemana nona, biar ku antar jika dekat" ucap ku padanya

"Tidak perlu, sebelumnya nama ku Sakura Yamauchi, aku masih SMA kelas 2, jadi tolong jangan panggil aku nona, sepertinya kamu lebih tua dariku" ucapnya padaku

"Eh aku merasa terhina, sebenarnya aku baru kelas satu SMA aku tinggi sebab ya gen ku"

"Kamu dari SMA Karasuno?" tanyanya karena melihat ku mengenakan jersey voli Karasuno

"Oh, benar aku dari SMA Karasuno, nama ku Haruka Shinomiya"

"Kebetulan juga aku sekolah di sana, aku juga mengenal mu, kamu kan perwakilan atlet yang melakukan pidato itu bukan?" tanyanya

"Kamu benar, tapi sudah dulu ya ngobrolnya, aku ada latihan voli ini, lain kali lebih waspada ya senpai" ucap ku sambil memberikan senyum manis ku

"Tentu" balasnya

"Oh dan terima kasih ya atas bantuannya, lain kali mari ku traktir makan kamu" balasnya

"Boleh saja, namun aku tidak menerima makan hanya berdua loh ya, bye" balas ku lalu putar gas

"Tidak menerima makan hanya berdua? Kamu sudah ada pacar?" teriaknya

"Aku sudah ada istri" balas ku

"Ehhhh!" teriaknya namun sudah tidak ku pedulikan sebab aku sudah terlambat 1 jam ini.

Aku sampai di lokasi pukul 4.30.

"Haruka! Kamu ini serius atau tidak!" teriak Ukai sensei

"Ya aku serius, tapi ada masalah tadi sensei" ucap ku

"Oh lalu apa itu"

"Aku menabrak sesorang" ucap ku langsung

"Kamu serius!" teriak mereka yang mendengar

"Serius, tapi yang di tahan polisi malah korban" balasku yang malah membuat bingung yang mendengar

"Kamu menabrak korban yang tabrak lari?" tanya Yachi

"Bukan"

"Kamu menabrak orang yang ingin bunuh diri?" tanya Kiyoko

"Bukan juga"

"Cepatlah jelaskan dan segera berlatih" ucap Ukai sensei

"Baik baik, yang ku tabrak adalah penjahat pebikaman yang sedang berkeliaran, sebelum ia menikam sesorang ku tabrak dia dulu dengan motor ku hingga sekarat" ucap ku

"Wow kamu menangkapnya? Warga di sini sana sudah ada satu, syukurlah jika sudah tertangkap, aku sangat khawatir dengan itu, kamu jangan marahi Haruka, ia lebih berjasa daripada yang latihan di sini" ucap kakeknya Ukai sensei

"Yes" teriak ku dalam hati

"Ehh baik kek" balas Ukai sensei

.

Saat latihan.

Karena aku sudah terlambat 1 jam, 2 set sudah terlewat.

Aku di masukkan ke dalam tim inti, menjadi ws, serta langsung servis.

"Kalian bersiap ya" teriak ku

"Segera pukul!" teriak Raiki (Lawan ku)

.

Boom!

Bola ku pukul namun masih belum keras.

Bammm!

Suara nyaring keluar dari bola yang berhasil di tahan Raiki.

"Suga san!" teriak Raiki

"Oke" balas Suga sudah siap di posisi jatuhnya bola

Bamm! (Quick spike dari Ennoshita)

Blar!!

Bola mampu di tahan dengan baik oleh Asahi dan Kazuhito, block tinggi dan susah di tembus alas pemain SMA Date ko.

Bola memantul ke dalam area lawan, poin pertama untuk kami.

"Yosh!" teriak Asahi dan Kazuhito

"Nice block!" ucap Daichi

.

"Jangan menyerah, kita sudah pernah menang jadi mari rasakan kembali rasa itu" ucap Kinnoshita menepuk pundak Ennoshita karena ia kelihatan agak murung

"Ayo senpai fight, kalahkan tim inti!" teriak Yamaguchi

.

Permainan berlanjut sengit namun masih dengan canda tawa, sebab yang di lawan adalah teman sendiri.

.

9 - 12 (Tim inti tertinggal)

"Harusnya kamu pukul bolanya aho! Bukan malah di lewatkan!" teriak Kageyama memarahi Hinata yang lupa memukul bola padahal sudah di beri toss baik

"Maafkan aku maafkan aku!" teriak Hinata sambil membungkuk bungkuk

.

16 - 15 (Tim inti menyusul)

"Haruka masih seorang monster bangke!, sensei aku keluar mau mengkompres tangan ku sejenak!" teriak Raiki

"Oke, Tsukishima masuk gantikan dia" ucap Ukai sensei

"Kamu tidak bercanda kan sensei?" tanya Tsukishima

"Tidak, sana cepat gantikan"

.

Tsukishima masuk ke lapangan.

"Tamat riwayat mu Tsukishima kun" ucap Nishinoya dan Tanaka dengan tampang horor

"Haruka, gunakan servis keras terus, break your limit!" teriak Kakek Ukai

"Oke" balas ku

Tsukishima langsung berdoa pada tuhan agar diberi keselamatan.

.

Blarrr!!

Suara bola yang terkena bloker

Boom!

Pukulan dari Asahi yang semakin keras.

.

"Yoshaaa!" teriak Kageyama yang berhasil melakukan fake

Set ke 3 berakhir dengan skor 25 - 19, kemenangan untuk tim inti lagi.

.

Set ke 4 di mulai, tim inti mulai pasif karena menyesuaikan dengan arahan sensei.

Sementara itu tim cadangan malah hiper aktif, sebab sensei meminta mereka banyak melakukan fake spike, hingga kami si pemain inti tertipu.

"Tanaka kamu masuk gantikan Asahi" ucap sensei

"Ehhh sensei yakin?" teriak Tanaka, karena baru kali ini Asahi yang di tarik keluar

"Tidak apa, kita coba strategi tanpa ace seperti Nekoma, setelah servis Haruka mendapat poin kamu masuk"

"Baik sensei" balas Tanaka

.

.

"Yoshaaa!" teriak ku karena Raiki tidak bisa menahan servis dari ku

"Asahi keluar di ganti Tanaka" ucap Takeda sensei

Asahi keluar, Tanaka masuk, karena kami sudah terbiasa dengan watak Ukai sensei, kami diam dan mengikuti jalan cerita yang ia buat saja.

Note : Tanaka di suruh sensei melakukan antara quick atau spike first tempo, sementara aku di ubah jadi ace

.

Selama permainan, Tanaka bermain sangat epik, ia tidak membuat kesalahan dan selalu fokus, sangat berbeda saat di bangku cadangan tadi.

"Para senpai dan teman teman sudah banyak berkembang" pikir Hinata saat melihat kami (Hinata di tarik keluar sebab kelelahan)

"Hinata, perjuangan mu yang paling berat di sini, kamu kalah dalam hal postur dan spike, jika kamu tidak ingin kehilangan posisi pemain intimu maka berkembanglah dengan usaha dua kali lebih besar daripada yang lain" ucap kakek Ukai

"Hm, aku akan berusaha!" balas Hinata dengan semangat

"Bagus, semangat itu penting tapi usaha yang lebih penting, apa kamu tau juga bahwa ada pemain kita yang kelasnya sebenarnya bukan di SMA, melainkan di liga divisi utama?" tanya kakek Ukai

"Haruka?" tanya Hinata balik

"Bukan, tapi kalian semua yang aku maksud, kalian bukan hanya sekedar bocah SMA sekarang, tingkat kalian sudah di akui oleh nasional bahkan beberapa pemain seperti Haruka mungkin di akui oleh internasional sebab spike dan servisnya yang keras, teruslah berjuang ya" ucap kakek Ukai sambil menepuk kepala Hinata yang rambutnya gondorong itu

.

Set ke 4, 25 - 18 (kemenangan untuk tim inti)

Set ke 5, 25 - 23 (Tim inti lagi)

.

Setelah pertandingan aku di ajak berbicara berdua oleh Daichi, Asahi, dan Suga, di dalam rumahnya kakek Ukai.

"Ada apa ini senpai?" tanya ku

"Kami ingin bilang sesuatu Haruka, mulai januari nanti atau selepas inter high kami kelas 3 akan purna jabatan, tepatnya sebelum inter high, rata rata klub akan menyerahkan jabatan pada anak kelas dua, namun kami sudah sependapat, ketua akan kami serahkan padamu dan wakil pada kelas 2, jadi iamu jangan menolaknya ok?" ucap Daichi

"Daichi bukan seperti itu, kita malah kelihatan memaksa jika seperti itu" ucap Suga

"Benar lah, tapi asal Haruka mau tidak masalah juga sih" ucap Asahi

"Jadi kamu tentunya mau bukan Haruka?" tanya mereka bertiga

"Aku menolak dengan sangat, bukannya aku tidak mau, tapi ketahui lah, aku ini orangnya sibuk, aku tidak bisa jadinya, jika kalian mau ambil ketua ambil saja antara Ennoshita atau Raiki, atau mungkin Tanaka" ucap ku

"Kita lupakan Tanaka, tapi ini mungkin kesempatan yang tidak datang dua kali loh" ucap Asahi

"Aku tidak masalah tidak menjadi kapten tim, yang terpenting aku bisa beramain voli itu cukup"

"Hmmm jika seperti itu baiklah aku hargai keputusan mu" ucap Daichi mengakhiri obrolan penting tapi singkat itu

.

Setelah latihan kami pulang kembali ke rumah masing masing.

.

Jam 6.30 malam aku baru sampai di rumah.

"Haruka kun!" teriak Saki saat aku masuk kamar tiba tiba

"Kenapa" balas ku saat melihat Saki yang masih mengenakan handuk

"Kamu tidak punya etika ya, masuk masuk ke kamar wanita tanpa mengetuk" ucap Saki pura pura memarahi ku

"Ini kan kamar ku" balas ku

"No no no, ini kamar seorang perempuan, jadi etika harus ada, ulangi" ucap Saki

"Hmmm"

"Ulangi" balas Saki dengan mendorong ku keluar kamar

.

Tok tok

"Siapa ya?" tanya Saki

"Haruka" balas ku

"Masuk, tapi tolong tutup matamu dulu"

Aku membuka pintu sambil menutup mata, lalu ku tutup lagi setelah masuk.

"Boleh ku buka sekarang?" tanya ku

Saki menyuruh sebentar lagi.

5 menit berselang.

"Sudah?" tanya ku

"Bukanlah" balas Saki

Ku buka mataku, ku lihat Saki sedang mengenakan lingerie hitam yang menampakan tubuhnya, aku langsung menelan ludah ku di mulut.

"Bagimana, apa ini cocok?" tanya Saki sambil berpose hot di atas ranjang

Aku mengelus jidat sambil menutup mata, sungguh bingung dengan kelakuan istriku ini.

"Kenapa tutup mata coba? Apa aku tidak cocok dengan pakaian ini?" tanya Saki sambil melihat ke bawah seperti orang yang melihat penampilannya sendiri

"Itu bagus, namun kenapa juga sekarang kamu tunjukkannya?" tanya ku lalu melepas baju ku lalu mendekatinya

"Hey hey aku hanya ingin memperlihatkannya saja bukan untuk menggoda kamu" ucap Saki sambil mundur ke pojok ranjang

"Loh memangnya siapa yang tergoda, aku melepas baju karena aku ingin mandi, yehhh kamu nethink ya" ucap ku

"Eh tidak, bukan, beneran tidak" ucap Saki mencoba menahan rasa malu

"Hahaha, nanti malam kamu akan ku makan pokoknya, jadi siap siap ya Saki chan" ucap ku lalu pergi ke kamar mandi

Saki langsung memerah pada mukanya.

.

Jam 7 malam.

Kami berempat makan malam bersama, Saki masih mengenakan lingerie namun di lapis dengan baju tidur, sehingga tidak terlalu terlihat.

"Saki chan apa kamu sakit?" tanya ibu karena melihat muka anaknya yang merah

"Tidak bu, aku baik, kurasa aku hanya merasa gerah di sini" ucap Saki

"Mm apa iya, tapi mungkin normal sih kan sebentar lagi puncak musim panas, jika kepanasan keluar saja jangan mendinginkan ac, itu sangat di larang" ucap ibu

"Baik bu" balas Saki

"Fufu" aku menahan tawa

Nyessa

Saki menginjak kaki ku dengan sengaja.

"Saki chan, bisa minggir sebentar, aku mau pergi ke kamar mandi" ucap ku padanya

"Maaf aku sedang sibuk"

"Ibu.." ucap ku, si Saki langsung mengangkat kakinya

"Ya ada apa Haruka kun?" ucap ibu menghentikan makannya

"Ini, ibu kita akan berangkat ke Tokyo tanggal 14 pagi, kata ibuku lebih baik berangkat duluan karena kita pihak penjamu, apa ibu bisa meluangkan waktunya?" tanya ku

"Tentu saja bisa, tiga hari sebelum resepsi kalian ibu sudah luang, jadi tenang saja"

"Rin chan juga" ucap Rin chan

"Baguslah, kita ke sana akan naik jet pribadi ayah ku" ucap ku

"Jet?" ucap Rin chan bertanya

"Pesawat cepat" ucap ibu

"Kita naik pesawat ke sananya?" tanya Rin chan lagi

"Iya Rin chan" balas ku

"Wahhh keren, Rin chan belum pernah naik pesawat, tapi ke mana kita pergi?" tanya Rin chan

"Rin chan lupa yang kakak katakan kemarin?" tanya Saki

"Yang pergi ke tempat impian itu?" tanyanya

Aku melihat Saki.

"Tenang Haruka, aku juga mengatakan sebenarnya tempatnya ada di Tokyo, kan Rin chan" ucap Saki mengkode Rin chan mengatakan iya

"Tidak, kakak hanya bilang tempat yang indah, impian, dan ada makanan enak" ucap Rin chan sambil menghitung di jari

"Hmm lain kali jangan mengajarkan Rin chan untuk berbohong Saki, tidak baik" saran ibu

Saki mengaku salah dan minta maaf te'heee.

Next pengumuman nilai.